Pak Linggar

Oleh rammdinn

1.7M 141K 1.5K

[TAMAT] cerita ini santai minim konflik untuk penghilang penat:) *** Rheta Amanita L, mahasiswa semester tiga... Lebih Banyak

00
01. pagi yang buruk
02. pak dosen idola?
03. kecelakaan
04. diperiksa pak dokter
05. modal pdkt
06. temu kangen
07. masalah baru
08. malaikat tanpa sayap
09. phone
10. no more excuses
11. happiness
12. kembali ngampus
13. mall
14. poor Arumi
15. cat cafe
16. mba Riri
17. akhir (tak) bahagia
18. nasi goreng
19. kebodohan yang haqiqi
20. hey siapa dia
22. tanpa judul
23. sugar baby
24. dapat(kan) ijin papah
25. malam berbintang
26. kembang api
27. aku yang salah
28. best vren
29. andai aku bisa
30. video call
31. pak Linggar sakit
32. agresif
33. spesial undangan
34. cemburu tanda cinta
35. birthday party
36. tembok transparan
37. jodoh orang
38. semakin rumit
39. hancur
40. perjanjian tanpa sadar
41. chill dren
42. titik terang bukan
43. pecah
44. doi ngambek
45. ditelpon Mamah
46. di waktu yang singkat ini
47. kita kembali
48. hanya mimpi
49. perundingan meja makan
50. the end
51. hari yang cerah
52. sisi buruk pak Linggar
53. hadiah indah
54. katanya mau pergi
55. pesan terakhir
the last
extra part
extra part lagi
extra part dulu
extra part terus
yuk yuk extra part nih
extra part lagi astogel
mabok extra part:")

21. Bisma sialan

22K 2.2K 31
Oleh rammdinn

tumben banget ya up jam segini?
😂😂

Rheta banyak ngumpat di chapter
ini:")

happy reading !!

***

RHETA POV

Aku bersumpah, ga suka banget sama Bisma yang sekarang. Gila ngeselin banget orang!!

Dia berubah songong mentang-mentang sekarang udah ganteng. Cuih.

Mending dulu, cupu tapi baik banget.

"Pergi sih. Betah amat lo di sini," dengusku muak melihat keberadaannya di rumah Arumi.

Parahnya ternyata rumah Bisma juga di perumahan ini. Beda blok aja. Sial. Kayanya Bisma sering main di rumah Arumi deh.

"Lo itu yang harusnya pulang. Cuma ngungsi kan? Sana pulang. Bikin orang repot aja."

"Siapa elo ngusir-ngusir! Orang yang punya rumahnya aja ga masalah!"

"Siapa elo ngusir-ngusir. Orang yang punya rumahnya aja ga masalah." Bisma sengaja membalikan ucapanku yang barusan.

Hihh. Aku makin gondok. Sementara Arumi cuma diem aja, cengengesan. Dia beneran ga ada niat ngusir Bisma gitu? Hiks. Arumi jahat!

"Ta lo ada kelas kan hari ini? Sana kuliah. Alya udah slese mandi tuh."

Aku berdecak. Melotot ke arah Bisma dulu sebelum beranjak dari sofa ruang tamu, meninggalkan mereka.

Aku dengar setelahnya Arumi tertawa kencang. Sialan.

Jangan-jangan mereka gosipin gue lagi.

"Rhetaa ayo buruan! Kelas gue udah mau dimulai!!"

"Baru juga masuk kamar mandi!"

"Gue tinggal nih, kalo lama!!"

Lagi-lagi aku berdecak. Hari ini orang-orang rumah pada rese banget sih. Aku segera menyelesaikan mandi bebekku. Sekedar sabunan. Karna tadi sebelum sarapankan aku udah gosok gigi dan cuci muka.

Aku selesai mandi, keluar dari ruangan lembab itu.

"Lelet lo. Alya udah berangkat."

"Ayo gue anter."

Cuih. "Ga perlu!" tolakku mentah-mentah atas ajakan Bisma.

"Gue juga ogah sebenernya. Tapi Arumi yang minta."

"Yaudah sih gue ga butuh juga." Aku berucap sengit sambil berlalu masuk ke kamar Arumi untuk ganti bathrobe dengan baju yang bersih.

Sekedar pakai kaos dan skinny jeans lalu aku menyelampirkan tote bagku yang berisikan binder, alat tulis, hp, power bank, dompet, parfum dan lip tint.

Untung hari ini aku ga ada jadwal praktek. Karena segala perlengkapan praktekku ada di rumah.

Cklek.

Aku menutup pintu kamar. Saat berbalik aku disuguhkan pandangan yang begitu bikin mata sepet.

"Ngapain masih di sini sih??" Aku jengkel liat Bisma masih duduk di tempatnya.

"Mau anter lo lah. Ayo buruan belom ambil motor nih gue."

"Gue bilang gamau dianter elo! Gila lo."

Aku melenggang pergi meninggalkan dia di belakang. Btw, Arumi kemana ya? Kok ga keliatan batang idungnya.

"Arumi ke rumah gue. Makanya ayo ikut, hih! Sekalian ambil motor, sekalian pamitan. Batu banget sih jadi cewek."

"Cerewet." Aku mengejeknya, memutus obrolan.

"Lo berangkat sama siapa?"

"Sama pacar."

Aku sekedar menjawab asal. Punya pacar beneran aja engga! Haha.

Di halaman depan aku mengeluarkan ponselku, pura-pura ngechat seseorang. Padahal mah pesen taksi online.

"Mau ngibulin gue lo? Jomblo aja pake sok-sokan mau dijemput pacar. Halu!"

Sialan. Gue ketauan?!

Bisma puas banget ngetawainnya. Aku menggeram. Tapi tak lama karena ponselku tiba-tiba bergetar. Saat aku lihat, nomer tak dikenal menelponku.

Gotcha! Ini nomernya pak Linggar!

"Halo sayangg," sapaku langsung. Sengaja menekan setiap kata yang ada. Sambil melirik sinis Bisma.

Puas lo?! Batinku bersorak bahagia.

"Halo Rheta?"

"Iya sayang. Kamu di mana sih? Aku udah siap lho ini. Kamu jadi jemput aku kan?"

Aku dengar pak Linggar berdeham di sebrang sana.

"Iya saya masih di jalan. Kamu di rumah Arumi?"

Aku mengangguk antusias meski tau disebrang sama pak Linggar belum tentu tau.

Akting aja dulu. Ada Bisma nih!

"Iya sayang. Kamu hati-hati di jalan yaa, jangan ngebut-ngebut. Love you!"

Pip.

Lancar bener akting lo Rhetaa.

Aku liat Bisma melongo karena tingkahku. Aku lantas menatapnya meremeh.

"Udah percaya? Kebuktikan gue ga jomblo. Emangnya elo, hiyah," kekehku mencibirnya.

Dia tiba-tiba tersenyum miring.

"Oke. Gue tungguin. Kepo nih sama pacar tersayangnya Rheta... Punya apasih dia, sampe bisa bikin lo luluh hm?"

Sialan. Sialan. Bisma sialan.

Dia bisa bilang gitu karena dulu aku menolaknya mati-matian. Aku udah bingung campur emosi.

Suara halus khas mobil mahal mulai terdengar dari radius 1 km. Ehehe. Canda. Gamungkin juga.

Mobil pak Linggar nongol. Berhenti di depan perkarangan rumah Arumi.

Pak Linggar turun dari mobilnya dengan tampilan yang biasanya aku liat di kampus ataupun di rumah sakit. Kemeja polos, celana bahan, dan sepatu kulit. Tanpa dasi dan satu kancing teratas dibiarkan terbuka.

Gilak!

Menawan pisan pacar mendadak pura-puranya gue...

Pak Linggar tersenyum ke arahku. Lalu beralih ke Bisma sekedar mengangguk kepalanya sekali. Tanpa senyum. Ahai.

Jiwa dokter yang sopannya tetep ga ilang ya bund. Walaupun covernya cool.

"Berangkat sekarang Sayang?"

What the...

Aku menerima kodean dari naiknya satu alis pak Linggar. Aku pun tersenyum padanya penuh paksaan.

"Ayo."

Pinggangku langsung di rangkul oleh tangannya yang kekar. Bangsul. Jantung aku bawaannya mau salto aja dari tempat!

"Mari Mas," pamit pak Linggar pada Bisma yang sedari tadi hanya diam, memperhatikan kami.

Saat duduk di mobil barulah aku meliriknya lagi yang masih diam di tempat. Muka Bisma mendadak kesuh tak setengil tadi.

Dalam hati aku tertawa kencang. Mamam tuh! Haha.

Mobil pun mulai melaju meninggalkan perkarangan rumah Arumi. Selama perjalanan sialanya aku jadi kikuk sendiri atas kejadian tadi.

Aku melirik pak Linggar yang fokus nyetir. Dia mah biasa aja. Mukanya tetep lempeng. Huh.

"Sudah sampe Rheta."

Aku tersadar dari lamunanku. Lalu beralih kesekiling, ternyata beneran udah di parkiran aja ini mobil. Kemudian aku menatapnya yang kini sibuk dengan ponsel.

Duh mesti ngomong apa??

"Em Pak," panggilku ragu-ragu. Baru sekarang gagunya. Perasaan tadi lancar banget waktu ditelpon.

"Apa?"

Pak Linggar masih belum menatapku. Tapi aku deg-deg ser nya setengah hidupp.

"Eng... Terimakasih pak," ucapku pada akhirnya.

Dia sekedar manggut-manggut, barulah menoleh ke arahku. Menaruh ponselnya hingga fokusnya hanya padaku.

Mampus.

Ngeliat sepasang matanya, a-aku ga kuatt.

Alay banget sih lo Ta!

"Ga ada yang gratis," kata pak Linggar tiba-tiba.

Aku mengeryit kepadanya, ga ngerti.

"Maksudnya?"

"Ikut saya besok lusa ya. Ke pesta pernikahan teman saya."

Aku terkejut bukan main.

"Pes-pesta pernikahan temen bapak?"

Dia mengangguk. Tapi nampaknya ragu waktu mengajakku.

"Tapi kalo kamu ga mau--"

"Saya mau!"

Sebuah senyuman terbit diwajahnya pak Linggar. Aku pun tanpa sadar tertular senyumam itu.

Sial. Candu banget senyumnya pak Linggar.

Hiks.

"Nanti saya hubungin lagi ya."

Aku mengangguk antusias. "Iya!"

"Yaudah ayo ke kelas. Emang kelas kamu belum dimulai?"

"Kan bapak yang ngisi kelas saya."

Kami pun sama-sama menertawakam kekonyolan yang ada. Lalu keluar dari mobil dan berjalan bersamaan menuju kelas.

Siap belajar hari ini!


-----------

bahagia banget kayanya Rheta sama pak dosen. aw 😂

beda jauh pas sama Bisma.

eh tapi dulu awalnya Rheta ke Pak Linggar juga gitu kan 😏😂

.

terimakasih udah betah dilapakku sampe sejauh ini.

luv u pull 🌬✨

------------




Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

3.7M 336K 48
Aksa Ghadi Alhayyan adalah jenis manusia otoriter, pemaksa dan perfeksionis. Bagi Keira, pria itu adalah pangeran yang diturunkan ke bumi dan dikemas...
651K 26.7K 36
BUGH! "aduhh" sontak pria berpostur tubuh tinggi nan tegap yang sedari tadi tengah berjalan santai sambil melepas benda kecil berwarna putih yang me...
71K 2.9K 44
Alista harus menjadi tulang punggung keluarga setelah kematian kedua orangtuanya. Ia harus menghidupi dirinya dan satu adik laki-lakinya. Beberapa pe...
2.2M 117K 52
Menjadi anak tunggal membuat seorang Queensha memiliki sifat manja. Apalagi dia adalah satu-satunya cucu perempuan dalam keluarga. Semua orang dikelu...