Atlantas & Arabella

By badgrik

23.6K 2.2K 1.1K

Mini Extra Part Atlantas & Arabella || "Karena kamu adalah milikku." Baca selagi on going || Update sesuai ta... More

01 • Cemburu
02 • Dasi
03 • Pantai
04 • Lebaran 1
05 • Lebaran 2
06 • Kiss
07 • Kisah Mereka
10 • Ketakutan Atlantas
09 • Sakit
12. Kegiatan Akhir Pekan
11. Panti Asuhan

08 • Hilang

1.5K 168 160
By badgrik

Hai, hai, aku kembali-! Ada yang nungguin Atlantas & Arabella, update gak nih ><

Ada typo, kasih tau aku, ya.

Yuk, langsung aja ..., happy reading guys

🏍️🏍️🏍️

Hari ini Atlantas benar-benar sibuk, dari pagi setelah mengantar Abel ke kampus, ia langsung datang ke kantor dan berkutat dengan tumpukan dokumen yang tidak pernah akan habis, lalu di sambung lagi dengan rapat bersama beberapa Petinggi Jabatan sampai pukul sepuluh malam. Hari yang benar-benar sibuk untuk Atlantas. Namun, ia tidak mengeluh. Hanya saja waktunya dengan Abel jadi kian menipis.

"Langsung antarkan saya ke Apartemen. Ada beberapa barang yang ketinggalan di aan," ucap Atlantas kepada sopir pribadinya, Pak Amin. Lantas, mobil tersebut pun melaju di jalan raya bersama beberapa pengendara lainnya.

Di sepanjang jalan Atlantas terus berusaha untuk menelpon Abel. Entah apa yang dilakukan gadis kecilnya tersebut sehingga tidak mendengar telpon darinya sama sekali.

"Pak, tolong lebih cepat."

Pak Amin langsung mengangguk z menancap gas menuju Apartemen Atlantas, hunian orang kaya berkumpul.

Sesampainya di basemant, Atlantas langsung keluar dari mobil dan bergegas menuju kamar Apartemennya. Atlantas jadi sedikit cemas, tidak biasanya Abel mengabaikan telepon darinya seperti ini. Pikiran-pikiran buruk terus menghinggapi bayangan Atlantas hingga rasanya ia ingin menghancurkan apapun yang ia lewati.

Setelah sampai di depan pintu kamar Apartemen, Atlantas langsung menekan beberapa angka pin hingga pintu bercat putih tersebut terbuka.

"Bella! Are you here? Answer me, Bella?!" teriak Atlantas menggelegar. Ia membuka pintu kamar dengan kasar. Nihil, tidak ada gadis tersebut. Perasaan Atlantas kian berkecamuk.

"Jangan bercanda, Bella!"

Atlantas membuka semua ruangan yang ada di Apartemennya, dan hasilnya sama, tidak ada Abel sama sekali.

Atlantas langsung membuka ponselnya, melacak keberadaan Abel melalui GPS yang ia pasang secara diam-diam di ponsel gadis tersebut. Namun, hasil yang ia dapatkan sama sekali tidak memuaskan. Ponsel Abel ternyata berada di Apartemennya, lebih tepatnya di meja makan dapur.

"Sial, dia ke mana?!" desis Atlantas menggenggam erat ponsel Abel sebelum akhirnya melempar benda digital tersebut ke dinding hingga rusak berkeping-keping.

🏍️🏍️🏍️

Di sisi lain lagi, Abel menggeliat pelan. Hawa dingin yang menusuk-nusuk kulit membuat acara tidurnya jadi terganggu. Namun, saat Abel merubah posisi jadi berbaring, menatap langit-langit, ia jadi tersenyum. Malam ini langit sedang di hiasi dengan banyak bintang. Benar-benar sangat cantik.

"Kapan-kapan Abel harus ajak Kak Atlas tidur di luar kayak gini," gumamnya.

Lalu Abel memilih untuk duduk. Merenggangkan otot-ototnya sebelum akhirnya membuka laptop untuk memeriksa jam.

"Sudah jam sepuluh ternyata. Kak Atlas sudah pulang belum ya?"

Sebenernya dari sore Abel susah sangat gabut, Atlantas melarangnya untuk keluar dari Apartemen tanpa seizin cowok tersebut dan pada akhirnya Abel memutuskan untuk menonton film di balkon. Bermodalkan laptop, selimut, serta bantal, membuat ia lupa waktu dan ujung-ujungnya jadi ketiduran sampai larut malam.

Abel pun merapikan semua barang bawaannya menuju kamar dan menutup pintu balkon.

"Sepi banget nggak ada kak Atlas, Abel ngerasa lagi jadi istri yang nungguin suami pulang."

"SAYA NGGAK PEDULI! CARI DIA SAMPAI DAPAT ATAU KELUARGA KALIAN YANG SAYA RATAKAN SAMPAI HABIS TIDAK TERSISA!"

Abel tersentak kaget. Ia merasa tidak asing dengan teriakan tersebut. Suara Atlantas!

Dengan cepat Abel berlari keluar dari kamar, menuju asal sumber suara tersebut berasal.

"Loh, Kak Atlas?" Ternyata benar Atlantas. Abel mendekat dengan langkah pelan. "Kok, ruang tengah kita jadi berantakan kayak gini, sih? Ruangan kita diserang badai?"

Abel berhenti di depan Atlantas dengan kining berkerut. Tumben Atlantas diam seribu bahasa seperti ini di depannya. Dan terlebih-lebih lagi ada belasan orang yang berada di ruang tengah bersamanya saat ini.

"Mereka siapa?" tanya Abel.

"Habis dari mana?" Bukannya menjawab, Atlantas malah melemparkan pertanyaan balik.

"Nggak habis dari mana-mana," jawab Abel dengan kening yang semakin mengerut. "Kenapa sih? Kok tegang banget."

Atlantas mengacak-acak rambutnya kasar dan lewat kode mata ia langsung memerintahkan para bawahannya untuk segera keluar.

"Kak Atlas ada masalah?" Abel mengusap pelan rahang Atlantas. "Kak Atlas berantakan, nggak kayak biasanya. Kak Atlas baik-baik aja, kan?"

"Nggak, sebelum lihat kamu beberapa detik yang lalu."

Atlantas langsung membawa Abel ke dalam dekapannya. Mencium berulang-ulang kali rambut Abel membuat sang empu semakin bingung.

🏍️🏍️🏍️

Setelah Atlantas menjelaskan semuanya, Abel hanya bisa tertawa dibuatnya. Ianjadi lega setelah mengetahui semuanua. Ternyata Atlantas baik-baik saja, hanya panik karena berfikir bahwa dirinya telah menghilang.

"Jangan cemberut gitu dong." Dengan berani Abel duduk di atas pangkuan Atlantas. Bertahun-tahun bersama Atlantas membuat dirinya jadi semakin luwes berdekatan dengan cowok tersebut tanpa canggung. Walaupun terkadang sangat malu.

"Hm."

"Yang penting kan Abel nggak hilang. Kak Atlas aja yang kurang teliti carinya. Langsung marah-marah."

"Iya."

"Yaudah, wajahnya jangan kusut gitu. Nggak enak banget lihatnya."

Atlantas menghembuskan napas pelan. Menarik pinggang Abel lalu menyembunyikan wajah di cerucuk leher gadisnya tersebut.

"Lagian kamu kenapa tidur di luar, sih? Kalau kamu merasa nggak suka lagi sama Apartemen ini, aku bisa cariin yang lebih luas dan lebih bagus."

"Nggak perlu. Abel suka sama Apartemen ini."

Atlantas tidak menjawab. Ia hanya memberikan kecupan-kecupan kecil di sepanjang leher Abel.

"Aku capek kerja," adu Atlantas dengan wajah memelas, seperti anak kecil. "Minta imbalannya, mana?"

Sontak Abel tertawa kencang. Atlantas, astaga, Abel benar-benar tidak habis pikir.  Kenapa cowok tersebut sangat menggemaskan.

"Bilang aja minta dicium." Abel mencium singkat kedua pipi Atlantas.

"Kurang," papar Atlantas.

"Ngelunjak!" Abel memukul pelan bahu Atlantas.

"Pelit!"

"Biarin aja."

Lalu keduanya saling melempar tawa.

Atlantas mengusap pelan rambut Abel dengan sayang. Merubah posisinya keduanya hingga ialah yang berada di atas Abel dengan bertumpu tangan.

"Aku tadi benar-benar panik. Aku takut kamu hilang beneran kayak dulu," ungkap Atlantas dengan jujur.

"Maaf sudah membuat Kak Atlas panik seperti tadi." Abel mengusap-usap pelan rahang Atlantas, kegiatan kecil yang paling ia sukai.

"Hm."

"Kak Atlas kalau di lihat dari bawah gini jadi tampan banget, heran."

"Kamu juga."

"Juga apa? tanya Abel jahil. "Sama ganteng kayak Kak Atlas?"

Atlantas tersenyum tipis. "Kamu cantik banget," pujinya.

Abel tertawa dengan wajah yang memerah.

"Apalagi kalau blushing kayak ini, jadi tambah sexy."

"Heh!" Wajah Abel jadi semakin memerah.

"Mau dibuktiin?"

Abel jadi was-was. "Bukti gimana?"

Lama mereka hanya saling pandang, sampai akhirnya Atlantas merendahkan badan dan langsung menyerang bibir mungil Abel.

"Seperti ini," bisik Atlantas.

Menelusupkan lidahnya ke dalam bibir Abel, bermain-main dengan liar di dalam sana. Sehingga Abel membalas ciumannya.

Dan semakin lama ciuman tersebut semakin intens. Abel mengalungkan kedua tangannya di leher Atlantas. Tubuhnya jadi panas.

Atlantas menghentikan ciumannya lalu menyatukan dahinya ke dahi Abel. Napas keduanya saling menderu.

“Makasih,” ucap Atlantas dengan lembut.

Abel hanya mengangguk kecil. Ia sangat malu.

Atlantas tersenyum tipis, mengusap pelan bibir Abel.

“Sekali lagi ya, boleh?” izin Atlantas benar-benar membuat Abel jadi malu.

Abel pun mengangguk.

🏍️🏍️🏍️

Astagfirullah, dosa di tanggung masing-masing ya friends 😭🤳 aku mau siap-siap untuk ulangan dulu, doain semoga lancar, ya.

Aku gatal banget mau up ini dari lama, padahal komentar sebelumnya gak sampai target, tapi gak papa lah, ketimbang gantungin kalian terlalu lama, iya kan?

Yaudah, mana suaranya dulu, nih? Mau update kapan lagi coba?

Yuk, kasih komentar sampai 150. Kalau tembus segitu aku akan up secepatnya kok ><

see u next part

[ Atlas & Abel ]

Continue Reading

You'll Also Like

762K 21.5K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
857K 6.1K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
4.3M 97K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
521K 31.2K 44
Anak pungut sepertiku berharap apa dengan takdir? Benar katanya, aku tak pantas diperlakukan layaknya manusia, karena takdirku sudah terlanjur tengge...