ALIKA & DEVIN ( TAMAT )

By leci_melon

10.2M 776K 95.6K

Alika Syakilla, gadis polos dan ceroboh yang terpaksa tinggal di rumah keluarga Devin karena sebuah perjodoha... More

Prolog.
1. Tidur sekamar
2. Sekolah Baru
3. Pindah.
4. Perkara gosong
5. Istri durhaka.
7. Kafe milik Devin
8. Suami yang nggak pengertian
9. Alika cengeng
10. Pelukan
11. Udah pesek, masuk neraka lagi.
12. Mamat sang Kucing Oren.
13. Hukuman.
14. Peluk dan Cium.
15. Beli lont*
Bab 16.
17. Pizza
18. Alika Manja
19. Waiters
20. Belajar Masak
21. Selingkuh ramai-ramai
22. Tidak sesuai Warna
23. Si Bad boy
24. Demam
25. Demam (2)
26. Mahesa Family
Bab 27.
28. Meresahkan
29. Kabar buruk.
30. Pernyataan Devin.
31. Pertengkaran
Bab 32.
Bab 33.
34. Rayuan dan petunjuk
35. Rencana seven bad boy
36. On the Way
37.
38. Pengen punya baby
39. Ngambeknya Alika
40. Perpustakaan
41.
42. Pelaku
43. Pantai ( 1 )
44. Pantai ( 2 )
45. Puisi dari Sad boy
46. Ajeng Si Gatel
47. Rencana Licik
48.
49. Si Bucin dan Tukang Ngambek
50. Masalah wanita
51. Suami Idaman
EXTRA PART
00. INFO PENTING
00.00 PRE ORDER!
Sekuel/Lanjutan Alika & Devin.

6. Babi ngepet

189K 19.8K 1.5K
By leci_melon

Haii, Halo... Assalamualaikum!


Author ngetik ini dari jam 19:23
Selesai jam 21:46

Dua jam lebih :)
Buat ngumpulin niat Update.
Cari ide
Nyusun Alur
Revisi sedikit.


Jadi Sebelum membaca Vote⭐ dan komen💬 yah.

Dan yang belum follow Author buruan follow, supaya dapet notif kalau Author update.

Happy Reading 💚


"Devin mau pakai selai apa?" tanya Alika. Saat ini, kedua pasangan suami istri yang masih berstatus pelajar SMA itu, sedang sarapan bersama.

"Coklat," sahut Devin.

Alika membuka wadah selai coklat lalu mengoleskan pada roti. Setelah selesai, Alika memberikan roti itu kepada Devin.

Sebenarnya, tadi Alika ingin memasak nasi goreng, tapi masalahnya Alika tidak tau caranya, selain itu juga Devin tidak memperbolehkan Alika memasak. Jadi dari pada ribet dan membahayakan dirinya dan orang lain, Alika dan Devin hanya sarapan dengan roti dan teh panas.

Kenapa teh, bukan susu? Karena Devin tidak suka susu, dan Alika alergi susu.

"Devin, Alika boleh minta uang jajan nggak? Soalnya kemarin Alika ngambil duit Devin dua puluh ribu, terus udah abis."

Devin mengambil dompet yang berada didalam saku celananya yang berwarna abu-abu. Setelah mengeluarkan dua lembar uang seratusan, ia menyodorkan kearah Alika.

"Devin kok banyak duit sih, Devin kerja, yah?" tanya Alika kepo.

"Hm."

"Kerja apa?" tanya Alika.

Devin menatap Alika sejenak dengan datar. "Ngepet."

"Ih, gak boleh tau!" Alika melotot kaget mendengar jawaban Devin.

Ternyata kemarin Alika sudah jajan dengan duit hasil ngepet!

"Hehehe, lain kali kalau mau ngepet lagi, Jangan lupa ajak Alika. Alika mau juga ikutan," ujar Alika dengan tersenyum lebar, tanpa merasa berdosa.

"Boleh," sahut Devin, "lo jadi babi."

"Gak mau! Alika jaga lilin aja."

"Lo cocoknya jadi Babi," ujar Devin.

"Gak mau! Alika maunya jaga lilin."

"lo lebih cocok kalau jadi babi."

Alika menatap Devin dengan wajah ditekuk. "Devin aja yang jadi Babi! Alika gak mau jadi Babi pokoknya. Devin kalau mau ngepet, ngepet aja! Jangan ajak Alika!" Alika berdiri lalu mengambil tas yang berada di bangku sebelahnya.

"Alika marah sama Devin! Alika itu gak mau jadi Babi!" kemudian Alika berjalan keluar meninggalkan Devin yang masih terdiam ditempat nya.

"Devin yang cocok jadi Babi!" teriak Alika.

Devin lagi-lagi hanya bisa menghela nafas menghadapi sifat Alika.

Devin kemudian berjalan menyusul Alika yang sudah duluan kelaur dari apartemen.

*****

Selama perjalanan dari apartemen menuju sekolah, Alika benar-benar mendiamkan Devin.

Setelah sampai di parkiran sekolah, tanpa sepatah kata pun, Alika langsung turun dari motor Devin dan pergi menuju kelasnya.

Aldo dan Bima yang baru saja datang, berjalan menghampiri Devin.

"Gue liat tadi Alika mukanya kayak cemberut gitu, kenapa?" tanya Bima.

"Biasalah," sahut Aldo, "pasti dicuekin sama Devin."

"Salah," balas Devin.

"Terus kenapa?" tanya Bima lagi.

"Gara-gara babi ngepet," sahut Devin jujur.

"Eh, buset! Kenapa marah gara-gara babi ngepet?" tanya Aldo. Tak urung, Ia juga tertawa mendengar jawaban dari Devin.

"Gimana ceritanya?"

Devin menatap kedua sahabatnya itu dengan datar. "Kepo," ujar Devin. Ia kemudian berjalan melewati mereka berdua.

*****

Saat masuk ke dalam kelas, Alika lansung duduk pada bangkunya yang berada di sebelah bangku Devin.

"Pagi, Alika!" sapa Revi dengan tersenyum kecil.

"Pagi Revi," balas Alika.

"Dia siapa?" tanya Bila pada Revi. Beberapa detik kemudian, setelah menyadari Alika duduk dibangku Alaska, Bila mendekat kearah Alika.

"Lo duduk sebangku sama Alaska?!"

"Bila," panggil Revi, membuat sang pemilik nama menoleh.

"Itu bangku Alika sama Devin, Alaska udah pindah kedepan sama Aldo," jelas Revi.

Bila bernafas lega sambil memegang dadanya. "Huft... Syukur deh. Gue pikir Alaska sebangku sama cewek lain."

Bila mendekatkan wajahnya, lalu mencondongkan tubuhnya kearah Alika, seperti sedang meneliti cewek di depannya itu. "Lo murid baru yah?"

"Hah? Ah, iya. Alika murid baru, baru masuk kemarin."

Bila kembali memperhatikan Alika dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Bila...," peringat Revi, "jangan liatin Alika kayak gitu, gak sopan."

"Hehehe, ya maaf," ujar Bila. Tangan Bila kemudian terangkat kearah Alika.

"Kenalin, nama gue Salsabilla Vallencia Audrey. Panggil aja Bila. BTW, gue juga murid pindahan lo," kata Bila memperkenalkan dirinya sendiri.

Alika membalas jabatan tangan dari Bila. "Kenalin, aku Alika Syakila. Panggil aja Alika."

"Aku?" beo Bila.

Alika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "So-soalnya... Alika enggak terbiasa pakai lo-gue. Alika biasanya pakai aku-kamu. Tapi daripada itu, Alika lebih suka nyebut orang  pakai nama."

Bila mengangukkan kepalanya lalu mengangkat jari jempol. Pura-pura paham. Jaga image, 'Kan malu kalau bilang dia enggak paham sama perkataan Alika, mana baru kenal lagi.

Devin bersama Alaska masuk kelas dengan bersamaan. Tadi, saat di koridor, Devin bertemu Alaska yang pulang dari kantin.

"Loh, ngapain kesini?" tanya Alaska.

"Emangnya nggak boleh, kalau gue kesini?" balas Bila.

"Bukan nggak boleh sayang... 'Kan gue nanya mau ngapain. Bukannya enggak ngebolehin," balas Alaska mencoba untuk tetap tersenyum.

Bila menyodorkan kotak makanan pada Alaska. "Mau nganter ini. Jangan lupa di makan! Gue mau balik kekelas."

Alaska beralih menatap Revi. "Bila marah sama gue?" tanya Alaska pada Revi.

"Maybe," jawab Revi mengangkat kedua bahunya.

Devin menatap Alika sejenak, kemudian duduk disamping Alika.

Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi, pertanda proses belajar mengajar akan segera dimulai.

*****

Saat istirahat, Alika langsung pergi ke kantin bersama Lita dan Revi.

Sedangkan Devin, mengajak para sahabatnya untuk pergi ke basecamp mereka yang berada di sebelah gudang sekolah.

"Ini ada apa sih? Gue laper Ngab pengen makan." Alaska langsung mengambil duduk di atas sofa kemudian meletakan kotak makanan yang diberikan Bila tadi keatas meja.

"Noh, si Devin katanya mau ngomong," sahut Aldo.

Devin menatap sahabatnya satu-persatu, ia kemudian duduk disebelah Alaska yang sudah memakan nasi goreng pemberian Bila.

"Gue mau bicara, tapi jangan di potong," ujar Devin.

"Mau ngomong apa sih?"

Devin menatap Bima, ia lalu menghela nafas. "Gue udah nikah."

"H-hah?!"

"Seriusan?!"

"Becanda lo!"

"Gila... Humor lu gak keren."

Devin menatap mereka semua dengan datar. "Gue serius."

"Sama Alika?" tanya Juna menebak tepat sasaran.

"Ya," sahut Devin.

"Udah ketebak sih, gagal dong jadi plot twist," ujar Bayu.

"Lo udah tau?" Devin menaikkan sebelah alisnya heran. Padahal ia belum memberitahu kan apa-apa pada mereka, bagaimana mereka bisa tau?

"Nebak aja sih," balas Bayu, "soalnya lo 'kan kayaknya akrab sama dia, sedangkan selama ini lo gak pernah deket sama orang lain. Kalau sepupuan kayaknya enggak mungkin, kita semua juga tau kalau sepupu lo cuma dua. Jadi kemungkinan lo pasti ada di something sama dia."

"Jadi... Lo sama Alika beneran udah nikah?" tanya Farrel.

"Hm," sahut Devin dengan berdehem singkat.

"Udah malam pertama belum?" tanya Aldo disertai senyum mesumnya.

Mereka semua sontak mendekatkan tubuhnya kearah Devin. Menanti jawaban dari Devin dan

"Kepo," sahut Devin.

"Si Devin enak banget ya udah nikah. Kalau pengen tinggal minta," ujar Farrel ambigu.

"Vin! Kalau mau buat dedek, jangan lupa siaran langsung! Gue juga pengen nonton," timpal Aldo.

Alaska yang sudah selesai makan, mengetuk kepala Aldo menggunakan sendok. "Wooo, si anying! Sempak mulu pikiran lo!"

"Eh, sakit kampret! Gak usah munafik lo yah! Lo juga suka yah, nonton begituan," Balas Aldo. Cowok itu mengusap kepalanya yang terasa sakit karena di getok Alaska.

"Eh, Vin. Gue bener penasaran nih, lo sama Alika udah itu belum?" tanya Juna.

"Rahasia," sahut Devin.

"Vin! Gak seru lo ah. Kita kan mau tau pengalaman lo. Biar kalau kita udah nikah nanti, udah ada pengalaman. Selama ini 'kan kita cuma belajar materi, gak pernah praktek." Aldo menatap Devin dengan tatapan memelas. "Kasih tau dong Vin."

"Rasanya gimana Vin, enak nggak?" tanya Alaska yang akhirnya juga ikut-ikutan.

"Ya enak lah, rasanya anjim banget, ah mantap!" seru Farrel.

"Otmes lo semua," ucap Devin.

"Percuma lo semua nanya kayak gitu ke Devin, ya gak bakalan Devin jawab lah bego!" ujar Bima. Cowok iu sebenarnya juga penasaran tentang Devin Alika, tapi ia memilih diam.

"Kenapa?" tanya Bayu.

"Rahasia lah Bay. Itu 'kan privasi hubungan Devin sama Alika. Walaupun mereka udah nikah, tetap gak elit kalau nanya kayak gitu. Mau udah ngelakuin atau enggak, 'kan itu privasi Devin sama Alika. Kita gak sopan kalau nanya begitu sama Devin," jelas Bima panjang lebar.

"Jadi udah apa belom?" tanya Bayu lagi.

Alaska melempar kotak makannya kearah kepala Bayu. Barangkali otaknya bisa sedikit geser dan berada pada posisi normal. "Masih juga nanya lo?!"

"Eh, tapi BTW Alika tadi pagi kayaknya Alika ngambek sama Devin," ujar Aldo.

"Ngambek kenapa tuh?" tanya Farrel, "apa mungkin ngambek karena Devin ngajak Alika begadang semalam?"

"Masih aja bahas itu!" seru Bima jengah, "gak ada bahasan yang lain lagi, apa?"

"Alika ngambek kenapa Vin?" tanya Alaska.

"Gara-gara Babi ngepet," jawab Devin, Aldo dan Bima secara bersamaan.

"Emangnya kenapa sama babi ngepet?" tanya Juna.

"Alika nanya gue kerja apa, gue jawab ngepet." Walaupun jawaban Devin tidak singkat seperti biasanya, namun ia menjawab dengan suara dan wajah datar.

"Terus-terus?"

"Alika katanya mau ikutan, jaga lilin. Gue bilang, dia cocoknya jadi Babi, tapi Alika marah, terus ngambek sama gue."

"Sebelum ngambek, Alika bilang apa?" tanya Bima.

Devin mengingat kejadian tadi pagi selama beberapa detik. "Katanya 'Alika marah sama Devin! Alika itu gak mau jadi Babi! terus teriak 'Devin yang cocok jadi Babi!"

"Hahahaha," sontak mereka semua mentertawakan Devin.

"Emang yang cocok jadi Babi itu lo Vin!" seru Aldo.

Tidak terima atas perkataan Aldo, Devin menendang kaki Aldo.

Devin kemudian berdiri dan pergi keluar dari ruangan tersebut.

*****

"Kalian pernah ngepet nggak?"

Bila, Tasya, Lita dan Revi saling melirik satu sama lain karena mendengar pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari Alika.

"Ngepet itu... yang maling, tapi pakai babi 'kan yah?" Tanya Bila dengan polos.

"Nah, iya itu!" sahut Alika.

"Kenapa emangnya?" tanya Tasya, "lo mau ngajak ngepet bareng?"

"Enggak, Alika cuma nanya aja. Kalian pernah nggak?"

"Gak pernah," sahut Revi.

"Gue juga gak pernah, dan semoga gak akan pernah," timpal Lita. Serem juga kalau mau cari duit pakai acara ngepet segala.

"Lo pernah ngepet?" tanya Tasya.

Alika menggelengkan kepalanya. "Belum pernah."

"Anjir!" pekik Lita, "belum bisa berarti akan! Lo udah ada niatan mau ngepet?!"

"Enggak gitu juga. Alika sebel deh sama Devin."

"Lah, malah jadi curhat," celetuk Tasya.

Revi menatap Tasya sejenak. Jemari telunjuk Revi terangkat kedepan bibirnya yang terkatup rapat, kode untuk diam.

"Emangnya Devin kenapa?" tanya Bila.

"Devin mau ngepet, terus nyuruh Alika jadi babi. katanya Alika cocok kalau jadi babi. Tapi Alika enggak mau, maunya jaga lilin aja."

"Devin ngajak lo ngepet?" tanya Lita tak yakin. Menurut pantauannya, Devin termasuk orang yang berada dalam segi materi dan Lita tau kalau itu bersumber dari orang tua Devin sebagai pengusaha, bukan hasil dari dukun ataupun ngepet.

"Enggak tau juga, tapi Alika yakin Devin dapet duit bukan dari hasil ngepet."

"Kenapa lo yakin?" tanya Tasya.

"So-soalnya... Devin itu rajin shalat, pinter ngaji, Devin juga baik. Enggak mungkin kalau pekerjaan Devin itu ngepet."

"Tau darimana kalau Devin rajin shalat sama pinter ngaji?"

"Kan Alika tinggal satu apartemen sama Devin, Alika juga pernah tidur sekamar sama Devin, jadi pasti tau lah," ucap Alika nyerocos tanpa sadar.

"Lo tinggal satu apartemen sama Devin?"

"Pernah tidur sekamar?!"

Alika membesarkan kedua bola matanya. Tangan Alika membekap mulutnya sendiri. Keceplosan... Batin Alika.

"Lo sebenarnya ada hubungan apa sama Devin?" tanya Revi.

"De-Devin sama Alika.................."

----To Be Continue---

Kira-kira... Alika bakalan jawab apa?

Udah Vote⭐ dan komen💬 belum?

Yang udah Vote dan komen, makasih banyak yakkk 💚

Sampai jumpa di part selanjutnya✨

(Kapuas Hulu, 7 mei 2021)

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.2M 293K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
Gadira By Berilzhra

Teen Fiction

10.3K 2.8K 48
"Kita mungkin sama terlahir di dunia dengan telanjang tapi jalan hidup dan takdir kita pasti tak akan pernah sama." Adira gadis yang tak pernah ingin...
3.6K 191 23
REVISI āœ“ __________ Dua orang sahabat yang bertemu di satu tempat. Menjalani hari-hari seperti biasanya namun tidak dengan interaksinya. Sempat mengh...
1.3M 106K 87
[Part di privat, Follow akun sebelum membaca] Kalian pernah berpikir memiliki pengalaman SMA yang sangat berkesan sampai tidak bisa dilupakan. ini te...