Dampatigaḷu [Completed]

By aleaqisdie

7.8M 804K 110K

Bagaimana rasanya menikah dengan kakak kandung dari sahabat sendiri? Canggung? Menyenangkan? Atau, meresahkan... More

Bagian 1 : Insiden
Bagian 2 : Wedding
Bagian 3 : Kehidupan baru
Bagian 4 : Istri saya
Bagian 5 : Dia suami saya!
Bagian 6 : Seranjang?
Bagian 7 : Notification
Bagian 8 : Mati lampu
Bagian 9 : Mangga tetangga
Bagian 10 : Gak lihat kok!
Bagian 12 : Hak aset Rangga
Bagian 13 : Salting
Bagian 14 : Rangga cemburu
Bagian 15 : Babi lepas
Bagian 16 : I love you Ayana
Bagian 17 : 180°
Bagian 18 : Baby, or momma?
Bagian 19 : Rangga mode gahar
Bagian 20 : USG
Bagian 21 : Yahh keciduk
Bagian 22 : Ayana
Bagian 23 : Gara-gara konten
Bagian 24 : Tetangga ganjen (1)
Bagian 25 : Tetangga ganjen (2)
Bagian 26 : Yoga bareng suami
Bagian 27 : Gara-gara cicak
Bagian 28 : Kode
Bagian 29 : Sweet husband
Bagian 30 : Rangga sakit
Bagian 31 : Liburan
Bagian 32 : Bingung
Bagian 33 : Komodo sialan!
Bagian 34 : Lahiran?
Bagian 35 : Welcome piyik
Bagian 36 : Baby Azam
Bagian 37 : Papa yang baik
Bagian 38 : I love you Rangga
Bagian 39 : Digoda bencong
Bagian 40 : Happy family
¢ extra part ¢
¢ sequel ¢

Bagian 11 : First kiss?

216K 21.7K 3.6K
By aleaqisdie

'annyeonghaseyo! gue Ayana 🌧️💝'

'kalo dia, babu + bodyguard + guru + suami gue 😡'

'udah siap belum baca kisah gue sama si om cabul?'

'tapi . . sebelum itu, jn lupa vote sama komen ya cintaku! supaya author nya seneng. katanya si gitu, soalny kemaren dia curhat ke gue JIAHAHAHA ( ͡°ᴥ ͡° ʋ)'

'fyi, ini topinya si Ella, gue colong waktu main ke rumahnya AHAHAH. kalian jangan bilang ke dia ya! soalnya topi nya kiyowoo . .'

'happy reading, yey (〃゚3゚〃)'

***

Di meja makan, ada Ayana yang tengah makan malam. Sungguh demi idung squidward, ia sangat malu mengingat kejadian tadi siang.

Selepas tragedi mengenaskan beberapa jam yang lalu itu, Rangga mengurung diri di kamar. Tak berani menampakkan batang hidung nya.

Bahkan, Ayana rela mandi di kamar mandi lantai bawah alias kamar mandi khusus tamu, atau orang luar jika bertamu di rumah.

Baju? Baju yang digunakan Ayana tentunya bajunya tadi siang.

Dari siang, sampai menjelang malam, Ayana tak berani naik ke kamar atas.

"Gilak, gue masih kepikiran." Ayana menggigit kukunya. "Kok bisa gede gitu, ya?"

"Uratnya bisa timbul gitu lagi." Ia menyendokkan nasi dengan lauk yang tadi ia masak sendiri sebagai menu makan malam kedalam mulutnya.

"Tapi kalo diinget-inget bentuknya gemoi juga." Ayana mulai nyeleneh. "Panjang, berurat, gede, kayak sotong."

"Eh? Salah, ya? Sotong, apa singkong?" Ucapnya makin nyeleneh.

Ayana melahap beberapa suapan lagi. Entahlah, beberapa hari terakhir, napsu makan nya jadi meningkat.

"Udah kenyang, iya? Nanti kalo Mama jadi gendut gimana?" Ayana kembali mengusap perut sambil berbincang kepada janin yang genap berusia 2 minggu.

Bangkit lalu mencuci piring. Setelahnya, ia berjalan ke ruang tamu. Merebahkan diri di sofa sembari membaca novel yang ada di atas meja.

Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan dengan kehadiran Rangga di anak tangga tengah berjalan menuju sofa.

Jantung nya dag dig dug. Secara refleks, matanya melihat ke selangkangan Rangga.

"Ya allah. Maaf. Hambamu ini refleks." Gumam nya seraya mengalihkan pandang.

Rangga dengan gerakan kaku yang begitu kentara, duduk di samping Ayana. Membuat Istrinya itu jadi tak fokus membaca.

Tapi sebisa mungkin, Ayana tak melihat ke arah selangkangan Rangga lagi. Tak ada perbincangan, atau ocehan Ayana yang menghiasi.

Suasa di ruang tamu saat ini terbilang akward, binti canggung sekali.

Walaupun kelihatan nya mereka berdua fokus pada kerjaan masing-masing, tapi, kenyataan nya tidak begitu.

Apalagi Ayana. Gadis itu masih mengingat dengan jelas bagaimana bentuk rupa sekaligus wujud dari ehem nya si Rangga.

Kalau Rangga, ia merasa malu kepada Ayana. Terlepas kejadian tadi siang. Mau diletakkan dimana muka ganteng nya ini?

Yaelah, pake segala malu. Orang juga udah pernah mbobol bininya sendiri.

"Ekhem," Rangga berdeham. Berusaha membuat suasa tak terlalu canggung.

"Ayana," Panggil nya.

"I-iya?" Jawab Ayana takut-takut.

"Tadi siang j-"

"Eh, enggak, kok! Gue nggak liat! Sumpah! Gue nggak inget. Asli!" Ayana langsung menyambar.

Meringis kecil melihat respon spontan dari Istrinya. "Oke,"

Selanjutnya kembali hening. Sebelum pertanyaan ambigu dari Ayana berhasil membuat Rangga tersedak air liurnya sendiri.

"Om Rangga?" Ayana memanggil.

Tidak ada rasa sungkan, atau malu lagi di dalam dirinya.

Rangga menaikkan satu alisnya. Pandangan nya masih setia tertuju ke layar laptop. Cowok itu melanjutkan pekerjaan nya tadi siang yang tertunda.

"Itu nya Om Rangga kok bisa gede kayak gitu, sih? Dikasih obat, ya? Pantesan waktu malam itu anu gue perih banget."

"Uhuk, uhuk, uhuk." Rangga terbatuk.

"Eh, kok batuk? Mau gue ambilin minum gak?" Rangga merentangkan lima jarinya sebagai maksud 'tidak usah'.

"Pertanyaan gue aneh, ya?" Ayana meringis.

Setelah batuknya sedikit mereda, Rangga menoleh ke arah Ayana. "Gatau. Emang dari sananya udah gitu."

Ayana membulatkan bibirnya. Mengangguk faham. Rangga tersenyum tipis. "Katanya udah nggak inget?"

Melebarkan mata, lalu nyengir. "Ehehe, masih inget dikit."

"Jangan di inget lagi."

"Why?"

"Dosa. Pamali."

"Kok bisa?"

Rangga mendekatkan dirinya ke Ayana. Wajah cowok itu juga ikut maju. Melihat pergerakan Rangga, Ayana perlahan mundur sampai mentok ke pegangan sofa.

Rangga mengunci pergerakan Istrinya. Sedikit merunduk, mengarahkan bibir di samping telinga Ayana, kemudian berbisik sensual.

"Emangnya kamu mau ngeliat lagi, hm?" Rangga melirik Ayana dengan tatapan menggoda.

Ayana langsung mendorong dada Rangga supaya cowok itu menjauh. "Apaan, sih?! Jorok banget!"

"Kamu,"

"Kok gue?!" Kata Ayana tak terima.

"Yang mulai." Rangga melanjutkan.

Sebal dengan jawaban Suaminya itu, Ayana langsung menimpuk lengan Rangga dengan novel yang semula ia baca.

"IH! IH! IH!" Teriak Ayana disetiap timpukan novel yang mengarah ke lengan kekar Suaminya.

"Udah. Gausah alay," Rangga merespon dingin.

"SIAPA YANG ALAY?!" Ayana berkacak pinggang. Gadis itu berdiri sambil memandang Rangga garang.

Mungkin terlihat garang bagi Ayana, tapi tidak dengan Rangga. Bahkan menurutnya, wajah Ayana saat ini lebih mirip marmut mungil, ketimbang singa atau hewan buas semacamnya.

Rangga melirik dingin. "Sini pindah,"

Merasa pertanyaan dari dirinya barusan, juga jawaban yang dilontarkan Rangga tak menyambung, Ayana bertanya.

"Hah? Maksudnya?"

Merotasikan bola mata. Kenapa Istrinya ini lemot sekali?

Rangga memegang tangan Ayana. Dengan sekali tarikan, Ayana langsung limbung. Eits, bukan limbung ke lantai, tapi limbung ke atas paha Rangga.

Melihat ketidakseimbangan tubuh Ayana, secara spontan Rangga dengan sigap menangkap tubuh ramping Istrinya itu.

Mata Ayana melotot. Antara terkejut, sama mau marah melihat perbuatan Rangga barusan.

Sedangkan Rangga memandang Istrinya itu dengan tatapan tak bersalah. Kemudian terjadilah adegan tatap-tatapan khas drama India.

Cukup lama bertatapan, sampai akhirnya Rangga tersadar kalau laptop nya sudah terkapar mengenaskan di lantai.

Rangga memindahkan Ayana ke bawah dengan perlahan. Selesai dengan Istrinya, kini beralih memungut laptop yang sepertinya baik-baik saja.

"Mau ngapain, sih?! Main narik-narik tangan orang aja! Nanti kalo gue jatoh gimana, hah?" Sembur Ayana.

"Kan udah saya tangkep barusan." Rangga berujar dingin. Cowok itu masih meneliti apakah laptopnya rusak, atau tidak.

"Ya t-"

"Sini ke depan." Rangga menggeser meja di hadapan nya agak jauh, supaya Ayana dapat duduk.

"Ngapain?" Ayana menatap curiga.

"Belajar."

"Hah? Ngapain belajar?"

"Katanya mau kerja di kantor saya. Kamu lupa kalo saya atasan kamu?"

Berdecak. "Besok aja, lah. Gue ngantuk,"

"Ayana." Rangga memanggil dengan nada menakutkan, mendengarnya, Ayana mau tak mau menuruti permintaan Rangga.

Rangga masih duduk di atas sofa, dengan Ayana duduk di lantai beralaskan karpet di bawah nya.

"Kaki nya agak sanaan, dong! Gue kalo mau senderan susah." Ayana menyingkirkan kaki Rangga.

"Niat belajar, atau santai-santai?" Rangga menyindir.

"Ck! Iya-iya." Ayana mendumel. "Mana bukunya?"

"Belajar di laptop."

"Hah?"

"Kamu baca materinya, terus jawab pertanyaan yang udah saya buat di bawah." Ayana mengarahkan mouse scrool ke bawah. "Ini lagi proses interview."

"Halah! Yang mana? Nggak ada,"

Rangga mencondongkan tubuhnya ke depan. Wajahnya ia dekatkan dengan pipi Ayana. Tangan nya juga ikut mengambil alih mouse yang di pegang Istrinya itu.

"Ini," Bisik Rangga serak setelah menemukan sepuluh soal yang sudah ia buatkan tadi.

Ayana berjinggat kaget mendengar suara Rangga yang begitu dekat.

Ia spontan menoleh ke samping, namun sangking dekatnya pipi Rangga dengan wajahnya, secara tak sengaja bibirnya malah menempel sempurna di pipi cowok itu.

Cup.

Mata Rangga melebar. Begitupun Ayana. Jantung mereka berdua berpacu cepat.

Rangga dengan gerakan cepat langsung menegakkan tubuhnya kembali. Bersandar di sandaran sofa, sambil memegang pipi nya yang sedikit basah.

Sedangkan Ayana masih terpaku. "G-gue barusan nyium dia?"

Sadar akan lamunan nya, Ayana langsung memutar tubuhnya menghadap Rangga. "Gue nggak sengaja kok, Om! Asli!"

Menatap dingin Ayana yang tengah dirundung rasa paniknya sendiri. "Modus."

"Beneran! Lagian Om Rangga ngapain sih, pake deketin wajahnya situ ke samping pipi gue? Kan, bikin kaget!" Katanya membela diri.

Rangga memutar kepala Ayana menghadap ke depan laptop yang ada di atas meja. "Kerjain."

"Tapi gu-"

"Kerjain, atau kamu saya cium balik."

Mendengar ancaman Rangga, Ayana dengan sigap langsung mengerjakan soal yang telah dibuat sedemikian rupa oleh Suaminya itu.

Selanjutnya hening. Mereka berdua sama-sama diam. Ayana diam, sambil mencoba mengerti dan mengamati materi mengenai bisnis yang Rangga berikan.

Sedangkan Rangga diam sambil mengawasi Ayana dari atas.

Dua puluh menit kemudian, Ayana telah selesai merangkum materi tersebut. Ia merenggangkan ototnya yang kaku.

"Gilak. Ini materi bisnis apaan sih? Pesugihan? Panjang-panjang bener. Otak gue kagak mampu, apalah dia apalah." Gumamnya.

Menoleh kebelakang. Ada Rangga yang sudah memejamkan mata sembari bersedekap.

Berbalik menghadap Suaminya dengan berdiri setengah badan bertumpu lutut. Ia menelisik wajah Rangga sembari menopang dagu.

"Ganteng sih, tapi sayang nyebelin. Bikin gue darah tinggi mulu," Ujarnya.

Kemudian ia tersenyum. "Tapi, gue beruntung juga sih punya Suami cabul nyebelin kayak dia."

"Udah ganteng, baik, sabar, perhatian, pinter, bisa buat dijadiin babu sama pengawal pribadi juga."

"Terus?" Rangga tiba-tiba bersuara.

Spontan Ayana terlonjak. Jadi ni curut belom tidur? Anjir gue di prank!

Perlahan, ia membuka mata, menegakkan badan seraya menatap balik Ayana. "Terus?"

"Hah?" Beo Ayana.

Gemas melihat ekspresi Istrinya itu, juga entah bisikan setan dari mana, ia tiba-tiba memajukan wajah, sembari memiringkan nya, lalu mengecup bibir Ayana cukup lama.

Rangga memejamkan mata. Merasakan bibir lembut Istrinya. Ia tidak melumat, hanya mengecup.

Sedangkan Ayana kaget bukan kepalang. Seumur hidupnya, ia tidak memperbolehkan bibirnya di kecup oleh seorang pria manapun.

Walaupun mantan nya ada banyak. Paling mentok si pegangan tangan. Bahkan Ayana tak memperbolehkan kening juga pipinya di kecup.

Hanya Rangga selaku Suaminya saja sejauh ini yang berani melakukan itu.

Toh kan udah halal. Jadi mau berbuat lebih, atau semisal bercocok tanam berpuluh ronde juga hayuk gaskeun!

Dua menit kemudian, Ayana tersadar. Segera ia mendorong Rangga keras menjauh dari wajah, juga jangkauan nya.

Ayana berdiri. Badan nya gemetaran. "OM RANGGA NGAPAIN, SIH?!"

Dengan tatapan tak berdosa, juga nada tak bersalah nya, Rangga menjawab. "Nyium bibir kamu."

Mata Ayana melebar sempurna. "Ck! Kalo mau nyium bilang-bilang, dong!"

"Saya tadi spontan,"

Ayana mengusar rambutnya. Ia bolak-balik mengusap bibirnya yang sudah tidak perawan lagi. Beberapa decakan sebal juga terlontarkan.

Melihat bahasa tubuh Ayana, kening Rangga mengkerut. "Kamu kenapa?"

"Kenapa?! Kenapa lo bilang? Mungkin Om Rangga udah beratus-ratus kali nyium bibir beberapa pacar nya situ. Tapi gue? Ah udahlah!"

"Gue apa?" Rangga bertanya. Ia bingung sebab Ayana menggantung kalimatnya.

"INI FIRST KISS GUE, DODOL!" Ayana memekik. Membuat Rangga kaget.

Kaget karena pekikan nyaring Ayana, juga kaget kalau ternyata bibir gadis itu belum dijamah lelaki manapun.

Iyalah dijamah lelaki, masa dijamah perempuan? Lesbian dong jadinya.

Rangga bangkit. Ia merasa beruntung. Sepertinya Ayana benar-benar menjaga hak aset di tubuhnya untuk Suaminya nanti.

Berjalan mendekati Ayana yang sudah kepalang marah. "Gausah deket-deket!"

"Kamu marah?"

"Iyalah marah! Nyium gak bilang-bilang! Lo ga mentingin perasaan gue, ya?!"

Tersenyum tipis. "Yaudah, saya balikin first kiss kamu."

"Hah? Maks-"

Cup.

Rangga mendaratkan bibirnya di bibir Ayana lagi. Tak lama, hanya sekali mendarat. Menjauh kan wajah, guna melihat ekspresi Istrinya.

Dan ekspresi Ayana membuat dirinya ingin tertawa lepas. Kedua bola mata melotot sempurna.

Mungkin karena kaget? Lalu, ada bibirnya yang spontan tertutup rapat.

Lagi, pipi juga wajah gadis itu memerah lucu.

"Udah halal. Jadi gapapa kalo saya cium kamu tanpa bilang-bilang."

Rangga berujar seraya berjalan meninggalkan Ayana yang masih dalam kondisi diam terpaku.

Sesampainya di dalam kamar, ia dapat mendengar suara teriakan Ayana dari lantai bawah.

"DASAR SIKOPAT CABUL!"

***

hai ( ꈍᴗꈍ)

gimana buat part ini bebih?

udah ada feel sosweet nya belom?

next kapan lagi nih?

aku usahain next cepet kalo lagi ga ada kerjaan yya sayangku ༼ つ ◕‿◕ ༽つ

jangan lupa votemen bebih

oke? seu next chapt !

diketik dengan 1809 kata.

Continue Reading

You'll Also Like

558K 18.9K 45
"Jangan terlalu membenciku, jatuh cinta baru tau rasa!" -KATHRYNXDANIEL- Kathryn, seorang gadis yang masih berusia 18 tahun itu mau tak mau harus me...
4.3M 302K 84
DOSEN SERIES #1 [COMPLETED] Aarav mencondongkan tubuhnya ke arah Kanaya. "Mau coba yang nggak lewat batas?" "Atau langsung yang lewat batas?" "Eh,"...
538K 34.5K 46
(Sequel from Married 2) Menurut kalian menikah di usia muda itu bagaimana ? Manis ? Pahit ? Asin ? Atau nano-nano ? # 44 Hwanghyunjin DitaSr, 2019
3.9M 223K 65
[Harap follow dulu sebelum baca] Sebuah kisah pernikahan yang berawal dari suatu kejadian. Tanpa di sangka, suatu kejadian merubah kehidupan. Dimana...