๐Œ๐’. ๐™๐€๐๐ˆ๐๐ˆ : draco ma...

By plethcra

196K 24.8K 3.8K

๐—ฆ๐—ข๐— ๐—˜๐—›๐—ข๐—ช, ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜บ ๐˜ˆ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ค๐˜ข๐˜ฏ ๐˜จ๐˜ช๐˜ณ๐˜ญ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ด ๐˜ฐ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ต๐˜ฐ ๐˜ฃ๐˜ฆ ๐˜ข ๐˜ก๐˜ข๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช... More

๐๐‘๐Ž๐‹๐Ž๐†
๐‚๐€๐’๐“
โœฎ ๐Ž๐๐„
โœฎ ๐“๐–๐Ž
โœฎ ๐“๐‡๐‘๐„๐„
โœฎ ๐…๐Ž๐”๐‘
โœฎ ๐…๐ˆ๐•๐„
โœฎ ๐’๐ˆ๐—
โœฎ ๐’๐„๐•๐„๐
โœฎ ๐„๐ˆ๐†๐‡๐“
โœฎ ๐๐ˆ๐๐„
โœฎ ๐“๐„๐
โœฎ ๐™๐™ง๐™ช๐™ฉ๐™ ๐™ค๐™ง ๐™—๐™š๐™ง๐™ฉ๐™ž๐™š ๐™—๐™ค๐™ฉ๐™ฉ๐™จ? '11
โœฎ ๐™ƒ๐™ค๐™œ๐™ฌ๐™–๐™ง๐™ฉ๐™จ ๐™€๐™ญ๐™ฅ๐™ง๐™š๐™จ๐™จ '12
โœฎ ๐™Š๐™  ๐™œ๐™ค๐™ค๐™œ๐™ก๐™š,๐™๐™ค๐™ฌ ๐™ฉ๐™ค ๐™—๐™š ๐™– ๐™œ๐™ค๐™ค๐™™ ๐˜ฝ๐™ง๐™ค๐™ฉ๐™๐™š๐™ง ? '13
โœฎ ๐˜ฟ๐™ค ๐™ฎ๐™ค๐™ช ๐™ฌ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™– ๐™—๐™ช๐™ž๐™ก๐™™ ๐™– ๐™จ๐™ฃ๐™ค๐™ฌ๐™ข๐™–๐™ฃ? '14
โœฎ ๐™„๐™ฃ๐™ฆ๐™ช๐™ž๐™จ๐™ž๐™ฉ๐™ค๐™ง๐™ž๐™–๐™ก ๐™Ž๐™ฆ๐™ช๐™–๐™™ '15
โœฎ ๐˜พ๐™๐™ง๐™ž๐™จ๐™ฉ๐™ข๐™–๐™จ ๐™จ๐™ช๐™ง๐™ฅ๐™ง๐™ž๐™จ๐™š๐™จ '16
โœฎ ๐™‡๐™š๐™ฉ'๐™จ ๐™ฌ๐™–๐™ง '17
โœฎ ๐™Ž๐™–๐™ฎ ๐™๐™ž๐™จ ๐™ฃ๐™–๐™ข๐™š '18
โœฎ ๐™‡๐™–๐™ฉ๐™š ๐™ฃ๐™ž๐™œ๐™๐™ฉ '19
โœฎ ๐™’ ร— ๐™• '20
โœฎ ๐™๐™š๐™ซ๐™š๐™–๐™ก๐™š๐™™ '21
โœฎ ๐™„๐™ข๐™ฅ๐™ง๐™ž๐™จ๐™ค๐™ฃ๐™š๐™™ '22
โœฎ ๐™ˆ๐™–๐™ก๐™›๐™ค๐™ฎ ๐™ˆ๐™–๐™ฃ๐™ค๐™ง '23
โœฎ ๐™ƒ๐™š'๐™จ ๐™ฅ๐™ง๐™š๐™ฉ๐™ฉ๐™ฎ ๐™ช๐™ฅ๐™จ๐™š๐™ฉ '24
โœฎ ๐™‰๐™ค๐™ฌ ๐™๐™š'๐™จ ๐™™๐™š๐™ก๐™ž๐™˜๐™ž๐™ค๐™ช๐™จ, ๐™จ๐™ค๐™ง๐™ง๐™ฎ, ๐™จ๐™ช๐™จ๐™ฅ๐™ž๐™˜๐™ž๐™ค๐™ช๐™จ '25
โœฎ ๐™†๐™ž๐™จ๐™จ ๐™–๐™ฃ๐™™ ๐™ข๐™–๐™ ๐™š ๐™ช๐™ฅ '26
โœฎ ๐™‰๐™š๐™–๐™ง๐™ก๐™ฎ ๐™™๐™ž๐™š๐™™ '27
โœฎ ๐™Ž๐™–๐™ฎ๐™ค๐™ฃ๐™–๐™ง๐™–, ๐™ƒ๐™š๐™–๐™™๐™ข๐™–๐™จ๐™ฉ๐™š๐™ง '28
โœฎ ๐™€๐™ฃ๐™œ๐™–๐™œ๐™š๐™™? '29
โœฎ ๐™๐™ง๐™–๐™ฅ๐™ฅ๐™š๐™™ '30
โœฎ ๐™ƒ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฃ ๐™ฌ๐™ž๐™ฉ๐™ ๐™ข๐™ฎ ๐™ค๐™ก๐™™ ๐™—๐™š๐™จ๐™ฉ๐™ž๐™š '31
โœฎ ๐™ˆ๐™ž๐™จ๐™ช๐™ฃ๐™™๐™š๐™ง๐™จ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™™๐™ž๐™ฃ๐™œ '32
โœฎ ๐™๐™๐™–๐™ฃ๐™  ๐™ฎ๐™ค๐™ช, ๐˜ฝ๐™ง๐™ค๐™ฉ๐™๐™š๐™ง '33
โœฎ ๐™๐™š๐™–๐™™๐™ฎ ๐™›๐™ค๐™ง ๐™ฉ๐™๐™š ๐™—๐™–๐™ฉ๐™ฉ๐™ก๐™š ๐™ค๐™› ๐™ƒ๐™ค๐™œ๐™ฌ๐™–๐™ง๐™ฉ๐™จ? '34
โœฎ ๐™ˆ๐™ฎ ๐™—๐™š๐™ก๐™ค๐™ซ๐™š๐™™ ๐™ƒ๐™š๐™ง๐™ค '35
โœฎ ๐™€๐™ฃ๐™™ ๐™ค๐™› ๐™ฉ๐™๐™š ๐™จ๐™ฉ๐™ง๐™ช๐™œ๐™œ๐™ก๐™š '36
โœฎ ๐™Š๐™ช๐™ง ๐™ฌ๐™š๐™™๐™™๐™ž๐™ฃ๐™œ '38
โ˜พ ๐•ฟ๐–๐–Š ๐–€๐–“๐–œ๐–†๐–“๐–™๐–Š๐–‰ ๐•ฐ๐–ˆ๐–‘๐–Ž๐–•๐–˜๐–Š โ˜ฝ
โœฎ ๐™Š๐™ช๐™ง ๐™ฃ๐™š๐™ฌ ๐™›๐™–๐™ข๐™ž๐™ก๐™ฎ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™š๐™ง '39
โœฎ ๐™๐™๐™š ๐™š๐™ฃ๐™™ '40
๐“ฃ๐“ฑ๐“ฎ ๐“ซ๐“ฎ๐“ฐ๐“ฒ๐“ท๐“ท๐“ฒ๐“ท๐“ฐ - ๐“๐ก๐ž ๐”๐ง๐ฐ๐š๐ง๐ญ๐ž๐ ๐„๐œ๐ฉ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ž

โœฎ ๐™’๐™๐™ค'๐™จ ๐™ข๐™–๐™ง๐™ง๐™ž๐™–๐™œ๐™š? '37

3.2K 421 96
By plethcra

♡∞:。.。"Kejutan"。.。:∞♡

Seluruh orang yang bertempur pulang dengan perasaan campur aduk. Kebanyakan dari mereka bahagia, tapi tak sedikit juga yang berduka.

Hari ini, satu hari setelah kekalahan Voldemort, keluarga Zabini kembali berduka. Terutama Claire.

Kemarin, kedua buah hati nya pulang dalam keadaan berantakan, membawa luka dimana mana, ditambah lagi, membawa kabar duka.

Siapa yang tak terpukul mendapati pasangan sehidup semati nya telah terbunuh?

Kedua mata Claire kini bengkak akibat menangisi kematian suaminya semalaman.

"Blake..." rintih Claire mengusap batu yang terukir nama suami nya.

Perlahan si putri bungsu ikut terduduk di sisi nya, memeluknya dari samping.

"Mom.." panggil [name] pelan.

Tak lama, putra sulung nya ikut terduduk di sisi yang lain.

"Mom, kita pulang?" ajak Blaise penuh hati hati.

Pasalnya, sudah tiga puluh menit lebih Claire menangisi makam didepannya ini setelah selesai acara pemakaman. Bahkan Narcissa, Lucius, Mrs. Smith, Mr. Smith dan kerabat yang lain pun sudah pulang. Kini hanya tersisa Claire, Blaise, [name], dan Draco.

Ya, Draco ada disini. Tadi pagi pagi, ia datang ke manor Zabini, berangkat bersama mereka menuju ke pemakaman.

Claire menoleh menatap kedua putra putri nya sendu. Tak lama, Claire mengangguk lesu.

Claire kembali menatap batu nisan makam suaminya. Ia mengusapnya sambil tersenyum lirih, lalu mengecupnya pelan. Tak tahu harus berkata-kata apa untuk perpisahan terakhir nya.

Jujur saja, Claire sangat tak sanggup menjalankan hari hari nya tanpa Blake. Kalau boleh ia katakan, ia berniat untuk menyusulnya. Tapi ia tidak lakukan itu. Itu tindakan yang sangat egois. Ia masih memiliki putra putri yang sangat ia cintai.

Setelah ibunya, [name] ikut mengecup batu nisan makam ayah nya pelan. [name] akan sangat merindukan sosok ayah nya.

Tak lama, ketiga Zabini itu berdiri. Atau, dua Zabini dan satu Thompson? Entahlah. Marga Zabini sudah sangat melekat di diri Claire. Kalau bisa, selamanya ia akan tetap mempertahankan marga Zabini di belakang namanya.

"Mom, Boleh aku hadir di upacara pemakaman Fred Weasley? Nanti aku menyusul"

Claire tersenyum lesu. "Boleh, sayang"

"Thanks, mom."

Setelah mengecup pipi ibunya, [name] mulai berjalan melewati makam makam yang berada disini menuju ke makam Fred Weasley. Upacara pemakamannya ternyata sudah dimulai.

Hermione Granger menoleh, mendapati keberadaan [name] disebelahnya di barisan paling belakang.

"Apa aku terlambat?" tanya [name] pelan tak mau merusak suasana upacara yang sakral.

"Upacara nya baru saja dimulai" jawab Granger agak canggung.

Mendengar itu, [name] mengagguk singkat. Lalu kembali fokus mengikuti upacara pemakaman teman 'terlarang' nya.

Disisi lain di waktu yang sama. Draco Malfoy berdiri diantara makam makam. Memperhatikan dari jauh segerombolan orang yang menghadiri upacara pemakaman Fred Weasley. Untuk apa? Untuk ikut menghadiri upacara pemakamannya, tentu saja. Tapi dari jauh. Jauh sekali. Agar tidak terlihat.

Draco tidak bisa menyangkal bahwa diam diam ia menganggap si kembar cukup lucu; konyol, menghibur. Dan ia benar-benar menyesal telah menjadi bagian dari alasan kematian Fred.

Upacara selesai. Setelah mengucap belasungkawa, para kerabat kerabat yang hadir mulai berjalan pergi meninggalkan pemakaman. Begitupun juga dengan Draco.

Kini [name] terduduk di samping George Weasley sambil mengusap usap pundak nya.

"Kau tahu, Freddie sempat menyukai mu" ucap George tiba-tiba setelah lama ia merenung dan melamun.

[name] mengerutkan alisnya bingung. "Kau berbicara pada siapa?"

Pasalnya, hanya ada dua kemungkinan disini. Granger atau dirinya. Tidak mungkin Fred menyukai Ginny, kan?

"Kau"

"Aku?"

"Ya. Kau"

Cukup mengejutkan bagi [name] saat mendengar nya.

"Masih tidak habis pikir kenapa Fred bisa menyukai perempuan seperti dia" bisik Ron Weasley pada Potter disebelah nya.

"Aku masih bisa mendengar nya" sambar [name] sinis. Sekarang kau tahu alasan [name] tidak menyukai putra keenam keluarga Weasley itu.

George menatap keduanya sekilas, lalu kembali menatap makam saudara kembar nya sembari berucap diwaktu yang sama dengan [name] yang kembali mengusap pundaknya.

"Kubilang dia harus melupakan mu karena kau sudah menjadi milik orang lain"

"Dan, ya, dia melupakan mu"

"Tapi, saat kau tersenyum pada kami di great hall sebelum perang kemarin, kudapati Freddie tidak benar-benar melupakan mu"

"Draco, berhentilah mengacak-acak barang barangku"

Draco menghentikan aktivitasnya dan beralih menatapku yang terduduk diatas ranjang.

"Aku tidak mengacak acak, love. Hanya sedang melihat lihat."

"Tapi kau membuat meja ku jadi tidak rapih"

Draco seperti polisi yang menjarah isi kamarku seakan akan aku menyembunyikan obat terlarang.

"Sudah lama aku ingin masuk kesini" jelas Draco kembali menjarah meja rias ku.

Aku tahu. Dia hampir saja menerobos masuk tiga tahun yang lalu.

"Ini apa?" Draco mengangkat benda yang, mungkin, asing baginya.

"Itu sheet mask"

"Shit mask?"

"Sheet, Draco. Bawa sini"

"Dua" tambah ku.

Draco mengambil satu sheet mask lagi sesuai perintah lalu memberikan nya pada ku.

"Sini duduk" aku menarik tangan Draco agar naik dan duduk diatas ranjang.

Draco malah meloncat dan menghempaskan diri nya diatas ranjang.

"Draco!" protes ku kesal.

Selain membuat badan ku ikut terguncang, Draco juga telah membuat sprei ku acak acakan.

Draco terkekeh, dengan cepat ia memelukku erat. Bahkan hampir saja aku terjungkal.

"Kau ini kenapa?" tanya ku bernada kesal. Tiba-tiba ia jadi bermanja manja begini.

"Aku tak sabar ingin menikahi mu" tutur Draco mencium pipi ku.

"Bersabarlah setidaknya satu tahun lagi" aku mendorong dahi Draco menggunakan jari telunjuk, menjauhkan wajah Draco dari pipi ku.

"Kita akan punya sebelas anak"

"Apa?! Enak saja"

"Kalau begitu, sepuluh"

"Tidak"

"Sembilan"

"Draco, melahirkan itu tidak mudah"

Draco berdecak sebal. Tapi tak lama ia menyerah mengangguk pelan di pundak ku sambil mengeratkan kembali pelukan kami.

Tingkah nya yang seperti ini selalu sukses membuat senyuman terukir di wajah ku.

"Ekhem"

Sontak aku melepas pelukan Draco dan kami menoleh menatap sumber suara yang menyender pada bibir pintu.

"Jangan bermacam-macam" peringat nya.

"Ck. Kami tidak berfikiran sampai kesitu, brother. Tenanglah"

Well, kami atau hanya aku saja?

Lagipula ini dirumah ku. Kamar ku dan Blaise hanya berjarak lima langkah. Apalagi pintu kamar ku terbuka, sesuai perintah dari Blaise.

"Setelah tanda yang muncul dileher mu kemarin?"

Otomatis aku membeku tak bisa membalas ataupun menyangkal. J-jadi, Blaise melihat nya?

"Hm?" tanya Blaise setelah tidak ada yang membuka suara.

"Itu- tidak- ah, sudahlah, brother"

Sungguh, otak ku buntu.

Blaise menggelengkan kepalanya. Ck. Seperti yang tidak pernah melakukannya saja.

"Awas kau, mate" ancam Blaise kemudian ia berbalik pergi. Kurasa menuju kamarnya.

"Pengganggu" desis Draco.

Aku menangkup kedua pipi Draco. "Draco, dia kakak ku"

Draco membalas ikut menangkup kedua pipi ku. "Love, aku tunangan mu"

Tidak nyambung. Aku mengerutkan kening ku. "Lalu?"

"Seharusnya kau mendukung tunangan mu"

"Mendukung untuk mengumpati kakak ku sendiri? Big no"

"Lagipula nanti Blaise juga akan menjadi kakak ipar mu, kan?" lanjut ku sambil mencubit pipi Draco gemas.

"Twidwak" jawab Draco terbatas.

"Kau tidak mau Blaise menjadi kakak iparmu?" tanya ku berhenti mencubit pipi Draco.

Kenapa Draco tidak mau? Bukannya menyenangkan sahabat mu menjadi kakak ipar mu sendiri? Seperti aku dan Pansy. Menyenangkan, bukan? Well, mungkin agak sedikit aneh mendengar Draco akan menjadi 'adik' Blaise. Tapi itu kenyataan nya.

Draco terkekeh, mencubit pipi ku gemas. "Untuk mu, aku mau"

"Bwaguslwah. Swekarwang lwepas"

Draco tersenyum jahil. "Tidak"

"Ck. Dwacoo"

"Fine" Draco terkekeh gemas, lalu akhirnya melepas cubitannya dari pipi ku.

Aku mendesis sambil mengusap usap kedua pipi ku. Tak lama, aku mengambil sheet mask yang sempat terlepas dari tangan ku tadi.

"Kau harus pakai ini" Aku membuka kemasan sheet mask nya dan hendak memakaikan nya pada Draco sebelum,

"Ini untuk apa?" cegat Draco.

"Untuk merawat wajahmu, tentu saja" jawab ku menempelkan masker nya di wajah Draco.

"Segar, kan?"

"Hmm" deham Draco memejamkan mata sambil sedikit menyunggingkan senyum nya.

Aku tersenyum mendengar nya. Lalu membuka kemasan yang satu nya lagi dan menempelkan sheetmask di wajah ku.

One week later ...

"Sudah selesai, [name]?"

Aku menoleh menatap Pansy yang berdiri di bibir pintu kamar ku.

"Ck. Sudah"

Aku berdiri dari kursi meja rias ku, lalu menghampiri Pansy. "Ayo" ajak ku jengkel.

Kami keluar dari kamar ku, menghampiri Blaise dan Draco yang sudah rapih dengan setelan jas mereka.

"Sudah siap?" tanya Blaise.

Aku mengagguk.

"Sudah" jawab Pansy.

"Baiklah. Kita berangkat"

Kami berjalan keluar manor menuju enchanted car milik Blaise. Blaise menyetir dan Draco disebelah nya. Sedangkan aku dan Pansy memasang wajah masam di kursi belakang.

Tak terasa, kami sudah sampai. Draco membukakan pintu untuk ku, sama hal nya dengan Blaise pada Pansy.

Kami melihat sekeliling. Ya, tidak buruk. Bagus, justru.

Tepat waktu, kami sampai dan langsung mengadap altar. Menyaksikan sang pengantin wanita yang dituntun ayah nya menuju altar.

Sang pengantin wanita menerima uluran tangan dari sang pengantin pria untuk membantu nya menaikki beberapa anak tangga.

Tak lama, sang pendeta mulai mengucapkan janji janji sakral.

"I do"

Setelah sang pengantin wanita berucap seperti itu, para tamu ramai bertepuk tangan. Tak terkecuali kami. Well, kami ikut senang, tapi, kesal.

Lihat, mereka berciuman begitu mesra di atas altar. Aku dan Pansy saling melempar tatapan. Begitu pun juga dengan Draco dan Blaise. Rasanya masih tidak bisa di percaya.

Setelah selesai, kami mendudukkan diri kami di meja yang melingkar. Kini Crabbe telah bergabung dengan kami. Kami menikmati camilan yang disajikan disini. Terutama aku dan Crabbe. Kami mengambil banyak sekali cemilan yang tersaji.

"Hello, my friends!" bariton seseorang.

Kami menoleh. Sang pengantin pria. Bersama dengan pengantin wanita nya.

Sontak kami berlima berdiri. Menatap keduanya masih tidak percaya.

Sang pengantin pria menaikturunkan alis nya sambil tersenyum pamer.

See? Sudah kubilang, kalau dia menikah, gaya nya pasti akan melebihi langit ke tujuh.

"Awas kalian" umpat ku jengkel.

Sang pengantin pria terkekeh. "Adikku cantik sekali hari ini" bujuk nya membawa ku kedalam pelukan nya. Seperti biasa, pelukan maut.

"Seharusnya aku pakai baju hitam saja tadi" ucapku tertekan dengan pelukan mencekik ini.

"Enak saja. Ini acara pernikahan bukan acara pemakaman" balas si pengantin pria kini melepas pelukan nya. Aku terkekeh puas mendengar nya.

Tiba-tiba, Pansy menoyor dahi sang pengantin pria.

"E-eh! Apa apaan kau ini, Pans!" protes sang pengantin pria.

"Kalian menyebalkan" umpat Pansy jengkel.

Sang pengantin wanita terkekeh. "Untuk apa bertunangan lama lama kalau kau bisa langsung menikah"

"Kau meledek kami?" tanya ku kesal.

Sang pengantin wanita terkekeh. "Kalian juga selalu meledek ku dulu" jawab nya yang ditujukan pada ku dan Pansy.

Aku mendecih malas mendengar nya. Jadi ini pembalasan nya, begitu?

"Congrats, mate. Kau benar benar gila" ucap Blaise pada sang pengantin pria sambil berjabat tangan dan saling menepuk punggung seperti yang selalu para pria lakukan.

"Thanks" jawab nya tersenyum bangga.

"Congrats" kini giliran Draco yang berjabat tangan dengannya. Draco menatap sang pengantin pria dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan, sambil tersenyum menampakkan deretan gigi nya, menyeringai.

"Apa?" tanya Draco sedikit terkekeh saat menyadari aku memerhatikan mereka berdua sedari tadi.

"Kalian yang apa" sahutku menatap mereka menyelidik.

"Ini urusan laki-laki. Kau bergabung dengan para perempuan saja sana. Syuh" usir sang pengantin pria.

Aku mendecih malas, lalu berbalik menghampiri Pansy dan sang pengantin wanita, seperti yang si pengantin pria inginkan.

"[name]" sapa sang pengantin wanita tersenyum senang.

Aku masih kesal padanya. Tapi, melihat nya tersenyum senang begini, tentu saja aku ikut senang.

Aku menatap nya sebentar, lalu memeluknya erat.

"Kenapa kau sembunyikan semua ini?" tanya ku di pelukannya.

"Aku tidak menyembunyikannya" jawabnya terkekeh.

"Lalu apa?" tanya Pansy.

Sang pengantin wanita menoleh menatap Pansy lalu membawanya masuk ke dalam pelukan kami.

"Kejutan" jawab sang pengantin wanita.

Pansy menghela nafas nya panjang. "Terserah kau saja. Mau bagaimana pun juga aku ikut senang atas pernikahan mu"

"Aku juga. Congrats"

"Terima kasih, Pans, [name]"

Aku dan Pansy mengagguk tersenyum padanya.

"E-eh, sudah sudah berpelukan nya. Nanti gaun pengantin kita ini rusak"

"Oh iya. Ayo rapihkan lagi, [name]" sahut Pansy.

Sang pengantin wanita terkekeh saat aku dan Pansy mulai merapihkan gaunnya yang sebenarnya tidak berantakan, hanya terlipat lipat saja.

Tiba-tiba, terdengar suara pengumuman dari sang pembawa acara.

"Good afternoon ladies and gentlemen. Accompanied by a beautiful sunset, it's time to dance. Please the groom and bride to begin the dance."

Para tamu ramai bertepuk tangan. Sang pengantin pria dan wanita kini berjalan menuju tempat dansa.

Pasangan suami istri yang sudah sah itu pun mulai berdansa. Suasana nya menjadi sangat romantis diiringi musik dan ditemani pemandangan matahari terbenam. Mereka berdua pun terlihat sangat romantis. Kami sebagai teman dekat mereka, rasanya ingin menertawai mereka habis habisan. Ya, memang terdengar kurang ajar, tapi, sang pengantin pria itu, ah, ia tidak pernah terlihat se-romantis dan se-serius ini. Bagus, sih, sebenarnya, kami saja yang kurang ajar.

"Shall we?"

Atensi ku teralihkan saat Draco berdiri sedikit menunduk di hadapan ku sambil mengulurkan tangan nya.

Aku tersenyum manis sambil menyambut uluran tangan nya. "We shall"

Draco tersenyum mendengar nya. Lalu membawa ku ke tempat dansa yang sudah mulai ramai.

Draco menaruh tangan nya di pinggang ku, sedangkan aku menaruh lengan ku di pundak nya. Kami mulai melangkah ke kanan dan ke kiri, sesekali Draco memutar tubuh ku seperti Ballerina.

Aku melirik sekeliling. Pansy dan Blaise sudah ikut berdansa. Dan, Crabbe?

Aku menepuk pundak Draco sambil terkekeh. "Drake"

"Hm?"

"Lihat" aku menoleh menatap ke arah Crabbe dan Millie yang sedang berdansa, yang aku ingin Draco melihat nya juga.

Seperti nya Draco sudah melihat nya, ia terkekeh. "Cocok" komentar nya.

Aku mengangguk. "Sangat" ucap ku terkekeh.

Draco menolehkan wajah ku agar kembali menatap nya. "Seperti kita?"

Aku mengerutkan alis ku menatap nya. "Maksudmu?"

"Kita juga sangat cocok, kan?"

Aku menyentuh puncak hidung Draco sambil tersenyum manis. "Indeed"

Draco terkekeh pelan, ia mengecup bibir ku singkat.

Cup

Sontak aku membulatkan mataku menatapnya horror. "Draco, ini tempat umum"

Bukannya meminta maaf, Draco tersenyum tanpa dosa sampai mata nya menyipit. Menyebalkan, tapi, lucu sekali.

Aku menenggelamkan kepala ku di dada bidang Draco sambil terus berdansa diiringi musik romantis. Sungguh, suasana disini sangat sempurna. Aku menatap indahnya matahari terbenam yang tepat berada di belakang altar yang bertuliskan nama;

Theodore & Daphne Nott.

༶•┈┈⛧┈♛𝐌𝐬.𝐙𝐚𝐛𝐢𝐧𝐢♛┈⛧┈┈•༶

Continue Reading

You'll Also Like

Fantasia By neela

Fanfiction

1.5M 4.8K 9
โš ๏ธ dirty and frontal words ๐Ÿ”ž Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
67.3K 7.8K 38
[๐—–๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐˜๐—ฎ ๐—ถ๐—ป๐—ถ ๐—ฑ๐—ถ๐—บ๐˜‚๐—น๐—ฎ๐—ถ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ ๐˜๐—ฎ๐—ต๐˜‚๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐˜๐—ถ๐—ด๐—ฎ.] Kisah ini tentang seorang gadis Ravenclaw dengan pria Slytherin. Katakan saja...
136K 20.5K 29
โ๐™’๐™ƒ๐˜ผ๐™ ๐˜ฟ๐™Š ๐™”๐™Š๐™ ๐™๐™ƒ๐™„๐™‰๐™† ๐˜ผ๐˜ฝ๐™Š๐™๐™ ๐˜ผ๐™ˆ๐™Š๐™๐™๐™€๐™‰๐™๐™„๐˜ผ ๐˜ฟ๐™๐˜ผ๐˜พ?โž โ๐™Ž๐™ˆ๐™€๐™‡๐™‡๐™Ž ๐™‡๐™„๐™†๐™€ ... [๐™‰๐˜ผ๐™ˆ๐™€] ๐˜พ๐˜ผ๐™๐˜ฟ๐™’๐™€๐™‡๐™‡.โž โ”€โ—Œโœฐเณโ†ฏ โ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒโ–ƒ...
85.4K 13.2K 31
Sequel A Letter [ Draco Malfoy x You ] Apakah kamu percaya dengan kehidupan setelah kematian? Kemanakah jiwa kita akan dibawa? Bagaimana jika ada ke...