Mettled {Jaeyong}

By Key_Rand

1.7M 181K 51.8K

[BxB] [Yaoi] [Gay] [Mature] [Mpreg] "You, your heart, your body, your body are all only mine, it's all mine n... More

Cast + Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34

Part 20

40.9K 4.9K 1K
By Key_Rand

Dua puluh lima menit berlalu sejak Taeyong pergi dari kantor untuk menuju apartemen Jaehyun, kini mobil kantor yang mengantarnya berhenti di apartemen Jaehyun yang mana sebelumnya Taeyong juga pernah kesini. 


Iya saat malam dimana ia dan Jaehyun melakukan sesuatu yang biasanya di lakukan pasangan yang sudah menikah, sungguh mengingatnya membuat Taeyong sangat malu. 


Setelah mengucapkan terimakasih pada supir kantor, Taeyong pun berjalan menuju pintu apartemen Jaehyun lalu memencet bel sebelum berucap. "Jaehyun, ini aku Taeyong. Tolong bukakan pintu." Ia berkata di depan intercom di depan pintu apartemen Jaehyun. 


Tak menunggu lama pintu apartemen Jaehyun pun terbuka dan Taeyong langsung saja masuk dan berjalan ke arah kamar Jaehyun yang berada di lantai dua, ia sudah hapal. 


Membuka pintu kamar Jaehyun, ia melihat si lelaki Jung sedang tiduran di atas ranjangnya dengan selimut tebal menutupi setengah tubuhnya, sementara Jaehyun melihat Taeyong dengan tatapan bingung. "Bagaimana bisa kau sampai ke sini Tae?" 


Lelaki cantik itu menutup pintu kamar Jaehyun sebelum berjalan mendekati ranjang dengan bibir yang mengerucut lucu. "Kau sakit, kenapa kau tidak bilang padaku jika kau sakit?" Tanyanya. 


Jaehyun membiarkan Taeyong duduk di sisi kasunya, ia menatap si cantik dengan senyum kecil di wajahnya. "Aku tidak sakit, aku hanya kelelahan." Balas Jaehyun santai. 


Tidak percaya dengan apa yang Jaehyun katakan, tangan Taeyong terulur untuk menyentuh dahi si tampan, mata Taeyong langsung membelalak kaget ketika merasakan jika suhu tubuh Jaehyun tidak normal. Badannya sangat panas. 


"Ini yang kau bilang tidak sakit? Hanya kelelahan? Tubuhmu panas Jaehyun." Omelnya. "Sekarang katakan apa kau sudah makan?" 


Lelaki tampan itu menggeleng. "Aku tidak napsu makan." 



Mendengar itu Taeyong memutar bola matanya malas. "Itu namanya kau sedang rencana bunuh diri, sudah tau sakit malah tidak makan." Cibirnya. "Aku akan membuatkan makanan untukmu." Serunya.


Jaehyun menahan tangan Taeyong lalu menggeleng. "Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat saja." 


Si cantik melepaskan tangan Jaehyun yang menahannya. "Diam disini, jangan kemana-mana. Aku tetap akan membuatkan mu makanan." Dengan begitu ia berjalan keluar dari kamar Jaehyun begitu saja. 


Melihat itu Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya, ya memang tubuhnya panas, ia juga merasakannya dari tadi pagi. Namun sungguh ia sangat tidak napsu makan. 


Lagi pula dari mana Taeyong tau kalau ia sakit? Apakah lelaki cantik itu kembali bertanya pada Eunbi? Dan nekat kesini? Padahal masih jam kantor. 


Jaehyun menoleh ketika pintu kamarnya kembali terbuka dan terlihat Taeyong yang menyembulkan kepalanya. "Karyawan wanita yang mengganggu di makan malam waktu itu ingin menjengukmu katanya, ku harap kau tidak membukakannya pintu." Setelah mengatakan itu Taeyong kembali menutup pintu kamar Jaehyun. 


Mendengar itu alis saling bertautan bingung, wanita yang mengganggu makan malam? Kim Jiho? Dengan begitu Jaehyun meraih ponselnya lalu menonaktifkan intercom serta menutup semua gorden yang terlihat dari luar. 



Setelahnya ia meletakkan kembali ponselnya lalu memejamkan mata, tiba-tiba saja kepalanya pening. Ia tidak tau harus bahagia atau bingung dengan Taeyong yang tiba-tiba datang ke apartemennya lalu memperlakukannya dengan baik seperti tadi. 



Sementara  itu, di dapur, Taeyong sedang berkutat dengan beberapa bahan makanan. Karena ia melihat ada sayuran dan ayam jadi ia memutuskan untuk membuat sup ayam untuk Jaehyun, lumayan itu bisa membuat perut Jaehyun hangat.



Tak lupa Taeyong juga menyiapkan air hangat untuk mengompres Jaehyun, karena sungguh tubuh Jaehyun sangat panas dan bisa-bisanya lelaki Jung itu hanya mengatakan jika ia kelelahan?


Menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk Taeyong menyelesaikan masakannya, ia mengambil nampan lalu meletakkan nasi, sup ayam, air dan tak lupa obat demam untuk Jaehyun. 



Ia berjalan ke arah kamar Jaehyun dengan hati-hati, memasuki kamar Jaehyun, ia meletakkan nampan yang ia bawa di atas nakas. "Sebentar, aku akan mengambil air kompresan dulu." Ujarnya, setelahnya ia kembali keluar dari kamar Jaehyun untuk mengambil air hangat yang sudah ia siapkan tadi. 



Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya pelan, kenapa juga tiba-tiba Taeyong jadi cerewet seperti sekarang? 


Tak lama, si cantik kembali dengan tangan membawa wadah besar berisi air hangat, lalu ia letakkan di bawah nakas. Taeyong duduk di sisi ranjang Jaehyun, tangannya menyibak poni yang menutupi dahi Jaehyun. "Sangat panas, makan ya, aku suapi." 


"Tapi aku benar-benar tidak napsu makan." 


Bibir Taeyong mencebik kecil, lalu ia mengambil piring yang sudah ia siapkan tadi. "Aku sudah memasak untukmu jadi sebaiknya kau makan, lagi pula kau juga harus minum obat agar suhu tubuhmu kembali normal." 


"Tae, aku—"


"Kau mau makan atau ku buang supnya?" Ancam Taeyong, 



Menghela napas pelan Jaehyun akhirnya hanya bisa menurut apa yang si cantik mau. Ia membuka mulutnya ketika Taeyong meyodorkan sendok dengan nasi dan sup ayam yang sudah lelaki cantik itu buat. 



Taeyong menyuapi Jaehyun dengan perlahan dan sangat hati-hati. "Apa tenggorokanmu sakit?" 



Jaehyun menggeleng. "Tidak terlalu, namun aku masih bisa menelan dengan baik." Balasnya. 



Mengangguk, Taeyong pun kembali fokus untuk menyuapi Jaehyun. Namun setelah suapan keenamnya lelaki tampan itu menggeleng. "Sudah ya, perutku sudah tidak enak." 


Mengulum bibirnya pelan, Taeyong pun mengangguk. Tidak apa, yang penting sudah ada asupan makanan yang terisi. "Baiklah, sekarang minum obat ya." 


Taeyong membantu Jaehyun untuk duduk dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Ia mengambil obat dan aiar yang sudah ia siapkan untuk Jaehyun dan meminta si tampan untuk meminumnya.



Setelahnya Taeyong kembali membantu Jaehyun untuk merebahkan tubuhnya. "Diam dulu, aku akan mengompresmu agar tubuhmu lebih baik." Taeyong mengambil wadah air yang ia bawa tadi. "Apakah kau mempunyai handuk kecil." 



"Kau bisa lihat di kamar mandi atau lemariku." Balas Jaehyun pelan. 


Dengan begitu Taeyong berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari handuk kecil, dan ternyata ada. Ia pun bergegas kembali ke ranjang dan memasukkan handuk itu ke dalam air hangat yang ia bawa. 


Setelah ia memeras handuk itu, Taeyong pun meletakkannya di atas dahi Jaehyun dengan perlahan. 


Jaehyun yang melihat Taeyong seperti ini hanya terdiam, ada beberapa pertanyaan yang berakar di pikirannya. Tangan Jaehyun menahan tangan Taeyong sampai membuat si lelaki Lee itu tersentak dan menatap Jaehyun. "Jae.."



"Kenapa kau seperti ini Tae?" Tanya Jaehyun akhirnya. 


Mata Taeyong berkedip lucu, ia tidak memahami apa maksud pertanyaan Jaehyun. "A-apa maksudmu?" 



Jaehyun menatap Taeyong tepat di netra hitam lelaki cantik itu. "Kenapa kau seperti ini? Kenapa kau memperlakukanku seperti sekarang? Apa yang membuatmu jadi seperti ini?" 


Lelaki Jung itu hanya bingung dengan Taeyong, sebenarnya apa yang Taeyong mau? Jaehyun tidak memahaminya. 


"Eumm.." 


"Kenapa kau tiba-tiba memperlakukanku dengan baik seperti saat ini Tae?" 


"K-karena kau sedang sakit." Jawab Taeyong dengan ragu, ia juga tidak tau harus menjawab pertanyaan Jaehyun dengan apa. 



Jaehyun belum melepaskan pandangannya pada Taeyong. "Kau menyukaiku?" Tanyanya dengan lugas. 


Taeyong mengalihkan pandanganya dari Jaehyun. "T-tidak tau." 



Tangan Jaehyun meraih pipi Taeyong dan menarik wajahnya mendekat agar Taeyong menatapnya. "Jika memang kau tidak menyukaiku, tolong jangan seperti ini. Ini hanya akan membuatku semakin berharap padamu." 



Jantung Taeyong seperti berhenti berdetak untuk sepersekian detik, lalu ia menatap Jaehyun tepat di mata lelaki berdimple itu. Taeyong bukannya memberi harapan pada Jaehyun, namun ia hanya ingin melakukannya, seperti hal ini harus ia lakukan pada Jaehyun, entahlah Taeyong juga tidak paham. 


"J-jae aku—"

Cup


"Lupakan, sekarang temani aku tidur." Jaehyun melepas genggaman tangan Taeyong lalu menepuk tempat kosong di sampingnya. 



"Tapi.."


Tanpa menunggu kelanjutan ucapan Taeyong, lelaki Jung itu menarik pinggul Taeyong dan menempatkan si cantik di sebelahnya. Yang di perlakukan seperti itu hanya diam, itu terjadi sangat cepat sampai Taeyong tidak tau apa yang baru saja Jaehyun lakukan. 



Jaehyun melepas kompres di dahinya lalu memindakannya ke leher bagian sampingnya, ia memiringkan tubuhnya lalu membawa Taeyong ke dalam dekapannya. "Aku ingin tidur, temani aku." 



Taeyong membiarkan Jaehyun memeluknya dan mengusak wajahnya ke dadanya, ia mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut tebal Jaehyun, sesekali ia berikan pijatan ringan pada kepala Jaehyun. 



Ia kembali mengingat pernyataan yang tadi Jaehyun katakan padanya. Apakah selama ini Jaehyun serius? Bukan main-main bahkan tidak menjadikan Taeyong sebagai koleksinya?


Taeyong juga bingung dengan perasaanya sendiri, ia selalu mengelak kalau dirinya menyukai Jaehyun, namun ketika pegawai wanita yang berada di kantor tadi ingin menjenguk Jaehyun membuat Taeyong tidak rela dan bahkan ia meminta Jaehyun untuk tidak membukakan pintu untuk wanita itu. 


Jadi sebenarnya apa yang terjadi padanya? Apa perasaannya untuk Jaehyun saat ini? 



Oke sebaiknya besok atau nanti ia akan bertanya pada Wonwoo, lelaki manis itu kan sudah berpengalaman suka sama seseorang bahkan mereka menjalin hubungan hampir tiga tahun lamanya. Jadi Wonwoo pasti paham apa yang terjadi padanya, oke ia akan bertanya pada Wonwoo nanti. 


Mendengar nafas Jaehyun yang sangat tertatur, Taeyong yakin jika lelaki tampan itu sudah tidur, dengan begitu ia menunduk lalu memberikan kecupan lembut pada pelipis Jaehyun. "Cepat sembuh Jae."



~~



Jam menunjukkan pukul enam sore dimana Taeyong harus menyiapkan makan malam untuk Jaehyun dan tentu saja untuk dirinya juga. Karena Jaehyun menginginkan bibimbap jadilah kini Taeyong sedang menyiapkan makanan untuk mereka. 



"Astaga!" Taeyong tersentak ketika tiba-tiba Jaehyun memeluknya dari belakang, lelaki Jung itu menopang kepalanya pada bahu Taeyong. 



"Belum selesai?" 



Tangan Taeyong terulur ke belakang untuk mengusak rambut Jaehyun. "Sebentar lagi, kenapa kau turun Jae? Harusnya kau tunggu di kamar mu saja, aku akan membawakannya nanti."


Jaehyun menggeleng, ia mengusakkan hidungnya pada bahu Taeyong. "Aku bosan, lagipula tubuhku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya." 



Taeyong membalikkan tubuhnya, lalu tangannya mengarah ke dahi serta leher Jaehyun, dan benar saja panas di tubuh Jaehyun sudah menurun. Meskipun masih terasa hangat namun ini jauh lebih baik dari pada tadi siang. 



"Ya sudah, kau bisa menungguku di kursi meja makan, sebentar lagi aku selesai." Titahnya. 


Menurut, Jaehyun pun melepas pelukannya lalu berjalan menjauhi Taeyong dan duduk di kursi meja makan, membiarkan Taeyong fokus pada masakannya dan ia hanya akan memperhatikannya. 



Jaehyun tersenyum kecil ketika memperhatikan punggung Taeyong. Ya mau bagaimanapun ia sudah sangat jatuh cinta dengan lelaki bermarga Lee itu, jadi Jaehyun akan membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya. 



Apakah ia lelah? Tentu saja sedikit lelah. Namun ia belum ada di titik dimana ia sangat lelah dan ingin melepaskan semuanya, belum sampai sejauh itu. Untuk saat ini, ia akan membiarkan semuanya berjalan begitu saja, perkara Taeyong nanti suka atau tidak padanya itu biar waktu yang mengaturnya, Jaehyun akan menunggu dan menjalaninya saja. 




Sepuluh menit berlalu, kini Taeyong berjalan ke arah Jaehyun dengan dua mangkuk bibimbap di tangannya. Ia meletakkan satu mangkuk itu di hadapan Jaehyun. "Makanlah, semoga tubuhmu kembali sehat." Ucapnya dengan senyum indah di wajah cantiknya.


"Terimakasih." 


Dengan begitu keduanya kini makan malam bersama dengan tenang, sesekali Jaehyun memperhatikan Taeyong yang makan dengan lahapnya. Ah ia sedikit bersalah karena tadi siang Taeyong mengurusnya, lelaki cantik itu jadi tidak sempat makan siang. 



"Kau mau menginap?" Tanya Jaehyun, ya ia hanya bertanya sih, jika Taeyong mau itu akan sangat menyenangkan bukan? Namun jika tidak mau juga tidak apa.


"Eung?" Taeyong mendongak dengan pipi mengembung yang penuh dengan makanan. "Mengwinap?"


"Huum, kau mau? Jika tidak mau juga tidak apa sih." 



"Aku mau, aku mau." Balas Taeyong cepat, ia tersenyum ke arah Jaehyun dengan riang. 


Keduanya saling bertatapan dan tersenyum lebar, ah Jaehyun sedang berdoa pada waktu agar saat-saat seperti saat ini akan kembali terulang di masa depan. Taeyong juga sangat senang kali ini karena ia akan menghabiskan malam bersama Jaehyun. 



Kedunya kembali fokus ke mangkuk bibimbap mereka masing-masing , jika Jaehyun bisa memohon semoga takdir berpihak padanya dan Taeyong. Namun jika tidak, maka Jaehyun belum bisa memikirkan apa yang akan terjadi padanya. 



TBC





Continue Reading

You'll Also Like

658K 76.6K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
197K 2.4K 64
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
82.1K 8K 20
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
862K 169K 178
"MAMAKU JAGO NEMBAK!" "MAMAKU BISA BAWA MOBIL BALAP!" "MAMAKU CAKEP!" "....mamaku gula darahnya rendah" Kelanjutan dari Urusan Penerus Warisan. Menja...