Raiden. (SUDAH TERBIT)

By auraagsnnda_

6.2M 640K 82.6K

"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-sat... More

PROLOG.
Raiden-chapter 1
Raiden-chapter 2
Raiden-chapter 3
Raiden-chapter 4
Raiden-chapter 5
Raiden-chapter 6
Raiden-chapter 7
Raiden-chapter 8
Raiden-chapter 9
Raiden-chapter 10
Raiden-chapter 11
CAST☁️
Raiden-chapter 12
Raiden- chapter 13
Raiden-chapter 15
Raiden-chapter 16
Raiden-chapter 17
Raiden-chapter 18
Raiden-chapter 19
Raiden-chapter 20
Raiden-chapter 21
Raiden-chapter 22
Raiden-chapter 23
Raiden-chapter 24
Raiden-chapter 25
Raiden-chapter 26
Raiden-chapter 27
Raiden-chapter 28
Raiden-chapter 29
Raiden-chapter 30
Raiden-chapter 31
Raiden-chapter 32
Raiden-chapter 33
Raiden-chapter 34
Raiden-chapter 35
Raiden-chapter 36
Raiden-chapter 37
Raiden-chapter 38
Raiden-chapter 39
Raiden-chapter 40
Raiden-chapter 41
Raiden-chapter 42
Raiden-chapter 43
Raiden-chapter 44
Raiden-chapter 45
Raiden-chapter 46
Raiden-chapter 47
Raiden-chapter 48
Raiden-chapter 49
Raiden-chapter 50
Raiden-chapter 51
Raiden-chapter 52
Raiden-chapter 53
Raiden-chapter 54
Raiden-chapter 55
Raiden-chapter 56
Raiden-chapter 57
SELESAI
VOTE COVER🐥
RAIDEN PRE-ORDER

Raiden-chapter 14

115K 11.7K 1.5K
By auraagsnnda_

•••

Alena melangkah kaki menelusuri koridor sekolah. Bersama lelaki datar disamping nya. Siapa lagi kalau bukan raiden.

Bruk.

Seseorang menabrak alena. Hingga badan gadis itu terhuyung kebelakang dengan cepat ditahan dengan raiden untung tidak terjatuh.

"Jalannya hati-hati dong tangan a-ku sampai sakit nih," ucap nya.

Alena mendogak menatap siapa orang yang telah menabrak nya. Ternyata anak baru itu.

"Iya maaf ya aku gak sengaja," ucap alena cemas.

"Sakit banget tangan aku," gadis itu mengusap-usap bahu tangan nya. Melirik pada raiden.

"Aku minta maaf, tapi kan tadi kamu yang nabrak aku," ucap alena. Raiden yang disebelah alena menggeram bisa-bisanya alena meminta maaf. Jelas-jelas anak baru itu yang menabrak dirinya.

"Kok kamu malah salahin aku si hiks," isak nya menangis.

"Eh kok nangis aku enggak sengaja, ayo aku anter uks," ajak alena memegang lengan anak baru itu bernama----clara.

"Sama dia aja ke uks nya," tunjuk clara pada raiden.

Alena mengeryit binggung. Lalu mengganguk. "Raiden kamu bisa---"

"Gak usah drama," ketus raiden menatap tajam clara. Lalu ia menarik lengan alena pergi dari situ.

Clara tersentak mendengar jawaban itu. "Kenapa raiden gak bantuin gue sih?!" Clara menghentak kaki kesal.

***
Alena melepas tangan raiden. "Raiden! kenapa lari gitu aja? kan tangan dia masih sakit gak sopan tau gak," saat ini mereka sedang berada di depan tangga menuju kelas alena.

"Bodoh," raiden menyentil kening alena.

"Iya deh! kamu paling pinter," renggut alena kesal.

"Emang,"

"Mana ada orang pinter males, kerjaan nya bolos terus, habis itu berantem masuk ruang bk gitu aja terus," cetus alena.

"Bacot sana masuk," ia mendorong bahu alena.

"Kalo pinter itu kaya ajun, gak pernah bolos, pinter, gak pernah langgar peraturan sekolah lagi," lanjut alena. Semakin membuat raiden mendidih mendegar nama ajun.

"Alena kalau lo masih ngomong. Gue cium lo disini," geram raiden.

Alena tersentak kaget lalu tersenyum jahil. "Rame orang kamu mana berani," tantang nya.

Raiden menarik pinggang gadis itu lalu memeluk erat. "Nantangin lo?"

Alena melotot mata kaget posisi kedua nya sangat dekat. Jika ada guru yang lewat bisa habis sudah.

"Raiden ih, lepas gak?!" Alena memasang wajah garang.

Raiden menggeleng lucu. "Gak mau,"

"Raiden lepas! ini disekolah kalau ada guru gimana?" Panik alena.

"Biarin," acuh nya.

Alena menghembus nafas kesal. Kenapa jadi ia yang ketar-ketir. Niat nya hanya ingin menjahili raiden saja.

Wajah lelaki itu semakin dekat untung tidak ada yang berlalu lalang. Alena memejam mata dikala hembusan nafas raiden menerpa kulit wajah nya.

Cup

"Mau banget dibibir, hm?" Raiden tersenyum jahil.

Alena mendorong dada lelaki itu dengan wajah memerah malu. Ish apa yang dipikiran alena sangat salah. Raiden hanya mengecup pipi alena saja.

"Ngeselin banget!"

"Kenapa? marah gak jadi gue cium dibibir?" Jawab lelaki itu frontal.

Wajah alena semakin memerah padam. Antara malu dan amarah yang membuncah.

"Ngeselin!" Ketus gadis itu berlari menaiki tangga.

Raiden mengulum senyum melihat tingkah menggemaskan alena.

***
Alena bersama ketiga sahabat nya memasuki toilet untuk berganti pakaian olahraga.

"Males banget gue olahraga," lesuh rella.

"Iya, mana basket lagi males banget ih," sambung ghea.

"Seru tau basket tapi aku gak bisa," cengir alena merapihkan rambut yang berantakkan.

"Iya seru, palingan nanti lo sama raiden " ucap dira.

"Tapi kan raiden gak ada kelas olahraga hari ini,"

"Dia kan anak basket al, kata pak bimo hari ini yang ngelatih kelas kita anak basket," jelas dira.

Alena mengganguk kepala paham. Ia masih kesal dengan lelaki itu. Semoga saja ia bersama yang lain tidak dengan raiden.

***
Setelah memberi penjelasan pak bimo selaku guru olahraga pergi begitu saja. Menyerahkan semua pada anak basket SMA Galantri.

"Alena!" Panggil raiden dari kejauhan. Lelaki itu sudah berdiri tempat didepan ring basket.

"Alena lo dipanggil tuh," dira menyenggol lengan alena.

"Al, budek lo ya?" Ujar ghea.

"Gak ih! biarin aja, aku lagi males sama raiden bosen mau sama yang lain!"

Duk!

"Aw!" Ringis alena memegang bahu nya. ia menoleh kepala, ternyata raiden yang melempar nya. Walaupun pelan tapi tetap saja sakit.

Nafas gadis itu memburu mata nya memerah pertanda kilat kemarahan.

"Sini lo," panggil raiden santai tanpa dosa.

Dengan tangan terkepal kuat ia menghampiri lelaki itu dengan nafas memburu. "Buta ya mata kamu! gak bisa ngelempar bola ditempat nya?"

"Gak," jawab nya dengan wajah datar.

"Terus kenapa lempar nya ke aku?!"

"Sengaja, lo budek soal nya,"

Apa? ia malah mengatai alena dan tidak meminta maaf?!

Rasanya alena ingin meneggelamkan raiden di sungai amazon. Biar dimakan dengan hewan reptil disana.

"Kenapa?" Ketus gadis itu.

"Gue manggil lo buat latihan, bukan malah ngegosip. Mau gak dapet nilai lo?"

"Iya-iya, gak usah marah-marah,"

"Sini," raiden menyuruh alena berdiri didepan nya.

Gadis itu menurut dan berdiri didepan raiden.

Raiden memegang bahu alena membenarkan posisi gadis itu. "Lo pantulin bola basket pake ujung jari,"

"Fokus tembakan bola pada keranjang," ucap raiden tepat disamping telinga alena. Banyak murid memerhatikan mereka berdua. Bagaimana tidak? posisi raiden sangat dekat bahkan tak ada jarak dari keduanya. Tepat dibelakang alena seperti memeluk gadis itu.

"Santai aja, buat nyaman bola ditangan lo, disaat lo udah yakin lalu lempar sesuai prediksian lo ke arah ring," jelas raiden.

Alena mengganguk paham mencoba memahami semua penjelas raiden. Lelaki itu memundur beberapa langkah menunggu alena melakukan shooting.

Alena memegang bola basket erat. Lalu ia pantul-pantulkan dengan pelan. Ia memulai fokus pada ring basket lalu ia memasukan bola dalam ring dan....

Masuk!!!

"Woah alena hebat!" Teriak rella heboh. Alena tak menyadari ternyata banyak orang memerhatikan sedari tadi.

Gadis itu tersenyum manis. Merasa bangga akhirnya ia bisa memasukan bola basket dalam ring. Alena suka basket tapi karena ia tak bisa bermain, jadi malas buat bermain.

Gadis itu menoleh menatap raiden dengan senyum manis. "Makasih!" Girang nya.

"Sama-sama," raiden mengusap kening alena yang berkeringat.

"Mau kekantin apa ganti baju?" Tanya lelaki itu membernarkan anak rambut alena.

"Kekantin aja laper, haus juga." Alena mendogak dengan wajah lucu.

Raiden hanya memasang wajah datar. Tapi didalam hatinya ingin memakan alena karena terlalu menggemaskan.

"Ayo," ia menarik lengan seragam alena.

Alena mengikuti langkah raiden dari belakang. Sudah seperti anak kucing. Kucing yang menggemaskan.

***

Bell sekolah sudah berbunyi 25 menit yang lalu. Dan alena masih disekolah alasannya raiden memaska alena untuk menemaninya latihan basket.

"Enak bener ditemenin doi," sindir doy. Hanya dianggap angin lalu dengan raiden.

Raiden melangkah kaki berjalan menghampiri alena.

"Buset belom pacaran dah bucin bener," celetuk achan.

"Aneh temen lo," saut bintang ikutan

"Biarin aja, gue yakin tu anak gak bakalan nyakitin alena, gengsi aja dia gedein," ujar altahar.

"Iya anjir gue gak pernah liat si raiden begitu ke cewe lain, baru sadar gue dia begitu cuma ke alena," ucap achan.

"Iya kalo gue cewek mau juga dapet cowok modelan raiden," kata doy ngawur. Mendapat tatapan aneh teman nya.

"Istighfar lo doy, kelamaan jomblo malah belok lo," ucap bintang.

"Gak anjir!" Bantah nya cepat.

"Udah-udah ayo balik!" Teriak altahar.

***

"Kamu gak ganti baju, itu udah basah banget rai,"

Raiden menggeleng lalu menyelempang tas pada bahu. "Ayo," ajak nya.

Alena memikirkan cara agar raiden mau menuruti kemauan nya. Selama menunggu alena terbayang bayang makanan itu. Ia sangat ingin tetapi raiden pasti tak mengizinkan nya. Rasa manis dan asam itu alena sangat merindukan, sudah lama alena tidak berjajan itu.

Ia menghalang jarang raiden dengan membuka tangan lebar. Lalu memeluk lelaki itu erat, baju raiden yang basah akan keringat juga membuat baju depan alena sedikit basah.

"Kenapa lo?"

"Raiden...," Rengek alena.

"Hm," ia sudah tau alena seperti ini. Pasti ingin sesuatu.

"Mau beli itu...," Alena mengeratkan pelukan.

"Apa alena?" Raiden memegang kepala alena agar menatap nya.

"Tapi harus boleh ya?"

"Apa dulu?" Tanya lelaki itu.

"Yupi sama yoghurt," cicit alena. Raiden melarang alena memakan kedua itu pertama alena pernah menyetok 5 toples yupi di dalam kamar maka sekarang raiden mengurangi alena memakan makanan manis itu. Kedua yoghurt, alena terlalu sering mengonsumsi itu karena tidak baik untuk lambung alena.

"Nope alena,"

"Raiden...," Rengek alena mengguncang tubuh lelaki itu.

"Yang lain, kaya roti atau susu?"

"Gak mau!" Tentang gadis itu.

"Yaudah lepas gue mau pulang," ketus raiden.

Alena melepas dengan mata berkaca-kaca.

Raiden menghela nafas panjang. Menangkup wajah alena yang sedari tadi tertunduk.

"Kalo gue ngomong nurut sekali bisa?"

"Aku udah sering dengerin omongan kamu, kamu gak pernah mau dengerin omongan aku," ucap alena pelan.

"Terus mau nya apa?" Raiden menatap alena datar.

"Enggak jadi," cicit gadis itu merunduk takut.

Raiden benci alena tak mau menatap nya karena merasa takut. Ia sebisa mungkin membuat alena merasakan nyaman dekatnya.

Ia menarik alena dalam dekap nya kembali, mengusap surai sepinggang gadis itu lembut.

Tak tega menolak keinginan gadis itu.

"Oke, tapi jangan kebanyakan,"

Alena mendogak menatap raiden diaatas nya. Mata sembab, hidung merah menambah kesan imut alena.

"Apanya?"

"Yang tadi lo mau," raiden menurun kepala menatap alena. Kini jarak keduanya sangat dekat.

Alena mengembangkan senyum manis.

Cup.

"Makasih raiden!" Seru nya semangat.

Raiden membeku saat alena mengecup pelan pipinya. Ini pertama kalinya raiden merasakan sebuah kecupan seorang perempuan kecuali sang bunda dan itu alena gadis kesayangan raiden.

Didalam hati ia bersorak senang. Tetapi masih mendatarkan wajah berusaha untuk secool mungkin.

"Ayo!" Ajak alena semangat.

Raiden mengganguk lalu merangkul bahu alena erat. Membeli apa yang gadis itu ingin.

Si Alena darendra kesayangan raiden geordino.

•••

To be continue

Maaf gak up tepat waktu. Aku berusaha untuk membuat cerita sebagus mungkin. Semoga aja kalian suka ya dengan cerita ini<3.















Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 277K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
5.5M 398K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
2.6M 129K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
855K 64.6K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...