Fate Of Kanaya [End]

By taniania0117

22.3K 7.6K 26.3K

[FOLLOW SEBELUM BACA!] πŸ“ŒNOTE: CERITA ORISINAL - - "Dibutuhkan kesedihan untuk mengetahui apa itu kebahagiaan... More

1. prolog
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50. End

30

351 103 683
By taniania0117

Hai kamu, iya kamu jangan lupa napas 😚

Aku cuma mau ingetin, jangan lupa spam komen karena itu salah satu penyemangat :')

Votenya udah kan?

Kalian jangan jadi siders ya :(

Jangan lupa follow ig @tania.niaa_ biar gak ketinggalan spoiler!!

______________________________
“Jangan hanya janji untuk tidak saling menyakiti, tetapi berjanjilah untuk tetap bertahan dalam kondisi apapun”
_________________________________

***

Hari ini adalah hari ulang tahun sekolah KIHS, setiap tahunnya akan mengadakan lomba serta pesta pada malam harinya. Dan kini, semua siswa sibuk menghias ruang aula sangat luas itu. Beberapa dari mereka juga sibuk berlatih karena acara perlombaan akan dimulai.

Kana, perempuan dengan rambut diikat satu kebelakang itu tengah sibuk memasang balon balon di setiap tiang. Jangan tanya Devan kemana, karena lelaki itu sekarang sedang sibuk dengan OSIS serta club basket––nya yang akan tanding nanti.

"Hai, cape ya?"

Suara berat dari seseorang di belakangnya membuat Kana spontan menoleh. "Eh, Rafa?"

"Sini gue bantu," Rafa mengambil alih balon berwarna merah dari tangan Kana lalu memasangkannya di tembok yang sudah di beri penyangga.

Kana menarik napas lelah, menghias satu tiang ini ternyata menguras tenaganya. "Makasih ya."

Lelaki yang bernotabene sebagai wakil ketua osis itu mengelap keringat yang memenuhi pelipis Kana dengan sapu tangan. "Istirahat sana, ini biar gue yang kerjain."

"Eh jangan Raf, ini 'kan tugas gue," Kana menggeleng kuat.

"Gak usah di paksa, Thea." Lelaki beralmamater osis itu menyodorkan minuman dingin pada Kana.

"Duh Raf gue jadi enak hehe," tanpa malu Kana menerima minuman segar itu lalu meneguknya hingga habis. Ya, dia sangat haus.

Rafa menyuruh Kana untuk duduk di dekat tiang itu. Perempuan fujoshi itu membuka hp nya lalu menekan salah satu aplikasi favoritnya.

Melihat Kana yang asik sendiri, Rafa jadi penasaran. Dia berjongkok lalu mengintip sekilas layar handphone Kana.

"Baca apaan?"

Tatapan Kana beralih ke arah Rafa, lalu menjawab. "Webtoon."

"Genre?"

"Homo," balas Kana jujur. Memang perempuan penikmat yaoi apalagi series Thailand yang kebanyakan BL. Tak hanya dari negeri Jepang dan Thailand saja, China, Korea pun Kana garap.

Ada yang sama kayak Kana?

Atau cuma author aja? :D

Rafa menyentil kening mulus Kana gemas. "Dosa lo!"

"Dosanya ditanggung Devan," ujar Kana acuh. Perempuan itu kembali lanjut membaca.

Rafa menggeleng heran, kemudian dia teringat sesuatu. Lelaki itu mendudukkan dirinya di samping Kana lalu menatapnya serius.

"Thea, lo bisa ikut gue gak pulang sekolah nanti?"

"Em, pulang sekolah 'kan gue harus siap siap pergi ke pesta nanti malam," Kana memperhatikan raut wajah Rafa yang tiba tiba cemas. Dia mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

"Sebentar aja Thea," ujar Rafa menatap Kana penuh permohonan.

"Emangnya kemana?"

Lelaki itu sedikit tertunduk dengan wajah menjadi sedih. "Rumah sakit,"

Melotot. Kana menjadi panik. "Hah! Siapa yang sakit? Tante Ajeng?!"

Rafa mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Oke gue ikut!"

*****

Saat ini, Devan dan beberapa anggota basket lainnya sedang berada di tengah lapangan. Mereka sedang pemanasan untuk tanding nanti. Lelaki, itu menjadi semakin tampan ketika memakai kaos basket tanpa lengan berwarna hitam.

Ia mendudukkan dirinya di pinggir lapangan lalu meneguk air putih yang di pegangnya. Devan mengambil hp dari tasnya guna mengabari istrinya.

"DEVAN ANJIR, GUE NGOMONG PANJANG LEBAR MALAH DITINGGAL!" gerutu Jonathan dari tengah lapangan sana.

Tadi dia menceritakan pembicaraan orang asing kemarin malam tapi malah ditinggal sama Devan, akhirnya Jonathan yang katanya kembaran Nanon Korapat itu berbicara sendiri.

Lelaki dengan rambut yang sengaja dia kuncir seperti yang sedang viral beberapa waktu lalu itu menghampirinya Devan lalu duduk disampingnya.

"Jadi menurut lo dia siapa, Van?" tanya Jonathan dengan mata menatap para cheerleaders yang sedang melompat lompat.

"Hm, yang mana?" dahi Devan mengerut tidak mengerti apa maksud dari temannya yang rada oon itu.

"Cantik banget ya," kagum Jonathan pelan namun terdengar jelas di telinga Devan.

Devan menyentuh dahi Jonathan dengan punggung tangannya. "Gak panas," gumamnya.

"Astagfirullah Jon, mata lo!" umpat Jonathan menampar pipinya keras.

Devan mendengus. "Tadi lo mau ngomong apa, cepetan gue kangen nih sama cebol unyu!"

Cebol unyu adalah panggilan sayang Devan untuk Kana. Ingat ya, hanya untuk Kana kalian gak boleh!

Jonathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sana sekali, bingung. "Tadi gue mau ngomong apa ya? Lo tau gak?"

"Auah!" decak Devan lalu pergi setelah menoyor kepala Jonathan. Memang Jonathan ini adalah orang yang pelupa.

Di koridor banyak siswi yang mematung di tempat demi bisa berlama-lama melihat Devan lewat.

Gue rela jadi upilnya Devan, biar bisa nempel terus!

Anjir gak kuat gue!!!

Sal, pegangin gue mau jatoh!!

Buruan woy pegangin!!

Eh eh eh pasangin jantung gue, udah copot neh!!!

Kak Devan, LOPYU!!!

Kak! Buka lowongan jodoh gak? Aku mau daftar!

Satu aja bikin gue mleyot apalagi sepuluh yang lewat!!!

Yaampun sepatunya keren banget, BISMILAH ORANGNYA!!!

Ocehan mereka membuat kuping Devan panas. Bener deh, Devan gak pernah bohong. Bukannya sombong, emang begini resiko orang cakep.

Lelaki itu menempelkan ponselnya di telinga menunggu suara yang dia rindukan. Baru gak ketemu beberapa menit aja udah kangen apalagi bertahun tahun, bisa mati berdiri si Devan!

"Ck, gak di angkat!" decak Devan menatap kesal layar ponselnya.

"DEVAN!"

Teriakan tersebut membuat Devan langsung menoleh ke sumber suara. Dari sana, ada dua gadis yang membawa kotak di tangan mereka.

"Van, kamu di suruh cek aula sama aku dan Abel juga," kata Viona tersenyum manis.

Abel, gadis yang notabene––nya sekretaris osis itu mendorong bahu kanan Viona. "Caper lo! Ayo ke aula!"

"Ih! Kamu juga Anabel, sok bijak!" sinis Viona sedikit berteriak.

Gadis dengan rambut yang di cepol itu lantas tak terima. Dia menjatuhkan kotak besar dengan kasar kemudian mendorong Viona hingga tersungkur.

"CARI GARA GARA LO SAMA GUE, HAH?!" Abel berkacak pinggang menata sinis Viona.

Viona juga tak mau kalah, dia menarik rambut Abel hingga tergerai. "Kamu duluan Anabel!"

Mereka saling menyalahkan serta saling tarik tarikan. Hal itu mengundang perhatian banyak siswa siswi. Tidak sedikit dari mereka yang menyemangati pertarungan itu.

Berasa momen yang pas, Devan berlalu meninggalkan kerumunan yang semakin banyak. Viona yang menyadari itu langsung menginjak kaki Abel dan berhasil lari mengejar Devan.

*****

Suasana aula begitu ramai, netra coklat kelam milik Devan sedang mencari sosok perempuannya, Cebol unyu––nya. Dia melangkah masuk agar mudah mencarinya, banyak siswi siswi yang tersenyum dan menyapa Devan walaupun mereka tau kalau lelaki itu pasti tidak merespon.

Tatapan Devan terkunci pada dua orang yang sedang bercanda ria sambil menghias tiang. Dia, Kanaya Almathea istrinya sedang asik dengan lelaki yang katanya sahabat kecil––Rafa.

Shit! Umpat Devan.

Cemburu? Tentu saja Devan cemburu. Dia gak akan rela jika cebol unyu––nya nyaman dengan lelaki lain kecuali dirinya!

Dia langsung menghampiri keduanya dengan ekspresi biasa saja walaupun hatinya sudah haredang.

Berdehem sebentar hingga keduanya menoleh, Devan berujar. "Ayo ke UKS!"

Kana mengernyit, "lo sakit?" tanyanya seraya menempelkan punggung tangannya di dahi Devan. "Tapi gak panas."

Devan berdecak melirik sebentar Rafa dengan sinis. "Ck, ayo!" lelaki itu menarik pergelangan tangan Kana pelan.

Melihat itu Rafa hanya diam, mau marah itu bukan haknya karena Devan adalah suami sahabatnya. Walaupun Rafa sama sekali belum menerima kenyataan ini, tapi dia harus bisa!

Pintu UKS sengaja dikunci oleh Devan, dia menyuruh Kana agar duduk di bankar. Kana yang bingung hanya bisa menurut, sepertinya dia cemburu, pikir Kana.

"Jangan di ulangin," ucap Devan dengan nada dingin menatap lurus ke arah Kana.

Kana menundukkan kepalanya lalu mengangguk patuh. Mau lawan takut dosa. "Iya."

Devan menyeret kursi plastik yang di dekat bankar lalu mendudukan bokongnya di sana. Dia menaruh kepalanya di atas paha Kana. Lelaki itu mengerucutkan bibirnya dalam diam, menahan rasa cemburu yang teramat besar.

"Elus," Devan meraih tangan Kana lalu menaruhnya di kepalanya.

Menurut, perempuan itu mulai mengelus pelan rambut tebal Devan. "Lo kenapa?"

"Jangan banyak tanya," kata Devan memejamkan matanya. Tangan Kana yang satunya sedang dia mainkan seperti anak kecil. Ternyata Kana, masih memakai gelang yang waktu itu Bundanya kasih.

Kana hanya memutar bola mata malas. Dia sangat tidak suka jika Devan sudah berada di mode manja. Lelaki itu akan lebih menyebalkan dimatanya!

Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu membuat paha Kana merasa pegal. "Van, lo mau tanding basket kan?"

"Sepuluh menit lagi Cebol unyu,"

Kana menghela napas berat. "pegel tau!"

Dengan cepat, Devan mengangkat kepalanya lalu menatap Kana khawatir. Bucin!

"Apanya? Biar gue pijitin," kata Devan perhatian menyelipkan rambut yang menghalangi wajah Kana ke belakang telinga perempuan itu.

"Pegel nya bakal ilang kalau kita keluar dari sini!" desis Kana menatap kesal Devan.

"Cium dulu," Devan menunjuk pipinya dengan jari telunjuk.

Agar cepat keluar dari UKS, Kana mengecup singkat sangat singkat pipi tirus Devan. Lelaki itu berdiri, dia sama sekali tidak merasakan kecupan itu. Kalau Kana tidak mau menciumnya, lebih baik Devan lah yang mencium Kana.

Wajah Devan sudah semakin dekat, berusaha sebisa mungkin Kana memundurkan kepala. Hingga kini, Kana sudah sedikit terbaring di bankar membuat Devan semakin intens menatapnya.

Devannnn ini sekolah anjir!!!! Batin Kana.

"WOY ANJING CEPETAN KE LAPANGAN!" teriak Jonathan menggedor pintu.

*****

Hampir semua kursi tribun dipenuhi oleh banyaknya siswi yang ingin sekali menyaksikan Devan bermain basket. Kana dan Sava saat ini berada di tribun yang dekat dengan pinggir lapangan. Di belakangnya terpampang jelas poster yang bertuliskan kata kata penyemangat untuk Devan, siapa lagi kalau bukan kelakuan DEVANATIC!

Go Devan, go Devan, go Devan, gooo!!!!

SEMANGAT CALON IMAMKU!!

DEVAN SEMANGAT!!!

DEVAN KAMU PASTI MENANG, BEB!!

AYO CALON MASA DEPAN KU! SEMANGAT!!!

Teriakan alay tersebut membuat Kana kesal. Bisa bisanya mereka ngomong kayak gitu di depan ISTRINYA WOY!

"Cembokur lo?" tanya Sava sedikit berteriak karena suara gemuruh dari belakang sana.

"Ya iya lah!" dengus Kana jujur.

Babak pertama di menangkan oleh tim Devan. Sudah di tebak, setiap tahun lelaki itu selalu membuat timnya menang.

Devan, dia sedang berdiri di pinggir lapangan. Tak sengaja, tatapannya bertubrukan dengan Kana. Devan tersenyum tulus pada Kana dan mengedipkan sebelah matanya genit.

"WOY ANJIR DEVAN SENYUMIN GUE!!" teriak salah satu Devanatic.

Teman di sebelahnya menyahut. "Enggak ya, tatapannya ke gue!"

Cewek dengan dandanan menor mengelak. "Dih, jelas jelas Devan senyumnya ke gue!"

Kana menghentakkan kakinya kemudian berbalik badan dan menatap mereka kesal. "Bacot banget sih jadi cewek!"

"Iw, lo siapa tiba tiba nyolot gitu?" tanya salah satu dari mereka.

"Gue..... Pacarnya Devan!" jawab Kana asal.

Mereka semua langsung tertawa remeh. Tak sedikit juga yang mengumpati Kana dan mulai berbisik bisik tetangga.

Kana tak peduli lagi, dia mendudukan dirinya di kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dari lapangan sana, Devaniel Arangga––suaminya sedang meminum air putih dengan sangat estetik. Jakunnya naik turun ketika air itu meluncur bebas di tenggorokan.

Damagenya tuh gak ngotak!!

"ANJIR NA, KALAH SEXY GUE!!" pekik Sava melompat lompat seperti orang kejang kejang.

Kana berdecak malas, kenapa semua orang jadi tergila-gila dengan suaminya itu. "Udah Va, gak malu lo diliatin!"

"Oiya Na, ikut gue yok!" tanpa menunggu jawaban Kana, Sava sudah lebih dulu menarik tangan Kana keluar dari sana.

Sekarang mereka sedang duduk manis di tribun penonton di gedung kolam renang. Saat ini Ksatria sedang bersiap siap untuk berlomba.

"Kenyang gue dari tadi liatin roti sobek mulu!" ucap Sava dengan mata yang fokus ke arah Ksatria.

Ksatria, lelaki yang disukai oleh Sava itu sudah menyeburkan dirinya di kolam dan memimpin perlombaan. Sava menjadi heboh, dia berteriak menyemangati lelaki yang disukainya.

Kana lebih baik meninggalkan Sava, bosen lama lama disini. Mau liat Devan lagi tapi dirinya bakal naik darah melihat fans fans suaminya yang ganjen dan kepedean.

"Thea, ikut gue!" itu Rafa dengan napas yang naik turun.

Lelaki itu membawa Kana ke area parkiran. Kana yang bingung lantas bertanya. "Eh, kita mau ke mana?"

"Rumah sakit, Ibu gue serangan jantung!" Rafa memberikan helmnya pada Kana lalu menyuruh perempuannya itu naik.

Bersambung, next 👉

Kanaya Almathea


Devaniel Arangga


Rafael Abhisar


Sava pas liatin si Bang Sat


Ksatria Alaska


Davin sebelum meninggoy :(


Prov Zeze: Kakak cantik kangen Jeje gak?


Jonathan pas bayangin cewek Jepang

Continue Reading

You'll Also Like

12.8K 632 58
Sekuel STAY WITH ME Naya pikir bercerai dengan Dev adalah jalan yang mudah baginya. Namun segalanya menjadi rumit saat ia mengetahui bahwa ada kehidu...
2.4M 130K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
3.1M 258K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
6.9K 128 43
cinta bersemi di himpunan πŸ™ŒπŸ»