Raiden. (SUDAH TERBIT)

By auraagsnnda_

6.2M 639K 82.6K

"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-sat... More

PROLOG.
Raiden-chapter 1
Raiden-chapter 2
Raiden-chapter 3
Raiden-chapter 4
Raiden-chapter 5
Raiden-chapter 6
Raiden-chapter 7
Raiden-chapter 8
Raiden-chapter 9
Raiden-chapter 10
Raiden-chapter 11
CAST☁️
Raiden-chapter 12
Raiden- chapter 13
Raiden-chapter 14
Raiden-chapter 15
Raiden-chapter 16
Raiden-chapter 18
Raiden-chapter 19
Raiden-chapter 20
Raiden-chapter 21
Raiden-chapter 22
Raiden-chapter 23
Raiden-chapter 24
Raiden-chapter 25
Raiden-chapter 26
Raiden-chapter 27
Raiden-chapter 28
Raiden-chapter 29
Raiden-chapter 30
Raiden-chapter 31
Raiden-chapter 32
Raiden-chapter 33
Raiden-chapter 34
Raiden-chapter 35
Raiden-chapter 36
Raiden-chapter 37
Raiden-chapter 38
Raiden-chapter 39
Raiden-chapter 40
Raiden-chapter 41
Raiden-chapter 42
Raiden-chapter 43
Raiden-chapter 44
Raiden-chapter 45
Raiden-chapter 46
Raiden-chapter 47
Raiden-chapter 48
Raiden-chapter 49
Raiden-chapter 50
Raiden-chapter 51
Raiden-chapter 52
Raiden-chapter 53
Raiden-chapter 54
Raiden-chapter 55
Raiden-chapter 56
Raiden-chapter 57
SELESAI
VOTE COVER🐥
RAIDEN PRE-ORDER

Raiden-chapter 17

99.7K 11K 752
By auraagsnnda_

•••

Alena berjalan santai seorang diri ditaman belakang sekolah, gadis itu membawa satu kotak susu dan beberapa cemilan. Jangan tanya dimana raiden lelaki itu sedang tertidur didalam kelas. "Eum nyam! Enak banget." Alena melahap makanan milik nya.

Tengah asik makan seseorang duduk disamping alena. Alena mengubah atensi yang tadi asik makan kini menatap orang tersebut. Clara?

"Hai, alena." Sapa clara hangat.

Alena tersenyum canggung. "Hai, clara." Balas alena.

"Sendiri?"

"Iya." Alena kembali melanjut aktivatas makan yang tadi terhenti.

"Raiden kemana?" Tanya clara.

"Ee, dikelas." Jawab alena. Namun nada yang ia keluarkan tak seperti biasanya.

"Alena, lo kan yang paling deket sama raiden. Gue minta tolong boleh?"

"Tolong apa?" Alena meletak kotak susu disamping sisi kirinya.

"Gue gak tau perasaan apa yang gue rasa waktu deket sama raiden. Kayanya gue suka deh sama raiden. Gue denger lo sahabat kecil dia ya? Boleh gue tanya-tanya tentang raiden.

Alena tersentak mendengar perkataan clara. Apa yang harus alena jawab? Apa ia harus menjawab raiden telah menjadi miliknya. Namun alena ragu, raiden tak menyatakan apapun pada alena. Alena takut raiden sekedar menjaga atas perintah sang ayah.

"Tanya aja boleh kok" Ujar alena.

"Gue besok mau bawain dia sarapan, menu kesukaan dia apa?" Tanya clara antusias.

"Em, raiden suka apa aja. Dia gak pilih kalo makan, tapi makanan favorite raiden donat kentang."

"Oke deh, thanks al, gue kekelas dulu ya bay!" Clara berlalu pergi.

Alena tersenyum haru. "Raiden pacar aku bukan ya?" Gumam alena pelan.

"Iya gue pacar lo," sambar seseorang.

Alena membola mata kaget. Sejak kapan raiden sudah duduk disamping nya? "Raiden kamu ngapain disini?"

"Suka-suka gue." Datar nya.

"Aku mau kekelas," alena hendak berdiri namun raiden menahan lengannya.

"Gue baru disini alena," Kata raiden kesal. Lelaki itu menarik tangan alena agar duduk kembali.

"Kamu udah makan?" Alena menoleh kepala kesamping.

Raiden menggeleng lalu, menyadarkan kepala dibalik punggung alena. Sebenarnya rasa kantuk masih menyerang mata raiden. Tapi melihat alena tak ada didalam kelas ia mencari dimana gadis itu. Sudah seperti kehilangan induknya.

"Tidur jam berapa ih! mata kamu masih merah," alena mengambil kepala raiden. Lalu ia tangkup wajah tampan lelaki itu.

"3."

"Ngapain aja? main game? Ngelarang aku tidur malem kamu sendirinya tidur subuh!"

"Laper al," adunya kembali menelusupkan wajah pada punggung alena.

"Roti aku mau? ini susu kotak punya aku masih ada." Alena menunjuk satu roti dan satu kotak susu coklat.

"Sini," alena membawa kepala raiden. Lalu merangkul bahu lelaki itu.

Raiden menyandar kepala pada bahu alena. "Buka mulut nya," titah alena.

Raiden membuka mulut menerima suapan alena. Roti rasa tiramisu dan susu coklat ditangannya. Sesekali ia minum.

"Enak?" Alena menunduk menatap raiden yang sangat berbeda hari ini. Bisa dibilang sedikit manja. Tumben sekali.

"Tadi si itu ngapain?" Tanya raiden.

"Si itu siapa?" Tanya alena, sambil menyuapi raiden.

Raiden menerima suapan alena. "Yang nabrak lo hari itu." Ujar nya dengan tangan kanan yang meminum susu kotak milik alena.

"Clara namanya,"

"Iya itu, gue liat tadi dia duduk disini. Ngapain?"

Alena diam tak menjawab.

"Ngapain alena?" Ulang raiden datar. Tangan lelaki itu berpindah memeluk alena erat.

"Raiden! lepas ini disekolah," alena menggeliat untuk melepas pelukkan.

"Jawab dulu," raiden semakin mengerat pelukkan pada pinggang alena.

"Lepas dulu!"

"Jawab dulu!"

"Dia nanyain makan kesukaan kamu!" Jawab alena cepat.

"Lo kasi tau?" Raiden menegakkan tubuh. Alhasil pelukkan itu terlepas membuat alena bernafas lega.

"Iya,"

"Kenapa lo kasi tau?" Tanya raiden datar.

"Dia nanya," jawab alena sabar.

"Lo gak cemburu?" Raiden bertanya namun dengan wajah datar.

"Cemburu kenapa?" Binggung alena.

"Ck, gak tau!" Ketus lelaki itu.

Alena menawan senyum. Ia tahu maksud lelaki ini. "Aku emang siapa kamu?" Tanya alena usil.

Raiden mengangkat bahu acuh dengan wajah datar. Ngambek cerita nya si datar.

"Yaudah ngapain juga aku cemburu, kalo aku bukan siapa-siapa kamu 'kan?"

"Pacar alena! Pacar! Lo pacar gue!" Teriak lelaki itu kesal.

"Tapi kamu--"

"Sekarang lo pacar gue. Gak ada bantahan!"

"Kok--"

"Gak ada bantahan!" Teriak lelaki itu emosi.

Alena mengusap dada sabar. Kenapa raiden seperti anak kecil yang sedang marah? Ah menggemaskan si datar.

Alena membawa raiden dalam dekapnya. Ia mengelus pelan kepala lelaki yang sedang emosi itu. "kenapa teriak-teriak si?"

Raiden menelusupkan wajah pada leher jenjang alena. "Lo pacar gue alena. Lo milik gue bukan orang lain." Gumam nya.

Astaga?! Alena sudah tidak tahan. Kenapa raiden sangat menggemaskan saat ini.

"Iya aku pacar kamu," alena mengusap punggung tegap raiden.

"Udah berapa kali gue bilang, tapi lo gak pernah anggep gue sebagai pacar lo." Kata raiden mengerat pelukkan.

"Hahaha," alena tertawa gemas. "Kok kamu jadi gemesin si!" Alena mencubit pelan pipi lelaki itu.

"Lo pacar gue, bukan orang lain!"

Alena menghembus nafas kasar. Sudah berapa kali raiden berucap seperti itu?

"Iya alena pacar raiden!" Alena memeluk raiden gemas. Seakan asik dengan dunia keduanya. Melupakan mereka masih diarea sekolah.

"Udah bel, ayo kekelas!"

"Ehmhhm, nanti." Raiden mengeratkan pelukkan.

"Aku enggak mau bolos raiden ih!"

"Ini masih disekolah loh, kalo ada guru bisa diintrogasi kita!" Lanjut alena.

Raiden mendegus kesal lalu melepas pelukkan kasar. "Yaudah!" Lalu ia menggenggam tangan alena erat.

"Pelan-pelan ih jalannya!" Teriak alena kesal.

"Lo kaya semut!" Datar raiden. Semakin menarik alena cepat.

"Lo gajah!" Balas alena.

Raiden menghentikan langkah lalu berbalik menatap alena tajam. "Ngomong apa lo?"

"E-engak kok bercanda aja," jawab alena menunduk.

"Ulang ngomong apa lo?" Raiden menatap alena tajam.

"Enggak ih, bercanda aja! jangan gitu liatin nya takut." Rengek alena.

"Gue gak suka," kata raiden menatap alena datar.

Alena menghembus nafas pelan. "Iya-iya, ayo kekelas!" Kini alena yang bergantian menarik tangan raiden.

•••

To be continue.

Aku berusaha untuk buat sebagus mungkin. Semoga suka<3.

Jangan lupa vote fren!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

841K 84K 47
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.3M 256K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.2M 265K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
567K 41.7K 29
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...