Queenzee [SUDAH TERBIT]

By zulfalinda

3M 211K 38.3K

PART SUDAH TIDAK LENGKAP! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ⚠️MENGANDUNG KATA-KATA KASAR YANG TIDAK BAIK UNTUK DITIR... More

penjelasan
prolog
01 || kesedihan Queenzee
02 || Tentang Queenzee
03 || One Day with Alkar Family |1
04 || one day with Alkar Family | 2
05 || pulang dan tangis
06 || siapa?
07 || pengadu
08 || Agam, Rasya, Ara
09 || Alkar marah
10 || bersalah
11 Ara nyusahin ya?
12. pulang
13. putar balik fakta
14. pergi?
15. berulah lagi
16. takut
17. sayang Ara
18. I found you
19. bertemu
20. pengunduran.
21. sebuah pertanyaan
22. jawaban
26. maaf (Hayden)
27. Flashback
28. pulang
29. with him
30. terungkap
RAVEL-ALUNA
31. janji
32. she's comeback
33. bertemu
34. pemakaman
35. surprise birthday!
37. Ziarah.
38. birthday party and date
39. Sumber fakta
after marriage ALKARA
kabar baik
terbit
VOTE COVER!!
PO QUEENZEE

36. jawaban

43.2K 4.1K 1.1K
By zulfalinda

•••

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

36. Jawaban

Ara terdiam, masih mencerna semua kejadian yang terjadi saat ini, surprise, dan pernyataan. Semuanya kejadian itu terasa cepat bagi Ara. Sangat cepat bahkan.

"Pacaran ya?" Tanyanya lugu.

Agam mengangguk, pertanda yang gadis itu bilang benar.

"Kata bang Hayden gak boleh pacaran, nanti masuk neraka" tuturnya

"Terus kata bang Ravel pacaran boleh tapi jangan lewat batas"

"Jadi yang mana yang bener? Ara bingung. Ara gak mau masuk neraka tapi"

Agam menghela nafas pelan meski sudah berusia 17 tahun Ara tetap polos, dia kira setelah bertanya padanya waktu itu Ara tidak lagi polos, nyatanya dia salah, Ara akan tetap selalu polos.

Agam berdiri karena terlalu lelah berjongkok dia menangkap kedua pipi bulat Ara tangan besarnya mengelus pipi itu pelan seakan-akan pipi itu adalah suatu barang yang akan cepat rusak.

"Ravel dan Aluna juga pacaran kok, jadi gak papa" ujar Agam.

Ara mengangguk memang benar Ravel dan Aluna pacaran tapi bukan di tembak dengan romantis melainkan di claim secara sepihak oleh Ravel.

"Jadi?" Tanya Agam ragu.

"Ara mau," ujarnya pelan.

Agam tersenyum lembut lalu memeluk Ara dengan sayang dia mengelus rambut panjang Ara, matanya menatap bahagia ke arah langit.

"Dia milik gua sekarang as" batin Agam.

"Terimakasih sudah menerima aku" tutur Agam halus.

Ara mengangguk lalu melepaskan pelukannya dan berjalan menghampiri Alkar, dia duduk di samping Alkar sambil menyembunyikan wajahnya di lengan kekar Abang sepupunya itu.

Dengan sayang Alkar mengelus Surai Ara sesekali dia mengecup pelan pucuk kepala adiknya itu.

"Udah gede ya sekarang, udah ngerti pacaran bahkan udah punya pacar. Dulu masih belum ngerti pacaran sekarang udah ngerti. Pesan Abang jangan pacaran terlalu kelewatan," nasihat Alkar.

Ara mengangguk dia masih setiap menyembunyikan wajahnya, tanpa orang tau kalau dia menangis.

Ara sedih di ulang tahunnya yang ke 17 tahun tidak ada orang tua dan abangnya yang lain, bahkan Nico sudah pergi.

"Ara kangen bang Nico"

Alkar mengangguk dia tahu bahwa Ara akan selalu merindukan abangnya itu. Dan selalu seperti itu.

"Besok ke makam Abang, jangan nangis lagi nanti bang Nico sedih" ujar Alkar.

Ara mengangguk dia mendongak menghapus air matanya yang sudah terjun bebas. Lalu Ara berdiri mencari Abang pertamanya. Hayden.

"Abang" panggil Ara saat sudah melihat abangnya.

Hayden yang di panggil namanya mendongak menatap adiknya yang matanya sudah bengkak.

"Hei kenapa?" Tanya Hayden panik.

"Ara gak papa, Ara cuma kangen bang Nico"

Hayden menghela nafas hari ini sudah sekian kali dia mendengar adiknya berkata jika dia merindukan Nico.

"Iya besok kita ke makam bang Nico"

Ara kembali mengangguk, dia diam mendengar Hayden bercerita dengan beberapa bodyguard, karena bosan akhirnya dia berkeliling mencari makanan.

Matanya berbinar menatap banyaknya makanan yang berjejer didepannya.

"Wahhh, kok Ara baru liat" gumamnya.

Ara mengambil beberapa cup cake dan salad di mulutnya juga sudah terisi jelly-jelly. Agam menghampiri gadis yang sekarang sudah menjadi kekasihnya.

Agam mengelus pipi Ara pelan sedangkan gadis itu masih asik dengan makanan tanpa perduli orang di sekitarnya.

Agam terkekeh melihat cream cup cake menempel di wajah kekasihnya dengan telaten dia membersihkan cream itu dengan tangannya lalu memakannya.

"Makannya pelan-pelan cup cake kamu gak bakal kabur"

Ara hanya mengangguk lalu asik memakan cup cake yang berada ditangannya dengan rasa dan warna yang berbeda.

"Ini enak" gumamnya.

"Ara boleh makan ini banyak-banyak?" Tanyanya sambil menatap Agam dengan mulut penuh.

"Lucunya pacar aku, boleh tapi nanti jangan lupa sikat gigi"

Ara mengangguk lalu memakan kembali cup cake itu, Agam berjalan mengambil jus alpukat kesukaan Ara.

"Nih, aku mau ketemu Abang kamu sebentar"

Ara mengangguk lalu mengambil jus alpukat yang tadi Agam berikan untuknya.

Tak lama seorang bodyguard datang dengan membawa sebuah paper bag. "Nona ini untuk anda" kata bodyguard tersebut sambil menyerahkan paper bag.

Ara terdiam lalu mengambil paper bag tersebut dan mengucapkan terimakasih. Karena tidak sabar Ara membuka paper bag tersebut dan isinya adalah boneka kadal yang sudah berlumuran darah, disana juga terdapat sebuah kertas dengan noda merah.

Ara mencoba untuk tidak berteriak, dengan gemetar dia membuka kertas itu yang bertuliskan.

You are just a fucking girl who should die!
From : your haters.

Ara terdiam sejenak, dia tau siapa pengirim ini.

"Ra?" Panggil Hayden.

"Ah iya?" Ara dengan segera menyembunyikan kartu itu dari Hayden.

"Dari siapa?" Tanya Hayden.

"Dari bodyguard yang suka jaga Ara" jawabnya bohong.

Hayden mengangguk tanda bahwa dia percaya dengan ucapan adiknya.

"Sekarang kamu tidur ya, udah jam 3 subuh" ujar Hayden sambil menatap jam yang berada di pergelangan tangan.

Ara mengangguk dia mengambil satu cup cake lagi dan membawa paper bag itu.

"Sini paper bag nya, biar Abang yang bawa" tutur Hayden, Ara mengangguk lalu memberikan paper bag itu kepada Hayden tanpa tau bahwa Hayden memberikan paper bag tadi kepada Steven tangan kanannya untuk di cari tahu siapa dan kenapa orang itu mengirim nya.

Mereka berjalan ke kamar hari ini Hayden ingin tidur lagi dengan adik manisnya itu. Hayden merangkul pundak Ara yang masih asik memakan cup cake nya.

Sekarang mereka sudah sampai di depan kamar Hayden dan Ara masih memakan cup cake itu. "Udah ya makannya, sekarang gosok gigi, cuci kaki, tangan sama muka terus bobo" titah Hayden.

Ara mengangguk lalu memberikan cup cake itu kepada Hayden, lelaki itu menerimanya dan memakan cup cake yang tinggal setengah itu, setelahnya dia menyusul Ara ke kamar mandi guna membantu gadis itu.

"Iiiiiiiiiiiiii" ujar Ara sambil menggosok giginya, Hayden terkekeh melihat adiknya yang sangat lucu menurutnya.

"Gosok gigi yang bener, nanti busanya ketelen"

Ara mengangguk lalu menggosok gigi dengan benar, Hayden mengambil sikat gigi dan odol ikut juga menggosok gigi bersama adiknya.

Setelahnya mereka mencuci muka sambil menjahili satu sama lain, lebih tepatnya Ara yany menjahili Hayden.

"Liat, hahaha Abang lucu" serunya saat alis Hayden juga ikut tertutup oleh busa face wash.

"Abang seperti kakek-kakek di film Upin Ipin!" Serunya lagi, Hayden tertawa yang ada di otaknya adalah kakek yang bermain wayang di Upin Ipin bukan tok dalang.

"Kalo Abang udah kakek-kakek berarti kamu nenek-nenek" sahut Hayden sambil tertawa.

"Ih, enggak ya!"

"Kita beda cuma beberapa tahun"

"Beda 9 tahun"

"Nah Abang udah tua gak nikah-nikah, nanti jadi bujang tua"

"Gak papa,"

"Dih, nanti gak punya anak yang lucu seperti Ara."

"Tinggal adopsi," jawab Hayden santai.

"Terserah Abang lah, Ara mau bilas muka, geseran dikit" ujarnya kesal.

Hayden terkekeh, lalu bergeser membiarkan Ara membasuh wajahnya, setelah itu giliran Hayden.

•••

Pagi ini mansion Wiratama di hebohkan karena Arsi pingsan, tadi perempuan itu ingin mengambil minum tapi saat memegang gelas kepala pusing sekan semuanya berputar.

Farhan yang tadinya lagi mandi langsung ngacir keluar hanya menggunakan handuk untuk menutup bagian bawahnya.

"Sayang bangun," panik Farhan lelaki itu bahkan hampir menangis kondisi seperti ini mengingatkannya kepada Arsi yang tengah mengandung anak ke 2 dan ke 3 mereka yang sayangnya sudah di panggil tuhan.

Farhan menelpon dokter Selena untuk memeriksa kondisi istrinya.

"Abang mommy kenapa? Mommy baik-baik aja kan?" Tanya Ara sedih.

"Kita beroda ya, supaya mommy dan baby nya cepet sembuh" jelas Agam sambil merangkul Ara.

Tak lama kemudian dokter Selena datang dengan salah satu suster. Dia memeriksa kondisi Arsi dia juga meng-infus Arsi. Sekita 20 menit akhirnya Selena selesai memeriksa Arsi. Pandanganya sendu saat bertatap dengan Alkar.

"Kondisi kandungan Arsi sangat lemah, bahkan lebih lemah dari sebelumnya. Kandungannya kali ini sangat beresiko babynya. Dia bisa saja keguguran atau melahirkan secara prematur." Jelas dokter Selena.

Alkar terdiam, dia tidak bisa melakukan apapun untuk adik dan mommynya, Alkar tau mommynya sangat ini mempunyai anak lagi karena pasti setelah Alkar menikah nanti di mansion itu terasa sepi.

"Tapi tenang saja saya akan memberikan vitamin agar kandungan Arsi kuat, dan memakan makanan yang bergizi"

Farhan mengangguk dia menghampiri sang istri lalu mencium dahi perempuan yang sudah dia cintai saat dia kecil itu dengan sayang.

"Aku bakal lakuin apapun agar babynya sehat dan lahir, kamu tenang aja."

"Aku sayang kamu, Al dan baby."

•••

Setelah mendengar penjelasan dari dokter tadi, Alkar memilih mengasingkan diri dan Sekarang dia berada di depan kolam renang.

Pandangannya kosong dan sendu.

Apakah tuhan tak mengizinkannya mempunyai adik? Atau kah Tuhan ingin dia menjadi anak tunggal?

Tapi Alkar ingin mempunyai adik kandung, yang bisa selalu bersamanya, Alkar pernah membangun sebuah mimpi saat Arsi hamil adik Alkar yang pertama. Dia akan menjaga adiknya itu dengan sayang, Alkar akan menuruti semua permintaan adiknya, Alkar bahkan akan mengajak adiknya kemanapun dia pergi. Karena se-ingin itu mempunyai adik.

"Alkar mau punya adik" gumamnya pelan tanpa sadar air mata lelaki itu menetes.

"Gua tau apa yang Lo rasain, bahkan gua pernah ada di posisi Lo. Tapi gua berusaha kuat setidaknya untuk mommy." Tutur Agam yang tadi melihat Alkar berdiam diri disini.

"Kita sama Al, sama-sama ingin mempunyai adik, tapi bedanya rahim nyokap Lo gak di angkat, rahim nyokap gua di angkat."

"Gua tau Lo sedih, tapi jangan berlarut. Lo harus kuat untuk calon adik Lo dan mommy Lo. Mereka pasti butuh support dari orang-orang terdekat." Nasihat Agam.

Alkar tersenyum, Agam benar harusnya dia kuat bukan lemah seperti ini. Cukup kemarin dia mengiklaskan sesuatu.

"Thanks bro" ujar Alkar tulus.

Agam mengangguk lalu berkata "kita memang baru kenal tapi Lo udah gua anggap seperti adik gua sendiri. Jangan segan kalo mau cerita" setelah itu Agam pergi meninggalkan Alkar.

"Sepertinya gua gak salah iklasin Ara sama Agam. Gua percaya dia bisa jaga Ara" gumam Alkar.

•••

Vote and coment:)
Hi!
See u next chptr!

More info : ig : @wattpad._zulfa
                               @itsmezulfa._
          Tiktok :  @cappucicooo

16 Mei 2021
📍 Bumi

Continue Reading

You'll Also Like

594 129 2
"Butuh keberanian untuk jatuh cinta, karena merelakan adalah bagian dari mencintai". Pernah mencintai seseorang? lalu mengikhlaskan nya karena keadaa...
1.8M 137K 64
BEBERAPA PART DIHAPUS KARENA PROSES PENERBITAN!! [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA!!] PLAGIAT TOLONG MENJAUH YAH!! Siapa yang tau bagaimana rasany...
2.3M 132K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
5.8M 246K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...