Not Perfect Husband || END

By Sugarclouds03

7.6M 583K 34.9K

Seorang gadis SMA yang dijual oleh kedua orang tuanya kepada pengusaha besar yang berusia sekitar tujuh tahun... More

🍁ρrοιοg🍁
🍁αωαl ρernikαhaη🍁
🍁ωαnιtα mαlαm🍁
🍁Cembυrυ🍁
🍁Kemαrαhαη Skαlα🍁
🍁ρertαnyααη κοnyοl🍁
🍁cantik🍁
🍁Gαgαι🍁
🍁Menyeβαικαη🍁
🍁Meresαhκαη!🍁
🍁ρestα🍁
🍁Kesempatan🍁
🍁Kelakuan🍁
🍁Penghianatan🍁
🍁HHMM🍁
🍁Arthur🍁
🍁Tahan🍁
🍁Malam🍁
🍁Club🍁
🍁Maaf🍁
🍁Kelulusan🍁
🍁Resepsi🍁
🍯Honeymoon🍯
🍁Skalaaaaa🍁
🥴MÖdüS🥴
🍁Rekan Bisnis🍁
🍁Pergi🍁
🍁 Keseriusan Arthur🍁
🍁Sisilain Skala🍁
🍁Kenyataan🍁
🍁Sayang🍁
🍁Surat🍁
🍁Keturunan🍁
END
Extra Part I
Extra Part II
Extra Part III
SEQUEL NPH

🍁Mαnsiοη🍁

195K 16.1K 1.5K
By Sugarclouds03

Suara bising dari luar kelas menyita perhatian Sayna yang tengah menulis. Gadis itu melirik sekilas, menemukan Intan yang berjalan ke arahnya.

"Na, ikut camping gk?"

Sayna mengerutkan keningnya, jadi di luar pada ribut hanya karna membahas itu. "Kapan?"

Intan beralih duduk di hadapan Sayna "Minggu depan katanya. Ayo lah ikut, kapan lagi coba kita kaya gini. Mana bentar lagi mau ujian"

Sayna berpikir sejenak. Ia tidak yakin Skala akan mengijinkan nya ikut acara seperti ini, mengingat sifat cowok itu yang sekarang sangat manja.

Tadi saja Skala merengek agar dirinya tidak sekolah dengan alasan dirinya sedang sakit. Padahal jelas-jelas Sayna tau jika pria itu sedang berbohong. Mana ada orang sakit berjoget-joget kesenangan sambil mendengarkan musik dan meminum sekaleng soda. Huhf, Pria itu memang ada-ada saja kelakuannya.

"Gua usahain deh Tan"

Intan mendengus malah "Iya deh,,, tapi kalo sampe suami lo gk ngizinin, kasih tau gua. Gua labrak tuh aki-aki"

Sayna terkekeh geli mendengar Skala yang di sebut aki-aki, bisa marah pria itu jika mendengarnya. "Ada-ada aja lo Tan"

"Gua serius na"

Menggelengkan kepala mendengar peruntukan Intan, Sayna beralih mengambil ponselnya yang bergetar.

My Husband ♡♡

Sayanggg

Sayna kuuu😗

Pulang akan ku jemput

Tidak ada naik ojek-ojek kan lagi

Aku tidak suka dengan ojek yang mengantar mu kemarin🥺

Sayna terkekeh geli membaca pesan masuk dari Skala. Dan tunggu, sejak kapan ia menamai kontak pria itu my husband? Menggelengkan kepala, Sayna yakin pria itu lah yang menamai kontaknya sendiri.

Siap Tuan Mahendra🤍

Apa kau sedang meledekku Nyonya Mahendra?
Awas kau sampai apart😏

Uh,,, takutttt

Mulai berani hmm?
Tak akan ku beri ampun lagi
Lihat saja nanti😏

Jangan kaaaa Sayna becanda😿

Ka?

Kaa ih??

Tuan Mahendra
tolong maafkan istrimu ini

Sementara di ruangnya, Skala senyum-senyum sendiri membaca pesan dari Sayna, tanpa memperdulikan kedua pria yang ada di sana. Rasanya ia ingin cepat-cepat bertemu gadis itu, mengurungnya di apart agar hanya dia saja yang bisa melihat gadis mungil itu.

"Kau kenapa?" Tanya Sky heran menatap Skala yang senyum-senyum sendiri.

"Sedang chating dengan wanita jalang mu?" Tebak Ander dengan wajah tengilnya.

Sky dan Ander adalah teman Skala sewaktu kuliah. Mereka akhirnya sama-sama meneruskan bisnis keluarganya yang berakhir bekerjasama satu sama lain agar saling menguntungkan. Dan saat ini mereka sedang ada diruang Skala untuk sekedar berkumpul.

Sky adalah sosok pria bijaksana, tegas dan sudah mempunyai istri. Ia bukan sosok pria pemain wanita, sangat sayang pada istrinya. Sedangkan Ander, ia pria bebas seperti Skala dulu. Bermain dengan wanita berbeda-beda setiap malam bukan masalah lagi baginya. Bahkan Ander juga yang suka menawarkan  beberapa perempuan jalang untuk Skala.

Skala menatap sinis ke arah Ander, enak saja istrinya di sebut jalang. "Aku sudah menikah" ucapnya yang membuat kedua pria itu terkejut bukan main.

"Kau tidak mengundang ku? Sialan kau" itu respon dari Sky. Sedangkan Ander ia masih menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang pria bebas seperti dirinya terikat dalam sebuah pernikahan. Oh ayolah bermain dengan banyak wanita itu sangat menyenangkan.

"Bagaimana bisa bro? Apa kau tidak memakai pengaman sampai membuatnya hamil?"

"Jaga ucapan mu Ander. Aku bahkan belum menyentuhnya sama sekali" gerutunya. Ia jadi kesal teringat fakta bahwa ia harus menahan nafsunya jika bersama Sayna, mengingat gadis itu yang masih sekolah.

"What?! Oh ayolah,, kemana kemampuan mu yang bisa memuaskan para perempuan. Apa junior mu itu sudah tidak berfungsi" ucap Ander dengan tatapan mengejek.

"Kau itu Ander masih saja bermain dengan wanita malam. Umur mu sudah terlalu matang untuk menikah" Sky geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya ini.

"Ck, kau seperti ibu ku Sky" decak Ander menyenderkan punggunya di sofa.

"Nanti malam datang ke rumah ku, aku akan mengadakan pesta karna istriku hamil" ujar Sky kepada kedua temannya.

"Benarkah istri mu hamil? Wah selamat calon Daddy" Sky tersenyum senang kala mengingat wajah istrinya, ia akan cepat-cepat pulang sekarang.

"Baik lah, aku akan pulang terlebih dahulu. Dan kau Skala, bawa istrimu itu. Aku ingin melihat wanita mana yang sudah merubah teman ku ini menjadi pria dewasa" sebenarnya itu sindiran kepada Ander.

Ander mendelik malas

•••••

Skala berdiri di samping mobilnya, menunggu kepulangan Sayna di luar gerbang sekolah gadis itu.

"Roy,,, kenapa lama sekali. Apa guru itu sengaja membuat istriku pulang lama" dengus Skala kepada Roy yang ada di sampingnya.

"Sabarlah tuan, nyonya biasanya pulang jam tiga sore"

Skala mendelik tajam asistennya itu. "Kenapa kau bisa tau Roy. Apa kau mengirim pesan padanya" tanya Skala emosi.

"Tuan, memang jam segini biasanya murid SMA pulang" maklum lah, sejak kecil skala tidak sekolah di luar seperti kebanyakan anak lainnya. Ia mengikuti homeschooling sampai SMA.

Skala mendelik sinis sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Awas saja sampai kau mengirim pesan pada istri ku. Aku bahkan lebih tampan dari mu! Kau tau itu!"

Yaampunn apakah tuan sedang cemburu kepada ku. Roy membatin

"Iya, kau sangat tampan tuan"

Skala langsung menatap asistennya itu tajam. "Jika kau sampai tertarik kepada ku, aku akan langsung memecat mu hari ini juga Roy" Membayangkan nya saja Skala langsung bergidik ngeri.

Astagaaa apa yang sebenarnya ada di otaknya itu tuhan, Roy frustasi sendiri

Oke lebih baik dia diam sekarang dengan ekspresi datar andalannya.

"Kenapa kau malー"

"Tuan, lihat itu Nyonya" Roy segera memotong ucapan Skala saat melihat seorang gadis tengah berlari kearah mereka. Membuat Skala langsung mengalihkan pandangannya dan tersenyum lebar.

Untung lah kau cepat datang Nyonya

Roy bernafas lega melihat kedatangan Sayna. Dengan begitu Skala tidak akan bertanya yang aneh-aneh lagi kepadanya. Asal kalian tau, Skala jika bertanya menyangkut tentang Sayna akan seperti anak kecil yang keinginan tahunya sangat besar. Tak akan berhenti bertanya jika semua pertanyaannya belum di jawab.

"Sayanggggg" skala langsung merentangkan tangannya dengan senyum yang sedari tadi mengembang.

"Sssttt ka malu banyak orang"

Wajah Skala langsung berubah cemberut "Memangnya kenapa"

"Udah ayo masuk dulu" Sayna langsung menarik lengan Skala untuk masuk kedalam mobil. Sedangkan Roy yang melihat kejadian itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia tau sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang meresahkan, mengingat wajah tuannya yang langsung berubah.

Kau sedang mendapatkan masalah besar Nyonya, bantinya

Sepuluh menit berlalu, tak ada yang membuka suara di dalam mobil hitam itu. Skala yang masih cemberut dan Sayna yang bingung harus apa. Gadis itu melirik Roy yang duduk di depan dengan pantulan kaca seolah meminta bantuan, namun wajah Roy seolah mengisyaratkan bahwa ia angkat tanganーtidak ikut campur.

Lagi-lagi Sayna membuang nafas pelan, melirik wajah suaminya yang terlihat dingin. Mencoba menggenggam tangan Skala, namun pria itu dengan cepat menepisnya.

"Kaaa" panggil Sayna yang tak ada jawaban.

"kaka marah sama Sayna?" Tanyanya. Ia mendongak, menatap pria itu yang lebih tinggi darinya. Namun Skala langsung membuang muka, tidak mau menatap gadis itu.

Hingga mobil berhenti di tempat yang asing bagi Sayna. Belum sempat menanyakan kepada Skala, pria itu malah lebih dulu keluar dari mobil dan berjalan begitu saja meninggalkan nya.

Hanya karna Sayna tak membalas pelukannya di depan sekolah, pria itu jadi mendiaminya sekarang. Astaga ia harus apa, mau meninta maaf saja Skala tak menghiraukan nya.

Untung sayang

"Pak Roy, ini di mana?" Dan berakhirlah dia bertanya kepada Roy yang ada di sampingnya.

"Ini mansion milik tuan, nyonya"

Sayna mengerutkan keningnya "Terus kenapa kita ke sini?" Tanyanya kelewat polos.

"Tuan ingin mengajak mu tinggal di sini nyonya"

"Ingin mengajak tapi tadi ka Skala malah ninggalin Sayna gitu aja" gerutunya pada diri sendiri.

"Pak Roy bisa nunjukin Sayna jalannya?"

"Baik nyonya" Roy berjalan memimpin di depan, sedangkan Sayna mengekornya dari belakang. Tanpa mereka sadari, Skala sedang mencak-mencak di balkon kamar melihat Sayna yang tak mengejarnya.

Sayna cukup terpukau dengan luasnya halaman yang dihiasi bunga-bunga indah, di tambah lagi bangunan yang ada di hadapannya ini sangat mewah dan megah. Tangga di dalam rumah itu di lapisi dengan karpet merah, membuat Sayna merasa jadi ratu dadakan.

Adapun pelayan-pelayan yang jumlahnya cukup banyak menyapanya sepanjang perjalanan. Di luar saja ada beberapa pria tegap berpakaian hitam yang berdiri tanpa ekspresi, namun mereka tetap menyapa. Roy menunjukkan kamar Skala di antara pintu-pintu lainnya. Sayna jadi ingin tahu, ada berapa banyak kamar disini.

"Silahkan nyonya" ujar Roy, berhenti di antara pintu itu.

"Pak Roy gk mau masuk?" Pertanyaan bodoh itu terlontar dari bibirnya. Jujur saja ia merasa takut untuk masuk dan mengahadapi Skala sendirian.

"Tidak Nyonya, terimakasih" balas Roy cepat. Saya masih sayang nyawa, lanjutnya dalam hati.

"Eum yaudah deh" dengan ragu Sayna mulai membuka pintu.

"Semangat nyonya. Kau tidak usah takut, tuan tidak akan mengigit. Jika kau memang benar-benar sudah tertekan, jangan angkat tangan karna tidak ada kamera di sana. Tapi berteriak lah yang kencang" ujar Roy memberitahu.

"Kalo teriak, Sayna aman dari ka Skala?" Tanyanya polos

Roy menggeleng "Tidak nyonya, tak ada yang berani dengannya. Lagi pula sepertinya teriakan mu tidak akan terdengar"

"PAK ROY" Sayna menghentak-hentakkan kakinya kesal. Bisa saja asisten suaminya itu menakut-nakuti nya.

Roy terkekeh kecil "Jika begitu, saya pamit dulu nyonya"

Gadis dengan seragam sekolahnya itu memasuki kamar yang sangat luas. Sayna cukup terpana sebentar, namun pikirnya kembali kepada suaminya. Pria itu tidak ada di sana, apa ia salah kamar.

Dengar perlahan ia mulai melangkah masuk. Terdengar suara gemericik air di ruangan yang sepertinya itu kamar mandi, mungkin suaminya sedang mandi.

Sayna mendudukkan diri di sofa, ia bingung harus apa. Ingin menyalakan televisi yang ada di kamar itu, namun takut di kira tidak sopan.

Lima belas menit berlalu, akhirnya pintu kamar mandi terbuka menampilkan Skala dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Pria itu berjalan kearah lemari tanpa menghiraukan kehadiran dirinya.

"Ka"

"Kaka beneran marah sama Sayna?"

Oke sudah jelas, tak ada jawaban dari pria itu. Sayna berjalan kearah nya. Menurut salah satu website yang ia baca, laki-laki akan reda marahnya jika di peluk tiba-tiba dari belakang. Fine, Sayna akan menyoba itu.

Grep

Sayna memeluk Skala dari belakang membuat pria itu mematung di tempat. Rasanya dingin karna pria itu baru saja mandi

"Ka,,, maafin Sayna"

"Jangan diemin Sayna kaya gini, Sayna gk mau didiemin sama kaka"

"Ka ih ko diem mulu. Jawab dong, sebutin satu kata selain hmm" ucap Sayna mendongak menatap punggung tegap suaminya. 

Disisi lain, Skala sedang tersenyum senang melirik jari-jari mungil yang melingkar di perutnya. Pipinya sudah bersemu merah saking senangnya. Namun, sebisa mungkin ia menormalkan kembali wajahnya.

"Lepas" katanya dingin

"Gk mau ka" Sayna menggeleng, mengeratkan pelukannya.

"Lepas Sayna" Skala mencoba melepaskan lengan gadis itu. Namun Sayna semakin mengeratkan, membuat pria itu kesenangan sendiri.

Ini yang Skala mau,

Jika ia bilang lepas, itu tandanya jangan di lepas.
Jika ia bilang tidak mau, itu artinya ia ingin di paksa.
Jika ia marah, itu tandanya ia ingin di bujuk.

"Gk akan ka" rengek Sayna, gadis itu berpikir jika Skala benar-benar marah padanya. Nyatanya, Skala sedang menahan tawanya.

"Kau ingin aku maaf kan?!" Ujar Skala so cuek. Sayna mengangguk di punggungnya.

Pria itu membalikkan badan, otomatis pelukan Sayna terlepas "Pakaikan" katanya menyodorkan kemeja, jas, dan celana tentunya.

"Ka, serius?" Tanya Sayna ragu. Jika hanya memakaikan kemeja dan jas, oke tidak masalah. Tapi pria itu memberikannya celana juga, apa ia juga harus memakaikannya?

"Ya sudah jika tidak mau" Skala membuang pandangan nya ke arah lain, hendak melangkah pergi, namun dengan cepat Sayna menahan tangannya.

"Iーiya Sayna mau" dengan cepat gadis itu mengambil pakaian di lengan Skala. Membuat pria itu tersenyum kemenangan.

Dengan telaten Sayna membuka kancing kemeja itu dan memakaikannya kepada Skala. Hingga atasan pria itu sudah rapih di tambah dasi yang juga Sayna pakaikan. Akhirnya Sayna mengangkat celana panjang hitam itu, untung saja Skala sudah memakai pakaian dalamnya.

Ia mendongak menatap wajah Skala yang tak berekspresi, kemudian menunduk menatap celana itu lagi. Sedangkan Skala mati-matian menahan tawanya, lucu melihat wajah istrinya yang gugup.

"Cepatlah" ujarnya so galak

Sayna meneguk salivanya, kemudian berjongkok di hadapan Skala yang masih mengenakan handuk. "Masukin kakinya ka"

"Kau harus membuka handuknya dulu sayang,,," akhirnya Skala tak dapat lagi menahan tawanya. Senang rasanya menjahili istri kecilnya ini. Ia terkekeh dengan tatapan menggoda ke arah Sayna yang sudah berdiri.

"Kaka ngerjain Sayna yah. Ih nyebelin" Sayna memukul-mukul dada Skala dengan tangan lentiknya yang bahkan pukulannya tak terasa sedikitpun bagi Skala.

"Kau sangat menggemaskan sayang" Skala mencengkal lengan Sayna, membawa gadis itu kedalam pelukannya. Pria itu lantas mengangkat tubuh Sayna  lalu memutar-mutarnya.

"Ka udah turunin"

"Di kasur? Goda Skala

Bruk

Skala melempar tubuhnya di kasur dengan Sayna yang tengkurap di atasnya. Pria itu menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sayna ke belakang telinga. "Bersiap-siap sayang, aku akan membawa mu pergi malam ini"

"Kemana? Sayna mengerjap polos.

"Hotel"

"Kaaaaa"

Skala terkekeh, mengusap rambut sayna lembut. "Sudah sana mandi, pakai baju yang sudah di siapkan di ruang ganti"

Hmmm

🍁🍁🍁

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 147K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3M 209K 37
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.1K 69 41
💦Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesen...
16.9M 749K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...