Beberapa hari ini Jimin benar benar di perlakukan seperti maknae satu satu nya oleh Seokjin, Yoongi, Hoseok dan Namjoon.
Hal itu lah yang membuat Jimin lupa sejenak masalah nya dengan sang ayah.
Dan hari ini Jimin berniat pulang ke busan untuk menjenguk ayah nya yang tinggal sendirian di rumah.
Klek
Pintu kamar Jimin terbuka, menampilkan namjoon dengan setelan jas nya. Hari ini Namjoon akan rapat bersama Ceo Hybe untuk membahas kelanjutan karier bangtan.
"Jadi pergi, Jim?"
Jimin mengangguk tanpa menoleh.
"Mau hyung antar?" tawar Namjoon.
Hey, Namjoon! Kau saja di antar Seokjin, mau mengantar jimin naik apa, hm?
🐨 : aku hanya bercanda.
Jimin terkekeh, "Aku bawa mobil sendiri, hyung"
"Kalau git-"
"YAKKKKK!!! KIM NAMJOON SSI!!! AKU SEDARI TADI MENUNGGU DI GARASI! UNTUNG SAJA KULIT KU TIDAK BERUBAH GOSONG, EOH! KAU MALAH SEENAK NYA SAJA BERBICARA DI SINI"
Namjoon dan Jimin hanya bisa menutup telinga mereka saat mendengar suara menggelegar dari Seokjin itu.
"Hyung pergi dulu ya, Jim.. Singa kita sudah mengamuk"
"ENAK SAJA KAU MENGATAKAN AKU INI SINGA YA! AKU INI HYUNG MU!"
Namjoon tersentak, lalu berbalik ternyata Seokjin sudah ada di belakang nya, menatap nya dengan tatapan membunuh.
"Bercanda, hyung.. Ayo kita pergi"
Seokjin mendengus.
"Hyung, kalau marah marah cepat tua loh" bisik Jimin.
Seketika warna telinga Seokjin memerah, begitu juga dengan wajah nya.
"Dasar maknae laknat!"
******
"Aku datang, ayah" ucap Jimin sambil membuka pintu rumah nya selebar mungkin.
Plak
Jimin memegangi pipi nya yang memanas itu, lalu menatap ayah nya bingung.
Dia baru saja datang, kenapa di tampar?
"Kenapa ayah?" tanya Jimin.
Plak
Alhasil kedua pipi mochi Jimin memerah sempurna karena tamparan sang ayah.
"KAU INI ANAK AYAH BUKAN SIH?! KAN AYAH BILANG KELUAR DARI AGENSI MU ITU! KENAPA SAMPAI SEKARANG MASIH BERTAHAN? BAHKAN SAMPAI MAU COMEBACK, HAH?!"
Jimin terkesiap dengan bentakan ayah nya itu, dia mundur sedikit.
"A-aku belum siap meninggalkan panggung, aku juga belum siap berpisah dengan hyung, ku.." sahut Jimin pelan.
"Dia bukan hyung mu! Dia bukan anak ayah, Jimin! Menurut dengan ayah!"
Memang sedari dulu Tn. Park menentang keinginan Jimin menjadi seorang dancer atau idol.
Jimin bahkan menjadi trainne bighit karena guru nari nya di sekolah yang kagum dengan kelenturan badan Jimin dalam menari.
Guru Jimin mati matian membujuk ayah Jimin untuk mendukung keputusan Jimin menjadi trainne di bighit.
Hingga akhirnya, Tn. Park pun setuju dan membiarkan Jimin debut dengan enam member lain nya.
Tapi sekarang.. Amarah yang terpendam itu akhir nya membeludak lagi.
"Ayah,, aku melakukan ini bukan hanya karena impian ku saja, yah.. Aku juga ingin memperbaiki perekonomian kita" lirih Jimin, kepala nya masih ia tundukkan ke bawah.
"Omong kosong macam apa itu?!" bentak ayah Jimin lagi.
"Pergi sekarang juga dari sini! Dan jangan pernah kembali!" usir nya.
Jimin langsung mengangkat kepala nya, "Ayah usir Jimin?"
"Menurut mu?!"
"Tapi.. Jimin harus kemana Ayah?" tanya Jimin lirih.
"Terserah mu! Kau kan punya uang! Pergi! Atau ayah tendang kau dari rumah ini sekarang juga!"
"Aku tidak pergi jika ayah tidak memberi tahu ku di mana kakak perempuan ku dan ibu ku"
Tn. Park berdecih, "Kenapa masih mencari dua orang itu? Bukan kah ayah yang merawat mu sekarang?"
Jimin menatap ayah nya dengan tatapan heran.
Kenapa dengan ayah nya?
"Pergi! Kenapa masih di sini?!"
Dengan berat hati, akhir nya Jimin berbalik lalu kembali menggeret koper nya keluar dari rumah.
Brakkk
Ayah nya langsung membantingkan Jimin pintu setelah Jimin keluar dari rumah nya.
Jimin tersenyum kecut melihat hal itu.
"Ayah.. aku ini anak mu atau bukan sebenar nya?" lirih Jimin sambil berbalik menatap pintu.
*****
Setelah di usir, Jimin tak langsung pulang ke dorm, dia butuh waktu untuk sendiri.
Karena tak ingin Seokjin tau dirinya sekarang ada di Seoul, bukan di Busan, Jimin memilih menginap di apartemen nya sendiri malam ini.
Sesampai nya di sana, dia membuka pintu apartemen nya, melepaskan semua pakaian yang membuat badan nya lengket, lalu merendam diri nya di dalam bak kamar mandi.
"AAAAARRRRRRRGGGGGHHHHHHHHH..."
Jimin berteriak, melupakan emosi yang ia pendam selama ini.
"Aku benci diri ku sendiri!!"
Jimin terus saja berteriak sendiri di kamar mandi itu. Beruntung dinding nya beton jadi tidak ada yang tahu jika dia sedang kacau sekarang.
"Tae... Hidup ku hancur, Tae.. Tae.. Kamu dimana.. Hiksss, dunia ini kejam tae.. Aku lelah"
Jimin terus saja meracau tak jelas, dan setelah merasa sedikit tenang, dia pun keluar dari kamar mandi.
Tapi tiba tiba perut Jimin terasa sakit sekali, dia kembali terduduk di sisi bak, memegangi perut nya yang sakit itu.
"Ahhhh.... Sakit.. nyaa...." lirih Jimin.
******
"Jin hyung!"
Seokjin menoleh, "Apa Yoongi?"
"Barang ku tertinggal di apartemen nya Jimin" adu nya, Seokjin mengernyit bingung.
"Sejak kapan kau jadi pelupa?"
Yoongi berdesis kesal, "Lupa itu wajar, hyung"
Seokjin mengangguk angguk, "Lalu mau bagaimana? Kau akan mengambil nya di sana?"
"Temani aku"
"Jangan bilang kau tidak tau password apartemen nya Jimin?"
Yoongi memamerkan sederet gigi nya.
"Kalau tidak mau cepat lupa, harus hafalkan rumus pythagoras" saran Seokjin.
"Hyung menghapal itu ya?"
Seokjin menggeleng, "Itu hanya saran, tapi aku tidak percaya, bukti nya setelah menghapal rumus kepala ku malah pusing"
"Saran dari siapa memang nya, hyung?"
"Namjoon"
*******
Tbc!
Jangan lupa vote and komen nya ✨