5 hari sudah Eileen tak sadarkan diri. Varold, Aston, Kevland dan Cleon hampir setiap jam mengunjungi Eileen dan sayangnya, mereka harus puas dengan melihat pintu kamar Eileen saja. Hanya Grace dan Kalandra yang bebas masuk. Grace yang menjaga suhu ruangan dan Kalandra yang memeriksa perkembangan Eileen.
Meski begitu mereka sangat bersyukur kondisi Eileen semakin membaik walau mereka tidak bisa melihat secara langsung. Tapi, satuhal yang mereka tak ketahui. Eileen, orang yang mereka tunggu kesadarannya kini tengah bersandar pada kepala ranjang dengan sorot mata kosong.
'Eileen memanggilnya 'Yang Mulia', artinya bajingan itu bagian dari kerajaan sedangkan di dunia ini ada 5 kerajaan. Hah, sepertinya aku harus mempersiapkan kemungkinan terburuk terjadi.'
"Apa yang sedang kau pikirkan Eileen?" Tanya Fred.
"Menurutmu siapa bajingan itu?"
"Siapa?" Tanya Fred heran dan Eileen menatap Fred tak mengerti.
"Pria berjubah hitam yang menemui Eileen di penjara,"
"Maksudmu?" Eileen menyerit heran. "Kalian melihatnya bukan?"
"Apa yang kau maksud Eileen?"
"Ingatanku saat aku tak sadar kalian melihatnya kan?" Fred dan Irene saling tatap. "Memang apa yang kau lakukan saat tak sadar?" Tanya Irene.
"Kalian benar-benar tidak tahu?" Belum sempat kedua roh itu menjawab, pintu kamar Eileen terbuka menampilkan sosok wanita cantik bersusai hitam dengan manik kuning keemasan lalu ditangannya ada kipas berwarna biru.
"Kau sudah sadar?" Dahi Eileen menyerit melihat wanita asing itu.
"Jangan takut, namaku Kalandra Neelam. Orang yang mengobatimu," Ucapnya.
Eileen tersenyum," Maafkan aku yang sudah tidak sopan dan terimakasih karena sudah mengobatiku."
Kalandra mengipasi wajahnya, "Tidak perlu sungkan, Ayahmu adalah temanku. Oh ya aku akan memanggil Ayahmu dulu,"
Tak lama Kalandra datang dengan Ayah, Kakak dan Adik Eileen. Satu persatu mereka memeluk Eileen. Wajah penuh kelegaan terpancar dari raut mereka.
3 hari kemudian, kondisi Eileen semakin membaik. Meski begitu ia tak diijinkan keluar kamar. Semua keperluannya di antar ke kamar, ia benar-benar diperlakukan layaknya tuan putri.
Kini Kalandra datang berkunjung dengan membawa hadiah, setelah pertemuan pertama mereka Eileen memang tak melihat wanita itu lagi. Oh berbicara soal hadiah, Eileen mendapat banyak hadiah dari pelayan, prajurit, ksatria dan penyihir kediaman Zavinxon. Mereka mengatakan itu sebagai tanda syukur karena Eileen telah melewati masa kritisnya. Bahkan Jereon pun turut menggiriminya banyak hadiah. Pangeran Pertama Nappolen itu menulis dalam surat, hadiahnya sebagai permintaan maaf karena sedang sibuk dan belum bisa berkunjung. Padahal nyatanya Eileen sangat senang Jereon tak berkunjung. Ia masih belum memastikan siapa pria dipenjara itu. Meski kecil kemungkinan itu Jereon. Pria itu menginginkan Eileen berada di pihaknya sedangkan dulu Jereon selalu mengusir Eileen di manapun dan kapanpun, tapi tetap saja ia harus tetap waspada terutama saat berhubungan dengan keluarga kerajaan.
"Kamu pulih lebih cepat dari dugaanku." Ucap Kalandra.
"Berkat pengobatan Anda Miss,"
"Baiklah Eileen aku langsung saja. Apa yang terjadi pada dirimu?"
Eileen menggeleng karena ia memang tidak tahu.
"Menurut pengamatanku sihir dalam tubuhmu sudah bangkit,"
"Apa?" Eileen langsung gelisah di tempatnya.
"Kita belum tahu kebenarannya maka dari itu, aku sudah berdiskusi dengan Ayahmu jika sihir milikmu benar-benar bangkit maka aku bersedia menjadi gurumu.
"Bagaimana jika tidak bangkit?"
"Tentu saja kau akan melalui harimu seperti biasa," Rasanya Eileen berharap agar sihirnya tidak bangkit atau lebih tepatnya terbangun setelah sekian lama ditidurkan.
"Jadi kau mau menjalani tes ini kan Eileen?" Tanya Kalandra penuh harap dan Eileen mengangguk.
"Bagus, aku akan menyipkan keperluannya dan juga memanggil Ayahmu."
"Ayahanda juga?"
"Tentu saja Ayahmu harus tahu apa yang terjadi pada putrinya bukan?"
•••••••••••••••
"Eileen, aku kau ingat apa yang terjadi padamu saat tak sadarkan diri?" Eileen mengangguk ragu.
"Katakan,"
"Aku ada di tempat gelap, disana sangat luas dan dingin. Aku berusaha keluar dari sana tapi, sampai aku lelah tidak juga keluar. Lalu dahiku membentur sesuatu, tidak keras tapi sangat sakit hingga mataku ikut berdenyut dan saat sakitnya hilang, aku sudah pindah tempat."
"Sekelingku dipenuhi kabut putih becahaya, tapi disana sangat hangat dan nyaman hingga akhirnya tempat itu bergoncang dan aku ada disini,"
"Hanya itu?"
Eileen terdiam," Hanya itu yang ku ingat," Jawabnya.
'Maaf aku belum bisa jujur, aku ingin hidup lama di dunia ini, aku takut jika lebih banyak pihak yang tahu akan memberi masalah, semoga suatu saat nanti aku bisa mengatakan semuanya terutama padamu Ayah,'
Kalandra menatap Eileen lekat, ia yakin ada sesuatu yang ditutupi gadis kecil itu.
"Ayo kita mulai tesnya," Ujar Varold. Sebenarnya bukan hanya Kalandra, Varold pun sadar ada yang di tutupi oleh putrinya tapi, ia mencoba lebih bijak ia yakin Eileen akan memberi tahunya nanti. Yang harus ia lakukan sekarang adalah membuat gadis kecil itu mempercayainya.
Kalandra mengeluarkan bola sihir kristal miliknya. Bola itu memiliki pola rumit dan di tengahnya terdapat jam.
"Sentuh bola itu,"
Tangan Eileen terulur menyentuh bola itu. Lama menunggu namun tak terjadi apapun.
"Mustahil." Seru Fred. "Bagaimana mungkin sihirmu tak terdeteksi Eileen?" Dahi Eileen menyerit mendengar itu kemudian menggeleng pelan sebagai tanda tidak tahu.
Namun hal itu malah membuat Varold dan Kalandra menghembuskan nafas lega.
"Syukurlah sihirmu ternyata belum bangkit, cukup Eileen," Lalu Eileen mengangkat tangannya dari bola sihir kristal.
Baru saja Kalandra hendak mengambil bola sihir kristalnya, tiba-tiba muncul garis-gadis yang membentuk lintasan rumit dalam bola sihir itu.
Garis-garis itu memancarkan cahaya berwarna biru dan jarum jam yang berputar.
Belum selesai keterkejutan mereka, garis-garis itu berubah warna menjadi Merah, Kuning, Coklat, Putih dan terakhir Abu-Abu. Jarum jam juga berputar semakin cepat, hingga akhinya berhenti dan menampilkan tulisan, 997.770 MP.
"997.770 Mana Power? Bahkan aku saja hanya memiliki 989.560 Mana Power," Guman Varold yang masih bisa di dengar semuanya.
"Seperti aku bilang kamu memang luar biasa Eileen, kau bahkan mengalahkan darah campuran pertama hahaha," Eileen menatap Irene tak mengerti.
"Seperti kecurigaanku kamu memiliki sihir hitam tapi aku benar-benar tak menyangka kamu memiliki semua elemen sihir murni."
"Sihir hitam?"
"Apa Anda tidak melihat warna Abu-Abu tadi Duke Varold? Itu adalah sihir hitam yang sedang menyamar,"
Varold tertegun, "Dari mana putriku mendapat sihir hitam?"
Kalandra menghembuskan nafas kasar, "Kenapa menatapku? Bukankah kau ayahnya?"
Varold mengacak rambutnya kasar, bagaimana jika orang-orang tahu anaknya memiliki sihir hitam? Dan satu pemikiran terlintas di kepalanya.
"Tarik sihir hitam Eileen!" Semua menatap Varold tak percaya.
"Ku mohon Kalandra, ini demi kebaikan Eileen,"
Seketika Fred dan Irene langsung berlutut dihadapan Eileen.
"Tidak Eileen, jangan lakukan itu, jika sihir hitammu ditarik maka kau tidak akan pernah bisa melihat kami lagi. Ku mohon Eileen jangan biarkan mereka menarik sihir hitammu,"
"Benar Eileen jika sihir hitammu ditarik maka kontrak kita akan berakhir Hiiks! Hiiks! Kita akan terpisan, aku tidak mau berpisah denganmu Eileen." Timpal Irene.
Kedua roh itu kini bersujud, memohon pada Eileen.
"Varold!! Apa kau sadar apa yang kau ucapkan?!"
"Tentu saja! Sihir hitam itu kekuatan iblis! Putriku akan berada dalam bahaya!"
"Tidak semua orang yang memiliki sihir hitam jahat Tuan Duke! Kau lihat aku, aku juga memiliki sihir hitam! Apa aku pernah menyakiti orang lain?"
"Itu karena kalian berbeda! Kau mendapat sihir itu di usia dewasa! Jadi kau bisa mengendalikannya! Lihat Putriku, dia bahkan belum melakukan pemberkatan nama di kuil agung! Apa kau pikir dia bisa mengalahkan sihir hitam dalam tubuhnya?!"
"Aku akan membantunya!"
Varold terkekeh sinis, "Jangan kau pikir aku tidak tahu apa yang kau korbankan untuk mendapat sihir hitam itu,"
"kau...." Jari telunjuk Kalandra menuding Varold, "Kau sama sekali tidak tahu apapun tentangku!" Lanjutnya tajam.
Sejenak Eileen memejamkan mata. Manik Heterochomia nya melirik Fred dan Irene yang masih bersujud dengan terisak pelan. Lalu ia melihat dua orang dewasa yang saling memberi tatapan membunuh.
Eileen benar-benar tak menyangka akan seperti ini. Di satu sisi ia setuju dengan Varold bahwa sihir hitam miliknya memang lebih baik ditarik. Tapi sisi lain hatinya juga memberontak, ia tak rela jika sihir hitamnya ditarik lalu harus berpisah dengan kedua rohnya.
Jadi apa yang harus ia lakukan?
To Be Continued.
Senin, 29 Maret 2021.
Kasian babang Je jadi bahan tuduhan di bab kemarin 😅😅😅.
*Sumber gambar Pinterest.
Mention kalo ada typo.
XieXie <3.