[END] I'am Fun(Fuck) With You...

By QaraTanjung

61K 5.5K 1.5K

Warning! Cerita ini akan menyakitkan dan membuat kesal, ingin memaki serta umpatan yang berujung pada kekecew... More

Fun(Fuck) Bag I
Fun(Fuck) Bag II
Fun(Fuck) Bag III
Fun(Fuck) Bag V
Fun(Fuck) Bag. VI
Fun(Fuck) Bag VII
Fun(Fuck) Bag VIII
Fun(Fuck) Bag IX
Fun(Fuck) Bag X
Fun(Fuck) Bag XI
Fun(Fun) Bag XII
Fun(Fuck) XIII
Fun(Fuck) Bag XIV
Fun(Fuck) Bag XV
Fun(Fuck) Bag XVI
Fun(Fuck) Bag XVII
Fun(Fuck) Bag XVIII
Fun(Fuck) Bag XIX
Fun(Fuck) Bag XX
Fun(Fuck) Bag XXI [END]
Ha(ppy)rd To Be With You!

Fun(Fuck) Bag IV

2.8K 274 63
By QaraTanjung

Sorry For Typo
01/04/21


Biasakan Vote & Comment

Ruang kelas lantai tiga sudah kosong, murid-murid telah kembali ke rumah masing-masing atau melanjutkan kegiatan les, berbelanja, atau nongkrong di cafe bersama kawanannya. Sore ini begitu mendung sehingga Jimin masih memikirkan kemana ia akan pergi, jika pulang ke asrama ia akan merasa bosan, jika tinggal di sekolah hingga malam ia takut akan bertemu hantu.

Sang sahabat Kim Taehyung sedang absen sekolah karena sakit, Jimin sudah menghubungi sahabatnya itu namun tak ada jawaban, ia ingin berkunjung tapi juga takut mengganggu istirahatnya. Sementara Jungkook tentu saja pergi bersama kelompoknya untuk melanjutkan pertumpahan darah.

Jimin memutuskan untuk kembali ke asrama saja, jika nanti Taehyung membutuhkan bantuannya maka ia bisa dengan sigap melindungi Taehyung. Sepuluh menit berjalan akhirnya ia tiba di gedung asrama, tak ada orang sama sekali karena ini akhir pekan, biasanya para murid akan pulang ke rumah orangtua mereka.

Kilat petir menyambar dan rintik hujan mulai turun, untung saja ia pulang tepat waktu. Jimin menyusuri lorong lantai dua agar segera memasuki kamarnya, hanya suara hujan yg terdengar meski perlahan-lahan dan samar Jimin menangkap suara rintihan seseorang seakan sedang kesakitan.

"mmmhh... Ngh---"

Jimin menerka-nerka dari mana suara itu berasal, jantungnya berdegup kencang ia takut jika saja nanti ada sesuatu yg buruk terjadi. Dengan gerakan cepat Jimin segera menekan nomor pin di pintu kamarnya.

"Ngghh..."

Jari-jari kecil milik Jimin berhenti menekan tombol, ia berpaling dan mendekat kearah kamar Taehyung, sepertinya suara rintihan kesakitan itu berasal dari dalam sana. Jimin mendekatkan telinganya ke pintu kamar milik Taehyung dan benar saja suaranya berasal dari dalam, seketika ia menjadi cemas.

Jimin meraih ponselnya di saku, ia menghungi nomor Taehyung dan tentu saja tidak mendapatkan jawaban lagi. Mau tidak mau ia akan mengetuk pintu, jika di dalam Taehyung sedang sekaray bagaimana? pikirnya.

"Taetae..."

Tok Tok

"Kim Taetae... Apa kau masih sakit?"

"Taetae... Respon aku, apa kau sangat kesakitan?"

Sementara Jimin dengan cemas menanti di luar, sedangkan yg di dalam ruangan sedang bersetubuh dengan kekasih sahabatnya. Taehyung menahan rintihannya dengan kuat dan mendorong tubuh Jungkook agar segera menjauh. Meski suhu tubuh Taehyung sangat panas karena demam, namun Jungkook tetap meminta jatah padanya tanpa melihat situasi maupun kondisi.

"buka saja pintunya" usul Jungkook.

"Apa kau gilah... Aku ha-harus menemui Jimin"

"Aku belum selesai"

"Hentikan... Jimin menunggu ku, cepatlah" wajah Taehyung sangat merah karena panas nya suhu tubuh.

"Hmm.. Ini masih menggantung, lalu kau akan membuka pintu dan Jimin akan terkejut melihatku"

"Kau bisa sembunyi dulu di kamar mandi"

"Kamar mandi ini transparan Kim Taehyung" Jungkook memberikan senyuman tipis.

"Di lemari saja, cepatlah..." Taehyung dengan tenaga yg tersisa memohon dengan sangat.

Jimin menunggu di luar sekitar tujuh menit sebelum akhirnya pintu kamar sang sahabat terbuka dari dalam.

"Taetae... Astaga kau berkeringat sekali" Jimin mengambil tissue didalam tas lalu menyeka keringat sang sahabat.

"Kepala ku berat sekali Mimi"

"Kita harus ke dokter, tubuhmu panas sekali, kenapa kau hanya menahan sakit heum?"

"Aku pikir minum obat akan sehat"

"Ayo ke dokter, aku akan mengambil jaket untukmu" Jimin menarik Taehyung keluar dari kamarnya.

Sang sahabat yg sangat khawatir itu masuk kedalam kamar nya sebentar untuk mengambil jaket lalu membopong tubuh lemah Taehyung menuju lantai satu, hujan masih turun sangat deras. Wajah pucat Taehyung terlihat menakutkan, Jimin harus segera memanggil Taxi jika keadaan begitu darurat.

Jimin meraba saku celananya dan jaket tapi tidak menemui ponsel, sepertinya ia meninggalkan benda itu dikamar bersama tasnya juga, Jimin meraba tubuh Taehyung sama saja ia tak membawa ponsel.

"Taetae tunggu di sini sebentar yah, aku akan mengambil ponsel yg ketinggalan di kamar, aku akan memanggil taxi" Taehyung hanya mengangguk.

Kaki kecilnya segera berlari menyusuri lorong hingga menuju lantai dua, Jimin masuk kekamar dan dengan cepat mengambil ponsel miliknya, dengan nafas yg masih memburu ia menghubungi jasa pengantaran. Bersamaan dengan Jimin yg keluar dari kamar, saat itu pula Jeon Jungkook keluar dari kamar milik Taehyung.

"....." Jimin menatapnya tanpa bisa berkata apa-apa.

Ponsel Jungkook bergetar di layar depannya menampilkan nama Jimin.

Ddrrtttttt, ddrrtttt

"........" mereka masih diam dan saling tatap.

"Kau menelponku?"

Maksud Jimin menghubungi Jungkook untuk meminta bantuan, karena layanan jasa antar jemput yg ia hubungi sedang sibuk (mungkin karena banyak yg memesan juga), maka dari itu ia menelpon sang kekasih untuk membantunya mengantar Taehyung ke rumah sakit.

Tapi apa yg dilihat Jimin saat ini? kekasihnya itu keluar dari kamar sahabatnya?

"Kenapa kau keluar dari kamar Taetae?" jantung Jimin berdegup kencang.

"Ohh... Pintu kamar ini terbuka, jadi aku masuk untuk memeriksa namun tak ada orang di dalamnya. Apa ini kamar Kim Taehyung? kenapa dia tak ada di dalam?"

Jimin menatap penuh bola mata Jungkook, jika saja kekasihnya itu berbohong atau ini hanya sebuah kebetulan saja. Jimin mengingat kembali apakah ia sudah menutup pintu kamar Taehyung sebelumnya atau ia lupa sama sekali.

"I-iya, Taetae sakit, dia harus di bawa ke rumah sakit, a-aku menghubungimu untuk meminta bantuan mengantarkan Taetae ke rumah sakit" Ujar Jimin terbata.

"Benarkah? baiklah aku akan mengantarmu"

Jimin mengangguk lalu mengikuti langkah Jungkook dari belakang, fikirannya masih tertinggal di sana, sangat banyak sekali pertanyaan yg menghantui namun mereka harus segera ke rumah sakit terlebih dahulu, urusan ini akan di urus nanti.

*

Taehyung tertidur pulas setelah mendapatkan perawatan dari dokter, ia harus di pasangkan infus untuk memulihkan tenaga dan juga suntik vitamin. Badan lemas itu sudah berbaring diatas ranjang rumah sakit, di lain sisi Jimin sedang mengurus semua administrasi.

Jungkook di kursi yg sudah di sediakan, ia menatap wajah pucat Taehyung tanpa berkata apapun.

Setelah mengurus keperluan, Jimin kembali menuju ruangan tempat Taehyung di rawat. Langkahnya perlahan terhenti untuk mengamati dua orang yg berada di dalam ruangan tersebut. Jimin melihat dari depan pintu melalui jendela kaca yg berukuran sedang.

Tak ada interaksi disana, ia berdiri hingga lima menit untuk memastikan kejanggalan yg bergejolak di hatinya. Melihat tak ada pergerakan Jimin memutuskan untuk membuka pintu dan masuk ke ruangan. Namun saat tangannya baru saja menggenggam ganggang pintu, Jimin melihat dengan jelas bahwa kekasihnya sedang mencoba untuk menyeka keringan dan mengusap rambut Taehyung.

Jantungnya berdebar cukup keras, Jimin mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan, ia tetap berdiri menatap kedalam tanpa mengatakan apapun. Perasaan kalut di hatinya kian mendesak, jadi benar apa yg ia fikirkan selama ini. Taehyung dan Jungkook memang memiliki hubungan khusus tanpa sepengetahuannya.

Jungkook membelai halus wajah pucat itu, biasanya ia tak peduli pada Taehyung namun melihat pria langsing ini berbaring di ranjang rumah sakit membuatnya sedikit khawatir. Apakah ia mulai menyukai sahabat dari kekasihnya itu? atau hanya sekedar simpati?

Ia juga meraih tangan kurus itu dan menggenggamnya erat, Jungkook memberikan kecupan singkat pada punggung tangan milik Kim Taehyung.

Darah di ubun-ubun kepala Jimin terasa mendidih, matanya panas dan hatinya kesal tak karuan. Jimin melangkah kaki goyahnya meninggalkan ruangan, Ia berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit. Tak mampu menahan rasa sesak yg kian menyiksa akhirnya air mata bening itu lolos.

Jimin berlinangan air mata menuju taman di belakang rumah sakit, hujan masih sangat deras begitupun dengan air matanya yg terus mengalir tanpa henti. Sangat menyakitkan dan menyayat hatinya, tubuh kecil itu sudah menyatu dengan rintikan air hujan, Jimin menyesalkan perasaan suka nya kepada Jungkook, seharusnya ia tak termakan rayuan bajingan itu dengan mudahnya.

"Mmhh hiks, ahh babbo! apa yg kau tangiskan heum??"

"Kenapa harus Taetae.. Hiks wae??"

"Ahh jebball... dadaku sakit sekali" Jimin memukul dadanya beberapa kali, namun rasa sesak itu tak kunjung hilang.

"aku--aku harus bersikap bagaimana kepada mereka hiks! apa yg harus aku lakukan?"

Dalam kebimbangan yg begitu besar, Jimin harus menentukan langkah berikutnya. Kekasihnya dan sang sahabat menjalin hubungan dibelakangnya, memikirkan hal ini membuatnya menjadi bodoh. Park Jimin yg pintar dan terdidik tidak seharusnya goyah ataupun galau karena hal kecil yg seharusnya tak dianggap penting, setelah ini ia akan membongkar semuanya dengan tuntas. Bersikap lemah hanya akan membuatnya semakin terluka, lebih baik lepaskan dan buang semua perasaan suka yg seharusnya tak ia berikan kepada seorang pria brengsek bernama Jeon Jungkook.


Bersambung

Ketahuan kan jadinya ahh elah

Qara Mizuki

Continue Reading

You'll Also Like

53.1K 2.1K 7
Hanya kumpulan oneshoot or twoshoot Kooktae/kookv BxB 🔞 No plagiat Ranking: #4 TopKook -> 04-02-2022
1.9M 9K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
176K 6.6K 18
Kumpulan cerita Oneshoot ++ dari berbagai genre. // Mpreg / ABO / Fantasi
863K 81.2K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...