Liburan yang seru, juga perjalanan yang menyenangkan. Rupanya tak menjamin mereka bertujuh akan baik baik saja selama liburan, naas nya.. tanpa mereka sadari mereka sudah bertemu si peneror selama beberapa kali.
Seokjin ketakutan sekaligus khawatir, tapi ia berusaha tetap haha hihi di depan para member, terlebih lagi Jungkook dan Namjoon.
"Hyung aku sangat senang disini! Rasanya tidak ingin pulang ke korea!" gumam si bungsu sambil memakan makanan khas Negara Eropa itu.
Seokjin tersenyum samar, "Benarkah? Lalu kau tidak rindu ibu dan Ayah mu di sana?" tanya Seokjin.
"Emmm... Aku kan bisa menghubungi mereka lewat videocall, sekarang sudah zaman canggih Hyung"
Seokjin tertawa, "Hahaha.. Iya Kook, Hyung tau.. Tapi, seharus nya kau tidak punya niat seperti itu"
"Minimal hanya sebulan disini, lalu kembali lagi agar orang tua mu tidak khawatir" sahut Yoongi yang sedari tadi menyimak percakapan si kembar.
Seokjin mengangguk membenarkan ucapan Yoongi, "Yoongi benar, setidak nya kau masih ingat kota kelahiran mu, Kook"
Jungkook mengangguk lucu, lalu menyuapkan lagi makanan itu kedalam mulut nya.
Seokjin menghela nafas, lalu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling restoran, tatapan Seokjin berhenti saat menatap seseorang yang kini tengah menatap nya itu.
Itu.. Peneror?
Seokjin terus menatap nya, peneror itu malah membalas tatapan tajam Seokjin dengan senyuman menyeringai, lalu pergi dari kafe itu.
Rahang Seokjin mengeras, apa maksud nya peneror itu?
Dia terus saja mengikuti para member bangtan, dan Seokjin rasa peneror itu ada di mana mana.
Kecuali ketika Seokjin dan keenam adik nya berada di penginapan, barulah peneror itu tidak mengikuti nya lagi.
"Jin hyung, ayo pulang!" ajak Jungkook dengan suara nyaring nya.
Seokjin tersentak, lalu mengangguk.
-----------
"Kapan kita pulang? Aku lelah disini" gumam Taehyung sambil mengerucutkan bibir nya sebal.
Jimin yang ada di samping nya sedang membakar marshmellow itu hanya bisa terkekeh, "Kalau kau tidak lupa, kita baru dua hari di sini, Tae.. Mana bisa pulang begitu saja"
"Ahh... Jinjaa? Kenapa waktu terasa lambat sekali ya"
Deg.
Seokjin yang tadi nya sedang melamun di samping Jungkook malah jadi terkaget begitu saja mendengar ucapan Taehyung.
"Hyung, kenapa?"
Seokjin menoleh pada Yoongi, lalu menghela nafas, "Firasat ku tak enak yoon, ada apa ya" jawab Seokjin apa ada nya.
Yoongi terdiam.
"Jin hyung! Sini! Ayo kita berfoto bersama!" ajak Jungkook dan Hoseok sambil memanggili seokjin yang sedang duduk berdua bersama Yoongi, perkumpulan orang tua kata si maknae.
Seokjin dan Yoongi pun akhir nya menuruti kemauan dongsaeng mereka untuk berfoto bersama.
Staff mulai menghitung undur.
3
2
1
Cekrek
Sebuah foto sekali jepretan akhir nya tercetak, dan kelak foto itu lah yang akan menjadi sebuah kenangan untuk seseorang di masa depan.
Mereka berkumpul melihat foto itu, wajah para member begitu bahagia melihat foto itu, terlihat jelas dari raut wajah si bungsu yang begitu senang melihat foto itu.
"Raut wajah Jin hyung datar sekali" kata Jimin lalu setelah itu dia tertawa terbahak bahak, terlebih lagi Jungkook juga tertawa girang karena hal itu.
"Seperti pantat baskom" sahut Taehyung dengan raut wajah tanpa dosa sama sekali.
Hoseok dan Namjoon yang mendengar itu malah semakin tertawa lebar, Yoongi hanya bisa tersenyum melihat tingkah konyol para member saat menistakan Hyung tertua mereka itu.
Lebih tepatnya, Yoongi terlalu malas untuk tertawa. Buang buang tenaga katanya.
"Setiap kali berfoto selalu seperti ini, Jin hyung jarang sekali tersenyum, padahal hyung yang malas senyum saja jika di foto akan sangat manis melebihi sirup" komentar maknae setelah tawa nya mereda.
"Yaaaa!!! Kalian berdosa sekali eoh! Aku yang paling tua! Aku tersakiti di sini" gumam Seokjin pura pura sedih.
Namjoon mendekat, lalu merangkul hyung tertua sekaligus sahabat dekat nya itu, "Mereka hanya bercanda, jangan di ambil hati hyung" nasihat Namjoon dengan lembut.
Seokjin menepis tangan Namjoon yang bertengger di bahu nya itu, dia menatap namjoon kesal, "Ini juga! Sok romantis! Padahal sama saja laknat nya!"
"Mana ada astaga, hyung!" Namjoon mendelik, "Aku tidak pernah melukai hati mu, hyung! Ah! Jin hyung menyebalkan sekali" gumam Namjoon frustasi.
Semua yang ada di sana tertawa melihat leader bangtan itu sakit kepala.
Seseorang yang menatap kebersamaan mereka dari balik semak semak juga ikut tersenyum, senyuman psikopat alias pembunuh.
"Aku benci melihat kalian tersenyum, oleh karena itu aku ingin menghabiskan kalian saja" gumam seseorang sambil tersenyum smirk, "Aku akan menunggu waktu yang tepat" lanjut nya lagi lalu pergi dari semak semak itu.
*-*-*-*-*-*-*
"Seokjin-ah! Kau tertidur?!"
Seokjin terbangun dari tidur singkat nya, lalu menatap Sejin.
"Tidak" jawab nya, lalu menguap lebar.
Sejin menatap nya datar, "Jangan bohong! Kita sudah dekat sejak lama" ucap Sejin kesal, lalu duduk di samping Seokjin, dia menatap Seokjin yang kini termenung itu.
"Ck, kau selalu seperti ini, Jin. Jangan terlalu larut dalam kesedihan, mungkin ini yang terbaik untuk kalian" nasihat Sejin lagi sambil merangkul bahu lebar Seokjin itu.
Guna menguatkan si anak asuh nya yang sedang terpuruk.
"Hyung.. Aku rindu mereka" lirih Seokjin, matanya sudah berkaca kaca, air matanya sudah siap tumpah.
Sejin menghela nafas, dia paham betul bagaimana perasaan Seokjin selama beberapa tahun belakangan ini.
Terlebih lagi.. Karena kejadian itu membuat Seokjin begitu hancur.
"Sudahlah! Jangan bersedih! Adik adik mu sudah menunggu mu untuk interview, setengah jam lagi kita bertemu mereka, oke?"
Seokjin hanya bisa mengangguk lemah, lalu ia kembali sendiri di ruangan bangtan yang besar dan luas itu.
Seokjin mengedarkan pandangan nya, dia bangkit dari kursi, lalu menuju ke sebuah lemari penghargaan bangtan, mengingatkan Seokjin tentang kejayaan dia dan adik adik nya dulu.
Tanpa Seokjin minta, air mata nya yang sudah berkumpul di kelopak mata nya itu akhir nya tumpah ruah juga.
Seokjin memeluk erat foto itu, sambil menangis meraung, beruntung tak ada siapa siapa di sini sekarang.
Foto yang di ambil saat mereka sedang Tour di Wembley beberapa tahun lalu, semua orang tersenyum menatap kamera.
Ah, andai saja Seokjin bisa memutar waktu!
*****
Bersambung:>
Jangan lupa vote and komen nya ya