Not Perfect Husband || END

By Sugarclouds03

7.6M 583K 34.9K

Seorang gadis SMA yang dijual oleh kedua orang tuanya kepada pengusaha besar yang berusia sekitar tujuh tahun... More

🍁ρrοιοg🍁
🍁αωαl ρernikαhaη🍁
🍁ωαnιtα mαlαm🍁
🍁Cembυrυ🍁
🍁Kemαrαhαη Skαlα🍁
🍁ρertαnyααη κοnyοl🍁
🍁cantik🍁
🍁Menyeβαικαη🍁
🍁Meresαhκαη!🍁
🍁Mαnsiοη🍁
🍁ρestα🍁
🍁Kesempatan🍁
🍁Kelakuan🍁
🍁Penghianatan🍁
🍁HHMM🍁
🍁Arthur🍁
🍁Tahan🍁
🍁Malam🍁
🍁Club🍁
🍁Maaf🍁
🍁Kelulusan🍁
🍁Resepsi🍁
🍯Honeymoon🍯
🍁Skalaaaaa🍁
🥴MÖdüS🥴
🍁Rekan Bisnis🍁
🍁Pergi🍁
🍁 Keseriusan Arthur🍁
🍁Sisilain Skala🍁
🍁Kenyataan🍁
🍁Sayang🍁
🍁Surat🍁
🍁Keturunan🍁
END
Extra Part I
Extra Part II
Extra Part III
SEQUEL NPH

🍁Gαgαι🍁

229K 19.2K 1.2K
By Sugarclouds03

TOLONG BERITAHU JIKA MASIH ADA TYPO BERLAKU UNTUK SEMUA PART✨✨
•••

Waktu menunjukan pukul 20.15 malam. Kedua pasangan suami-istri itu sedari tadi tak ada yang mau memulai bicara. Skala yang masih gugup untuk meminta maaf, sedangkan Sayna yang masih malu karena teringat kejadian tadi sore di dalam mobil.

"Ehm!" Skala berdehem untuk menghilangkan keheningan. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus dari mana memulai percakapan.

Percayalah, baru kali ini seorang Skala Mahendra merasa gugup kepada seorang wanita. Ada perasaan aneh yang ia rasakan  saat berdekatan dengan Sayna. Debaran jantung nya selalu berdetak kencang kala melihat wajah gadis itu. Padahal biasanya jika dengan wanita lain, ia merasa biasa saja tak pernah segugup ini.

"Jadiーaku ingin meminta maaf" Skala membuang wajahnya kearah lain. Rasanya seperti mahasiswa yang disuruh maju kedepan untuk sidang skripsi, segugup itu. Sayna mengangguk kecil, bingung harus menjawab apa.

"Apaーkau memaafkan ku?"

"Iya" jawabnya pelan.

"Kau benar memaafkan ku?" Tanyanya tak percaya. Lagi-lagi gadis itu mengangguk.

Sebuah senyum terbit di wajah Skala. Padahal hanya melihat reaksi gadis itu tapi mampu membuatnya sangat senang. "Jadi kau akan tinggal di apartemen lagi kan?" Ujarnya semangat.

"Eum iya ka"

Skala memeluk Sayna saking senangnya. Menyalurkan rasa rindu yang sudah beberapa hari telah menghantui nya. Ia memberikan kecupan berkali-kali di pucuk kepala gadis itu.

Akhirnya tidak tidur sendirian lagi, batinya

Sementara Sayna, gadis itu membalas pelukan Skala tak kalah erat. Jujur saja, ia juga sangat merindukan Skala. Entahlah perasaan apa ini, mungkin ia sudah mencintai pria itu, lagi pula tak ada salahnya kan mencintai suami sendiri. Matanya membulat kala telapak kakinya melayang ke udara. Skala menggendong tubuhnya seperti koala, menuruninya di atas kasur dengan perlahan.

"Ka mau apa?" Tanya Sayna panik

"Tidur" Skala ikut berbaring disampingnya. Membenamkan wajah Sayna ke dada bidangnya, dengan lengan kekar yang memeluk pinggang gadis itu posesif, seolah menunjukan bahwa ini adalah gadisnya.

Cup

Good sleep

•••••

Sayna terbangun tidak mendapatkan Skala di sampingnya. Mungkin pria itu sudah ke kantor, pikirnya. Namun senyumnya terbit kala melihat sebuket bunga tepat di samping tubuhnya, tempat Skala semalam tidur.

Meraih buket bunga tersebut, Sayna tak bisa menahan senyumnya. Ternyata Skala adalah tipe pria romantis yang ia idam-idamkan.

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan seorang pria tengah membawa nampan berisi makanan. Pria itu tersenyum menghampiri Sayna yang masih fokus dengan sebuket bunga pemberiannya.

"Morning" sapa Skala mencium kening Sayna lembut. Sayna yang mendapatkan perlakuan romantis Skala pun tersipu malu. Ia bersyukur hubungan nya dengan Skala membaik, ditambah lagi sikap pria itu yang sekarang berbeda.

Tak ada lagi raut wajah datar, galak yang selalu membuat Sayna takut. Hanya ada tatapan hangat yang di tunjukan pria berahang tegas itu kepadanya.

Skala duduk di pinggir kasur, mengusap puncak kepala Sayna dengan sayang. "Makan" ujarnya terdengar dingin. Namun percayalah dari raut wajah Skala, pria itu tengah tersenyum tipis.

Sayna menatap sepiring nasi goreng yang Skala bawa "Ini kaka yang masak? Pria itu mengangguk "Hm, coba lah"

Sayna hendak mengambil piring itu, namun Skala dengan cepat menjauhkannya dari Sayna. "Eh?"

"Biar aku suapin" katanya menyodorkan satu sendok ke bibir Sayna. Dengan senang hati Sayna menerima suapan itu.

"Bagaimana, apakah enak?"

Sayna mengangguk "enak banget ka. Sayna mau lagi aaaa" Skala tersenyum bangga. Tidak sia-sia ia menonton tutorial memasak sarapan untuk istri. Dengan telaten ia menyuapkan nasi goreng itu sampai habis tak tersisa. Lengan kekarnya kemudian mengambil air minum dan memberikannya pada Sayna.

"Ka" panggil Sayna, menaruh gelas itu di atas nakas.

"Hm" dehem Skala, masih sibuk menyelipkan anak rambut Sayna ke belakang telinga.

"Kaka gk ke kantor?"

"Tidak, aku ingin bermalas-malasan di rumah" jawabnya berbohong. Sebenarnya ia ingin menghabiskan waktu dengan Sayna hari ini, bermanja-manja misalnya. Namun ia gengsi untuk mengucapkannya. Berharap saja semoga gadis itu peka akan maunya.

"Oh,,," Sayna mengangguk paham "Kalau gitu Sayna mau siap-siap dulu ke sekolah" ujarnya tanpa beban, membuat Skala seketika membulatkan mata. Wajah pria itu kini berubah menjadi cemberut.

"Ck, dasar tidak peka" cibirnya pelan, namun masih terdengar oleh Sayna. Dengan wajah kusutnya, ia menghentak-hentakkan kaki keluar kamar, berharap gadis itu paham. Tapi,,,, ah sudahlah.

BRAKK!!

Skala menutup kencang pintu kamar, membuat Sayna terkejut. Ada apa dengan suaminya itu, kenapa sikapnya jadi berubah lagi, gumamnya dengan wajah kebingungan.

Di lain tempat, Skala sedang menonton televisi. Ralat! Bukan dia yang menonton, tapi televisi lah yang menontonnya sedang meruntuki istrinya sendiri.

"Dasar gadis bodoh! Masa begitu saja tidak paham" umpatnya kesal "Bagaimana bisa gadis itu tidak peka sama sekali, jelas-jelas suaminya ini ingin di manja"

"Menyebalkan!" Skala menggigit bantal sofa yang ada disampingnya. Mencoba menyalurkan kekesalannya pada sebuah bantal tak bersalah. Hingga suara langkah kaki menghentikan aktivitasnya. Dengan cepat pria itu merubah kembali rawut wajah nya datar, bersikap acuh tak acuh.

"Ka" panggil Sayna kepada suaminya ragu

"Hm" Skala memfokuskan tatapannya ke layar televisi, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sayna izin yah?" Pamit gadis itu yang tak ada jawaban dari Skala.

"Ka?" Panggilnya lagi

"Ck, pergilah" decak Skala. Kenapa gadisnya ini tidak peka! Ishh benar-benar gadis bodoh! Umpat pria itu dalam hati.

"Eum yaudah Sayna berangkat" gadis itu melangkah menuju pintu luar. Namun gerutuan Skala menghentikan langkahnya.

"Pergilah! Aku bahkan tidak perduli" ucapnya sengaja di kencangkan agar gadis itu mendengar. Sayna bingung sendiri tak memahami ucapan Skala. Sekarang ia bimbang apakah harus berangkat ke sekolah atau menemani Skala di apartemen yang sedang dalam mode marah.

Tapi, memangnya dia berbuat apa sampai pria itu marah? Menggelengkan kepala, Sayna mencoba menghampiri Skala yang masih melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kaa" Panggilnya. Skala sama sekali tak menatap ke arahnya. Mendengus lelah, akhirnya Sayna membuka ponsel. Lebih baik ia menanyakan kepada google saja cara agar pria tidak marah lagi. Dengan serius gadis itu mulai membaca apa saja yang harus dilakukan saat membujuk seorang pria. Satu hal yang baru ia tau, ternyata pria juga sama seperti seorang wanita saat sedang marah.

Skala yang melihat gadisnya malah sibuk dengan ponsel, kembali berdecak kesal. Bisa-bisanya istrinya itu malah bermain ponsel disaat dia sedang marah. Bukannya membujuk, Sayna malah terlihat fokus dengan benda pipih itu yang membuat Skala sedikit cemburu karna merasa tak di perhatikan.

"Apa ku banting saja ponsel itu?" Pikinya

Setelah membaca dan memahami apa yang tertulis di google tersebut, Sayna kembali menaruh ponselnya di atas meja. Gadis itu kemudian menatap Skala yang masih fokus menatap ke depan. Terkekeh geli, ternyata Skala lucu jika sedang merajuk seperti anak kecil.

Sayna menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai aksinya. Dengan cepat, gadis itu duduk di samping Skala yang membuat pria dengan wajah cemberut itu sedikit penasaran apa yang akan di lakukan oleh gadisnya.

Jujur saja Sayna sedikit ragu untuk melakukan ini. Apa lagi Skala yang tidak mengenakan atasan apa pun. Tapi,,,,, ah sudah lah ini demi kebaikan dirinya juga. Dengan perlahan, gadis berseragam sekolah itu duduk di pangkuan Skala. Melingkarkan tangan mungilnya di tubuh tegap suaminya.

"Maaf" katanya, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Skala. Yah, walaupun ia tidak tau apa kesalahannya. Skala yang mendapat perlakuan seperti itu, sontak saja mengembangkan senyumannya. Ia sendiri kaget dengan perlakuan Sayna yang menurutnya cukup berani. Dengan perlahan, tangannya mengusap punggung kecil gadis itu.

Sayna mendongak menatap wajah Skala dari bawah "Kaka udah gk marah?" Tanyanya yang di balas gelengan oleh Skala. Pria itu lantas mengecup kening Sayna beberapa kali, mengeratkan pelukannya pada gadis bertubuh mungil itu.

berhasil, batin Sayna senang

"Yaudah kalo kaka udah gk marah, Sayna berangkat sekolah dulu yah" ucapnya yang membuat senyuman di wajah Skala perlahan memudar.

Sayna yang menyadari itu, hanya terkekeh lalu mengusap rambut hitam lebat Skala "Becanda, Sayna absen deh buat hari ini" katanya masih dengan kekehan.

Skala tersenyum smirk, istri kecilnya ini sudah berani rupanya. "Mulai berani ya hm" Skala mendorong tubuh Sayna di atas sofa, menggelengkan kepalanya di perut rata Sayna, membuat gadis itu terkekeh geli

"Udah ka,,,, hahaha iya ampunnn" Sayna tertawa, mencoba mendorong kepala Skala yang masih menggelitiki perutnya.

Skala mendongak, menatap wajah Sayna sesaat "Memohon lah padaku" setelahnya, ia melanjutkan lagi aksinya.

"Hahaha kaaa ihh ampuunnnn" air matanya bahkan sudah keluar saking gelinya. Skala yang melihat itu, menegakkan badannya. Ia mengamati wajah cantik Sayna yang sudah membuatnya jatuh hati.

Terkekeh geli, bisa-bisanya ia menyukai seorang gadis dibawah umurnya ini. Gadis yang bahkan belum berpengalaman dalam memuaskannya. Bukan belum berpengalaman, namun sepertinya memang belum tahu soal itu. Tak masalah, ia akan mengajarinya nanti.

"Ka awas ah Sayna mau minum" ujarnya pada Skala yang masih berada di atasnya.

"Mau kemana hmm, kau tak bisa lepas dari ku" goda Skala mendekatkan kembali wajahnya.

"Kaa" rengek Sayna yang tak dihiraukan oleh pria itu. Ia mulai ketakutan sekarang.

"I love you Nyonya Skala Mahendra" ucap Skala serius, dengan mata yang tak sedikitpun beralih pada wajah cantik Sayna, membuat gadis itu sebenarnya merasa gugup. "Aku jatuh cinta padamu gadis bodoh"

Cup

Kecupan mendarat di kening Sayna.

"I love me to?" balas Sayna menggoda.

"Hei!" Sayna kembali tertawa melihat wajah Skala yang terkejut. "Balas yang benar" rengek pria itu akhirnya.

"I love you too" Sayna tersenyum hangat mengusap kepala Skala. Sampai pandangannya bertemu, Skala mendekatkan wajahnya agar lebih dekat dengan bibir Sayna. Tau apa yang akan terjadi, Sayna memejamkan matanya membuat Skala tersenyum senang. Tinggal sedikit lagi bibir keduanya saling bertemu. Namun,,,

"Tuan, ini berkas yang anー oh maaf tuan saya tidak melihat apa pun" ujar Roy panik membalikan badannya.

Sayna yang mendengar suara Roy, dengan segera membuka mata dan mendorong dada Skala sekuat tenaga, membuat pria itu terkejut. Sayna malu sekali rasanya.

Sedangkan Skala, pria itu tengah menatap Roy seperti banteng yang akan mengamuk. Bisa-bisanya pria itu mengganggu acara romantis nya dengan Sayna. Padahal tinggal sedikit lagi ia bisa mencicipi bibir mungil gadis itu.

ROOOYYYY!!!!!

maaf tuan

🍁🍁🍁

Continue Reading

You'll Also Like

3M 148K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
826K 52K 36
genre: comedy-romance Memiliki konflik yang ringan karena saya tidak pandai membuat konflik. Follow, vote dan coment. Terima kasih sudah mau membaca ...
1.1K 69 41
💦Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesen...
9.5M 785K 87
⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jau...