DOYOUNG masuk ke dalam ruang kerja Jaehyun dengan sebuah majalah di genggaman tangan, ia mengulum bibir sebelum menaruh majalah tersebut di atas meja Jaehyun. Awalnya si lelaki bermarga Jung sama sekali tidak tertarik, namun ketika melihat wajah Taeyong di cover depan, ia meraih majalah tersebut.
Hal terburuknya adalah Taeyong berfoto dengan Oh Sehun di majalah tersebut! Jaehyun mengeraskan rahang, ia bisa melihat jelas bagaimana kemistri keduanya, cukup menarik. Tapi kenapa seorang Direktur perusahaan harus turun tangan menjadi model?! Bajingan. Pose yang mereka buat juga sedikit intim, seperti Taeyong yang menaruh tangan di dada Sehun, membuat wajah menggoda yang seharusnya hanya boleh di tunjukkan di depan Jaehyun!
Terlebih, ada pose di mana Sehun memeluk Taeyong dari belakang dan menyentuh pinggul si lelaki bermarga Lee. Sialan, majalah busuk apa ini?!
"Bukankah Taeyong terlihat sangat menakjubkan?" ujar Doyoung dengan senyum kecil di wajah, "kurasa aku tidak perlu khawatir bila nanti kau berencana mematahkan hatinya. Taeyong dan Oh Sehun terlihat sangat cocok."
Begini, Doyoung tidak pernah menyetujui kontrak yang mengikat keduanya, karena ia tahu semua sifat buruk Jaehyun yang nantinya mungkin bisa mengecewakan Taeyong. Jujur saja, Doyoung khawatir karena Lee Taeyong tidak seperti semua jalang yang pernah menemani malam panas Jaehyun.
Bila memang Taeyong bisa menemukan lelaki yang jauh lebih baik dari Jaehyun, kenapa tidak? Doyoung akan sangat bersyukur untuk itu.
Jaehyun menggeram kesal. "Aku tidak pernah mematahkan hatinya, ia yang mematahkan hatiku." bukankah benar? Belakangan ini Jaehyun sedang berjuang untuk mengambil perhatian Taeyong, namun inikah balasan yang ia dapat?
Sebelah alis Doyoung terangkat. "So, you're in love?"
"Tidak." sangkal Jaehyun cepat, ia menatap lurus pada wajah Doyoung, "jika kau datang hanya untuk menunjukkan ini, lebih baik kau sekarang keluar."
Sungguh, kenapa Taeyong tidak mengatakan apapun tentang photoshoot bersama Oh Sehun? Terlebih dengan semua pose yang sangat tidak nyaman di lihat! Padahal Jaehyun selalu menceritakan semua hal yang menimpa nya di kantor untuk membuka topik pembicaraan, tapi kenapa Taeyong tidak pernah membahas apapun?
Nyatanya, semua usaha Jaehyun untuk mendapatkan perhatian Taeyong terkesan sia-sia, sudah satu minggu sejak hukumannya berakhir dan Jaehyun berusaha menahan diri sekuat tenaga agar tidak melakukan kontak yang berlebihan selain berpelukan dan berciuman. Apa Taeyong masih belum bisa melihat ketulusannya?
Doyoung mencibir. "Baiklah, kurasa kontrakmu akan berakhir sebentar lagi. Kuharap setelah itu kau tidak membuat kontrak dengan siapapun, aku tidak ingin melihatmu menghancurkan perasaan orang lain. Selamat siang Bos." setelah mengatakan itu ia pergi dari ruangan Jaehyun, tidak peduli bila kata-katanya sudah keterlaluan.
Selama ini Doyoung selalu berada di sisi Jaehyun, menyaksikan bagaimana berengseknya lelaki bermarga Jung itu, menelantarkan seluruh perasaan dari orang-orang yang mencintainya. Jaehyun melukai hati banyak orang, sama sekali tidak mau bertanggung jawab meskipun wanita yang ia tiduri mengandung anaknya. Jaehyun hanya perlu memberi uang dan permasalahan selesai. Doyoung muak dengan semua itu.
Walaupun pada akhirnya Doyoung yang harus menutupi semua kelakuan buruk Jaehyun. Namun tetap, sebagai teman lelaki tampan itu, Doyoung lelah.
Sepeninggalan Doyoung, Jaehyun terdiam dengan pikiran yang kosong selama beberapa saat sebelum akhirnya ia meraih kunci mobil di atas meja. Tujuannya hanya satu, yaitu perusahaan milik Oh Sehun, Jaehyun ingin menjemput Taeyong, membawa lelaki bermarga Lee itu pulang.
Emosi sedang menguasai hatinya, karena belakangan ini Jaehyun merasa di acuhkan. Ada rasa takut yang menyelimuti rongga dada, bagaimana bila Taeyong ternyata menjalin hubungan atau memiliki perasaan untuk Oh sehun? Jaehyun kalut, ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Karena walau bagaimanapun, Taeyong adalah miliknya. Meski status itu hanya berada di atas kontrak. Namun, Jaehyun berjanji untuk mengubahnyaㅡia ingin Taeyong menjadi kekasihnya.
Ya, Jaehyun sudah kalah telak, ia mengakui itu. Hanya Lee Taeyong yang bisa membuatnya seperti ini, jadi Jaehyun tidak memiliki niat untuk melepaskan Taeyong.
***
Suara berisik dari koridor berhasil membuat Taeyong menoleh, ia sedang berada di dalam ruangan; membahas pemotretan selanjutnya bersama photographer dan Oh Sehun. Sejak satu minggu yang lalu mereka berdua menjadi partner resmi untuk salah satu perusahaan majalah, dan pemotretan mereka akan berakhir dua hari lagi.
Sebelum Taeyong berhasil mengatakan apapun, pintu ruangan terbuka, menampilkan Jaehyun dengan raut wajah yang mengerikan, berhasil membuat Taeyong terkejut. Bahkan Sehun serta photographer tersentak karena pintu yang sedikit di banting.
"Sayang," panggil Jaehyun lembut, namun wajahnya masih terlihat sedikit seram, ia menatap lurus pada Taeyong. "Maaf aku harus menganggu pekerjaanmu, tapi anak kita menangis dan membutuhkan Ibunya." Jaehyun menekankan kata terakhir, ia tidak peduli bila saat ini mata Taeyong melebar tak percaya dengan apa yang ia bicarakan, "bisakah aku membawa istriku pulang? Ini sangat mendesak." mata Jaehyun melirik Sehun serta si photographer sekilas.
Dahi Sehun berkerut dalam. "Apa ini lelucon? Jikaㅡ"
"Maaf Hyung," sela Taeyong cepat, ia berdiri dan meraih tasnya di atas meja. "Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat lalu kembali ke sini."
Karena Taeyong sama sekali tidak mengerti peran apa yang sedang di mainkan oleh Jaehyun saat ini. Ia merasa sangat kesal, anak dan istri? Apa lelaki bermarga Jung itu sudah tidak waras?! Bajingan.
Setelah itu Taeyong mendorong Jaehyun untuk keluar dari ruangan dan menarik tangan si lelaki tampan. Mereka berjalan di koridor; menuju lift yang sedang terbuka. Kepala Taeyong sedikit pening, pekerjaannya belum selesai dan Jaehyun membuat ulah sesuka hati! Apa Jaehyun mabuk? Namun Taeyong tidak berhasil mencium alkohol dari tubuh lelaki itu.
"Apa kau gila?!" seru Taeyong ketika mereka sudah berada di dalam lift yang sepi, bergerak menuju basement, "apa yang kau pikirkan hingga datang dan berbicara omong kosong seperti itu?!"
Rahang Jaehyun mengeras, ia menyudutkan Taeyong di pojok lift. "Kenapa tidak mengatakan apapun tentang photoshoot bersama Oh Sehun dengan semua pose yang sangat tidak nyaman di lihat? Kau pikir aku memberimu izin bekerja di perusahaan lain untuk ini?"
Taeyong terdiam, ia mengalihkan pandangan ke arah lain. Alasan Taeyong tidak mengatakan apapun adalah karena ia tahu bahwa Jaehyun pasti akan marah atau tidak mengizinkannya melakukan photoshoot bersama Oh Sehun. Tapi bagaimana lagi? Ini pekerjaan Taeyong!
"Aku harus bersikap profesional!" ujar Taeyong pada akhirnya, ia mengulum bibir, "lagi pula itu hanya pekerjaan."
Jaehyun menghirup napas panjang untuk mengontrol dirinya agar tidak membentak Taeyong. Pintu lift terbuka, jadi Jaehyun menarik tangan si lelaki cantik dan berjalan di basement. Mencari mobil Jaehyun yang terparkir di sana.
"Aku tidak menyukainya." gumam Jaehyun pelan, ia menoleh, menatap Taeyong dengan sendu, "dengan pandangan yang kau berikan kepada Oh Sehun di majalah itu, aku sama sekali tidak menyukainya."
Taeyong mendesah pelan, tidak tahu bila Jaehyun akan bersikap terlalu dramatis untuk ini. "Sudah kukatakan itu hanya pekerjaan!"
"Tapi kau tidak pernah menatapku seperti itu." Jaehyun menghentikan langkah kaki di samping mobilnya, belum memiliki niat untuk masuk ke dalam karena ia masih ingin berbicara dengan Taeyong.
"Ke mana arah pembicaraanmu?"
Jaehyun mengusap wajah dan menunduk, berpikir selama beberapa saat sebelum akhirnya ia menatap lurus pada wajah cantik Taeyong. "Aku mencintaimu."
Kali ini Taeyong membuka lebar matanya dan sedetik kemudian tertawa kecil. "Leluconmu sama sekali tidak lucu."
"Aku bersungguh-sungguh!" seru Jaehyun tidak terima, ia meraih kedua tangan Taeyong; mengenggam nya erat, "aku mencintaimu Lee Taeyong! Aku tidak suka melihatmu bersama orang lain, kau milikku. Akuㅡ"
"Hentikan omong kosong ini." Taeyong menatap ke arah lain, ada rasa berdenyut di dalam hati, "sudah berakhir.." ia tersenyum kecil dan melepaskan genggaman Jaehyun pada tangannya, "kontrak kita, itu sudah berakhir, aku tidak bisa lagi bersamamu lebih lama dari ini."
"AKU MENCINTAIMU!" Jaehyun berteriak, berhasil membuat tubuh Taeyong tersentak, tatapannya berubah menjadi sedih, sama sekali tidak senang dengan apa yang Taeyong katakan, "kenapa kau sama sekali tidak bisa memberiku kesempatan? Aku sudah berusaha untuk merebut perhatianmu, membuatmu mencintaiku, apakah kau tidak melihat usaha itu?"
Taeyong mengigit kuat bibir bawahnya, suara Jaehyun terdengar sedikit parau. Tidak lagi, ia tidak mau membicarakan hal ini. Sudah Taeyong katakan bahwa ia enggan memberikan hatinya untuk Jaehyun, karena lelaki bermarga Jung itu menghancurkan kepercayaan yang ia berikan sejak awal.
Jaehyun kembali meraih tangan Taeyong. "Kumohon," ia sudah tidak mempedulikan gelar Casanova yang ia miliki, Jaehyun hanya menginginkan Taeyong saat ini. "Aku mencintaimu, Taeyong."
Mengatupkan rahang, Taeyong mengusap pelan tangan Jaehyun dan tersenyum kecil. "Kontrak kita berakhir, tolong jangan ganggu aku lagi setelah ini."
Tidak ada yang bisa Jaehyun lakukan saat Taeyong melepaskan genggamannya untuk yang kedua kali dan berjalan cepat menjauhinya. Jaehyun terdiam, dadanya terasa sangat nyeri hingga ia kesulitan bernapas selama beberapa saat. Jaehyun tidak sadar ketika satu tetes air mata jatuh menuruni pipi, ia hanya tidak mengerti, kenapa Taeyong tidak mau memberinya kesempatan?
Tbc