Sudah dua hari Jimin belum juga membuka kedua mata nya, Dokter yang bolak balik memeriksa keadaan nya justru semakin khawatir, karena tau semakin hari kondisi Jimin semakin menurun.
"Jin, hari ini jadwal Jimin cuci darah, kau harus bangun kan dia" suruh Dokter yang biasa menangani keadaan adik nya.
Seokjin refleks menganggukkan kepala nya.
"Dok, maksud nya penyakit gagal ginjal ini seperti apa? Ginjal nya tidak berfungsi? Atau tidak punya ginjal?" tanya Yoongi tiba tiba.
Seokjin menatap Yoongi dengan tatapan heran, kemana saja anak itu? Kenapa baru tanya sekarang?
Dokter itu menganggukkan kepala nya, "Iya, Yoongi. Jimin sudah rutin memeriksa kan kesehatan nya sejak dua tahun lalu.. Dia juga rutin cuci darah mulai saat itu, Jimin anak yang kuat, dia mau bertahan sampai sekarang hanya karena tidak ingin kakak kakak nya sedih.. Kakak kakak nya itu kalian" jelas dokter, mungkin ini saat yang tepat mengutarakan semua nya, semua yang Jimin sembunyi kan dari para member.
Dan benar saja, raut wajah Seokjin langsung berubah.
Begitu mendengar kata.. "Dua tahun lalu"
Itu berarti sudah lama sekali Jimin menyembunyikan penyakit nya dari semua orang, dan dia berhasil dengan akting nya yang bisa membuat semua orang percaya bahwa dia baik baik saja.
"Terus kenapa dua hari ini dia tidak sadar, Dok?" tanya Seokjin.
Dokter melirik sebentar ke arah Jimin.
"Minggu ini Jimin belum ada melakukan pemeriksaan dan cuci darah, padahal biasanya dia selalu datang sendiri ke pada ku untuk memeriksa kan tubuh nya.. Dan sekarang dia hanya sedang pingsan, mungkin tubuh nya sudah tidak kuat lagi" jawab Dokter itu, "Kalau terlambat atau tidak cuci darah sama sekali... Bisa menyebabkan racun di dalam tubuh menumpuk, dan pengendalian kadar cairan dalam tubuh menjadi berantakan" lanjut dokter lagi.
Seokjin dan Yoongi mengangguk angguk, entah paham atau tidak, hanya mereka dan Tuhan yang tau.
"Dan sekarang.. Aku akan membawa Jimin ke ruang HD, kalian mau ikut atau menunggu di sini?" tanya Dokter itu.
"Kami ikut, dok"
*****
Yoongi memilih menunggu Jimin yang sedang cuci darah sambil duduk di kursi, sementara Seokjin terus saja menatap Jimin yang sedang cuci darah menggunakan selang selang.
Seokjin merasakan jantung nya berdetak kencang sekarang, dia sangat sangat khawatir. Baru kali ini dia menemani Jimin cuci darah, dia melihat sendiri bagaimana Jimin terbaring lemah di sana, sedang darah nya di cuci di mesin dialis.
Seokjin menunggu Jimin dengan begitu sabar, bahkan duduk saja tidak mau.
"Seokjin! Yoongi!"
Kedua lelaki itu serempak menolehkan kepala nya, mereka melihat Sejin mendekat ke arah mereka sekarang.
"Tadi aku ke ruang rawat Jimin, tapi di sana kosong, dan perawat yang membersihkan ruangan itu bilang kalian ada di sini sekarang.." oceh Sejin hyung sang manager.
Yang di angguki oleh Seokjin.
"Bagaimana keadaan Jimin?" tanya Sejin, mata nya ikut menatap dari balik kaca pintu ruang HD.
"Hyung.. Apa kira kira Jimin bisa sembuh jika dia rajin cuci darah?" lirih Seokjin bertanya pada sang manager.
Sejin menghela nafas, lalu tersenyum getir.
"Setahu ku.. cuci darah hanya membantu fungsi darah di tubuh kita, karena ginjal kita sudah tidak bisa berfungsi, sejauh ini.. orang yang terkena penyakit gagal ginjal pasti pergi.. Tergantung selama apa mereka bertahan"
Seokjin menghela nafas nya, ia tidak pernah membayangkan akan ada kejadian seperti ini di kehidupan nya, benar benar di luar dugaan.
"Tapi, kalau misal ada ginjal yang cocok... Jimin bisa sembuh kan hyung?" tanya Yoongi tiba tiba.
"Tergantung ginjal nya, cocok atau tidak dengan Jimin, kalau tidak cocok.. ya tidak bisa, tahun lalu aku dengar Jimin ingin melakukan transplantasi ginjal, tapi gagal karena ginjal nya tidak cocok" jawab Sejin yang lagi lagi membuat kedua orang itu terdiam.
Mereka sangat merasa bersalah sekarang, mereka yang tertua di bangtan tapi tidak tahu tentang apa yang di rasakan oleh adik adik nya, dan ini sudah kejadian yang ketiga kali nya, yang kedua taehyung, dan yang pertama Jungkook.
Mereka sama sekali tidak tahu tentang gejala aneh pada adik mereka, karena mereka masih menganggap itu hal biasa.
Nyatanya itu membuat adik mereka lepas dari genggaman mereka.
"Jangan khawatir, Jimin pasti bertahan.. Dia juga punya satu permintaan, ah bukan.. Maksud ku harapan, dan dia harap kalian bisa mewujudkan nya" ucap Sejin lagi, menyadarkan lamunan kedua nya.
"Apa harapan Jimin, Hyung?" tanya Seokjin dengan nada suara yang bergetar.
"Emm... Dia ingin bertemu ayah nya, dia juga ingin di temani ayah nya saat dia akan pergi nanti" jawab Sejin sambil tersenyum kecut.
Seokjin dan Yoongi bertatapan.
"Kami akan usahakan bisa mewujudkan nya" putus Yoongi akhir nya, setidak nya mereka bisa membuat Jimin bahagia di sisa umur nya.
Sejin tersenyum, "Dan sekarang silahkan kalian makan siang dulu!"
********
Dengan berbekal alamat dari data Jimin yang ia minta dari pihak agensi, Yoongi akhir nya memutuskan pergi menjemput ayah Jimin yang tinggal di Busan.
Lelaki itu mengendarai mobil nya dengan kecepatan di atas rata rata, karena Yoongi paling tidak suka mengulur waktu.
Sementara Seokjin sekarang sudah berada di ruang rawat Jimin, Jimin sudah selesai cuci darah, tapi masih harus di jaga oleh seseorang.
Maka dari itu, Yoongi mengalah dan pergi sendiri menjemput ayah Jimin di Busan. Kakak perempuan dan Ibu nya Jimin juga belum ada kembali, mungkin urusan mereka belum selesai.
Dua jam perjalanan, Yoongi akhir nya sampai di depan rumah mewah berwarna putih itu.
Yoongi memarkirkan mobil nya, lalu masuk ke dalam area rumah, dan mengetuk nya dengan sopan.
Tok... Tok.. Tokk..
"Annyeong, Appa? Ini aku Yoongi, ada berita penting tentang anak mu" ucap Yoongi dengan nada datar.
Tak lama kemudian, pintu terbuka, menampilkan seorang pria tua yang kurus kering.
"Annyeong? Anak ku yang mana ya?"
Yoongi menghela nafas, "Park Jimin.. Dia.."
Belum Yoongi menyelesaikan ucapan nya, orang tua itu sudah menutup pintu itu dengan kencang dan membiarkan Yoongi seorang diri di teras.
Rahang Yoongi mengeras, jika saja yang tadi membantingkan pintu untuk nya adalah orang asing, mungkin sekarang orang itu sudah tinggal nama di tangan Yoongi.
Tapi tak mungkin, karena pria tadi adalah ayah adik nya.
Maka dari itu.. Yoongi harus tetap sopan!
"Appa... Bisakah temui anak mu dulu? Anak mu sekarat di rumah sakit sekarang. Apa kau tidak tega melihat dia bolak balik cuci darah?" oceh Yoongi, entah Tn. Park mendengar nya atau tidak, Yoongi tidak peduli.
Yoongi bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Jimin sekarang.. Pria itu pasti sangat sangat terpukul dengan apa yang ia alami sekarang, terlebih lagi... Penyakit nya pasti membuat hari hari Jimin semakin berat.
Yoongi mengusap air matanya yang mengalir begitu saja, walau dia ini termasuk pria yang cuek dan dingin.. Jika soal kasihan seperti ini Yoongi bisa menangis juga.
Yoongi menatap pintu besar itu, dengan pandangan yang memburam.
"Appa.. Anak mu terkena penyakit gagal ginjal.. Aku tau Jimin masih muda, tapi penyakit itu benar benar ada, Appa.. Bisa kah kau temui sekarang? Hanya untuk menuruti permintaan terakhir anak mu.. Setelah ini kau tidak akan di cari lagi, karena Jimin akan pergi dengan tenang setelah ini.. Aku mohon Appa, ikutlah dengan ku" pinta Yoongi dengan suara yang serak dan bergetar.
Hening, lima menit Yoongi menunggu respon dari ayah Jimin tapi hasil nya mustahil.
"Baiklah Appa, aku pulang sekarang.. Jimin pasti membutuhkan orang orang yang bisa mendukung nya untuk sembuh sekarang, aku pamit Appa"
Dengan langkah lesu, Yoongi menuruni tangga teras, menutup kembali pintu pagar, dan masuk kedalam mobil nya
Dia menangis deras di sana. Apa yang harus ia lakukan?
Dan tiba tiba saja.. Yoongi terpikir sebuah ide bagus, dia tau harus berbuat apa sekarang, tapi yang lebih penting nya.. Yoongi harus meminta persetujuan orang tua nya dahulu.
Yoongi mulai menancap gas, melajukan mobil nya menuju rumah sang kakak, karena kedua orang tua Yoongi ada di sana.
Semoga berhasil, batin Yoongi.
*****
Sementara itu, di balik pintu.. Ayah Jimin mendengar semua apa yang Yoongi ucapkan.
Hati nya tiba tiba teriris saat tahu bahwa anak bungsu kesayangan nya itu akan pergi sebentar lagi.
Dan harapan terakhir nya adalah bertemu diri nya.
Tubuh nya merosot kelantai, dia ingin menemui Jimin tapi... Kalau ia menemui Jimin itu berarti kisah hidup anak nya berakhir begitu saja?
Tn. Park jelas tidak mau.
Lelaki itu menenggelamkan kepala nya di kedua lutut nya.
Sampai akhirnya, ponselnya berdering, ada notifikasi pesan masuk. Dan dia langsung tersenyum setelah membaca isi pesan itu.
Yoongi Bts :
Appa, pendonor ginjal Jimin sudah ada, temui lah Jimin hari ini, setelah operasi transplantasi.
Senyuman di bibir Tn. Park tanpa sengaja mengembang begitu saja, dia cepat cepat mengganti pakaian nya, mengambil kunci mobil dan menuju ke Seoul untuk menemui sang anak.
*****
Semoga setelah ini gak ada perpisahan lagi:(
Tapi, Namjoon?
Terus.. Yoongi juga dapat donor ginjal nya dari mana? Kok cepat? Apa jangan jangan....?
Apa kira kira ginjal pendonor itu cocok ya?
Jangan lupa vote and komen hmmmmmm