MALAIKAT BERNODA [✓][CheolHan...

By Akiraa8

7K 733 205

Dia bukan malaikat penyelamat, tapi iblis jahat yang membuatmu tersesat. ••• More

⚜02. Malang Tak Berbau
⚜03. Manikam Sudah Menjadi Sekam
⚜04. Maksud Bagai Maksud Manau
⚜05. Mandi Berendam Tak Basah
⚜06. Masuk Sepuluh Keluar Lima
⚜07. Mandi Dalam Cupak
⚜08. Manis Daging
⚜09. Malu Tercoreng Di Kening
⚜10. Masak Di Luar Mentah Di Dalam [END]

⚜01. Makan Hati Berulam Jantung

1.5K 112 18
By Akiraa8

"Wanita sepertinya tidak pantas menjadi seorang ibu. Bagaimana bisa dia melenyapkan bayi yang masih ada di kandungannya, hanya untuk karir modelnya?"

"Padahal dia mempunyai suami yang kaya raya."

"Dia sangat berambisi pada karirnya, sampai otaknya tidak waras."

"Wajar, jika suaminya menceraikan wanita gila itu."

"Aku tebak, setelah dia berusaha menggugurkan anaknya sendiri, tak akan ada perusahaan yang mau menerima model sepertinya."

"Walaupun dia cantik dan terkenal."

Semua gosipan yang diucapkan para suster, ditujukan untuk Angel. Namun, wanita berambut panjang itu menulikan indera pendengarannya. Dia duduk di ranjang, dengan pandangan kosong. Matanya begitu fokus melihat udara tak terlihat di depannya. Dia terkadang melirik ke arah lantai. Di sana terdapat beberapa pecahan kaca, hasil dari amukannya sendiri.

Perlahan, telapak tangan Angel terjulur ke arah cahaya sinar matahari. Dia membiarkan cahaya menyelusup dari jendela, kemudian menyentuh kulitnya. Angel bertanya-tanya dalam hati. Jika cahaya matahari itu hangat, kenapa sinarnya tidak bisa menghangatkan hati Angel yang membeku? Jika cahaya matahari itu terang, kenapa sinarnya tak bisa menerangi jalan hidup Angel? Jika cahaya matahari itu indah, kenapa keindahannya malah membuat hidup Angel menderita?

Siapa orang yang ingin kehilangan buah hati yang sedang dikandungnya? Siapa juga wanita tak waras yang mengorbankan anak, demi karir yang tak abadi? Siapa orangnya? Angel tak mengerti, kenapa semua tuduhan itu terarah kepadanya? Padahal semuanya tak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Angel hanyalah seorang model yang sedang naik daun. Dia menikahi pria kaya, lalu mengandung anak pria itu. Naasnya, ketika Angel ingin berhenti dari pekerjaannya. Dia tiba-tiba menemukan suaminya berselingkuh. Lalu mengalami stres dan jatuh dari tangga.

Siapa di sini yang bersalah? Dari mana rumor tak berdasar, yang mengatakan Angel menggugurkan bayinya demi karir? Padahal sudah jelas, Angel ingin berhenti bekerja untuk bayinya. Sayangnya, tak ada seorang pun yang percaya pada perkataannya.

Semua orang hanya percaya pada apa yang mereka lihat. Mereka tahu jika Angel sangat suka bekerja. Lalu sering mengonsumsi obat untuk kecantikannya sendiri. Semua fakta ini dirangkum menjadi berita yang tak sesuai dengan kenyataan.

Sebanyak apa pun Angel mengelak, beritanya masih tetap tersebar. Apalagi setelah suaminya menusuknya dari belakang. Pria itu menceraikannya di depan umum, sekaligus mempermalukan Angel. Rasanya Angel tak memiliki kemampuan untuk berdiri lagi. Dia tidak bisa melawan atau membersihkan nama baiknya sendiri.

"Nyonya Angel, Ibu Anda menelepon," peringat salah satu perawat. Orang itu memberikan ponsel ke arah Angel. Sampai Angel mau mengambil dan menerima panggilan telepon itu.

Angel mengeluarkan napas panjang. Bola matanya masih menatap ke depan, sementara tangannya bergerak untuk mendekatkan ponsel ke telinga. "Ibu."

Di sambungan telepon, terdengar suara-suara bising yang mengganggu telinga. Setelah itu, Angel baru bisa mendengar suara sang Ibu, "Angel, Ibu tidak bisa menemanimu di rumah sakit, Nak."

"Banyak sekali hal yang harus ibu urus. Terlebih lagi, setelah mantan suamimu membuat kekacauan besar."

"Dia baru saja menjelek-jelekan namamu di depan publik. Lalu mengusir semua barang-barangmu dari rumah."

"Pria itu benar-benar keterlaluan," komentar Ibunya Angel.

Kenyataan pahit ini kembali harus Angel terima. Entah harus berapa kali, Angel mendengar berita tentang mantan suaminya. Namun, setiap kali orang itu disebut, hati Angel kembali terenyut. Wanita itu meremas seprai, dengan salah satu tangan yang menggenggam erat ponsel. "Ibu, semua yang dikatakan Rendi adalah kebohongan. Dia sudah memfitnah dan mencemarkan nama baikku."

"Ibu tahu hal itu, Nak. Sayangnya semua orang tidak tahu. Mereka dibutakan oleh berita palsu yang diberikan Rendi. Tak ada gunanya, jika kau ingin mengatakan sesuatu saat ini. Kita tidak memiliki bukti yang cukup, setelah Rendi melenyapkan semua barang bukti," jelas Ibunya Angel.

"Dan parahnya lagi, kau tak bisa tinggal di kota ini," lanjutnya.

Alis Angel mengernyit, dengan mata berkaca-kaca. Angel bertanya, "Apa maksud Ibu? Ibu ingin mengatakan, aku harus ditinggal di rumah sakit ini lebih lama lagi?"

"Aku tak sanggup tinggal di sini, Bu. Bukannya sembuh, semua yang ada di sini malah membuatku semakin sakit," ungkap Angel.

"Ibu tidak menyuruhmu untuk tinggal di rumah sakit. Lagi pula, kita tidak mempunyai banyak uang untuk membayar biaya rumah sakit."

"Untuk sementara, tinggallah di desa Nenekmu sampai kau pulih. Di sana tak akan ada warga yang tahu tentang beritamu. Kita juga tak perlu kesulitan mencari uang, karena banyak sekali hasil alam yang bisa kita manfaatkan," ungkap Ibunya Angel.

Saran dari sang Ibu membuat Angel bimbang. Dia tidak ingin meninggalkan kota ini begitu saja. Namun, mendengar semua hinaan warga membuat otaknya terbebani. Dia tidak akan sanggup sembuh, jika mendengar semua gosipan mereka. "Ibu benar. Aku tidak bisa berada di tempat ini lebih lama lagi. Semuanya membuatku trauma."

Hanya dengan melihat gedung-gedung tinggi saja, sudah mengingatkan Angel pada tempat perselingkuhan suaminya. Apalagi ketika matanya bertemu dengan anak tangga. Bayangan di mana dia jatuh lalu kehilangan anaknya, membuat Angel merasa sedih.

"Ibu akan menyiapkan perjalananmu ke desa Bentang. Tapi, Ibu tidak bisa menemanimu ke desa itu sekarang. Banyak sekali pekerjaan yang harus ibu kerjakan. Setelah beres, Ibu akan menyusulmu pergi, Nak," jelas Ibunya Angel.

Angel hanya bisa mengangguk setuju. Dia tidak mempunyai cara lain untuk keluar dari masalahnya. Terlebih lama, semua gosipan warga membuat pikirannya terbebani. Salah satu cara supaya dia tidak stress adalah, pergi dari apa yang membuatnya terluka lagi.

"Jika pergi adalah pilihan terbaik. Mungkin ini akan menjadi pilihanku saat ini."

•••

Sore hari, sebuah mobil terparkir di depan rumah sakit. Seorang sopir membantu Angel berkemas, untuk memulai perjalanan menuju desa Bentang. Tak ada yang aneh dengan persiapan perjalanan Angel. Selain tatapan dan bisikan dari beberapa orang yang ada di rumah sakit. "Ayo pergi, Pak. Saya sudah tidak tahan berada di tempat ini."

Selama perjalanan, telinga Angel mendengarkan lagu-lagu bahagia. Niatnya ingin membuat hati senang, tapi yang terjadi malah kebalikannya. Tanpa sadar, Angel menyentuh perutnya sendiri. Air mata dari matanya tak bisa dibendung. Alunan dari lagu-lagu ini, mengingatkannya pada kebahagian saat mendapat kabar, bahwa dia sedang mengandung.

Di saat kebahagiaan Angel berada di puncak, dia dijatuhkan oleh kenyataan bahwa sang Suami berselingkuh di belakangnya. Hancur. Semua alur hidupnya hancur, ketika melihat suaminya menggenggam tangan wanita lain. Wanita mana, yang masih bisa tenang, setelah melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain?

Angin bertiup dari jendela mobil. Tatapan Angel teralihkan pada ribuan pohon yang sudah dia lewati. Pohon-pohon itu melambai-lambai, seolah-olah menyambut kedatangan Angel ke desa Bentang. Tepat ketika matahari sudah tenggelam, akhirnya Angel tiba di desa itu.

"Nyonya, maaf. Saya hanya bisa mengantar Anda sampai di sini. Mobil tidak akan bisa masuk, ke jalanan sempit tempat nenek Anda tinggal," kata Sopir.

Angel mengerti hal itu. Meskipun dia sudah lama tidak mengunjungi desa sang Nenek, tapi tak banyak yang berubah dari desa ini. Angel yakin, dia bisa menemukan rumah sang Nenek. Sebelum hari semakin menggelap.

"Tidak apa-apa. Anda boleh pergi, terima kasih."

Tangan Angel menggenggam erat koper di tangannya. Kakinya melangkah menelusuri jalanan kecil yang ada di depannya. Dia terkadang melirik ke kiri dan ke kanan, menemukan beberapa rumah kecil yang terbuat dari kayu. Semua pemandangan ini, mengingatkan Angel pada masa kecilnya dulu.

Dahulu, Ayah Angel meninggal ketika Angel masih kecil. Hanya sang Ibu, yang membesarkan Angel seorang diri. Mereka pernah tinggal beberapa bulan di desa ini. Sampai keduanya pindah, untuk alasan yang tidak Angel ketahui sampai saat ini.

"Semuanya masih sama."

Angin dingin memeluk tubuh Angel dari belakang. Semakin lama Angel berjalan, semakin Angel bisa melihat sebuah cahaya dari api. Selain itu, Angel juga mendengar suara warga desa yang berteriak-teriak seperti tak waras.

"Puji Malaikat Maut."

"Habisi nyawa orang yang tak sepatutnya hidup di dunia ini."

"Berkahi kami, agar kami semua bisa hidup makmur."

"Puji Malaikat Maut."

"Orang jahat, tak pantas hidup."

Berhenti. Langkah Angel terhenti di tengah jalan. Di depan matanya sendiri, dia melihat api unggun besar di kelilingi oleh ratusan warga. Pantas saja, dia tidak melihat satu pun warga di desa ini. Ternyata warga-warga itu berkumpul di tengah desa.

"Apa yang sedang mereka lakukan? Apa mereka sedang merayakan sebuah perayaan?" gumam Angel tak paham.

Sebagian ingatan Angel tentang desa ini memudar, seiring bertambahnya umur. Ketika Angel ingin melanjutkan perjalanannya, matanya langsung memelotot. Tepat di hadapannya, terlihat mayat seorang wanita, yang diangkat menggunakan keranda. Tanpa hati, beberapa warga menusuk mayat wanita itu dengan pisau. Setelahnya, mereka mengguyur tubuhnya dengan air dingin, yang sudah diberi bunga. Baru kemudian, diletakkan di depan kobaran api.

Tubuh Angel bergetar hebat, sampai koper yang ada di tangannya terjatuh. Angel menutup mulut dengan kedua tangannya. Apalagi ketika para warga memanggang tubuh mayat di hadapannya. Tanpa rasa jijik, mereka mencicipi daging manusia itu. Sampai Angel merasa mual, dan memuntahkan isi perutnya berulang kali.

Ketika Angel ingin melarikan diri. Tiba-tiba dia tersandung batu. Semua warga desa yang sedang berpesta, menatap ke arahnya. Mereka memelototkan mata, dengan wajah dan tangan yang dipenuhi darah.

Takdir, Angel pergi ke desa ini supaya hidupnya tenang. Bukan malah menambah masalah baru lagi. Angel tak bisa bergerak atau berlari dari tanah. Kakinya terasa nyeri, apalagi ketika melihat tatapan lapar warga desa.

"Siapa pun. Tolong aku."

•••

Continue Reading

You'll Also Like

2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.1M 109K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
354K 1.5K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
7.2M 352K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...