I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

928K 83.1K 1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 34

14.1K 1.3K 77
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
*****

Saat ini seluruh petinggi istana mulai berkumpul di aula istana kerajaan Demon. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, akhirnya Xavier memutuskan untuk memperkenalkan kedua anaknya pada seluruh rakyat kerajaan Demon.

Xavier dan Crystal bergandengan tangan berjalan menuju singgasana diikuti Cellina dan Evan di belakangnya. Seluruh petinggi istana menunduk hormat saat melihat kedatangan Raja dan Ratu mereka.

Xavier telah duduk di singgasananya berdampingan dengan Crystal. Di samping mereka, Putra dan Putri mahkota kerajaan Demon juga duduk di tempat yang telah disediakan untuk mereka. Xavier menatap satu persatu petinggi kerajaan serta beberapa perwakilan dari beberapa klan.

Semua terdiam hingga akhirnya Xavier berdehem memecah keheningan. "Aku langsung saja pada intinya. Aku dan Ratuku telah memutuskan untuk mengenalkan kedua anakku pada seluruh rakyat kerajaan Demon serta seluruh klan."

Semua yang hadir saling menatap sambil menganggukkan kepalanya setuju.

"Ini kabar yang sangat baik Yang Mulia. Tentu saja seluruh klan immortal harus mengetahui Pengeran dan Putri Mahkota kerajaan ini." ujar Tetua kerajaan Demon.

"Benar Yang Mulia, mereka akan sangat senang bertemu dengan pewaris kerajaan Demon berikutnya." sahut petinggi lainnya.

"Acara akan diadakan dua hari mendatang. Pesta akan diadakan selama dua hari dua malam di pusat kerajaan Demon. Aku mengijinkan seluruh rakyat dari klan lain untuk berkunjung, namun kalian harus memperketat keamanan selama acara. Jangan sampai ada penyusup yang masuk dan merusak acara ini." titah Xavier menatap tajam pada semua yang hadir di sana.

"Dilaksanakan, Yang Mulia." ujar mereka serentak sambil menundukkan kepalanya.

Satu persatu petinggi istana dan perwakilan dari beberapa Klan meninggalkan aula istana menyisakan keluarga istana beserta tangan kanan Xavier, Darren.

"Aku perintahkan kau terus mengawasi kedua anakku selama acara berlangsung. Dua hari lagi bertepatan dengan bulan purnama merah, aku tidak yakin apakah kekuatan mereka akan keluar di saat itu juga atau tidak. Tapi kita tetap harus berjaga-jaga." ujar Xavier pada Darren.

"Yes My Lord, saya akan memperketat keamanan Pangeran dan Putri Mahkota." jawab Darren.

Setelah mendengar jawaban dari tangan kanannya, Xavier menatap Evan yang duduk sambil menunpu wajahnya dengan tangannya. "Evan, ayo ikut daddy."

Evan yang mendengar suara ayahnya melirik ke arah Xavier dengan malas. Saat itu juga ia menganggukkan kepalanya dan beranjak dari tempat duduknya.

"Aku akan mengajak Evan berlatih kekuatannya, kau temanilah putri kita." ujar Xavier dan mengecup kening Crystal dengan lembut sebelum pergi bersama putranya ke tempat dimana ia akan melatih putranya.

Crystal tersenyum menatap kepergian suami dan putranya. Setelah itu ia melirik ke arah Cellina yang duduk bersandar dengan wajah mengantuk. Crystal terkekeh pelan melihat kelucuan putrinya.

"Ayo sayang kita keluar." ajak Crystal sambil menggandeng tangan putrinya. Cellina yang mendengar itu langsung membuka matanya lebar dan meraih tangan ibunya.

"Mommy aku sangat mengantuk." ujar Cellina dengan pelan.

Crystal terkekeh pelan mendengar ucapan putrinya. Akhirnya Crystal mengantar Cellina kembali ke kamar sebelum pergi mengurus persiapan pesta nanti.

Di sisi lain Xavier bersama Evan menuju sebuah bangunan tempat dimana para prajurit istana berlatih. Evan memandang satu persatu pedang yang menggantung di dinding ruangan tersebut. Hingga pandangannya jatuh pada salah satu pisau belati yang terletak di dalam sebuah kotak kaca yang sangat indah.

Evan mengulur tangannya untuk mengambil belati tersebut dan memainkannya dengan satu tangan. Xavier tersenyum menyeringai melihat kelihaian putranya saat memegang pisau belati yang merupakan pisau turun temurun dari kerajaan Demon.

"Kau menyukainya?" tanya Xavier sambil menghampiri Evan.

"Lumayan dad."

"Apa kau tahu cara menggunakannya?" Evan menatap Xavier dengan raut wajah tertantang.

"Apa kau ingin melihatnya dad?"

"Of course son."

Kedua pria itu saling tersenyum menyeringai membuat seluruh prajurit yang ada di tempat itu bergidik ngeri. Mereka merasakan jika pertarungan ini akan menjadi pertarungan yang sangat menegangkan. Raja kerajaan Demon akan melawan putranya sendiri dengan Evan yang menggunakan pisau belati sedangkan Xavier menggunakan pedang panjang yang berbeda jauh dengan yang digunakan oleh Evan.

"Baiklah kita mulai." Melihat wajah ayahnya yang tersenyum mengejek, Evan pun mulai mengeluarkan kekuatannya menyerang Xavier dengan membabi buta.

Suara nyaring pedang dan belati memenuhi ruangan tersebut. Xavier masih belum mengeluarkan kekuatannya untuk melawan putranya sendiri. Namun hingga saat ini ia sudah bisa mengetahui jika putranya akan menjadi pria yang sangat hebat saat melihat kelihaian anak itu menggunakan belatinya.

Evan yang sudah mulai kesal saat melihat ayahnya selalu menghindari serangannya akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan kekuatannya. Xavier yang melihat itu membulatkan matanya dan melesat menghindari serangan dari putranya.

Jdarr...

Salah satu dinding bangunan itu hancur seketika setelah terkena kekuatan yang diluncurkan oleh Evan. Xavier yang mulai merasa Evan akan mengeluarkan seluruh kekuatannya tidak punya pilihan untuk ikut mengeluarkan kekuatannya.

Iris mata pria itu mulai berubah, Evan tersenyum setelah melihat perubahan dari ayahnya.

"Ini yang aku inginkan, melawan daddy dengan kekuatan yang daddy miliki."

Suara tawa dari Xavier memenuhi ruangan tersebut. Tawa yang dapat membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya akan berdiri. Namun tidak dengan Evan yang malah semakin tertantang dengan perubahan dari ayahnya.

"Kau memang putraku. Baiklah, kita selesaikan secepatnya atau ibumu akan membunuh kita berdua." ujar Xavier dengan tersenyum menyeringai.

Mereka pun kembali mengeluarkan kekuatan masing-masing dan saling bertarung tanpa menghiraukan kekacauan yang telah mereka lakukan di tempat itu.

Seluruh dinding bergetar, para prajurit mulai menjauh dari arena karena tidak ingin tertimpa bangunan tersebut. Sedikit saja mereka mengeluarkan kekuatan besarnya maka dipastikan bangunan tersebut akan rata dengan tanah. Hingga seorang wanita datang dengan cepat dengan wajah merah padam.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"

Xavier dan Evan seketika berhenti saat mendengar teriakan dari orang yang mereka kenali. Siapa lagi jika bukan Crystal.

Wanita itu berdiri dengan wajah merah menahan amarah melihat kekacauan yang diperbuat oleh suami dan putranya sendiri. Xavier dan Evan saling melirik satu sama lain saat melihat kedatangan dari Crystal.

"Daddy yang mengajakku bertarung mommy." ujar Evan membuat Xavier membulatkan matanya. Sedangkan Evan hanya memasang wajah datar menatap ke arah ayahnya.

'Bocah sialan! Jika bukan anakku sudah ku tenggelamkan dia ke danau!' batin Xavier dengan kesal.

Xavier melangkah mendekati Crystal dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya.

Cup..

"Jangan marah sayang, aku hanya ingin bermain dengan putra kita."

"Bermain dan hampir menghancurkan sebuah bangunan?!" sarkas Crystal membuat Xavier terkekeh pelan.

Evan yang berdiri tidak jauh dari kedua orang tuanya memutuskan untuk melangkah keluar mencari udara segar.

Langkah kakinya menuntun Evan menuju danau di belakang istana. Di danau itu membuat Evan merasa sangat tenang. Hanya tempat ini yang bisa ia tuju karena seluruh penghuni istana sibuk mempersiapkan acara perkenalannya kepada rakyat kerajaan Demon.

"Kenapa anda sendirian di sini Pangeran?" Evan memutar tubuhnya menatap ke sumber suara. Di sana ia melihat Veronica, istri dari tangan kanan ayahnya Darren.

"Aku hanya ingin mencari udara segar aunty." Veronica tersenyum lalu berjalan menghampiri Evan dan duduk di samping anak itu.

"Kau sangat mirip dengan ayahmu Pangeran." ujar Veronica membuat Evan menaikkan alisnya bingung.

"Semua sifat yang dimiliki Yang Mulia Raja menurun kepadamu. Kau tau aku sudah berada di kerajaan ini sangat lama dan kehebatan ayahmu sudah menyebar luar dikerajaan ini. Hingga saat ini tidak ada yang bisa menandingin kekuatan ayahmu."

"Apa ayah sehebat itu?" Tanya Evan tanpa melihat lawan bicaranya. Sudut bibir Veronica terangkat mendengar Evan mulai tertarik dengan pembicaraan mereka.

"Ayahmu sangat hebat. Ia bisa mengalahkan semua musuhnya dalam sekejap tanpa mengeluarkan seluruh kekuatannya. Tidak hanya itu ia selalu melindungi kami semua terutama ibumu." Evan melirik sekejap ke arah Veronica saat mendengar ibunya disebut.

"Ya aku tau itu." ujar Evan menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Veronica.

Di sisi lain Crystal bersama Xavier tengah memperhatikan beberapa maid yang tengah menghias taman istana menjadi sangat indah. Semua persiapan telah terselesaikan dengan cepat. Hal itu membuat Crystal sangat takjub dengan kecepatan para pelayan maupun prajurit istana dalam menyelesaikan pekerjaanya.

"Yang Mulia." hormat Darren saat menemui Xavier dan Crystal.

"Bagaimana persiapan semuanya?" tanya Xavier.

"Semua persiapan sudah selesai. Seluruh prajurit telah berjaga untuk keamanan acara Yang Mulia, anda tidak perlu khawatir."

"Terima kasih Darren." kali ini Crystal yang menjawab.

*****

Dua hari kemudian, seluruh pelayan istana sibuk menyiapkan berbagai hidangan sebelum acara dimulai. Crystal tersenyum saat melihat pantulan dirinya di cermin. Gaun indah berwarna merah menjuntai hingga lantai dan mahkota yang menghiasi kepalanya membuat Crystal terlihat sangat menakjubkan.

"Kau sudah selesai Queen?"

Crystal tersenyum saat melihat Xavier yang tengah bersandar menatap ke arahnya melalui cermin yang ada dihadapannya.

"Ya tentu. Sekarang aku akan ke kamar kedua anak kita untuk melihat persiapan mereka." ujar Crystal sambil berbalik dan berjalan menuju keluar.

Namun langkah wanita itu terhenti saat sebuah tangan melingkar dipinggangnya. Siapa lagi yang menghentikannya jika bukan Xavier karena hanya pria itu yang kini ada di kamar mereka.

"Gaun ini membuatmu terlihat sangat 'Sexy' Queen." bisik Xavier tepat ditelinga Crystal membuat bulu kuduk wanita itu berdiri.

Crystal membalikkan tubuhnya hingga menghadap pada Xavier dan tersenyum ke arah pria itu.

"Kau juga terlihat sangat tampan Lord, terima kasih atas pujianmu. Sebaiknya kau jangan menghentikanku atau acara ini akan batal karena ulahmu Lord." ujar Crystal sambil mengecup pipi Xavier dengan singkat dan kembali melangkah meninggalkan pria itu yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh istrinya.

"Lihatlah dia mulai berani menggodaku, lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan padamu Queen." gumam Xavier dengan menunjukkan senyum seringai di wajahnya.

Crystal berjalan menyusuri lorong istana menuju kamar putri dan putranya. Salah satu penjaga yang berdiri di depan kamar Cellina menunduk hormat saat melihat kedatangan Crystal.

Saat pintu terbuka, ia melihat Cellina yang tengah berdiri di tengah kamar dengan gaun berwarna senada dengan dirinya tersenyum ke arah Crystal.

"Mommy." sapa Cellina saat melihat kedatangan ibunya.

"Oh moon goddess, putriku terlihat sangat cantik." Cellina tersenyum malu saat mendengar pujian dari Crystal.

"Benarkah? Mommy juga sangat cantik, kita menggunakan gaun yang sama." ujar Cellina.

"Tentu saja sayang. Apa kau sudah selesai? Acara akan segera dimulai, kita harus segera pergi keluar." Cellina yang mendengar itu menganggukkan kepalanya mengikuti ajakan dari ibunya.

Saat mereka tengah berbincang, tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan Evan dengan balutan jas berwarna biru melangkah memasuki kamar tersebut. Crystal tersenyum dan berjalan menghampiri putranya.

"Kau terlihat sangat tampan jika menggunakan jas seperti ini nak." ujar Crystal.

"Terima kasih mom." jawab Evan sambil tersenyum pada ibunya.

"Kalian masih disini? Kita harus segera keluar, acara akan dimulai." ujar Xavier yang baru saja masuk ke dalam kamar. Akhirnya mereka melangkah keluar menuju tempat dimana acara akan dilakukan.

Selama di perjalanan, Xavier selalu melingkarkan tangannya di pinggang Crystal dengan erat. Sedangkan kedua anaknya berjalan mengikuti mereka dari belakang.

Taman istana telah dipenuhi oleh rakyat kerajaan Demon serta tamu dari berbagai klan yang ingin melihat Pangeran dan Putri Mahkota kerajaan Demon. Wajah antusias terlihat sangat jelas dari raut wajah mereka. Tak jarang banyak orang berbisik untuk menebak seperti apa Pangeran dan Putri Mahkota kerajaan ini.

Pintu utama istana terbuka, seluruh tamu undangan mulai berhenti berbicara dan menatap ke arah pintu istana untuk melihat kedatangan Raja dan Ratu kerajaan Demon beserta kedua anaknya.

"Hormat kami Yang Mulia Raja dan Ratu kerajaan Demon." ujar semua orang yang ada di sana sambil menundukkan kepalanya.

Xavier mengangkat satu tangannya dan meminta seluruh rakyatnya untuk menegakkan tubuhnya.

"Aku berterima kasih karena kalian telah memenuhi undanganku." Xavier terdiam sesaat dan menatap ke arah Crystal yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum lebar.

"Aku, Xavier Ellardo Harrison, sebagai Raja kerajaan Demon akan memperkenalkan putra dan putriku dengan Ratu Crystal kepada kalian semua."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Xavier memiringkan tubuhnya dan meminta kedua anaknya maju ke depan untuk memperlihatkan pada seluruh rakyatnya.

"Putraku, Evander Nicolas Harrison sebagai Pangeran Mahkota kerajaan Demon dan putriku, Cellina Felicya Harrison sebagai Putri Mahkota kerajaan Demon."

Semua orang bersorak dan bertepuk tangan saat melihat Pangeran dan Putri Mahkota. Semua terlihat takjub dengan ketampanan dan kecantikan mereka. Bahkan tidak ada yang bisa berpaling sedikit pun dari mereka.

Namun di sisi lain seorang pria tengah menatap tajam ke arah Xavier dengan manik mata merah menyala. Dengan sekejap pria itu telah menghilang dari kerumunan orang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

Acara dimulai dengan sangat meriah. Semua orang terlihat sangat bahagia saat menikmati acara tersebut. Namun siapa sangka seseorang sudah berencana untuk menghancurkan tempat itu, menghancurkan kerajaan Demon.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

68K 3K 10
[DIBUKUKAN] [PART TIDAK LENGKAP] "Tidak ada yang tahu umur manusia" tidak sepenuhnya berlaku untuk Ben. Persentase kapasitas paru-parunya makin menge...
2.5M 350K 59
Tragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat diperc...
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...
13.5K 1.1K 34
FOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240...