Assalamualaikum
💜💜💜
"Ya Allah, sampaikan salam rindu ini untuk mereka yang hanya bisa hamba pandang"
°°°
"Jika aku tahu, aku pasti akan berhenti lebih awal. Kalian banyak berubah. Aku hampir tak mengenali kalian."
"Bagaimana caranya untuk mengembalikan senyum yang selalu terukir indah di wajah kalian? Aku hanya butuh satu kesempatan, tolong beri aku kesempatan itu untuk meminta maaf pada kalian."
"Setelahnya, aku janji. Akan pergi."
Tiga Minggu. BTS masih tetap diam tak berbicara sedikitpun pada Asma. Para manager yang lain pun tak bisa berbuat banyak, tapi mereka mulai merasa jengah jika harus terus menerus melihat BTS dan Asma yang saling menjaga jarak.
Selesai bergelut dengan pikiran sendiri, Asma akhirnya mengangkat wajahnya sedikit dibalik buku ditangannya. Hanya untuk memandang mereka, BTS tengah berada di cafetaria agensi yang sama dengan Asma dan tak jauh dari mejanya.
Air bening mengambang di pelupuk matanya, Asma begitu merindukan mereka. Rindu melihat mereka berlatih di studio, rindu tawa mereka, rindu makan bersama, rindu dengan segala hal tentang mereka.
Dada Asma terasa sesak, ingin sekali berbicara pada mereka. Ingin mengatakan bahwa kasih sayangnya masih ada untuk mereka, sesakit apapun Asma didekat mereka, itu lebih baik dari pada harus seperti ini.
"Annyeonghaseo" sapaan itu terdengar dengan Daehyun yang duduk dihadapan Asma.
Akhirnya Asma menurunkan bukunya, karena dirinya tertutup oleh Daehyun. Jadi BTS tak akan melihatnya.
"O, Daehyun-ah, Aku Kira kau sedang berada diluar agensi?" ucap Asma sambil melihat kesumber suara.
"Aniyo."
Senyum yang tadinya mengembang diwajah Daehyun berubah setelah melihat wajah Asma. Sebagai seorang sahabat, Daehyun cukup tersakiti dengan keadaan sahabatnya itu. Rasanya, Daehyun ingin menangis atau berbicara pada Asma agar segera berhenti berharap pada BTS.
Asma sudah mengatakan yang terjadi, dari awal sampai akhir, tentu karena Daehyun yang memaksa untuk menceritakannya.
Setelah semua yang terjadi dan tiga Minggu lamanya menunggu harapan yang entah terkabul atau tidak, keadaan fisik Asma saat ini begitu menyedihkan. Lihat saja saat ini, pipinya tampak tirus, kantong mata yang lebar, sorotan mata yang lelah, wajah pucat tak secerah biasanya.
Namun, Asma tak pernah mengeluh, dia tak pernah menyesal dan terus berharap. Tak mementingkan dirinya lagi. Asma yakin karena ada cinta untuk BTS.
Dan yang lebih hebatnya lagi, senyum cerah masih selalu ada diwajahnya, seperti tak ada kata lelah baginya.
"Asma-ya, kau sudah makan? Jangan terlalu menyiksa diri sendiri dengan pekerjaan sampai lupa tak makan."tanya Daehyun.
"Udah tadi."
"Tapi aku udah bawa makanan lumayan banyak sekalian buat kamu loh." Ucap Daehyun sambil memperlihatkan kotak makanan.
"Kamu makan ajh sendiri ya? Beneran deh aku udah makan." Tolak Asma secara halus.
"Aish, tapi aku membawakannya untuk mu juga. Lagian aku masak sendiri."
Protes Daehyun sambil mengerucutkan bibirnya.
Asma terkekeh,"arraseo aku ambil saja dan akan ku makan nanti."
"Pergi? Kemana?"
"Aku udah disini satu jam sebelum jam makan siang, aku udah lam istirahat nya. Aku pergi dulu ga papa kan?"
Daehyun mengangguk,"ne, selamat bekerja. Semangat."
"Kau juga." Ucap Asma dan mengambil kotak makanannya. Setelahnya pergi dari cafetaria.
Daehyun tersenyum sambil menatap kepergian Asma.
"Aku hanya berharap kebahagiaan akan datang setelah ini, Asma-ya."
*******
Aku memandang wajahku dipantulan cermin, sepertinya apa yang dikatakan Daehyun benar, aku semakin kurus. Kantong mata yang terlihat jelas, aku seperti wanita yang tak pandai mengurus diri.
Aku mengeluarkan bedak tabur dan mempolesnya tipis di wajah agar tak terlihat pucat. Aku juga memakai lipbalm sedikit di bibir.
Setelah membenarkan jilbab, aku keluar dari toilet.
Saat aku keluar dari toilet, aku melihat Do Yoon. Ah, aku jadi teringat lagi dengan berita yang beberapa hari lalu tersebar.
Aku berjalan agak cepat. Entahlah, aku tak tau harus menyapanya atau tidak.
"Asma-ssi, bisa bicara sebentar?" tiba-tiba Do Yoon menghentikanku.
"T-tapi.. aku harus.. "
"Aku hanya ingin meminta maaf padamu. Aku tahu, kau tak nyaman karena berita yang tersebar di perusahaan."
Baiklah, memperbaiki masalah ini mungkin tak apa.
"Eum, kita duduk disana? Bagaimana?"ucapku
"Arraseoyo"
Dan, kita berdua berjalan menuju tempat duduk yang memang sudah disiapkan untuk para staff beristirahat.
"Jeoseonghamnida, sungguh aku jadi merasa bersalah kepadamu."ucap Do Yoon setelah duduk saling berhadapan.
"Gwenchanayo, Daehyun sudah menceritakan semua padaku, aku tahu situasi mu pada saat itu, Do Yoon-ssi."
"Gamsahamnida, Asma-ssi."
"O, ah, bagaimana hubunganmu dengan Yeon Soo, sudah baik?"
Terlihat pundak Do Yoon menurun, hembusan nafas terdengar sedikit kasar, " Nan Molla, dia sangat sulit aku hubungi, jika kita bertemu pun dia selalu menghindar. Sungguh aku menyesal, aku masih mencintainya, sangat."
Yah, aku bisa melihatnya bahkan dari sorot matanya saat berbicara. Aku ingin membantu, tapi tak tau harus berbuat apa.
"Aku hanya bisa berdoa, semoga hubungan kalian segera membaik. Aku tak tau harus membantu apa, kau tahu kan hubunganku dan Yeon Soo sendiri."ucapku dengan sedikit tersenyum.
"Aniyo, kau sudah memaafkan aku saja, aku sudah sangat beryukur."
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum.
"YAK, ASMA-SSI!"
suara nyaring itu terdengar dari arah belakangku, aku dan Do Yoon menoleh secara bersamaan. Yeon Soo berjalan dengan menghentakkan kakinya.
Dia mendekatiku, raut wajahnya menahan amarah. Sepertinya dia salah paham padaku.
"Bangtan dari tadi mencari managernya! Mereka tak tau jadwal setelah makan siang, Dan kau! Kau disini bersantai!?!"ucapnya, walaupun ini sudah jam kerja, tapi mungkin ada staff Yang melihat kejadian ini.
"Maksudnya?"
"Tidak usah sok bodoh! Bangtan udah cari managernya dari satu jam yang lalu. Kamu gimana sih jadi manager!?"
"Bangtan cari manager?" Ucapku dan langsung berdiri.
Yeon Soo memandangku sinis, "Astaga.. kau! Ini bahkan sudah jam kerja, dimana tanggung jawabmu. Ck."
Aku langsung mengambil tas dan berjalan menuju ruangan Bangtan. Semoga tak akan terjadi sesuatu yang akan memperburuk keadaan.
aku sedikit berlari. Aku sudah tak memedulikan panggilan Do Yoon ataupun cacian dari Yeon Soo. Yang terpenting adalah bertemu Bangtan.
Ya Allah, jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk. Semua ini sudah lah rumit, jangan sampai aku menambah luka di hati mereka.
Aku mohon...
°°°
Assalamualaikum,
Alhamdulillah aku bisa up lagi.. masih ada yang nunggu?
;
Jangan lupa istirahat:)