๐Œ๐’. ๐™๐€๐๐ˆ๐๐ˆ : draco ma...

By plethcra

196K 24.8K 3.8K

๐—ฆ๐—ข๐— ๐—˜๐—›๐—ข๐—ช, ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜บ ๐˜ˆ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ค๐˜ข๐˜ฏ ๐˜จ๐˜ช๐˜ณ๐˜ญ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ด ๐˜ฐ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ต๐˜ฐ ๐˜ฃ๐˜ฆ ๐˜ข ๐˜ก๐˜ข๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช... More

๐๐‘๐Ž๐‹๐Ž๐†
๐‚๐€๐’๐“
โœฎ ๐Ž๐๐„
โœฎ ๐“๐–๐Ž
โœฎ ๐“๐‡๐‘๐„๐„
โœฎ ๐…๐Ž๐”๐‘
โœฎ ๐…๐ˆ๐•๐„
โœฎ ๐’๐ˆ๐—
โœฎ ๐’๐„๐•๐„๐
โœฎ ๐„๐ˆ๐†๐‡๐“
โœฎ ๐๐ˆ๐๐„
โœฎ ๐“๐„๐
โœฎ ๐™๐™ง๐™ช๐™ฉ๐™ ๐™ค๐™ง ๐™—๐™š๐™ง๐™ฉ๐™ž๐™š ๐™—๐™ค๐™ฉ๐™ฉ๐™จ? '11
โœฎ ๐™ƒ๐™ค๐™œ๐™ฌ๐™–๐™ง๐™ฉ๐™จ ๐™€๐™ญ๐™ฅ๐™ง๐™š๐™จ๐™จ '12
โœฎ ๐™Š๐™  ๐™œ๐™ค๐™ค๐™œ๐™ก๐™š,๐™๐™ค๐™ฌ ๐™ฉ๐™ค ๐™—๐™š ๐™– ๐™œ๐™ค๐™ค๐™™ ๐˜ฝ๐™ง๐™ค๐™ฉ๐™๐™š๐™ง ? '13
โœฎ ๐˜ฟ๐™ค ๐™ฎ๐™ค๐™ช ๐™ฌ๐™–๐™ฃ๐™ฃ๐™– ๐™—๐™ช๐™ž๐™ก๐™™ ๐™– ๐™จ๐™ฃ๐™ค๐™ฌ๐™ข๐™–๐™ฃ? '14
โœฎ ๐™„๐™ฃ๐™ฆ๐™ช๐™ž๐™จ๐™ž๐™ฉ๐™ค๐™ง๐™ž๐™–๐™ก ๐™Ž๐™ฆ๐™ช๐™–๐™™ '15
โœฎ ๐˜พ๐™๐™ง๐™ž๐™จ๐™ฉ๐™ข๐™–๐™จ ๐™จ๐™ช๐™ง๐™ฅ๐™ง๐™ž๐™จ๐™š๐™จ '16
โœฎ ๐™‡๐™š๐™ฉ'๐™จ ๐™ฌ๐™–๐™ง '17
โœฎ ๐™Ž๐™–๐™ฎ ๐™๐™ž๐™จ ๐™ฃ๐™–๐™ข๐™š '18
โœฎ ๐™‡๐™–๐™ฉ๐™š ๐™ฃ๐™ž๐™œ๐™๐™ฉ '19
โœฎ ๐™’ ร— ๐™• '20
โœฎ ๐™„๐™ข๐™ฅ๐™ง๐™ž๐™จ๐™ค๐™ฃ๐™š๐™™ '22
โœฎ ๐™ˆ๐™–๐™ก๐™›๐™ค๐™ฎ ๐™ˆ๐™–๐™ฃ๐™ค๐™ง '23
โœฎ ๐™ƒ๐™š'๐™จ ๐™ฅ๐™ง๐™š๐™ฉ๐™ฉ๐™ฎ ๐™ช๐™ฅ๐™จ๐™š๐™ฉ '24
โœฎ ๐™‰๐™ค๐™ฌ ๐™๐™š'๐™จ ๐™™๐™š๐™ก๐™ž๐™˜๐™ž๐™ค๐™ช๐™จ, ๐™จ๐™ค๐™ง๐™ง๐™ฎ, ๐™จ๐™ช๐™จ๐™ฅ๐™ž๐™˜๐™ž๐™ค๐™ช๐™จ '25
โœฎ ๐™†๐™ž๐™จ๐™จ ๐™–๐™ฃ๐™™ ๐™ข๐™–๐™ ๐™š ๐™ช๐™ฅ '26
โœฎ ๐™‰๐™š๐™–๐™ง๐™ก๐™ฎ ๐™™๐™ž๐™š๐™™ '27
โœฎ ๐™Ž๐™–๐™ฎ๐™ค๐™ฃ๐™–๐™ง๐™–, ๐™ƒ๐™š๐™–๐™™๐™ข๐™–๐™จ๐™ฉ๐™š๐™ง '28
โœฎ ๐™€๐™ฃ๐™œ๐™–๐™œ๐™š๐™™? '29
โœฎ ๐™๐™ง๐™–๐™ฅ๐™ฅ๐™š๐™™ '30
โœฎ ๐™ƒ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ž๐™ฃ ๐™ฌ๐™ž๐™ฉ๐™ ๐™ข๐™ฎ ๐™ค๐™ก๐™™ ๐™—๐™š๐™จ๐™ฉ๐™ž๐™š '31
โœฎ ๐™ˆ๐™ž๐™จ๐™ช๐™ฃ๐™™๐™š๐™ง๐™จ๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™™๐™ž๐™ฃ๐™œ '32
โœฎ ๐™๐™๐™–๐™ฃ๐™  ๐™ฎ๐™ค๐™ช, ๐˜ฝ๐™ง๐™ค๐™ฉ๐™๐™š๐™ง '33
โœฎ ๐™๐™š๐™–๐™™๐™ฎ ๐™›๐™ค๐™ง ๐™ฉ๐™๐™š ๐™—๐™–๐™ฉ๐™ฉ๐™ก๐™š ๐™ค๐™› ๐™ƒ๐™ค๐™œ๐™ฌ๐™–๐™ง๐™ฉ๐™จ? '34
โœฎ ๐™ˆ๐™ฎ ๐™—๐™š๐™ก๐™ค๐™ซ๐™š๐™™ ๐™ƒ๐™š๐™ง๐™ค '35
โœฎ ๐™€๐™ฃ๐™™ ๐™ค๐™› ๐™ฉ๐™๐™š ๐™จ๐™ฉ๐™ง๐™ช๐™œ๐™œ๐™ก๐™š '36
โœฎ ๐™’๐™๐™ค'๐™จ ๐™ข๐™–๐™ง๐™ง๐™ž๐™–๐™œ๐™š? '37
โœฎ ๐™Š๐™ช๐™ง ๐™ฌ๐™š๐™™๐™™๐™ž๐™ฃ๐™œ '38
โ˜พ ๐•ฟ๐–๐–Š ๐–€๐–“๐–œ๐–†๐–“๐–™๐–Š๐–‰ ๐•ฐ๐–ˆ๐–‘๐–Ž๐–•๐–˜๐–Š โ˜ฝ
โœฎ ๐™Š๐™ช๐™ง ๐™ฃ๐™š๐™ฌ ๐™›๐™–๐™ข๐™ž๐™ก๐™ฎ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™š๐™ง '39
โœฎ ๐™๐™๐™š ๐™š๐™ฃ๐™™ '40
๐“ฃ๐“ฑ๐“ฎ ๐“ซ๐“ฎ๐“ฐ๐“ฒ๐“ท๐“ท๐“ฒ๐“ท๐“ฐ - ๐“๐ก๐ž ๐”๐ง๐ฐ๐š๐ง๐ญ๐ž๐ ๐„๐œ๐ฉ๐ฅ๐ข๐ฌ๐ž

โœฎ ๐™๐™š๐™ซ๐™š๐™–๐™ก๐™š๐™™ '21

3.9K 569 125
By plethcra

*:..。o○"Dan kau, Ms. Zabini. Kau dan si kembar Weasley akan segera membayar nya"○o。..:*

Kami baru saja turun dari sapu, tapi murid murid sudah mengerubungi kami.

"Kalian keren!"

"Kalian menyelamatkan hidupku!"

"Tadi itu sangat keren , Fred, George!  Zabini" sedikit canggung saat Dean Thomas menyebut nama ku.

Si kembar tersenyum bangga lalu melakukan tos dengan Thomas. Sedangkan aku hanya tersenyum kikuk. Bagaimana tidak? Aku dikerubungi para Gryffindor sekarang.

"Um. Weasleys, tadi itu sangat menyenangkan, tapi aku harus segera pergi sekarang"

"Kenapa?"

"Kau tahu" aku mengedarkan pandangan ke sekitar ku.

Si kembar mengangguk paham.

"Kau tidak akan rindu pada kami nanti?" tanya Fred.

"Maksudnya?"

"Kami lulus tahun ini, ingat?" ucap George.

"Ahh. Iya. Aku lupa. Kita bisa bertukar surat nanti" Sebenarnya aku sedikit sedih. Sedikit.

"Senang bisa berteman dengan mu" ucap Fred tersenyum.

"Senang bisa berteman dengan kalian juga." Bagaimana nanti kalau Blaise, Draco dan teman teman yang lain sudah lulus sedangkan aku masih disini terjebak bersama Millicent dan Astoria?

Ngomong ngomong soal Astoria, aku berpapasan dengan nya tadi. Saat dalam perjalanan menemui Draco. Kau tahu? Mata nya sembab. Aku jadi sedikit kasihan melihat nya.

"Kalau begitu aku pergi dulu, ya."

Si kembar mengangguk. Lalu kami melakukan tos.

"Bye!" aku melambai pada si kembar seraya berjalan menjauh.

Si kembar ikut melambai pada ku sambil tersenyum.

"Bagaimana cara nya kalian bisa berteman baik dengan nya?"

Aku masih bisa mendengar nya, Finnigan.

"Ya. Bahkan dia terlihat lebih nakal daripada Parkinson"

Dan kau, Longbottom. Berani nya dibelakang. Lagipula Pansy lebih nakal dibanding aku.

"Hai" sapa ku enteng. Mereka yang ku sapa menoleh menatap ku.

"[name] Zabini!"

"Um. Ya?" Perasaan ku jadi tidak enak kalau sudah begini.

"Kau memang sengaja mau di keluarkan?!"

Oops. Kalau Daphne sudah marah, lebih baik kita diam saja.

"Aku yakin kau juga tahu [name] Zabini, Umbridge bisa melakukan apa saja yang ia inginkan di sini!"

Aku tak bisa melakukan apa apa. Hanya berdiri dan menunduk. Menunggu omelan selanjutnya yang keluar dari mulut Daphne.

"Daphne, jangan memarahi nya begitu." lerai Pansy kini memegangi pundak ku dari samping.

"Sudah kubilang jangan salahkan adik kita, Daph. Salahkan si kembar Weasley yang mengajak nya." ucap Goyle menatap ketus dua manusia identik yang dikerubungi banyak murid disana.

Daphne menghela nafas nya panjang. Daphne terlalu khawatir pada ku. Tapi aku akui yang dikatakan nya memang benar. Aku bisa saja dikeluarkan.

"Sister. Dengarkan aku. Kau harus berfikir dua kali sebelum melakukan sesuatu . Kalau sudah begini, mau bagaimana? Tidak bisa dibayangkan kalau mom dan dad tahu soal ini" ucap Blaise tegas. Tapi, terlihat jelas bahwa ia juga menghawatirkan ku.

"Aku benar benar minta maaf, brother. Tapi jangan beritahu mom dan dad soal ini, please" aku menatap Blaise penuh harap.

Blaise menghela nafas nya. "Baiklah. Apapun itu, aku akan selalu melindungi mu, sister" ucap Blaise terenyuh menepuk puncak kepala ku pelan.

"Thank you, brother" aku tersenyum manis pada nya. Kini, atensi ku beralih pada Daphne.

"Daph, jangan cemberut begitu. Aku minta maaf, ya" bujuk ku membuka tangan ku lebar. Daphne terlihat terenyuh hendak menyambut pelukan ku sebelum,

"E-eh!" pekik ku kaget.

Theo, malah dia yang menyambut pelukanku.

"Huhuhu. Adik kecil ku [name] dimarahi padahal ia tidak bersalah" ucap nya sedih dibuat buat di dalam pelukan ku. Idiot.

"Theo! Lepas tidak?!" omel Daphne kesal sambil mendorong Theo menjauh. Aku terkekeh. Akhirnya Theo mengalah pada calon kekasih nya lalu Daphne menyambut pelukan ku.

"Aku hanya sangat khawatir padamu, [name]. Kau tahu, kan, Umbridge kini semakin menggila" ucap Daphne didalam pelukan ku.

"Aku mengerti, Daph" aku mengangguk kecil lalu melepas pelukannya.

Sudah beres, kan?

Belum.

Masih ada Draco. Sedari tadi ia menatap ku kesal. Seperti nya kami butuh privasi.

"Um. Aku ke toilet sebentar, ya" aku berlalu pergi.

Saat melewati Draco, aku menoel tangan nya. Untung saja ia mengerti. Draco segera menyusul ku ke toilet diam diam.

Kami berhenti di depan pintu toilet. Draco tidak membuka suara nya. Kukira dia akan mengomel seperti Daphne.

"Kenapa?" tanyaku halus.

"Pikirkan saja sendiri" ucapnya monoton.

Aku menghela nafas. "Ya, aku membuat keributan, terancam dikeluarkan dan,"

Rasanya aku ingin menjahili nya sedikit.

", Kau cemburu dengan si kembar"

"Tidak. Aku tidak cemburu"

"Ya, kau cemburu"

"Tidak"

"Kau cemburu"

"Tidak"

"Cemburu"

"Ya. Aku cemburu. Puas?" ucap nya kesal. Aku menyeringai.

"Yasudah, aku minta maaf, ya" bujuk ku.

"Tidak"

"Kenapa?"

"Apa kau sudah lupa? Kau melempar kembang api pada kekasih mu tadi"

Ah. Iya.

"Hehe. Aku hanya iseng, maaf."

Draco mendengus. "Tidak."

"Aku minta maaf, Drake"

Draco mengerutkan alis nya. "Drake?"

"Um. Ya. Kenapa? Tidak suka?"

Ia mengangkat kedua alis nya acuh. "Tidak. Aku suka"

"Jadi, kau memaafkan ku?" aku menatap nya penuh harap.

"Tidak"

Astaga.

"Ayolah, Drake. Ini bukan masalah besar"

"Bukan masalah besar kau bilang? Aku tidak peduli kalau si kembar Weasley di keluarkan, tapi kau?"

Ujung-ujungnya nya dia marah juga.

"Aku tidak akan di keluarkan, Draco."

"Kau bisa menjamin nya? Tidak."

Benar juga, sih.

Aku menghela nafas. "Baiklah. Aku salah, sekali lagi aku minta maaf." ucapku menunduk.

Hening sebentar.

"Yasudah, ku maafkan. Tapi aku minta kau untuk tidak mengulangi nya lagi." ucap Draco tegas. Akhirnya.

"Ya. Aku janji tidak akan membuat masalah lagi."

"Pintar" Draco menepuk nepuk puncak kepala ku pelan membuat ku tersenyum salah tingkah.

"Um. Boleh peluk?"

"Apa? Tentu saja boleh" ia merentang kan lengannya.

Aku tersenyum manis lalu segera menghambur ke dalam pelukan nya.

"Tidak perlu meminta izin segala. Aku kekasih mu. Kalau mau peluk, peluk saja." Draco mengusap surai ku lembut.

"Okay" aku mengangguk pelan di dalam dekapan nya.

Tiba-tiba, pintu toilet terbuka. Gawat, kami bisa ketahuan nanti. Aku segera melepas pelukannya. Membuat Draco menatapku bingung. Sialnya, orang yang membuka pintu itu sudah terlanjur lihat.

"Astoria" sapa Draco kikuk pada Tori.

"Uh. Hai. Draco" sapa Tori pelan tersenyum canggung.

Kau lihat mata nya? Sembab.

"Um. Tori, kau kenapa?" tanya ku.

"Ya, kau kenapa? " tanya Draco menatap Tori penasaran.

"Um. Tidak. Tidak apa apa Draco."

Oke. Draco.

Dan aku hanya makhluk halus yang tak terlihat disini.

Tapi, selalu saja begitu jawaban nya. Entah Daphne yang bertanya, atau Millie, apalagi Pansy.

Draco mengangkat alis nya mengerti.

"Oh, begitu" ucapku pura pura percaya.

Hening sebentar.

"Tori"

"Apa?"

Cih. Dia sinis padaku? Padahal tadi sudah ku kasihani kau, Tori.

"Um. Soal yang tadi kau lihat. Jangan ceritakan pada siapapun" ucapku.

Lihat wajah nya sekarang. Dengan mata nya yang sembab, masih sempat sempat nya menatapku sinis.

"Memangnya kenap-"

"Jangan banyak tanya, bisa?" aku tersenyum sarkas, memotong pertanyaan sinis yang ia lontarkan pada ku.

Melihatku yang mulai tidak selera berbicara pada Tori, Draco segera membawaku pergi.

"Kami pergi dulu, Astoria." pamit Draco sambil menggandeng ku pergi.

"Sudah. Jangan mudah terbawa emosi begitu."

"Kau tahu, Drake, dia-"

Belum sempat aku mendongeng, Filch datang menghampiri kami.

"Mr. Malfoy. Kau dipanggil Professor Umbridge"

Astaga. Mau berulah apalagi si kodok itu sekarang?

"Ya. Sana duluan" usir Draco. Filch mendengus membuat ku terkekeh.

Filch kini menatapku tajam. "Dan kau, Ms. Zabini. Kau dan si kembar Weasley akan segera membayar nya" ucap nya menakut-nakuti ku.

Aku terkekeh meremehkan nya. "Mau sekalian ku ledakkan wajah mu?"

"Berani berani nya kau-"

"Kubilang sana pergi. Jangan ganggu dia" kini Draco berdiri di depanku. Menghalangi Filch yang hendak mendekat ke arah ku.

Mau macam macam dengan keluarga Bangsawan Malfoy yang juga merupakan prefek dan kepala tim penyelidik, Filch? Aku saran kan, jangan.

Aku memeluk Draco dari belakang lalu mengintip dan menjulurkan lidah ku pada Filch.

Lagi lagi Filch hanya bisa mendengus sambil menatap ku tajam.

"Ck. Sudah sana pergi" usir Draco kesal lalu si squib gila itu pergi.

"Love, aku pergi dulu" Draco mengelus lembut punggung tangan ku yang masih memeluk perut nya dari belakang.

"Jangan lama lama, ya" aku melepas pelukannya.

Draco berbalik menghadap ku lalu mengangguk tersenyum tipis.

Ia mengecup dahi ku singkat . Lalu, Draco berjalan pergi. Memasukkan kedua tangan nya di saku celananya dan berjalan dengan angkuhnya.

Tak lama, ia keluar kan lagi satu tangan nya untuk sekedar melambai pada ku sambil berlalu pergi.

"Aku khawatir sebentar lagi Umbridge akan segera mengeluarkan mu, [name]." ucap Daphne terlihat risau. Padahal aku sendiri santai santai saja.

Sekarang, hanya ada aku dan Daphne yang tersisa. Yang lain, jangan tanya. Mereka juga ikut dipanggil Umbridge tadi.

"[name], aku juga khawatir dengan Tori." Daphne terlalu banyak khawatir.

"Kau tahu dia kenapa, Daph?"

Well, aku masih penasaran.

"Aku tidak tahu. Maka dari itu aku khawatir."

"Mungkin kau harus berbicara berdua dengan nya nanti. Mungkin saja nanti dia mau bercerita."

Daphne mengangguk paham. "Ada benar nya juga, aku akan mencobanya nanti"

Aku tersenyum pada Daphne.

"[name], Daphne!"

Kami menoleh.

"Ada apa?"

"Sepertinya ada keributan di kantor Umbridge. Mau ikut lihat?"

Aku dan Daphne saling bertatapan.

"Kurasa tidak, Millie. Aku malas melihat wajah Umbridge"

"Disana tidak ada Umbridge, kok, [name]." ucap Millie.

"Bagaimana, mau lihat tidak?" tawar Daphne.

"Kau?" tanya ku pada Daphne.

"Ya. Aku mau"

"Yasudah. Kami ikut, Millie." ucapku pada Millicent.

Millicent tersenyum ceria lalu kami berjalan menuju kantor Umbridge. Saat kami sudah mau sampai,

"Kalian?! Bukannya tadi kalian di sandera?" tanya Millie tiba-tiba kesal.

Di sandera?

"Well, seperti yang kau lihat, sekarang sudah tidak." ucap Ron Weasley menyeringai.

Ya. Kami berpapasan dengan Lovegood, Longbottom, Ginny dan Ron Weasley.

"Cih. Gaya mu sok keren" gumam ku sambil memutar bola mataku malas.

"Siapa yang kau bilang 'sok keren' tadi?" Oops. Kukira gumaman ku tidak terdengar tadi.

"Kakak mu. Kenapa?" Dia tidak menjawab , hanya menatap ku tajam. Sensitif sekali dia, padahal aku hanya bilang 'sok keren' , bukan 'shut up,  Blood traitor!' . Memang nya mau aku hina begitu? Tidak, kan?

"Kenapa? Marah? Mau bertengkar? Ayo" Aku menarik kedua lengan baju ku sampai ke siku. Tapi aku sedang memakai baju lengan pendek sekarang. Ya, jadi tadi hanya menarik angin kosong saja.

Si bungsu Weasley mengerut kan alis nya menatapku aneh.

HWEK!

Atensi kami teralihkan. Terdengar suara muntahan dari dalam sana.

"Kalian apakan teman teman kami?" tanya Daphne marah.

"Lihat saja sendiri. Sudah, lebih baik kita segera pergi menyusul Harry. Kita tidak punya cukup waktu untuk meladeni mereka" ucap Ronald Weasley menatap kami sinis.

"Siapa juga yang mau diladeni kalian? Wle!" ledek ku menjulurkan lidah pada nya.

Ia menatap ku sebentar lalu berjalan pergi disusul oleh adik nya, Lovegood, dan Longbottom dibelakang nya.

Tiba-tiba Longbottom sedikit berlari menyerobot barisan sehingga kini ia berjalan sejajar dengan Ron.

Aku memelototi nya tadi.

"Sudah. Ayo masuk" ucap Daphne. Aku dan Millie mengangguk. Lalu kami berjalan memasuki ruangan Umbridge.

"Astaga! Kalian kenapa?" seru Daphne.

"Ew! Jorok!" pekik Millie mundur.

Aku segera menghampiri mereka yang muntah muntah. Tunggu, bungkus permen itu- seperti nya tidak asing bagiku.

Aku mengambil salah satu dari yang berserakan di lantai.

"Puking pastilles?" gumam ku menatap bungkus permen itu tidak percaya.

Ronald sialan.

"Kenapa, [name]?" tanya Daphne mendekati ku. Sedangkan Millie, ia masih berdiri di bibir pintu.

"Kalian tunggu sebentar" ucapku tergesa lalu segera berlari keluar ruangan.

"Mau kemana, [name]!" seru Daphne.

"Permisi, Millie" aku terhenti di depan pintu yang dihalangi tubuh gempal Millie.

"Mau kemana?"

"Ck. Minggir saja dulu, cepat"

Akhirnya, Millie bergeser memberi celah untuk aku keluar.

Aku kembali berlari tergesa gesa menuju asrama ku. Lumayan jauh.

Setelah selesai dengan urusan ku, aku kembali berlari memasuki kantor Umbridge.

Nafas ku? Jangan tanya.

"Makan ini" ucapku sambil terengah-engah menyodorkan permen berbungkus serupa dengan yang aku temukan di lantai tadi.

"Kau-mau-kami-semakin-muntah?" tanya Theo kesal sambil menahan gejolak isi perut nya.

"Makan. Jangan membantah" tegas ku.

"Tidak-mau-[name]-kau-mau-membunuh-kami?"

"Yang kalian makan warna jingga. Ini ungu!"

"Lalu-apa-beda-nya-MMM!"

Banyak tanya. Langsung saja aku masukkan paksa ke dalam mulut Theo.

Setelah beberapa saat ia ber-MMM MMM, seketika Theo terdiam.

"Hei, tunggu, aku sudah tidak mual lagi!"

"See?" ucapku pada mereka yang masih belum memakan permen yang ku bawa.

Dengan segera mereka berebut mengambil permen yang berada di tanganku lalu segera memakan nya.

"Bagaimana?" tanyaku.

Mereka terdiam sebentar.

"Sudah tidak mual lagi!" pekik Pansy mewakili Crabbe, Goyfeelle, Blaise, dan Draco.

Aku tersenyum bangga.

"Sebenarnya apa yang kau berikan pada mereka, [name]?" kini Millie sudah berani berjalan memasuki ruangan. Ia berjalan mendekati ku.

"Masih permen yang sama. Tapi, yang warna ungu ini kegunaan nya untuk memberhentikan mual nya. "

"Tunggu. Kau tahu darimana? Dan darimana juga kau dapat permen ini?" tanya Daphne.

"Well, sebenarnya aku juga punya banyak yang warna jingga di koper ku"

"Di koper? Kau membawa nya dari rumah, sister?" tanya Blaise.

"Tidak. Aku membeli satu dus skiving snackboxes beberapa bulan yang lalu"

"Skiving- apa?" tanya Crabbe bingung.

"Skiving snackboxes, aku membelinya dari si kem-"

Astaga, mulut, jangan.

"-pot"

Bodoh.

"S-si kempot?" tanya Millie bingung.

"Tidak. Aku menangkap maksud perkataan nya. Ia baru saja akan mengatakan si kembar" sahut Draco.

Sial.

"Benar itu, sister?"

Aku menghela nafas menyerah. "Ya. Draco benar"

Tiga.

Dua.

Satu.

"Untuk apa kau membeli barang semacam itu dari mereka?" omel Pansy tanpa titik dan koma.

"Ya, untuk apa, sister?" sahut Blaise.

"Untuk keluar dari kelas Umbridge"

Mereka menatap ku tidak mengerti. Melihat itu,aku segera menjelaskan,

"Didalam box itu ada berbagai macam permen, ada yang membuat muntah, mimisan, pingsan, demam, bahkan bisulan. Kalian ingat waktu itu aku pernah pingsan? Ya, itu karena-"

"Astaga, [name]!" omel Daphne.

"Keren, kan?" ucapku terkekeh.

"Ya, keren, sih. Tapi kalau si darah pengkhianat yang jual, tidak keren" ucap Theo. Gengsi, eh? Aku tahu kau juga akan cocok jika bermain dengan si kembar.

"Sister, kau sudah membuat kami khawatir, kami kira itu betulan" ucap Blaise sambil menepuk jidat nya. Aku terkekeh.

"Sudah. Sebenarnya apa yang terjadi pada kalian?" tanya Daphne.

"Potter dan teman-temannya berniat pergi menemui Dumbledore dan kami menangkap nya" jawab Draco.

"Dan si Weasley sialan itu bilang dia lapar lalu mengeluarkan permen itu. Ia menawari nya pada kami" sahut Goyle sambil menunjuk bungkus permen yang berserakan di lantai.

"Tentu saja kami mau. Ternyata dia mengerjai kami lalu mereka kabur" sambung Theo.

"Kami bertemu dengan mereka tadi" ucap Millie.

"Lalu? Kenapa tidak kalian cegat?" tanya Crabbe.

"Mana bisa. Yang ada kami yang kalah" jawab Millie.

"Kau saja yang lemah"

"Apa kau bilang?!"

"Ck. Sudah sudah. Lebih baik kita segera kembali ke asrama." lerai Daphne.

"Sudah waktu nya makan malam, ayo ke great hall " ajak Pansy.

"Benarkah? Ayo. Aku sudah sangat lapar" ucap Crabbe bersemangat sambil bangkit dari duduk nya.

"Aku juga. Perut ku sudah meronta ronta" sahut [name]. Hiperbola.

"Bukannya perut mu memang selalu meronta ronta?" ledek Theo membuat Daphne terkekeh. [name] memutar bola matanya malas.

Mereka beranjak dari wilayah kekuasaan nya; sofa ruang rekreasi, dan berjalan beriringan dengan angkuhnya menuju great hall. Ala ala geng paling berkuasa di sekolah.

Kini, mereka sudah duduk di bangku panjang Slytherin. Kali ini bersama Millicent dan Astoria yang duduk disamping Daphne.

Draco mengambil kesempatan, ia duduk disamping [name].

"Sister, kau harus makan yang banyak, ya"

Bukan, itu bukan Blaise yang berbicara. Mustahil kalau [name] makan dengan porsi secuil.

"Tapi jangan terlalu banyak, nanti pipi mu gembul seperti [name]" ucap Theo pada calon adik ipar nya sambil memegangi pipi [name] yang terduduk disebelahnya.

[name] mendecih lalu menyingkirkan tangan Theo dari pipi nya. Astoria hanya mengagguk pelan pada Theo. Sejujurnya Astoria dan 'geng' kakak nya itu tidak terlalu dekat. Menurut mereka, Astoria hanya terlalu, membosankan? Tidak seperti- Ah, jangan dibanding banding kan dengan orang lain, Astoria tidak menyukai nya.

"Millie, apa si murid Durmstrang itu sudah membalas suratmu? Siapa namanya?" tanya [name] sambil melahap kentang goreng.

"Nicky Harper. Tidak. Dia mengabaikan ku dua bulan terakhir ini" ucap Millicent murung.

Mendengar itu, Pansy tertawa menggelegar.

"Dia pasti risih dengan ribuan surat yang kau kirim, Millie" ucap Pansy disela sela tawaannya.

"Shut up, Pans" ucap Millicent kesal. Pansy semakin menertawai nya. [name] sudah tidak tahan ingin menertawai Millicent juga. Kini, [name] ikut ikutan tertawa.

"You too, [name] , shut up" Millicent melemparkan kentang goreng tepat ke wajah [name]. Bukannya komplen, tawa [name] semakin pecah.

Selalu saja seperti ini, Millicent ditambah [name] ditambah Pansy, kaca di great hall bisa pecah.

Salazar pasti malu mempunyai anak murid seperti mereka.

"Terakhir kali dia bilang apa di surat nya?" tanya [name] saat tawa nya mereda.

"Ck. Dia bilang kakak nya, Dicky Harper, menitip salam pada mu" ucap Millicent kesal sambil kembali melempar kentang goreng ke arah [name].

"Eh, kenapa jadi aku?" ucap [name] sambil memakan kentang goreng yang Millicent lemparkan tadi.

"Oooo, [name], seperti nya d
Dicky Harper menyukaimu diam diam." goda Pansy.

"Menurutku kakak nya juga cukup tampan" ucap Daphne nimbrung.

"Ya, [name], kenapa kalian tidak, ya, kau tahu" Pansy mengerucut kan jari jari kedua tangan nya lalu menyatukan kedua nya. Mengerti tidak? Seperti memeragakan gerakan ciuman dengan kedua tangan nya.

"Enak saja" ucap [name] acuh sekilas melirik Draco yang sedari tadi menatapnya.

"Serius, [name] , bayangkan, [name] Harper. Keren, kan?"

"Tidak" ucap [name].

"Lebih keren [name] Malfoy, kan? " bisik Draco ditelinga [name].

"Mungkin" bisik [name] terkekeh.

"Setuju, [name]. Yang keren itu, Millicent Harper." ucap Millicent sombong.

"Tidak juga" [name] melempar kentang goreng tepat di wajah Millicent. Balas dendam.

"[name]! kentang mu ada saus nya!" protes Millicent.

Mendengar nya, [name] dan Pansy terbahak. Bahkan yang lain pun ikut tertawa melihat nya.

"Maaf Millie aku lupa" ucap [name] disela sela tawaan nya.

"Wajah mu, Millie! Seperti-UHUK UHUK!"

"Rasakan itu, Pans!" seru Millicent puas.

Ya, Pansy tersendak.

Dengan sigap Blaise mengambil segelas air putih lalu meminumkan nya pada Pansy. "Kau tidak apa apa?"

"Sudah tidak apa apa, Blaise. Terima kasih" ucap Pansy tersenyum setelah selesai minum.

"Cih. Romantis sekali" ledek Millicent.

"Bilang saja kau iri" ledek Pansy. [name] terkekeh.

Setelah kerusuhan mereka di meja makan, mereka kembali melanjutkan makan malam nya dengan tenang. Setelah diomeli Snape.

[name] ingin pudding. Ia mengitarkan pandangannya ke meja makan mencari keberadaan pudding. Ternyata ada di dekat Draco.

"Malfoy"

Well, hanya Daphne yang tahu kalau [name] memanggilnya Draco.

"Ya?" jawab Draco sambil melahap makanan nya.

"Tolong ambilkan pudding itu" [name] menunjuk pudding yang ia mau.

"Yang itu? " Draco ikut menunjuk pudding coklat yang tak jauh dari nya.

"Iya, yang coklat"

"Okay, love"

"Apa? Love?" tanya Theo yang tersendak mendengar nya.

Tidak, Draco tidak berbisik tadi. Ia berkata dengan santai nya. Bahkan murid Hufflepuff juga bisa mendengar nya.

"Love? A-apa maksud nya?" tanya Daphne tidak percaya. Sekilas ia melirik adik nya yang menatap Draco kosong.

Semua mata kini tertuju pada mereka, Draco dan [name].

Dibawah sana, [name] mencubit perut Draco. Membuat Draco meringis kesakitan.

"Ah. Tidak. Tidak ada maksud apa apa" sangkal [name] tersenyum paksa.

"Tunggu- apa kalian berkencan?" tanya Pansy menatap mereka curiga.

"Tid-"

"Ya. Kami berkencan" serobot Draco.

"Draco!" protes [name].

༶•┈┈⛧┈♛𝐌𝐬.𝐙𝐚𝐛𝐢𝐧𝐢♛┈⛧┈┈•༶

Hai! Karena aku kelupaan nyeritain Graham Montague jadi check previous chapt ya buat yang mau tau.

Coba deh searching Nicky sama Dicky Harper🤩

Continue Reading

You'll Also Like

137K 19.2K 28
start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.
26.4K 2.8K 36
โSemua yang emas tidak berkilauan, Tidak semua orang yang bertanya-tanya hilang; Yang tua yang kuat tidak layu, Akar yang dalam tidak terjangkau oleh...
126K 13.6K 57
FREEN G!P/FUTA โ€ข peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
25.7K 1.5K 41
What if? Harry Potter have a Twin Sister. Gadis cantik yang selama sepuluh tahun tidak pernah diketahui keberadaannya itu adalah saudara kembar Harry...