NoRen: You

By 2WawGhosty

77.5K 6.6K 464

*END** Noren story! Renjun tinggal di tempat penampungan sendirian, maksudnya tidak punya teman. Penampungan... More

Prolog
1. Awal
2. Hukuman
3. Pindah
4. Luka
5. Ciuman
6. Kesempurnaan
7. Touch
8. Renjun
9. Berkumpul
10. Sepeda
11. Takut
12. Egois?
13. Berjalan
14. Berita
15. GWO
17. Rumah Sakit
18. Trauma
19. Lukisan
20. Jeno
21. Bermain
22. Maling
23. Marah
24. Cari
25. Masak
26. Rencana
27. Diam
28. Dus
29. Marriage
30. Dominan
31. Love
BONUS!

16. Dibawa Pergi

1.2K 126 4
By 2WawGhosty

"SHIT!"

"Tuan, ada dua bis di tikungan kedua."

"Aku butuh mobil itu secepatnya." Balas Jeno singkat dengan marah.

"Baik, tuan."

Flashback on.

"Injun!" Jeno menarik tangan si rubah saat anak itu melangkah terlalu jauh ke jalan raya.

Lalu menggeleng bagai ayah yang hampir lalai menjaga putra kecilnya. "Maaf no.."

Jadi hari ini Renjun diijinkan untuk pergi ke kantor Jeno. Renjun sangat bersemangat.

Mereka berangkat naik mobil. Agak was was juga Jeno. Begitu sampai Renjun bergumam kagum karena mereka parkir di tempat parkir khusus petinggi kantor. Jadi sepi. Sangat sepi malah.

Tapi mobil yang disana berbentuk sangat bagus. Hingga Renjun menurut saja ketika Jeno menariknya keluar dari mobil. Melangkah menuju lift tanpa melepas gandengan tangan.

"Box.." Bisik Renjun untuk dirinya sendiri.

"Ini lift. Kita akan naik ke-"

"Nono!" Renjun memeluk lengan Jeno. Jantungnya hampir copot tadi barusan. Mereka... Naik ya.?

Jeno tersenyum. "Tidak apa apa. Kita sedang naik ke kantorku."

Di pikiran si cantik sekarang adalah sebuah kotak yang membawanya naik ke atas. Jaman ini sudah berubah.

Begitu sampai pun Renjun juga terkejut hingga membenamkan wajahnya dibalik lengan dominan nya. Jeno mengusak rambut Renjun, melangkah keluar dari lift.

Renjun kembali bergumam kagum dengan kantor Jeno. Jadi yang mana kantornya?

"Kantor nono besar ya?" Jeno mengangguk sebagai jawaban. "Jadi nanti injun ga boleh kemana mana biar ga hilang. Ya?"

Renjun merapatkan tubuh mungilnya ke Jeno saat ada banyak orang melewati mereka lalu menunduk.

"Mereka dilarang keras untuk mencari tau tentang kehidupan pribadiku. Tidak apa apa." Ucap Jeno menenangkan.

Sudah banyak pekerja yang dipecat karena mereka tidak profesional. Jika bekerja di perusahaan Jeno, artinya mereka harus taat pada aturan yang dibuatnya.

Mereka masuk ke ruangan Jeno yang besar. "Selamat siang, tuan Lee." Sapa sekretaris nya. Wanita.

"Ada beberapa rapat yang menunggu anda saat ini. Anda akan rapat di restoran D'pelataran sampai pukul 2 sore. Kemudian-"

2 sore?! Dari jam 11 - 2?!

"Anda akan rapat mengenai project kita yang tiba tiba menurun sahamnya di sini."

"Terima kasih."

Jeno memberikan Renjun sebuah HP. Di sana hanya ada 3 nomor yaitu nomornya, mark hyung, dan haechan.

"Pakai ini. Kamu akan sangat sangat bosan. Aku juga kadang merasa bosan disini."

Renjun gelagapan. Dikasih HP! "Tidak apa apa, pakai saja. Jeno duduk di sofa, mendudukkan si mungil di pangkuannya. " Aku punya waktu 5 menit sebelum berangkat."

"Hng? Tapi sekarang baru setengah 11."

"Jarak dari sini ke sana jauh. Aku harus datang tepat waktu. Hm... 4 menit."

Renjun menatap Jeno bingung. Lalu dia harus apa? Menjawab Renjun, Jeno menarik pinggangnya dan melumat bibirnya lembut. Menahan tengkuk submissive nya agar ciuman mereka makin dalam. 4 menit lebih bagi Huang Renjun sudah cukup untuk membuatnya kehabisan nafas.

Jeno mengusap bibir kekasihnya yang mengkilat. "Jangan kemana mana. Aku akan kembali kesini, ya?"

*
*
*
*
*

Apa yang terjadi sebenarnya?

Seseorang masuk, berkata bahwa dia mengantarkan makanan yang dipesankan Jeno untuk Renjun. Renjun menerimanya dengan suka hati, pria itu menipu si rubah dengan mudah.

Dia bilang ada banyak makanan lain tapi dia butuh bantuan untuk membawanya. Renjun turun ke bawah, dibawa menggunakan mobil. Dan terpaksa Mark dan Haechan menggantikan Jeno untuk rapatnya. Sementara anak itu mencari Renjun.

Mark dan Haechan?
Ya.

Haechan mengurus perusahaan yang dipegang mark, sementara mark mengurus perusahaan Jeno.

Anak buahnya memberi satu laporan. Mereka sempat terlihat di jalan Catom di area pom bensin.

Dia menaikkan kecepatan. Entah kenapa di telinganya dia bisa mendengar suara tangis si mungil.

Tidak. Tidak ada yang boleh melukainya.

"TIN! TIN!" Jeno menekan klakson dengan marah.

Dia sedang diburu oleh waktu. Semakin cepat akan semakin baik.

"SHIT!"

Flashback off.

"Tuan, mereka berhenti di bangunan bekas kantor navigasi di jalan harimau tepat di tikungan jalan. Pintu terbuka lebar. Ada-"

"Temui saja aku disana." Balas Jeno ngebut.

Dia mengendarai mobil di atas rata rata, ke tempat yang dituju oleh segerombolan kelompoknya.

Sementara itu di salah satu ruangan, ada Renjun, ada 5 orang lain bersamanya.

Dua memegangi tubuhnya, dua lain menjaga pintu, yang satu sepertinya pemimpin mereka.

"Renjun," Tunggu. Renjun pernah mendengar suaranya.

Dia memakai topeng kelinci. Menggemaskan, pasti topeng nya baru beli.

"Aku GWO. Panggil saja aku G. Kamu kekasih dari Jeno. Kamu sudah pasti melihat semua tanggapan orang lain pada kalian."

"Apa kamu tidak merasa kasihan pada dirimu sendiri?"

Renjun terdiam. Apa maksudnya?

"Kamu- begini. Ku jelaskan secara singkat. Kamu tidak berusaha sama sekali untuk mendapat cinta Jeno. Sedangkan hasil didapatkan dari usaha. Usaha apa yang kamu berikan? Tidak ada. Jadi apa kamu akan mendapat hasil? Tidak."

Bagian punggung Renjun dihantam dengan pemukul dari kayu. Seperti pemukul kasti. Anak itu tersungkur di tanah kesakitan.

"Usaha... Kamu tidak pantas bersama Jeno! Setidaknya berusahalah sedikit, jalang!"

Usaha?

"Plak!"

Satu tamparan kencang mendarat di pipi mulusnya.

"BOS!"

Setelah teriakan tersebut terdengar, satu orang mati terbunuh tepat di pintu. Dua orang penjaga pintu terlihat terkejut sesaat sebelum siaga dengan senjata mereka.

Tapi mereka di serang. Area tempat mereka berada sekarang dikepung oleh Jeno.

"Lepaskan dia atau nyawa kalian yang kulepaskan." Jeno menodongkan senjatanya ke dua orang yang berada paling dekat dengan Renjun nya.

Anak itu menutup matanya, berusaha sekuat mungkin meredam tangisannya. "Jeno, senang bertemu denganmu di tempat buruk ini."

"Aku yakin kamu sudah tau siapa aku. Aku hanya ingin berkata, aku tidak akan melepaskanmu. Sampai kapan pun, tidak akan kulepaskan."

"Apa aku harus mengorbankan anak ini?"

Jeno menarik pelatuk begitu si GWO mengeluarkan pisau, menggoresnya di pipi Renjun yang memerah karenanya.

"Aku bisa membunuhmu, woo."

Gunwoo?

Tubuh Renjun tidak pernah bisa berbohong. Melihat anak itu yang terkejut, Gunwoo tertawa.

Jeno melirik para anak buah Gunwoo yang siap mengambil senjatanya.

"Letakkan senjata kalian di bawah. Sekarang." Kata Jeno dingin. Renjun masih memejamkan matanya erat, semua suara itu membuatnya ketakutan.

"Tidak, Jeno.. Tidak sekarang. Ini giliranku untuk dicintai olehmu."

Jeno melangkah mundur. Kini anak buahnya yang siap di tempat, mendobrak kapan saja sesuai perintah tuan mereka.

"Gunwoo." Panggil Jeno.

Dia sangat khawatir dengan pisau yang ada di depan wajah Renjun.

"Aku sangat benci melihat ini."

"DOR!"


































Makasih komennyaaaaaa
Memang berat menjadi yang pertama tapi akan selalu kukenang sepanjang panjang.

Ga ada yang KOMEN ga upload.

☀️ ☁️ ☁️ ☁️
🐄🐄🐄🐄🐄
🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Continue Reading

You'll Also Like

258K 20.5K 19
Kasih Ibu sepanjang masa. Kasih Ayah sepanjang jalan. BxB || MPreg ©Jeojae Start : 9 Juni 2021
74.3K 7.6K 32
[Follow me before read] Sebenarnya apa hubungan antara bosnya dengan Jeno? -dan kenapa Jaemin malah dibuat penasaran? Jeno - Dom Jaemin - Dom-Sub Ren...
16.7M 728K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.1M 20.7K 26
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...