When You Lost It

By Delzy1

3.3K 1.9K 1.7K

Berawal dari mimpi buruk. Hari-hari yang seharusnya terdengar wajar bagi gadis itu mulai berubah sejak beber... More

Pengantar
Character List!
Opening
Malam tanpa Ketenangan
Hari yang Indah
Teman
Pertanda Pertama
Kenapa harus meminta maaf?
Pelukan Seorang Dewi
Sekali lagi, Hari yang Indah
Tak lagi bersama
Penyesalan dan Tuan berwajah teduh
Kartu Nama
Pergi untuk Sementara
Khayalan atau Penglihatan?
Mulai menginap
Sosok kedua
Hampir saja!
Pertanda Ketiga
Kupu-kupu Hitam
Akhirnya, mereka tahu
Apa aku tidak pantas untuk tau?
Tidak ada Keberuntungan (1)
Tidak ada Keberuntungan (2)
Tidak ada Keberuntungan (3)
Tidak ada Keberuntungan (4)
Dunia baru untukmu
Malam Perekrutan
Tekad dan Rencana
Pelatihan Pertama
Suara yang memanggil
Bertemu
Ucapan yang berguna
Bersaing!
Berkumpul
Di tengah kekacauan
Memperluas relasi
Dua golongan
Season 2 : The Beginning (1)
Season 2 : The Beginning (2)
Season 2 : The Beginning (3)
Season 2 : Awal yang buruk
Season 2 : Di Masa yang mana?
Season 2 : Sebuah Foto
Season 2 : Pesta Malam
Season 2 : Kucing dan Kupu-kupu yang berwarna hitam
Season 2 : Foto itu Menghilang!
Season 2 : Pembuat Onar
Season 2 : Seseorang yang tak terduga
Season 2 : Dia yang tidak pernah disangka
Season 2 : Asap hitam
Season 2 : Di suatu malam sehabis kekacauan
Season 2 : Kedatangan pelanggar

Pertanda Kedua

91 62 31
By Delzy1

Reza dan Hazel berdiri di gazebo sekolah tersebut sambil melihat langit dan pemandangan lapangan sekolah mereka yang indah. Apalagi terdapat beberapa grup olahraga seperi voli dan basket yang berada disana.

"Emm..Reza apa yang ingin kamu bicarakan padaku?" Tanya Hazel kebingungan.

"Bagaimana keadaan ayahmu?" Tanya Reza sambil menoleh ke arah Hazel.

"Ah...dia baik-baik saja, dia sedikit-sedikit sudah mau makan." Jawab Hazel sambil menoleh ke arah Reza.

"Syukurlah," Ucap Reza sedikit tersenyum.

Reza yang berada di sebelahnya itu lalu melihat langit yang berwarna biru cerah dengan sangat dalam.

Mata Reza yang berwarna coklat itu bahkan tidak berkedip sama sekali. Dia menatap langit itu dengan pandangannya yang kosong.

"Reza?-"
"Apa aku pantas menjadi sahabatmu?"

Hazel yang mendengarkan hal itu terkejut, apa maksudnya? Dia hanya bisa diam tidak berkutik.

"Apa aku pantas menjadi sahabatmu? Atau...tidak...paling tidak menjadi orang asing bagimu saja? Apakah aku masih pantas?"

Ada apa dengan lelaki ini? Apakah dia sedang ada masalah?

"Hey.....Reza...ada apa denganmu?" Tanya Hazel lembut.

Reza yang semula berdiri memandang langit, berubah dan menghadap gadis tersebut. Tatapannya sayu, matanya mulai berkaca-kaca.

Sekali lagi, Hazel diam, dia tidak bisa mengetahui masalah apa yang dimiliki olehnya. Tetapi, yang Hazel tau tatapan yang diberikan oleh Reza ini sepertinya pernah ia temui.

Tapi, saat apa? Mungkinkah hanya bisa di miliki oleh orang yang putus asa? Ah bukan orang yang jengkel? Sepertinya juga bukan? Lalu apakah...

Orang yang merasa bersalah?

Reza spontan memegang tangan Hazel dan menggenggamnya erat.

"Aku akan berusaha untuk melindungimu Hazel!"
"Reza...."
"Tolong jaga dirimu baik-baik!Hazel!"
"Tentu."

Reza kemudian pergi meninggalkan balkon gazebo sekolah lalu turun menuju kelasnya.

"Ada apa dengannya?"

Kring...(suara bel masuk berbunyi)

"Ah..aku harus segera kembali ke kelas."

Pada saat pelajaran di kelas, sungguh pikiran Hazel kemana-mana.

Dia memikirkan maksud dari perbuatan Reza hari ini.

Apakah terjadi sesuatu yang buruk padanya?

Namun, setau Hazel, seorang Reza adalah lelaki yang terbuka dan tidak memendam sedikitpun rahasia darinya.

"Hazel??Hazel?" Bisik Reni sambil memukul pelan pundak Hazel.

"Aduh..sakit Reni!" Keluh Hazel pelan.

"Jangan melamun, atau guru Fisika akan menunjukmu seperti Dina yang bercanda sama Wati di sana."
______________________________________________


"Selamat siang? Boleh saya tau siapa anda?" Tanya wanita itu kebingungan.

"Panggil "Dia" untuk masuk kedalam tubuhnya!" Perintah lelaki paruh baya yang memakai masker kepada dua orang lelaki yang lain.

"Hey,hey apa yang ingin kalian lakukan!!"

Wanita tersebut di ikat pada sebuah kursi kayu. Mereka sekarang berada di ruangan meja makan.

Dua pria tadi menyiapkan wadah kecil dan sebuah pisau. Lalu, dengan cepat mereka memotong ujung jari kelingking wanita tersebut.

Darah mengalir mengucur deras membuat wanita tersebut kehilangan kata-kata matanya membulat sempura. Lalu dengan segala usahanya,

"TIDAK!!!!! AKHHHH!!! SAKITTTT!!SUAMIKU!!!TOLONG AKUU!!!" Teriak Wanita itu kesakitan.

Dari kamar muncullah seorang pria paruh baya yang berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkatnya. Pria itu membawa pisau dibelakang tubuhnya. Dengan cepat pria tersebut langsung memukul salah satu lelaki yang menahan kursi tersebut menggunakan tongkatnya dan menusuk kaki lelaki tersebut dengan pisau.

Lelaki yang satunya tidak terima. Dia memukul pria paruh baya itu dengan kasar di daerah perutnya.

"Jangan!..Memberontak!..Kau....dasar pria sialan!" Teriak lelaki itu di sela-sela pukulannya

Pria paruh baya itu selesai diatasi dan pingsan setelah lelaki itu menendang wajahnya dengan kuat.

"Suamikuuuu!!!!!!!AHHHHH!!!!!"
"Diam! Dasar wanita tidak tau diuntung!" Ucap salah satu pria asing yang datang ke rumah tersebut

"SIAPA KAU!! TIBA-TIBA KAU DATANG DAN MENYERANG KAMI SEPERTI INI! APA SALAH KAMI???!!!!"

Salah satu pria yang memotong jari kelingking wanita itu menghancurkan potongan jari dari wanita tersebut serta dicampur dengan darah yang berwarna merah gelap nyaris saja berwarna hitam.

Lalu lelaki itu beranjak dan menyebarkan cairan tersebut di tanah yang berada di luar rumah kayu itu.
.
.
.
Tiba-tiba terlihat seperti bayangan hitam mulai datang. Tidak hanya satu namun, ada banyak disana. Mereka bertudung hitam, dan tidak terlihat mukanya.

Mereka mulai masuk satu persatu ke dalam rumah kayu itu.

"Ini persembahanmu tuan." Ucap ketiga pria tersebut serempak sambil menunduk dihadapan bayangan hitam itu.

Bayangan hitam tersebut mulai masuk kedalam tubuh wanita itu. Tentu saja, saat itu wanita tersebut meronta-ronta.

Tiba-tiba pria paruh baya yang pingsan tadi tersadar dan membelalak melihat wanita tersebut. Dengan amarah yang meluap-luap pria itu langsung menendang  kaki salah satu dari ketiga pria yang ada disana.

"BODOH!!!BODOH!!!JANGAN SAKITI ISTRIKU!!!PERGI KALIAN!!" Ucap pria paruh baya itu sambil memukul wajah lelaki tersebut dan bersiap untuk menusuk wajah lelaki itu.

Namun, memang karena kalah jumlah. Pria paruh baya itu ditahan pergerakannya. Dua orang diantara tiga lelaki itu menahan tangan dan kaki pria itu.

Pria paruh baya itu tidak kehabisan akal. Walaupun dengan kondisinya yang sakit seperti itu. Ilmu beladirinya tidak main-main. Pria itu berputar diantara cengkraman lengan kedua lelaki itu. Mengakibatkan mereka berteriak kesakitan karena tangan mereka terpelintir. Pria itu menendang muka kedua lelaki yang menahannya tadi.

Pria itu juga menghampiri lelaki satunya yang terlihat menganga karena serangan beladiri yang dilancarkan pria itu dan menendang punggungnya tanpa ragu-ragu.

Setelah selesai, dengan tertatih-tatih pria itu berusaha untuk melepas tali yang mengikat tubuh wanita tersebut.

"Tenanglah istriku aku akan melepaskanmu." Ucapnya lembut di telinga istrinya dan terlihat air mata mulai membasahi pipi pria tersebut.

Namun, salah satu lelaki yang telah tersadar tiba-tiba memukul wajah pria itu lagi, pria itu sempat membalas pukulan lelaki itu.

Karena kondisi pria itu melemah, lelaki itu memanfaatkannya dengan membanting kepala pria tersebut ke lantai kayu dengan keras. Hingga menyebabkan pria itu pingsan lagi dan mengeluarkan sedikit darah di keningnya.

"AKHHH!!AKH!!..."Terlihat sekali wanita tersebut seperti tercekik.

Tangan wanita itu sempat mengepal dengan kuat. Namun, karena banyaknya bayangan hitam yang masuk kedalam tubuhnya akhirnya mengakibatkan tubuhnya memucat, matanya memutih.

Sampailah disaat wanita itu berhenti memberontak, pandangannya kosong. Mata wanita tersebut telah berubah menjadi hitam.

Seketika tali yang mengikat wanita itu terbakar dan menjadi abu. Wanita itu bahkan bisa berdiri di udara.
.
.
.
Lalu, lelaki itu berkata,
"Ambil pisau itu, tusukkan pada tubuhmu sendiri."

"Tidak!!!!" Teriak pria paruh baya itu tapi dengan cepat lelaki itu menendang kembali tubuh pria itu. Dia menyuruh kedua lelaki yang telah tersadar untuk menahan pergerakan pria itu,

Wanita itu mulai mengambil pisau tersebut dia bersiap-siap menusuk dirinya sendiri. Meski sempat disadarkan oleh pria paruh baya itu dan kembali dipukul lagi oleh lelaki itu,

"Kumohon!!!sadarlah!!JANGAN!!KUMOHON!!!" Ucap pria tersebut pilu.

Pria paruh baya itu tetap memberontak sampai membuat kedua lelaki yang menahannya kewalahan.

Jlebbb...

Pisau tersebut terjatuh dan wanita itu ambruk dengan darah yang merembes di bajunya terutama dibagian dadanya.

Cengkraman dua lelaki itu mengendur dan pria itu dengan cepat melepaskan diri dari cengkraman mereka.

"Istriku...sayang.....istriku...kumohon bertahanlah." Ucap pria tersebut sambil menepuk pipi wanita itu pelan dan memegang tangan wanita itu.

Mata wanita tersebut seketika berubah menjadi coklat kembali. Kulitnya kembali seperti sedia kala. Dia masih bisa bernafas.

"Suamiku....to..tolong...ja..jaga anak...anak..kita..."Ucap wanita tersebut setelah itu dia tersenyum dan meneteskan satu air mata di pangkuan pria tersebut.

Wanita itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan secara tidak sengaja melepas genggaman pria itu

Pria paruh baya yang melihat itu, hanya bisa menangis dalam diam. Dia memeluk wanita itu didalam pelukannya.

Tiba-tiba seorang pria yang sepertinya seumuran dengannya juga datang diantara ketiga lelaki itu dan mengucapkan.

"Ini yang terbaik bagi dia, Tuan Broto. Jiwanya ada di budak ku sekarang." Ucap pria lain itu sambil tersenyum kejam lalu memerintahkan semua bayangan itu untuk pergi beserta ketiga lelaki itu meninggalkan rumah kayu itu.
______________________________________________

"Akh.."rintih Hazel sambil memegangi dadanya.

"Oh?? Ada apa denganmu Hazu?" Tanya Reni khawatir.

"Aku...aku tidak tau....rasanya seperti dadaku sakit sekali seperti..seperti..ada yang hilang." Ucapnya sambil memegang dadanya kesakitan.

Reni yang melihat hal itu, langsung meminta izin pada guru mereka untuk mengantarkan Hazel ke UKS sekolah.

"Terimakasih bu, ayo Hazel kamu harus beristirahat." Ucap Reni lembut kepada Hazel.

"Ayah??Ibu??Apakah kalian baik-baik saja" Pikir Hazel sambil dituntun Reni menuju ke ruangannya.
______________________________________________

Hai semua!!! Author mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya karena telah menghilang selama satu minggu ini. Ini dikarenakan adanya acara sekolah yang begitu penting bagi nilai akademis author. Jadi author meminta maaf.

Anyway bagaimana cerita dari dua chapter terbaru "When You Lost It". Sedih? Bosan? Jengkel? Atau biasa saja.

Apapun yang kalian rasakan semoga cerita author bisa berbekas dihati kalian.

Terimakasih atas perhatiannya.
Sampai jumpa pada chapter selanjutnya.

*JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENT YA! ❤️❤️
~Delzy1

Continue Reading

You'll Also Like

531K 60.5K 56
Horor - Thriller Bagaimana jika seorang indigo bertemu dengan psikopat? Dan bagaimana jika psikopat bertemu dengan indigo? Seperti inilah kisahnya...
4.4K 565 43
Up : Setiap hari Penderitaan besar apa yang sedang kalian alami... kehilangan keluarga? perundungan? kekerasan? pelecehan? atau wabah zombie yang sek...
17.3K 2.7K 13
[ SHORT STORY ] Semuanya bermula ketika mereka berlibur di villa itu.
32.5K 939 45
β€’BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACAβ€’ Setelah meninggalkan tempat dirinya di lahirkan, Erlang pergi nge-kost. Tidak di sangka juga, Tetangga nya adala...