[END] I'am Fun(Fuck) With You...

By QaraTanjung

60.9K 5.5K 1.5K

Warning! Cerita ini akan menyakitkan dan membuat kesal, ingin memaki serta umpatan yang berujung pada kekecew... More

Fun(Fuck) Bag I
Fun(Fuck) Bag III
Fun(Fuck) Bag IV
Fun(Fuck) Bag V
Fun(Fuck) Bag. VI
Fun(Fuck) Bag VII
Fun(Fuck) Bag VIII
Fun(Fuck) Bag IX
Fun(Fuck) Bag X
Fun(Fuck) Bag XI
Fun(Fun) Bag XII
Fun(Fuck) XIII
Fun(Fuck) Bag XIV
Fun(Fuck) Bag XV
Fun(Fuck) Bag XVI
Fun(Fuck) Bag XVII
Fun(Fuck) Bag XVIII
Fun(Fuck) Bag XIX
Fun(Fuck) Bag XX
Fun(Fuck) Bag XXI [END]
Ha(ppy)rd To Be With You!

Fun(Fuck) Bag II

3.7K 284 38
By QaraTanjung

Sorry For Typo
21/03/21

Biasakan Vote & Comment

Tap Tap Tap! langkah kaki dingin itu terdengar lagi menyusuri lorong tengah asrama pada malam hari, rasa cemas di dada Taehyung meningkat seketika saat suara langkah kaki itu berhenti tepat di depan kamarnya. Sebelumnya ia sudah memastikan untuk mengunci pintu dan juga jendela kamar, namun siapa yg tahu jika penyusup mempunyai berbagai macam cara untuk menerobos masuk.

Taehyung menggenggam ponsel nya dengan erat, ia menekan tombol satu yg berarti terhubung langsung pada panggilan ke ponsel Jimin. Mereka berseberangan kamar, hanya butuh 2 langkah untuk tiba di kamar Jimin. Keringat Taehyung sudah bercucuran karena cemas namun dering handphone di seberang belum juga mengangkat panggilannya.

"Yeobseo..."

"Mi-Mimi!"

"Mimi? Ah Kim Taehyung..."

"Nu-nuguseo?" Taehyung memeriksa kembali nomor panggilan yg ia tekan dan tentu saja itu milik sahabatnya.

"Kenapa kau menghubungi Jimin di waktu ini? apa kau belum tidur?"

"Ju-Jungkook!?"

"Heum... Jimin di kamar mandi,  ah kau merindukanku? sayangnya aku akan terus berkunjung ke kamar kekasihku jadi aku tak sempat untuk mengetuk kamarmu"

"..... Jimin, jangan sakiti dia..."

"Tergantung, aku akan melakukan sesuai dengan tindakannya padaku..."

"......"

"kenapa kau diam? " Taehyung tak menjawab pertanyaan menyebalkan dari pria brengsek itu, entah kenapa perasaa kalut Taehyung membuatnya ingin mendatangi kamar Jimin saar ini juga "--- siapa?" Taehyung mendengar suara Jimin dari kejauhan.

"Taetae..." Jimin berbisik pelan

"Mimi... Kau baik-baik saja?"

"Heum, Taetae butuh sesuatu? kenapa?"

"Ti-tidak ada, tidurlah.. Selamat malam"

"Taetae juga, saranghae..."

Panggilan terputus dengan cepat, ternyata suara langkah kaki itu milik Jungkook yg menyelinap ke kamar Jimin di tengah malam, karena ini asrama putra jadi tak heran jika sesama murid sering mendatangi kamar lainnya untuk tidur bersama, tapi berbeda untuk Jungkook. Dia pasti tak hanya akan menumpang tidur (dalam artian yang sebenarnya), ada maksud lain di balik tindakan itu.

Jimin melirik jam di ponselnya yg sudah menunjukan pukul 1 malam, hanya suara jangkrik yg terdengar karena kesunyian di dalam kamar tersebut. Setelah ia mengakhiri panggilan bersama Taehyung tadi, kini detak jantungnya yg berdebar sangat keras.

"Kenapa hanya berdiri disana? duduklah bersamaku" Jungkook menepuk kasur yg merupakan ranjang milik Jimin.

"Umm... Aku kesana" ujarnya mencoba tenang.

Pria kecil berkacamata yg menjadi juara umum di sekolah maupun tingkat nasional itu sangat pintar dalam bersikap, meskipun ia gugup dan cemas namun ia bisa menutupi hal janggal itu dengan sikap tenang yg ia miliki. Walau sering tersipu oleh tindakan Jungkook tapi ia masih bisa mengambil sikap tanpa tergesa.

Seperti suasana genting saat ini, ia hanya berdua di dalam kamar asrama sekolah yg tak begitu luas. Kamarnya cukup bersih dan tertata dengan baik, fasilitasnya lengkap dan kasurnya juga sangat nyaman, pemilik kamar ini sangat memperhatikan segalanya.

"Jungkook haus?"

"Tidak, aku sudah banyak minum tadi di kamar Yoongi"

"Apa kau mabuk?"

"Aku tidak gampang mabuk, aku ingin melihat kekasihku"

".... besok juga kau akan terus bersamaku"

"Tidak, kelas kita berbeda... Aku tidak bisa menatapmu saat jam pelajaran di mulai"

"memangnya apa yg perlu kau lihat dariku? semua biasa saja"

"Hmm... Biar ku periksa" Jungkook meraih tangan Jimin hingga mereka berdua duduk berhadapan di atas ranjang yg empuk.

"Apa?"

"... Benar juga, apa yg menarik? mata yg kecil, hidung kecil, bibir juga kecil tapi bervolume itu keunggulan, lalu daun telinga juga kecil, woah semua minimalis! sebentar,  kulit wajahmu halus dan terang, alisnya biasa saja dan warna bola mata coklat muda"

"Lalu?"

"Tidak ada yg special"

"Yaaa!! kalau begitu kenapa kau menyukaiku hmm" Jimin menjadi cemberut.

"Awalnya karena kau sombong, lalu kau pintar, lalu kau tidak banyak bicara dan hanya tersenyum pada sedikit orang, tindakan mu terkadang tidak tulus dan kau risih jika berada di dekat bahaya yg mengancam hidupmu... Contohnya aku"

"Kau sangat mengamatiku"

"Karena aku tertarik! ada tantangannya disini tapi para anggota kelompok tak mau taruhan jika aku bisa menggapaimu"

"Mwo? kau akan menjadikan aku bahan taruhan?"

"Tak ada yg berani menjadikan mu taruhan, karena itulah kau harus menjadi milikku, milikku sendiri yg tak bisa dinikmati orang lain"

"Memangnya kau bisa menikmati orang lain sesuka hatimu?" Jimin melepaskan sentuhan Jungkook pada wajahnya dan bersiap untuk mengambil posisi tidur.

".... bisa, itu bisa terjadi jika kelompokku sudah bertindak... Aku tak akan menyerahkanmu" Jungkook bergumam sendiri untuk dirinya.

"Huh? apa?"

"Tidak ada, kau akan tidur sekarang?"

"Heum... Kau ingin tidur di kamarku?"

".... Aku akan tinggal sedikit lagi, saat kau tertidur maka aku akan kembali kekamar"

"Arraseo... Matikan lampunya"

Jungkook mengikuti permintaan Jimin, mematikan lampu kembali naik ke kasur sang kekasih. Jungkook memeluk tubuh Jimin dari belakang, ia juga menyelimuti tubuh kecil Jimin agar tetap hangat lalu memberikan kecupan lembut di pipi mulus Jimin.

"Jaljja uri Jiminie" yg berbaring hanya tersenyum sedikit saat merasakan tangan tebal itu memeluk dirinya.

Lima belas menit telah berlalu, Jimin sudah tertidur lelap mengarungi alam mimpi. Jungkook bangkit dari tempat tidur sesuai janjinya, ia memastikan jika kamar Jimin sudah cukup aman. Pintu terkunci otomatis saat pintu tertutup dari luar.

Jungkook melirik jam di ponselnya yg menunjukan pukul  01.45 A.M, mata tajamnya melihat tepat di kamar depan milik sang kekasih, pintu kamar dengan nomor 309 yg merupakan kamar milik Kim Taehyung. Ia tampak ragu dan berfikir cukup lama, lalu kemudian sang dominan menekan password  pintu kamar Taehyung lalu menerobos masuk.

Sudah mencoba mengganti password berapa kali, namun tetap saja pria brengsek ini bisa masuk kedalam kamar Taehyung. Bahkan ia juga meminta sistem keamanan asrama jika saja ada ancaman berbahaya yg datang padanya seperti saat ini. Apa karena Jungkook merupakan anak pemiliki sekolah ini maka dia bisa melakukan apapun? tapi itu perbuatan keji.

"Tidur?" Jungkook seakan bertanya pada sosok tubuhnya sudah tidur nyenyak.

Tanpa mengulur waktu, Jungkook membuka seluruh pakaiannya tak menyisakan apapun. Tubuh telanjang itu naik keatas ranjang dan mulai menjamah setiap inci tubuh seseorang. Jungkook melepaskan pakaian Taehyung dengan telaten hingga pria yg tertidur akhirnya terbangun dan kaget sekali.

"Ju-Jungkook... ANDWE!!" Taehyung segera bangkit dari tempat tidur lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kemari lah, aku tidak ingin bertengkar. Terakhir kali kau sudah memukulku dua kali, jangan sampai aku menghancurkan tubuhmu" ancamnya.

"Yaa, kau sudah memiliki kekasih! dan dia sahabatku jadi jangan bermain-main lagi!"

"Aku tidak main bersama Jimin, aku hanya bermain denganmu"

"Psycho!! Brengsek!"

"Terserah, cepat kesini!"

"Tidak!!"

"Kau suka bermain kasar? baiklah jika itu keinginanmu" Jungkook mengambil ikat pinggang dan dasi dari dalam lemari milik Taehyung.

"A-apa yg akan kau lakukan!"

"Kau yg memintanya bukan? bermain kasar" Senyum liciknya mencuat.

Jungkook melecutkan ikat pinggan itu pada tubuh Taehyung hingga meninggalkan memar kemerahan di punggungnya, semakin Taehyung menghindar maka semakin kuat ia melecutkan  tali tersebut.

"Sudah kubilang berhenti menolak, sekarang kau kehabisan tenaga kau?" Taehyung merasakan perih hampir di seluruh tubuhnya. Lecutan itu berbekas di punggung, paha dan perutnya. Taehyung menyerah meski sudah mengerahkan seluruh tenaganya, jika saja ia tidak telanjang maka ia sudah berlari meninggalkan kamar.

Jungkook meraih tubuh lemas Taehyung dan membawanya keatas ranjang, ia mengingat kedua tangan Taehyung menggunakan dasi sekolah, sementara ikat pinggang itu masih ia gunakan untuk memberikan hukuman pada pantat Taehyung hingga memar keunguan.

"Mmnh.. Mnhh.. " Rintihan tertahan yg keluar dari mulutnya terdengar menyakitkan.

"Ahhh... Nikmat sekali" Jungkook terus memompa kesatria gagahnya di dalam tubuh Taehyung.

"Nnghh.. Sakith... Jangan pukul lagihh" suara serak itu sudah memohon ampun.

"Lain kali jangan menolak, dasar jalang" Jungkook membuang ikat pinggang sembarangan dan mulai fokus pada permainan tubuh.

"Aaahhh, Aahhh... Mmmmhh"

"Lebih keras lagi hingga Jimin bisa mendengar desahanmu" bisik Jungkook di kuping Taehyung.

"Mmhh.. Mmmhh" Taehyung menggigit bibirnya agar suara desahan itu tertahan di dalam kamar saja, air matanya mengalir karena menahan sakit dan suaranya agar terdengar hingga keluar ruangan.

Bajingan ini tak memiliki hati, tindakannya seperti binatang dan melakukan sesuatu sesuka hatinya saja. Taehyung sedang berusaha untuk tidak melukai sang sahabat yg ia cintai tapi pria brengsek yg terus memakai tubuhnya tak memikirkan hal itu sama sekali, Jungkook bisa membalikan semua fakta hanya dengan mulut manis dan bukti palsu yg bisa ia dapatkan dengan mudah.



Bersambung

Aku Tim Jungkook😌

Kalian Tim Jimin atau Taehyung?

Qara Mizuki

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 36.6K 29
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2.2M 33.1K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
9.1K 588 25
^°singkat saja°^ ~kita sama sama kehilangan, tapi cerita kita sangat jauh berbeda~ 📍kamu tidak selalu membutuhkan rencana. terkadang kamu hanya butu...