My Son

Bởi cheerfulgirls01

770 106 50

Kehidupan seorang Arioka Daiki yang merupakan direktur di salah satu perusahaan mainan berubah dalam sekejap... Xem Thêm

Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11

Chapter 2

61 12 9
Bởi cheerfulgirls01

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Beberapa hari kemudian...

Dua hari setelah kepergian Miyuki, kini Ryosuke sudah merasa jauh lebih tenang. Ia pun berusaha untuk tidak larut dalam kesedihannya. Bahkan hari ini ia sudah kembali bersekolah. Seperti biasa, sepulang sekolah ia dijemput oleh kakeknya. Setelah sampai di rumah, Ryosuke disambut oleh neneknya dan segera mengganti pakaiannya. Perjalanan hidupnya bersama ibu dan kakek neneknya secara tidak langsung memaksa dirinya menjadi jauh lebih dewasa dan mandiri dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak pernah sekalipun ia menolak. Dirinya pun tahu apa yang harus dilakukan sebelum orang lain memerintahnya. Ryosuke tahu bahwa setelah ibunya tiada, hanya kakek neneknya-lah yang akan mengurusnya. Ia sadar bahwa mereka sudah tua. Setidaknya ia tidak ingin menambah beban dengan menjadi anak yang manja.

Saat ketiganya sedang makan siang bersama, tidak seperti biasanya, tidak ada celotehan yang keluar dari mulut kecil Ryosuke. Ia hanya diam saja sambil terus memakan makanannya. Sampai akhirnya kakeknya pun berbicara. Peristiwa yang menimpa ibunya membuatnya tidak seceria dulu, namun juga ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya. Seolah ia tengah menyembunyikan suasana hatinya dan tidak membiarkan siapapun mengetahuinya.

"Ryo-chan.." panggil kakeknya. Ryosuke hanya melihat wajah kakeknya tanpa menjawab.

"Ryo-chan sayang sama mama, kan?" tanya kakeknya.

"Iya Ryo sangat menyayangi mama. Kenapa jiisan bertanya seperti itu?"

"Begini Ryo-chan... mamamu... punya satu permintaan terakhir untuk Ryo-chan..." Kakek Ryosuke masih menggantungkan ucapannya. Ia merasa tidak sanggup untuk memberitahu permintaan Miyuki kepada Ryosuke.

"Ada apa, jiisan? Apa permintaan terakhir dari mama? Katakan saja, jiisan," ucap Ryosuke sambil mencoba mengatur napasnya agar suasana hatinya yang tidak karuan itu tidak diketahui oleh kakek dan neneknya. Untuk sesaat, ia merasa ragu dirinya tidak akan sanggup memenuhi permintaan mendiang ibunya. Di sisi lain, ia pun takut untuk mengetahuinya. Akan tetapi, hatinya tetap penasaran akan apa isi permintaan itu.

"Hmmm.. Ryo-chan, mamamu ingin kamu tinggal bersama papamu."

"Papa?" tanya Ryosuke sambil mengernyit. Ryosuke memang tahu ia memiliki papa, namun karena mamanya tidak pernah mau membahas tentang papanya, Ryosuke menjadi sedikit bingung. Kenapa mamanya menyuruh dia tinggal dengan papanya yang bahkan belum pernah ia temui sama sekali?

"Iya.. papa kandungmu, Ryo-chan. Bagaimana? Apa kau mau?" tanya kakeknya kembali.

Ryosuke terdiam sejenak. Lagi-lagi hatinya bergemuruh. Di dalam lubuk hatinya, ia tidak yakin apakah ayahnya akan menyayanginya, mengingat ia tidak pernah menjenguknya ataupun ibunya yang sakit parah. Di sisi lain, ia tidak ingin mengecewakan ibunya. Pada akhirnya, Ryosuke pun mengangguk.

"Baiklah, jiisan. Kalau itu bisa membuat mama bahagia, Ryo mau tinggal bersama papa," jawab Ryosuke dengan ekspresi yang datar. Walaupun dengan setengah hati, ia tidak mau menolak permohonan terakhir ibunya itu. Ia telah berjanji akan membuat ibunya selalu bahagia.

Kakeknya pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kita besok ke rumah papamu ya, Ryo-chan." Ryosuke hanya mengangguk dan kembali menyantap makanannya tanpa ada senyum dan rasa senang ingin bertemu dengan papanya.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Daiki menatap anak laki-laki dihadapannya.

Anak ini sangat mirip denganku dan Miyuki. Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu mengandung anak kita, Miyuki? Kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku? Kau tau... aku tidak akan berangkat melanjutkan study-ku jika saja aku tau kau hamil. Aku bisa menikahimu, batin Daiki.

"Arioka-san, sebenarnya maksud kedatangan kami ke sini.... ingin meminta tolong agar kau merawat Ryo-chan. Miyuki memberikan wasiat kepada kami agar Ryo-chan di rawat oleh ayah kandungnya, bukan kami." Ayah Miyuki menjelaskan sambil mengelus kepala cucunya.

Daiki masih terdiam. Ia tidak menyangka bahwa Miyuki menutupi keberadaan anaknya dan memutuskan untuk membesarkannya sendiri. Pikirannya tertuju pada satu hal yang hendak Miyuki katakan tepat di hari ia mengumumkan beasiswanya.

Inikah hal yang ingin kau ceritakan saat itu, Miyuki?

Perlahan pandangannya menatap lurus ke arah anak yang hampir tidak menunjukkan ekspresi apapun itu. Dirinya bertanya-tanya apakah ia akan sanggup merawat anak itu. Walapun ia sangat menyukai anak-anak, belum pernah satu kali pun ia mencoba mengurus anak kecil sendiri. Dirinya tidak tahu menahu akan hal itu.

Namun, melihat ekspresi datar Ryosuke yang seharusnya tidak ada pada anak seusianya, dirinya dilanda perasaan bersalah. Terlebih, jika memang ini adalah wasiat dari Miyuki, ia bersedia bertanggungjawab. Akhirnya, ia menerima Ryosuke untuk tinggal bersama dirinya.

"Baiklah.. Om.. Tante. Ryosuke adalah anak saya, saya pasti akan menjaga dan merawat anak ini dengan penuh kasih sayang," jawab Daiki sambil menatap Ryosuke. Setelah itu, kedua orang tua Miyuki menyerahkan semua barang-barang milik Ryosuke sebelum akhirnya mencium kepala cucunya lalu pamit pulang.

 ❤️🧡❤️🧡❤️🧡❤️🧡❤️🧡❤️🧡

Kini tinggallah Daiki dan Ryosuke berdua. Daiki merasa sedikit canggung, apalagi Ryosuke tidak berbicara apapun padanya. Ryosuke hanya melihat sekeliling apartemen mewah milik Daiki yang mulai hari ini ia tinggali. Sampai akhirnya Daiki-lah yang memulai untuk berbicara.

"E-too.. Ryo-chan.." panggil Daiki

Anak kecil itu menoleh ke arahnya. "Iya?" balasnya sopan. Daiki memuji dirinya sendiri yang telah berhasil mendapatkan perhatian Ryosuke. Ia pun kembali melanjutkan ucapannya.

"Ryo-chan, aku Daiki. Arioka Daiki, papa kandungmu. Maaf kalau selama ini aku tidak pernah menemuimu dan ibumu... karena aku..." Daiki tidak melanjutkan pembicaraannya. Ia bingung harus mengatakan apa kepada Ryosuke tentang dirinya yang tidak pernah menemuinya.

"Iya, tidak apa-apa. Ryo tahu papa sibuk. Itu yang mama katakan padaku saat aku bertanya tentang papa kepada mama," jawab Ryosuke yang lagi-lagi dengan ekspresi datarnya. Tidak ada secuil pun kesedihan yang bisa Daiki temukan darinya. Entah ia harus merasa sedih atau bersyukur atas sikap yang ditunjukkan anaknya itu. Sang ayah sedikit tersenyum, ternyata Miyuki memang menutupi informasi tentang dirinya kepada Ryosuke. Ia merasa bersalah pada mantan kekasih serta buah hatinya itu dan sempat berpikir jika Miyuki mungkin membencinya karena tidak menceritakan sedikitpun tentang dirinya pada Ryosuke, anaknya. Namun, ia pun tidak bisa menyalahkan hal itu karena dirinyalah yang tidak peka akan kondisi Miyuki hingga akhirnya ia 'menelantarkan' mereka.

"Maafkan papa ya Ryo-chan, tapi mulai saat ini papa janji papa akan membahagiakan Ryo-chan," ucap Daiki sambil mengelus puncak kepala Ryosuke. Dirinya berniat untuk menebus kesalahannya dengan memberikan kasih sayang yang seharusnya ia berikan pada anak itu sejak 5 tahun lalu.

Percakapan mereka pun berlanjut. Daiki bertanya tentang sekolahnya Ryosuke dan tentang Miyuki. Memang semua pertanyaan dijawab oleh Ryosuke. Namun ada yang mengganjal di hati Daiki. Ia bisa melihat bahwa anaknya ini tidak menunjukkan rasa senang ataupun benci dari awal pertemuan mereka, seakan tidak peduli.

Percakapan pun ditutup dengan Daiki yang bertanya, "Ryo-chan, kamu mau tidur di kamar sendiri atau sama papa?"

"Terserah papa saja," jawab Ryosuke.

Daiki dibuat terdiam untuk kesekian kalinya mendengar jawaban Ryosuke. Ia berpikir anak seusianya akan memilih untuk tidur ditemani oleh keluarganya. Namun, Daiki ingat tadi siang orang tua Miyuki mengatakan Ryosuke adalah anak yang mandiri. Walaupun ia sering tidur dengan mamanya, dia terkadang juga suka tidur di kamarnya sendiri. Anak itu memilih tidur sendiri karena dia tidak tega mengganggu mamanya yang sudah tidur nyenyak. Tak lama setelah ia berpikir, ia pun membuat keputusan.

Lebih baik Ryosuke aku berikan kamar sendiri saja. Siapa tahu ia mau tidur sendiri. Lagi pula saat besar nanti, ia akan tetap memerlukan kamar sendiri, batin Daiki.

"Baiklah. Kalau begitu akan aku siapkan kamar untukmu. Tapi karena kamar itu sudah lama tidak dibersihkan, untuk sementara kamu tidur sama papa dulu, ya," ucap Daiki yang hanya dibalas anggukan oleh Ryosuke. Lalu Daiki pun menggiring anaknya itu ke kamarnya dan mereka bersiap untuk tidur.

TBC

❤️🧡❤️🧡❤️🧡❤️🧡❤️🧡❤️🧡

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

2.1M 102K 44
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
392K 535 4
21+
1.3M 104K 119
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
432K 6.4K 18
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...