JURNAL KREATIF

By diahsulis

3.3K 300 476

Curhatan Gaje seorang pengarang wattpad. WARNING: Mengandung CURCOL, RANTS, PENDAPAT PRIBADI, KATA-KATA TAK... More

MUKADIMAH
Magic + Sci-fic
Sang Terpilih vs Sang Pemilih
Troll vs Twist
Suspence vs Suspense
WELCOME TO TWILIGHT ZONE!
[CURHAT CORNER NO. 1]
[21+] Drama Erotika vs Stensil
[FAN CORNER] Guillermo Del Toro
JOBDESK KARAKTER
WHITE ROOM SYNDROME
Abra Kadabra vs Ala Kadarnya
AU ... ah terang

3 ... 2 ... 1 ... Eksyen!

90 12 4
By diahsulis


Saya itu penggemar film action: realistik, maupun yang supranatural. Dan saya nggak begitu suka cerita yang di dalamnya isinya cuma ngomong dan ngebacot aja, kecuali emang itu dimaksudkan untuk MIND-BLOW di akhirnya. 

Makanya saya jarang bisa berjodoh sama romance murni. Saya suka baca roman, tapi kalau untuk nulis, meh, saya bisa-bisa kena writer's block permanen. Makanya, setiap novel saya, pun jika ada romansa di dalam sub genre-nya, saya pastikan itu genre utamanya bukan romansa. 

Kasusnya sama dengan slice of life dan teenlit, saya nggak pernah bisa bikin novel slice of life murni atau teenlit murni. Selain karena saya masih ngerasa tulisan saya menggurui banget kalau udah ke ranah genre SoL, saya juga secara mind-set dan personal, merasa bahwa ada beberapa hal di dunia ini yang nggak bisa dipelajari semudah apa yang terjadi di genre Slice of Life. 

Kadang ada beberapa hal di novel yang sebaiknya jangan diselesaikan dengan ceramah no jutsu.  

Beberapa antagonis layak mendapatkan bogem mentah. Selain karena mereka kurang ajar banget sama plot dan protagonis, pertarungan yang baik juga menunjang peran mereka sebagai antagonis yang berkelas dan punya depth character yang mendukung. 

Tapi dalam praktiknya, menulis adegan pertarungan tidak seindah apa yang ada dalam angan. Kadang, ketika menulis adegan aksi yang mendetail, kita seringkali lupa, khilaf, atau bahkan malas mendadak mengemukakan detail yang sebenarnya penting. 

Ada juga pengarang yang totalitas mengeluarkan semua uneg-uneg dia di dalam pertarungan hingga dia lupa kalau narasi pertarungan dia udah sampe 3 halaman lebih.

Ada juga pengarang yang saking pengennya karakternya keliatan badass, bikin pertarungan yang sebenarnya nggak ngaruh-ngaruh amat ke plot. Semuanya cuma buat bikin karakter utamanya keliatan beda dan badass.

Satu petuah untuk author yang lebay begini:

"Go Green!"

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita bisa membuat adegan eksyen yang porsinya cukup, mendukung plot, tapi tetap kece abis dan menunjukkan kalau karakter kalian bisa gelud?

-

1. Buat Kerangka Pertarungan

Hah? Kerangka bukannya buat cerita doang? Emang pertarungan butuh kerangka?

Percayalah, Nak. Jika kamu bikin pertarungan tanpa kerangka, kamu bakalan keder sendiri. Apalagi kalau kamu belum pernah bikin adegan eksyen atau malah mau bikin adegan eksyen mendetail. Kerangka itu bahan wajib untuk bikin setiap adegan pertarungan. 

Kerangka pertarungan bentuknya gimana? Miripkah dengan kerangka cerita? 

Kurang lebih mirip, tapi alih-alih bikin secara total cerita, kamu cuma bikin beberapa point penting. Saya biasanya bikin ini dalam 2 bentuk. 

Bentuk 1: 

Saya bentuk beberapa poin mengenai: 

Siapa vs siapa? 

Bertarung pakai apa? 

Bertarung di mana? 

Apa sebabnya? 

Apa dampaknya bagi plot?

Adegan battle paling sulit yang pernah saya buat adalah adegan battle di Blood and Faith karena banyaknya adegan pertarungan yang intens dan kubu-kubu yang bersitegang di sana. Karena itu, saya membuat detail yang berkali-kali harus dicoret dan dikoreksi. Tapi nggak apa-apa. Koreksi dan salah itu hal yang biasa dalam pembuatan kerangka. 

Nah, awalnya saya buat poin-poin di atas begini:

Siapa yang bertarung? Eka dan Ratna + adik Ratna?

Bertarung pakai apa? Pertarungan jarak dekat. Eka pakai katana, Ratna tangan kosong. 

Bertarung di mana? Rumah Ratna + hutan

Apa sebabnya? Provokasi Yusriza.

Apa dampaknya bagi Plot? Keputus asaan dan semakin bimbangnya Eka pada pilihannya.

Selesai dengan bentuk 1 yang berupa poin-poin, saya bergerak ke bentuk kerangka berikutnya

Bentuk 2, 

Yaitu bentuk diagram alur

Jika pertarungan kamu melibatkan senjata jarak jauh, kamu cukup menceritakan bidikannya meleset atau tidak, pembatasan jumlah amunisi, dan dampaknya apa. Tapi kalau pertarunganmu jarak dekat seperti yang saya tuliskan, kamu harus memerhatikan detail lebih sering dan mendalam. Terutama di bagian pembuatan dan swasunting. Saya biasanya bikin alur begini supaya nggak lupa di tengah-tengah plot (walau ujung-ujungnya lupa juga).

Eka menghajar Ratna (saya sebutkan di bagian mana dihajarnya)-->Ratna membalas (Saya sebutkan di mana dan cara apa Ratna melakukannya-->Eka menghindar, menghantamkan Ratna ke pohon-->dst...

Setelah selesai dengan dua bentuk di atas, barulah saya mengetikkannya. Sembari menerapkan aturan-aturan yang berlaku untuk adegan pertarungan yaitu: 

- Berikan serangan, tapi jangan lupakan dampaknya

Ya, pembaca emang mau lihat karaktermu nonjok sang penjahat. Tapi mereka juga mau tau apa tangan tokohmu remuk atau nggak habis hajar si penjahat itu.

- Jangan lupakan sekeliling

Seperti materi sebelumnya, jangan mendadak kalian lupa setting di mana. Kalau pertarungannya di malam hari, buat tokoh kalian kesulitan melihat dalam gelap. Kalau pertarungannya di gang sempit, jangan tahu-tahu dia bisa mengayunkan tendangan samping yang lebar. 

- Berikan jeda dengan dialog

Ingat, kalian bikin novel yang ada plotnya. Jangan lupakan, bahwa setiap pertarungan yang kalian tulis harus punya arti bagi plot yang berjalan. Caranya? Berikan dialog pada pertarungan, bukan sekedar bunyi efek pertarungan kayak di komik yang:

BWUSSH!

PRANG!

BRAK!

Nggak, kita ke sini bukan buat baca tulisan yang sebaiknya cuma ada di komik dan bukan di novel. Kita mau lihat karaktermu jatuh dan bangkit kembali, menyumpah serapah atau berseru menang. Kita mau dengar apa motif penjahatnya, kita mau tau konflik batin yang terjadi. 

Konyol emang kalau diterapkan di dunia nyata. Tapi jika plotmu membutuhkan penggerak, jangan ragu berikan dialog pada pertarungan. Asal jangan info dumping aja. 

//Uhuk// Mortal Instruments.


Hal ini nggak berlaku buat semua pertarungan kok. Cuma yang berlaku bagi plot atau yang punya pengaruh besar ke plot. Kalau pertarungan lain yang nggak seberapa besar, saya kebanyakan berimprovisasi alias menulis dadakan apa yang ada di bayangan saya. Seperti film, di kepala saya sudah terbayang karakter saya melakukan apa saja, untuk apa, dan apa dampak ke depannya. Tinggal menuangkan itu ke dalam tulisan tanpa memperlambat laju plot.

-

2. Kurung Kegilaanmu!

Saya tau kadang ada adegan eksyen yang nggak begitu realistis di film, apalagi di novel yang kadang imajinasi pengarangnya mengembara terlalu liar. Melompat dari rumah dua lantai tanpa membuat pembuluh darah dan urat kaki pecah atau tulang remuk, beh, perkara kecil.

NOOOOOOO

Berikan alasan yang jelas kenapa dia bisa melompat dari lantai dua tanpa terluka. 

Kalian mau bikin adegan pertarungan badass yang berisiko menghancurkan semesta dan mengubah lautan jadi gurun pasir? MONGGO

Tapi ingat, harus ada alasannya! Harus ada landasan plotnya! Jangan tau-tau karakter kalian yang manusia biasa sakit-sakitan asma dan komplikasi, tau-tau bisa lompat dari gedung lantai 34, mendarat tanpa terluka tanpa mojrot di tanah jadi bubur.

Kalian mau mendadak karakter kalian punya kekuatan untuk selamat dari bencana sekelas kiamat kecil? Mongggo

Yang penting harus ada plot yang melandasi. Sebuah alasan yang tidak perlu logis secara ilmu dunia nyata, tapi cukup logis diterima di dunia fiksi kalian. 

INGAT, eksyen yang baik bukan yang penuh darah, tapi eksyen yang tidak melupakan plotnya!

-

3. Berikan batasan pada karakter kalian

Kalau kalian mau bikin karakter kalian OP, silakan, tapi kayaknya kalian nggak akan cocok di dunia pernovelan. Percayalah, dunia pernovelan belum siap untuk hirarki ke-OP-an seorang tokoh. Hal yang berbeda mungkin terjadi di Web Novel dan Light Novel, tapi untuk novel sendiri, mereka belum sampai ke sana. 

Jadi persiapkan batasan bagi setiap karaktermu dalam pertarungan.

Kalau emang dia cuma bisa keluarin sihir satu kali, ya sudah biarkan dia cuma satu kali keluarkan sihir. Jangan tanpa ada angin atau hujan, tau-tau dia bisa ngeluarin lima sihir sekaligus. 

Atau ada karakter yang di tulisan awalnya cuma punya satu pisau, terus tau-tau ngeluarin pisau sampai delapan kali. 

Nah itu namanya kalian lupa diri dan lupa plot!

-

4. Jangan lupakan Plot

Sekali lagi, saya tekankan, jangan lupakan plot yang berjalan. Kalian bisa bikin banyak sekali adegan eksyen dalam cerita kalian, tapi jangan lupa, kalian bukan lagi bikin komik battle yang sepenuhnya battle tanpa jelas settingnya di mana atau apa yang terjadi. 

Kalian bikin novel yang jelas punya unsur intrinsik yang harus dipenuhi. Sebuah plot solid, sekumpulan tokoh yang punya batasan dan kelemahan, jangan lupakan itu dalam pertarungan, sehingga ketika pertarungan selesai, kalian bisa langsung memulai kembali plot tanpa harus menjejalkan info dumping atau yang lebih buruk: ngulang dari awal penjelasan plotnya.

BIG NOOOOOO

-

Setelah ini mungkin saya akan bahas sistem sihir. Sebelum kita berpindah ke topik-topik ambigu yang sering memicu perdebatan. HAHAHA.

Until Next Time!




Continue Reading

You'll Also Like

Bangsal 9 By N a

Short Story

14K 1.4K 8
Ada cerita di bangsal nomor 9, tentang bertahan dan melepaskan.
4.5K 1K 37
[A NON FICTION BOOK: COMPLETED] Sambatan para pembaca buku apa aja; buku fisik, ebook, buku platform online. Asalkan bukan bajakan. Apa yang disamba...
314K 19.7K 55
โ˜ ๏ธ PLAGIAT DILARANG KERASโ˜ ๏ธ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
564 190 12
"๐˜‘๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ. ๐˜’๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๏ฟฝ...