DevAy {SELESAI}

By AnggiDiwinnaTasya

19K 3.2K 513

Rencana Yang mahakuasa memang tidak ada yang tahu. Bahkan hal demikianlah yang dialami oleh gadis cantik bern... More

DevAy|1🤓
DevAy|2🤓
DevAy|3🤓
DevAy|4🤓
DevAy|5🤓
DevAy|6🤓
DevAy|7🤓
DevAy|8🤓
DevAy|9🤓
DevAy|10🤓
DevAy|11🤓
DevAy|12🤓
DevAy|13🤓
DevAy|14🤓
DevAy|15🤓
DevAy|16🤓
DevAy|17🤓
DevAy|18🤓
DevAy|19🤓
DevAy|20🤓
DevAy|21🤓
DevAy|22🤓
DevAy|23🤓
DevAy|24🤓
DevAy|25🤓
DevAy|26 🤓
DevAy|27🤓
DevAy|28🤓
DevAy|29🤓
DevAy|31🤓
Ending🎉
Ekstra part🔥
Q&A🎉
Info!
A17 menyapaaa!!!!
A17 kembali menyapaaa!!!(2)
Info penting!

DevAy|30🤓

431 71 3
By AnggiDiwinnaTasya

Bentar lagi ending huaa>.<
Seneng gak? Seneng pasti kan? Wkwk.

Selamat membaca 😚

~~~
Ayla dan Devan pun sudah siap berangkat ke sekolah. Kali ini Devan mengajak Ayla berangkat ke sekolah menggunakan mobil. Dengan senang hati Ayla menerima ajakan Devan.

"Hai Ayla," sapa Nicole. Ayla tersenyum kepada orang-orang licik itu.

"Hari ini lo sibuk gak?" tanya Dina.

"Pasti Ayla sibuk, 'kan hari ini kelas Ayla banyak tugas belum lagi ujian. Iyakan, Ay?" Vani mencoba untuk menjelaskan kepada Ayla untuk tidak usah ke rumah Nicole lagi, atau akan terjadi hal buruk kepada Ayla.

"Gak, gue gak sibuk kok. Lagi pula soal ujian bisa di beresin pas malam," sahut Ayla.

"Oke, pulang sekolah kita main bareng lagi." Setelah itu Trio micin itu pun pergi entah kemana.

'Tunggu gue, Mel,' batin Ayla.

***
"Lo mau main lagi sama tu Trio micin?" Pertanyaan Devan membuat aktivitas makan Ayla terhenti.

Devan, Ayla, Danish dan Ersya sedang berada di kantin sekolah. Memakan sarapan yang sudah mereka pesan. Ayla mengangguk ragu dan melanjutkan makannya.

"Gak usah, gue gak izinin," cetus Devan.

"Tapi--"

"Ay, lo gak tau betapa bahayanya Trio micin itu. Jadi, kita mohon jangan pergi lagi," potong Ersya.

'Tapi ini demi, Mel. Ersya,' batin Ayla.

"Nanti gue pikirin lagi," balas Ayla. Entahlah memang Ayla tidak ingin menginjak rumah menjijikkan itu lagi. Rumah itu mewah, hanya saja orangnya yang otaknya gesrek.

***
"Bi, titip surat ini untuk kak Devan. Bilang Ayla minta maaf, karena udah gak nurut sama kak Devan." Setelah mengucapkan kata itu Ayla langsung pergi dari rumah dengan membawa peralatan yang mungkin bisa membantunya.

"Duh gimana ini," monolog Bu Nur.

"Mudahan Mel baik-baik aja," monolog Ayla. Ayla kini tengah berjalan, dia sengaja tidak menitip taxi online. Rencananya dia akan naik ojek saja ke rumah Nicole.

***
"Eh, Ayla. Udah datang." Seperti biasa Nicole mengajak Ayla untuk makan malam, sebelum melancarkan aksinya.

"Em, Nicole. Gue boleh gak kalau nginep di rumah lo?" tanya Ayla.

"Tentu boleh," jawab Nicole.

Enggak Ayla, enggak. Lo harus cepat-cepat pergi dari sini. Pikir Vani.

'Sebelum di kasih perangkap, dia udah nyerah duluan,' batin Dina sembari tersenyum licik.

Kini jam menunjukkan pukul 02:30 WIB. Ayla keluar pelan-pelan dari kamar Nicole. Dia ingin menyelamatkan Melya dari rumah menyeramkan ini.

"Mel," panggil Ayla dengan berbisik. Mel yang tadinya menunduk, mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Ayla.

"Ay, lo--" Melya tak sanggup mengucapkan kata-kata. Ayla langsung membuka tali dari tangan Melya menggunakan gunting yang dia bawa tadi.

Mereka berpelukan sangat lama, hingga air mata kebahagiaan pun mengalir. Ayla mengusap air mata saudara kandungnya itu. Lebih tepatnya adik kandung.

"Kita harus pergi dari sini, dan membuat keadilan," ucap Ayla dengan isakan. Menggenggam erat tangan Melya.

Deg!

"Mau kemana kalian, dasar bod*h!" sentak Nicole yang sudah berada tepat di depan pintu.

"Jangan berani mendekati kami, atau akibatnya akan buruk!" Ayla mengeluarkan pisau dapur yang juga dia bawa tadi. Melihat itu Nicole justru tertawa licik.

"Hahaha ... Ayla, Melya. Anak pak Pradistrya, yang bod*h. Kalian memang sangat-sangat polos, dan juga ceroboh!" bentak Nicole.

"Kalian pikir, gue gak tau kalau Ayla hanya bersandiwara. Dan ingin menyelamatkan lo." Nicole mendekati Ayla dan dengan sigap melemparkan pisau itu ke sembarang arah.

Bugh!

Bruk!

Dina memukul tengkuk Ayla menggunakan kayu yang di bawanya tadi. Sedangkan Vani mengikat tubuh Ayla dan Melya di kursi yang berbeda dan tak bersebelahan. Melainkan jarak Ayla dan Melya jauh sekali. Sekitar sepuluh langkah.

"Kalian jahat banget sih! Kenapa kalian giniin kita?! Apa salah kita! Kenapa kalian jahat!" Teriakan Melya di anggap angin lalu oleh Nicole dan Dina. Vani ingin menolong mereka, tapi jika Vani menolong mereka. Orangtua Vani yang menjadi korban.

"Selamat bersenang-senang saudara kembar," tutur Nicole sembari melambaikan tangannya dan beranjak pergi meninggalkan Ayla dan Melya.

Gue harus cari cara biar bisa kabur. Pikir Melya.

***
"Bi, Ayla mana ya? Kok di kamar Devan cari gak ada?" Ini yang di takutkan oleh BI Nur.

"Anu, itu Den Devan. Non Ayla tadi pamit sama saya mau ke suatu tempat, dan non Ayla bilang dia minta maaf sama den Devan, karena gak nurutin apa kata den Devan."

Devan meraup wajahnya kasar. Setelah itu dia pun segera membersihkan diri di kamarnya. Setelah itu Devan turun terburu-buru ke bawah, mengambil kunci mobil.

"Tunggu den!" Teriakan Bi Nur membuat langkah kaki Devan terhenti.

"Kenapa Bi?" tanya Devan seraya melangkahkan kakinya menuju Bi Nur berdiri saat ini.

"Ini non Ayla nitipin surat buat Den Devan," jawab Bi Nur sembari memberikan amplop yang berisi surat kepada Devan. Devan langsung membuka kasar amplop itu. Entahlah perasaan Devan sangat tak karuan saat ini.

Isi suratnya.

Dari Ayla untuk kak Devan.

Kak, Ayla pergi untuk menjemput kembaran Ayla di ruang rahasia yang cantik.

Assalamu'alaikum.

"Dimana ini, huh Ayla kenapa sih gak langsung ngomong ke intinya!" Monolog Devan. Berdecak kesal lalu mengacak rambutnya frustasi.

Ruang rahasia yang cantik, di mana itu. Pikir Devan.

Devan langsung menancapkan gas mencari Ayla yang dia pun tak tau di mana Ayla berada.

"Ayolah, Ay. Tunjukkan diri lo," monolog Devan sembari melihat-lihat jalanan yang di lewatinya.

***
"Eugh." Ayla tersadar dari pingsannya. Menetralkan pandangannya ke seluruh ruangan yang menyeramkan itu. Sampai akhirnya pandangannya tertuju pada Melya yang sedang menatap langit-langit seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Mel, kita, kita kok bisa di sini?" tanya Ayla.

"Kita di jebak," lirih Melya.

"Terus sekarang kita harus gimana, Ay. Gue takut," rengek Melya.

"Gue juga gak tau, mana lupa ngasih tau kak Devan kalau mau ke sini," sahut Ayla.

"Gimana caranya kita kabur dari tempat yang sangat kejam ini, gimana Ayla?" tanya Melya.

"Gak tau, Mel."

***
Devan sudah mencari ke berbagai rumah yang sering di kunjungi Ayla. Dia lupa kalau Ayla sering ke rumah Nicole beberapa akhir ini.

"Danish, apa mungkin Ayla ke rumah tu pengkhianat." Devan langsung menancapkan gas menuju rumah Danish.

"Danish, Dan--"

"Ngapa sih masuk rumah orang teriak-teriak!" sentak Danish.

"Mana Ayla?" tanya Devan.

"Loh kok nanya sama gue, Ayla itu istri lo. Malah ke gue nyasar nya," cetus Danish.

"Emang Ayla pergi ke mana, kok bisa sampai kehilangan gini sih?" Bukannya menjawab pertanyaan Danish, Devan langsung pergi begitu saja. Danish menggeleng kepala, setelah itu dia menelepon Ersya memberi tahu kalau Ayla pergi entah kemana.

***
"Nih makan!"

B e r s a m b u n g

Berikan kata-kata untuk Trio micin dong>.<

Continue Reading

You'll Also Like

16.2K 1.1K 56
SEQUEL DARI CRISYLLA & DANIAR Reihan Alvino Saputra. ketua geng antariksa yang disegani dan dihormati siswa-siswi SMA Pelita. Ketampanan nya , kecerd...
318K 28.7K 52
Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terke...
2.7M 292K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
6M 314K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...