My Everything - Nomin

By taekieah

40.2K 3.6K 154

You're my everything dear - Lee Jeno Slow Up! #9 in nono 25/09/2021 Semua yang ada di dalam cerita adalah mur... More

0
1. Brother
2. First Meet
3. Mark's Friends
4. I'm Fine
5. Jung Jaehyun and Problem
6. Jeno's Angry
8. Because I Love Him
9. Our Time
10. Secret
11. Jaehyun's mate
12. Memory
13. Forest
14. Start
15. The Game 1
16. The Game 2
17. The Game 3
18. The Game 4
19. Final
20. Back
21. Home

7. Punishment

2.6K 232 7
By taekieah

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)



















Mark berjalan mondar mandir di depan pintu mansion, merasa khawatir dengan keadaan adiknya yang tak kunjung pulang, walau dia tau jika Jaemin tengah bersama dengan Jeno saat ini.

Hanya saja yang membuat Mark khawatir adalah amarah Jeno yang akan pemuda itu lampiaskan kepada Jaemin, mengingat apa yang dilakukan Jaehyun di parkiran tadi siang.

Mark memang melihat semua yang terjadi tadi, dirinya berjalan berada tidak jauh dari sana tadi. Awalnya Mark pikir Jaehyun adalah mate dari Jaemin, adiknya.

Tapi setelah dia melihat Jeno yang tampak begitu marah dengan apa yang dilakukan Jaehyun kepada Jaemin, membuat Mark mengerti jika Jeno lah mate dari adiknya.

Dan untuk Jaehyun, Mark sudah membawa Alpha itu pulang ke mansionnya agar bisa diobati, dan tentunya dia meminta Jaehyun menjelaskan tujuannya mencium Jaemin disaat adiknya itu bukanlah mate dari Alpha itu.

Jaehyun bilang, dia sengaja melakukan hal itu untuk membuat Jeno marah dan mengatakan siapa dirinya untuk Jaemin, dan itu terbukti dengan Jeno yang langsung memukul Jaehyun dan berkata dengan Alpha tonenya jika Jaemin adalah matenya.

Mark tentu terkejut saat itu, begitu juga dengan sahabatnya yang lain, yang juga menyaksikan kejadian itu tadi siang.

Tapi yang lebih mengejutkan adalah, bagaimana bisa Jaehyun tau disaat Mark sendiri yang notabenya adalah kakak kembaran dari Jaemin tidak tau menahu tentang hal itu.

Tak lama pintu mansion terbuka, menampilkan sosok Jaemin yang pulang dengan mata sebab seperti habis menangis.

Mark yang melihat adiknya pulang dengan keadaan seperti itu, langsung merengkuh Jaemin kedalam pelukannya, mengecupi pucuk kepala sang adik bekali-kali.

Ia melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi Jaemin dengan kedua tangannya, dan menatap tepat pada sepasang netra gelap sang adik.

"Kamu gapapa kan dear? Jeno ngomong apa ke kamu?" Mark bertanya, menatap khawatir adiknya yang tak kunjung menjawab.

Jaemin mengangguk mengiyakan sebelum melepaskan tangan Mark dari kedua pipinya, ia melangkah pergi meninggalkan Mark disana sendirian dengan seribu pertanyaan di kepalanya.

Mark menatap Jaemin yang pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, ia binggung, apa yang membuat adik tersayangnya itu menjadi begitu pendiam seperti itu.

Apa Jeno mengatakan sesuatu kepada Jaemin, hingga adiknya itu sakit hati dan menjadi pendiam untuk menutupi semuanya.

Tapi, Mark pikir itu tidak mungkin, Jaemin tidak mungkin menjadi pendiam hanya karna itu, pasti ada sesuatu yang terjadi hingga dirinya menjadi pendiam begitu.

Mark menghela nafas, memilih berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, ia berpikir dalam diam, apa sisi introvet adiknya itu sedang muncul kepermukaan atau tidak.

Adiknya memang memiliki sisi intovetnya, dimana Jaemin akan menjadi kepribadian yang tertutup dan cenderung menjadi pendiam.

Langkahnya terhenti didepan pintu kamar Jaemin, menatap dalam diam pintu berwarna coklat muda itu.

Mark menghembuskan nafas pelan, memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya yang berada tidak jauh dari kamar Jaemin.

Ia membuka pintu kamar, melangkah masuk ke dalam dan menutup kembali pintu kamarnya.

Alpha Dominant ini melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, memilih membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum pergi tidur.

▪︎My Everything▪︎

Jaemin merebahkan tubuhnya di atas ranjang king sizenya, menutup matanya yang terasa begitu lelah setelah begitu lama menangis.

Ia memposisikan tubuhnya menjadi memiring, menatap langit malam dari pintu kaca yang menghubungkan balkon kamarnya yang ada jauh didepannya.

Si manis menghembuskan nafasnya, memilih beranjak dari posisi tidurnya dan melangkahkan kakinya ke arah sofa yang ada di dekat pintu balkon; mendudukkan dirinya disalah satu sofa yang ada disana.

Pemuda itu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, menatap langit malam dari balik pintu balkon yang belum tertutup tirai. Lalu menaikkan kedua kakinya keatas sofa, seraya memiringkan tubuhnya menghadap pintu balkon dengan tubuhnya yang menyandar di sandaran sofa.

Sepasang mata rusa itu menatap kosong langit malam yang tampak begitu cantik dengan berhiaskan bintang-bintang, sedang otaknya bekerja memikirkan hari pertamanya di Victoria University, dimana untuk pertama kalinya Jaemin bertemu dengan Jeno, matenya.

Ya, Jaemin tau jika Jeno adalah matenya, dia sengaja berpura-pura tidak menyadarinya hingga waktu itu tiba, dimana dirinya melihat pemandangan yang begitu menyakitinya.

Ia akan mencoba melupakannya, melupakan apa yang telah terjadi hingga tanpa sadar dirinya hanyut dalam ketenangan hingga sepasang rusa cantik itu tertutup, pergi ke alam mimpi dengan raut wajahnya yang terlihat tenang.

▪︎My Everything▪︎

Suara alarm terdengar memenuhi kamar sunyi itu. Jaemin mengerjabkan matanya, merasa terganggu dengan suara alarm jam yang berada diatas nakas. Tangannya bergerak menggapai jam weker dan mematikannya.

Ia membuka matanya perlahan, mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.

Memilih melakukan beberapa peregangan yang selalu dia lakukan ketika bangun tidur.

Salah satunya adalah dengan mengaitkan jari-jari kedua tangannya, dan mengangkatnya lurus ke atas kepala dengan telapak tangan menghadap ke atas. Kebiasaan yang selalu dia lakukan dan tak pernah hilang hingga sekarang.

Jaemin mendudukkan dirinya diatas ranjang, mengeryit binggung saat mendapati dirinya yang tertidur di atas ranjangnya sendiri.

Memilih mengabaikan, ia menatap kearah jam yang menampilkan pukul 6 pagi. Beranjak dari posisinya, Jaemin berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Suara pintu yang diketuk menggema didalam kamar yang kosong, sang pengetuk membuka pintu kamar dengan perlahan.

Berjalan masuk ketika tidak mendapati intensitas sang pemilik kamar, pemuda itu menatap sekitar yang sepi.

Mengangguk mengerti saat mendengar suara air dari dalam kamar mandi. Ia melangkah mendekat kearah sofa yang ada didalam kamar, mendudukkan dirinya disana sembari memainkan ponselnya.

Pemuda itu menghentikan aktifitasnya ketika mendengar suara pintu yang dibuka, menoleh kesamping mendapati Jaemin yang hanya menggunakan bathrobe putih yang menutupi hingga kelutut.

Sepasang mata setajam elangnya menatap Jaemin yang tengah berjalan menuju kearah ranjangnya, mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang dengan tangan kanan yang meraih ponsel yang ada di atas nakas.

Pemuda itu hanya memperhatikan dalam diam semua yang dilakukan oleh Jaemin, sepertinya omega itu belum sadar dengan kehadirannya. Menguarkan sedikit peromonnya hingga Jaemin menoleh dengan sepasang matanya yang membulat kaget.

"J-Jeno? Sejak kapan kamu disana?" Jaemin menegakkan tubuhnya, menatap terkejut Jeno yang tengah duduk santai di atas sofa yang ada di kamarnya.

Bukannya menjawab, Jeno justru beranjak dari duduknya. Melangkahkan kakinya menuju Jaemin yang masih setia duduk di atas ranjang, dengan sepasang mata rusanya yang memperhatikan gerak-geriknya.

Ia berdiri menjulang didepan Jaemin yang tengah menatap dirinya, mendesis tidak suka saat mendapati bathrobe yang sedikit menampakkan dada mulus Jaemin.

"Kenapa tidak langsung memakai pakaianmu Jaemin?"

"A-aku—ini masih pagi Jeno, masih ada waktu satu Jam sebelum kelasku dimulai. Lagipula, kupikir tidak akan ada orang yang masuk ke kamarku di pagi buta seperti ini" jawab Jaemin sembari menyandarkan tubuhnya di headboard ranjang tanpa menatap Jeno yang hanya berdiri diam ditempatnya.

Jeno menghembuskan nafas panjang, memilih membuka sepatunya dan meletakkan ponselnya di atas nakas.

Pemuda tampan ini bergerak menaiki ranjang dan merebahkan dirinya di samping Jaemin, dengan tangan kiri yang memeluk pemuda manis itu.

Jaemin mengidikkan bahunya tidak peduli, memilih menyibukkan diri dengan ponsel ditangannya. Mencoba tidak peduli dengan Jeno yang tengah memeluk perutnya dengan lengan kekar Alpha itu.




























Jaemin berjalan masuk kedalam kelasnya dengan Haechan disampingnya, tertawa kecil saat mendengar lelucon yang lontarkan oleh Haechan.

Ia menduduki kursi yang berada di bagian depan dengan Haechan yang duduk disamping kanannya.

Kelas dimulai tidak lama kemudian, Jaemin dan Haechan memperhatikan dengan seksama semua penjelasan sang dosen didepan sana.

Mencatat beberapa hal yang memang perlu dicatat. Jaemin menghembuskan nafas lelah, melirik kearah Haechan yang masih fokus menatap kedepan.

"Haechan" panggil Jaemin pelan.

"Kenapa?"

"Kamu mengerti?" Jaemin menatap Haechan yang menoleh kearahnya dengan sepasang mata bulatnya yang menatap polos.

"Tidak" jawab Haechan dengan cengiran khasnya.

Jaemin mendengus, memilih menatap kembali dosen yang tengah mengajar didepan, mengabaikan Haechan yang ada disampingnya.

Ia menghela nafas lega saat dosen yang mengajar mengakhiri kelasnya pagi ini, tersenyum tipis saat Mark datang kekelasnya dan Haechan.

Pemuda manis ini menyikut pelan perut sang kakak yang mencium pipinya tanpa izin, menarik tangan Haechan dan mengajak omega manis itu untuk ikut bersamanya kekantin, meninggalkan sang kakak yang hanya tersenyum kecil di belakang sana.

▪︎My Everything▪︎

Mark menatap Jaemin yang terlihat seperti biasanya, walau omega manis itu seperti menghindari Jeno beberapa hari ini.

Mark tau karna ia kenal dengan baik dengan adiknya itu, Jaemin memang tidak menunjukkannya, tapi Mark cukup paham dengan apa yang adik tersayangnya itu lakukan.

Ia hanya diam memperhatikan bagaimana Jeno yang berusaha mengajak Jaemin berbicara, walau selalu ditanggapi seadanya oleh Jaemin.

Mark tau jika Jaemin sengaja melakukan hal itu agar dia tidak terlibat pembicaraan lebih lanjut dengan Jeno, sedangkan Alpha itu sendiri selalu berusaha untuk mengajak Jaemin berbicara.

Sampai akhirnya Mark sudah tidak tahan lagi dan mengajak adiknya itu untuk berbiacara berdua dengannya di rooftop kampus yang jarang di kunjungi oleh para mahasiswa.

"Kenapa kak?" Tanya Jaemin yang tengah berdiri diam memperhatikan sang kakak didepannya.

"Berhentilah bersikap seperti itu pada Jeno" Mark menatap Jaemin disampingnya, Alpha Dominant ini menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana.

Jaemin menghela nafas panjang, ia menumpuhkan kedua lengannya di pagar pembatas dengan sepasang mata rusanya yang menatap lurus kedepan.

"Aku juga sebenarnya gak mau kak, tapi mau bagaimana lagi. Jeno yang minta aku buat ngasih dia hukuman untuk semua kesalahannya"

Mendengar jawaban Jaemin membuat Mark menaikkan sebelah alisnya binggung, sedikit terkejut dengan perkataan Jaemin yang mengatakan jika Jeno sendiri yang mengharapkan hukuman dari Jaemin. Tapi kenapa wajah cowok itu terlihat begitu prustasi beberapa hari ini.

"Apapun itu, jika menurutmu itu adalah pilihan yang tepat, kakak akan selalu mendukungmu Jaemin. Tapi ingat, jangan terlalu lama menghukum Jeno"

"Iya kak, lagipula ini adalah hari terakhir hukuman Jeno, dan setelahnya aku harap hubungan kami akan baik-baik saja kedepannya" Jaemin tersenyum lembut, menoleh menatap kakaknya yang balas tersenyum padanya.

"Jadi—ayo kita turun, aku yakin yang lain pasti mencari kita" Mark merangkul bahu Jaemin, mengajak adiknya itu untuk turun dari rooftop.

Jaemin mengangguk, mengikuti langkah sang kakak disampingnya. Mereka melangkah menuruni satu demi satu anak tangga sembari bercerita tentang banyak hal hingga tidak sadar jika keduanya sudah sampai di koridor.

Keduanya sontak menghentikan langkah mereka ketika pendangan mereka mendapati Jeno yang berdiri ditengah koridor dengan seorang gadis omega didepannya dan gerombolan Alpha, beta dan omega yang menyaksikan keduanya.

Berjalan mendekat, Mark dan Jaemin mendengarkan apa saja yang dibicarakan oleh kedua orang itu.

"Gak usah basa basi, kamu mau ngomong apa? Aku gak ada waktu" ucap Jeno dingin dengan sepasang mata elangnya yang menyorot tajam.

"A-aku suka sama kamu Jeno"

Jeno mengangkat sebelah alisnya, menatap remeh gadis omega didepannya yang mencoba mendekatkan diri padanya.

"Terus?"

Gadis omega itu menumpuhkan kedua tangannya di bahu Jeno, berjinjit sedikit untuk mencapai bibir Jeno, berniat menciumnya sebelum sebuah tangan menghalanginya lebih dulu.

Jaemin menatap datar omega itu yang membulatkan matanya terkejut, dengan refleks dirinya menjauhkan diri dari Jeno begitu Jaemin mendorong pelan bahunya.

"Bitch" Jaemin mendekatkan bibirnya ketelinga omega itu, berucap dengan nada suara menghina disana, yang mana didengar oleh semua orang yang ada disana.

Jaemin menatap remeh omega didepan, tersenyum miring saat mendapati sepasang mata bulat omega itu yang membulat marah.

Ia menoleh, menatap Jeno yang menatapnya dengan tatapan lembut, berjalan mendekat kearah Jeno yang dengan sigap memeluk pinggang rampingnya.

"Kamu ingin kuperpanjang masa hukumanmu Lee Jeno?" Tanya Jaemin dengan jari lentiknya yang bermain di garis rahang Jeno.

Jeno menggeleng, tidak ingin memperpanjang masa hukumannya yang membuat dirinya tidak bisa menyentuh matenya barang sedikit pun.

"Tidak" jawabnya tegas.

Jaemin menganggukkan kepala, tangan kanannya merambat turun, menarik kerah kaus yang dipakai Jeno. Membuat Alpha itu sedikit menunduk karna tarikannya.

"See you mate" ucapnya sebelum mengecup bibir Jeno singkat dan berjalan pergi meninggalkan kerumunan yang tercengang dengan aksinya.

Tbc.

Akhinya selesai juga part ini huft

Sorry for typo

Salam manis T.

Continue Reading

You'll Also Like

201K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
386K 39.7K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
1.5K 207 3
405K 32.1K 29
Hah? Memang OB harus diistimewakan?