ARSHAKA - The Prince Charming

By wgulla_

6.2M 690K 183K

Siapa sangka orang yang Yola tabrak dan maki-maki adalah asisten dosen yang mengajar di kelasnya! Semenjak it... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
BAB 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Pengumuman Arshaka
Squel Arshaka
21+++ Bumi
HIDDEN PART Arshaka 21++
Squel Arshaka
Arshaka 2

Bab 19

98.7K 18.2K 5.8K
By wgulla_

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment

Komen setiap paragrafnya ya biar author semangat update...

Aku tantang 3K koment 😎🤣

Terimakasih atas 3.25 K kemarin 💜

apakah bisa lebih? 😎

Kalau ngeliat kartun itu jadi inget mereka hahahha...

KARENA BANYAK YG SALAH PAHAM DENGAN NAMA TUNJUNG MAKA AKU GANTI TANJUNG.

Buat yg mau masuk GC ARSHAKA bisa cek postingan Instagram @arshaka.lovers

****

Arsha bergegas masuk ke dalam mobil. Ia melajukannya mobilnya dengan cepat. Tunjung dan Danang sudah berhasil menangkap orang yang telah menyebarkan berita bohong mengenai Yola. Hanya orang bodoh yang membuat gosip seperti itu. Andai saja mereka tahu jika pemilik mobil mewah itu adalah dirinya, pasti terkejut.

Mobil Arsha berhenti di sebuah bangunan yang tidak terpakai. Gedung tua tersebut bekas sekolah. Tempatnya kotor, lembab, dan suasananya terasa horror. Tunjung dan Danang sudah di dalam membawa pelaku. Arsha keluar masuk ke dalam gedung tersebut. Ia akan menghukum orang itu. Berani sekali telah menyakiti calon istrinya.

"Di mana orang itu?"

"Di dalem, Bos. Sudah saya iket di kursi."

"Kerja bagus."

"Tapi, Bos, dari tadi ditanya nggak jawab siapa yang nyuruh dia."

"Biar saya yang membuatnya buka mulut. Bawa benda yang saya minta?"

"Ini, Bos." Tunjung menyerahkan sebuah pistol kepada Arsha. Dengan kasar, Arsha menerima benda tersebut. Ia masuk ke dalam ruangan cepat.

Sosok anak laki-laki duduk terikat di kursi dengan mulut tersumpal. Bisa dikatakan pelaku tersebut, seperti masih anak kuliahan. Pelaku tersebut terkejut, ketika melihat Arsha datang membawa pistol. Arsha melangkah mendekat sambil mengerahkan pistolnya ke arah orang itu. Suasana yang tadinya hening jadi tegang, bahkan si pelaku berkeringat dingin.

"Kamu tahu ini apa?" tanya Arsha mendekatkan pistol itu di leher si pelaku. Hal itu membuat pelakunya ketakutan. "Ini pistol," ujar Arsha dingin.

"Kamu tahu bukan, apa gunanya alat ini?" Arsha mendekat. "Untuk membunuh," bisik Arsha membuat pelaku menggigil kedinginan.

Jantungnya berdebar ketakutan. Anak laki-laki itu takut mati di sini.

Arsha menjauh dan melempar kursi ke tembok dengan marah. Hingga kursi itu hancur. Bukan hanya itu ia melempar gelas ke arah dekat pelaku, tapi tidak mengenai.

"Saya sedang marah sekarang. Ketika saya marah, saya ingin membunuh seseorang. Kamu tahu, sudah banyak yang mati di tangan saya karena pistol ini. Apa kamu mau menjadi orang selanjutnya?" Arsha berbicara layaknya seorang mafia yang sering membunuh orang-orang.

"Jadi, cepat katakan siapa pelakunya! Siapa yang menyuruh kamu menyebarkan berita seperti itu?" Arsha berdiri di hadapan si pelaku mengarahkan pistol itu langsung di depan kepalanya.

Mau tidak mau si pelaku mengangguk bersedia mengatakan. Arsha terlihat seperti seorang psikopat di matanya.

Arsha membuka plester di mulut pelaku, kemudian ia terhenyak mendengar jawaban si pelaku. Ia tidak mengira pelakunya adalah orang itu.

"Siapa lagi yang terlibat, tidak mungkin jika hanya kalian berdua?" desak Arsha. Lagi-lagi, si pelaku menceritakan semua kejadiannya. Ia terlalu takut mati disini.

"Sudah kamu rekam pembicaraan tadi?" Arsha berdeham.

"Sudah, Bos."

"Danang, tolong kamu edit. Hapus suara saya di rekaman itu."

"Siap."

"Sekarang, kamu harus ikuti perintah saya. Jika mau baik-baik saja. Mengerti!" ucap Arsha pada si pelaku.

"Iya, Pak. Tapi, jangan bunuh saya."

"Sepertinya, saya berubah pikiran."

"Maksud, Bapak?"

"Saya tidak bisa memaafkan orang-orang yang telah mengusik calon istri saya. Kamu tahu hukuman apa yang pantas untuk mereka?" Arsha mengarahkan pistol tersebut ke arah pelaku. Hawa dingin menyelimuti ruangan. "Mati."

Keluarlah air dari pistol, membasahi wajah pelaku.

Ternyata pistol yang Arsha gunakan adalah pistol mainan.

"Rasakan! Rasakan ini!" Arsha terus menembak membuat basah kuyup si pelaku, sedangkan Tunjung dan Danang hanya bergeleng-geleng kepala. Mereka juga terkejut dengan perilaku Arsha belakangan ini. Bos mereka terlihat gila, begitu juga dengan pelaku yang cengo karena dikerjai Arsha.

***

Yola mendesah, menatap layar ponselnya. Hanya dalam waktu beberapa jam saja, ia sudah hidup layaknya artis yang dibanjiri hujatan kebencian. Untung, akun Instagram-nya dikunci. Selama ini yang mengikuti akunnya hanyalah pembaca Wattpad-nya. Namun, sekarang tiba-tiba banyak sekali orang-orang yang follow. Yola mengabaikan permintaan mengikuti tersebut. Ia terlalu takut jika akan dihujat, cukup di WhatsApp dan beberapa akun lambe kampus saja yang ramai. Kebanyakan dari mereka adalah fans garis keras Arsha yang memang tidak setuju hubungannya dengan Arsha.

Yola membaringkan diri di kasur. Tatapannya beralih pada langit-langit kamar. Pandangannya kosong, baru kali ini ia mendapatkan kesulitan. Ia bingung mau melakukan apa. Bahkan, orang penyebab semua ini tidak ada kabarnya. Arsha terlihat tidak peduli, pesannya juga tidak di baca.

Yola mengecek ponselnya kembali. Ia membuka aplikasi WhatsApp. Matanya terpejam, tidak berani melihat pesannya di balas atau tidak oleh dosennya.

"Semoga dibalas," gumam Yola penuh harap.

Ketika Yola membuka matanya ia mendesah. Boro-boro dibalas, pesannya saja tidak dibaca. Ke mana, sih, Kak Arsha? Tidak seperti biasa mengabaikan pesannya.

Pandangannya beralih ke sebuah pesan yang baru saja masuk. Ada pesan dari Dekanat. Jantung Yola berdebar kencang, pikiran negatif memenuhi pikirannya.

Apa ini artinya ia akan dikeluarkan dari kampus? Tangan Yola berkeringat dingin. Ia membaca pesan tersebut yang berisi bahwa besok ia diminta datang ke ruang Dekan untuk proses mediasi. Rasanya Yola mau mati sekarang. Ia tidak mampu melangkahkan kakinya besok ke kampus, terlebih fotonya yang sudah viral. Pasti, ia akan di-bully habis-habisan. Berat sekali rasanya....

"Apa yang harus aku lakuin? Kalau aku datang, pasti bakal banyak yang bully."

Di media sosial saja pada berani, apalagi di dunia nyata. Kelar sudah hidup Yola. Ia jadi membayangkan dilempari dengan telur, lalu diteriaki semua orang. Kenapa dunia begitu kejam? Tanpa sadar air mata Yola jatuh.

Dada Yola terasa sesak, hatinya sakit. Jadi, begini rasanya menjadi tokoh dalam cerita yang sering difitnah dan tidak ada satu pun orang yang bisa menolongnya, bahkan orang yang ia harapkan malah hilang entah ke mana.

*

Arsha duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Dinding ruangan tersebut berwarna monokrom. Arsha mengaplikasikan abu-abu, sedangkan untuk sofa berwarna hitam. Di sebelah sofa terdapat jendela kaca yang langsung menghadap ke kolam renang. Tadi ia habis menonton kartun favoritnya spongbob.

Arsha sedang membaca beberapa artikel dan komentar buruk mengenai Yola. Kurang kerjaan sekali orang yang membuat berita seperti ini.

Arsha bangkit, lalu masuk ke ruang kerja. Ia akan menghubungi Yola melalui Wattpad saja. Ia ingin tahu keadaan gadis itu sekarang.

Ruang kerja Arsha terletak di samping kamarnya bahkan ada pintu penghubung. Maklum ia adalah orang yang gila kerja. Arsha duduk di kursi kerjanya dan menyalakan laptopnya. Ruangan kerjanya di desain dengan konsep monokrom. Ia suka sekali warna seperti itu karena lebih simple.

Setelah terhubung dengan akunnya, Arsha langsung membuka pesan. Hanya Yola satu-satunya pesan yang berada di akun Wattpadnya.

Arsha berpikir sebentar. Ia tidak mungkin langsung menanyakan kabar ke Yola. Ia takut dicurigai gadis itu. Arsha memejamkan mata sebentar sambil berpikir. Sedetik kemudian, ia langsung mengetik.

Prince Charming

|Kapan update?

Arsha menatap laptopnya dengan serius. Ia berharap mendapat balasan lebih cepat. Rasanya, hampir gila ketika pesan tidak dibalas. Sudah di Wattpad nggak ada centang dua biru bikin jantung mau copot. Untungnya, selang beberapa menit Yola membalas.

AwLala

|Maaf nggak bisa update dulu. Lagi ada masalah.

Arsha membaca dengan saksama. Sudah ia kira, Yola pasti sangat tertekan dengan hujatan dan julitan yang dilemparkan netizen. Kenapa, sih, orang-orang di dunia itu sibuk ngurusin kehidupan orang lain? Tapi hidupnya sendiri aja belum lurus. Arsha tidak akan mengampuni siapa saja yang mengusik kehidupan Yola.

Prince Charming

|Ada masalah? Cerita aja.

AwLala

|Aku dituduh jadi perempuan nggak benar gara-gara pulang sama Arsha.

|Aku takut banget sekarang, takut dikeluarin dari kampus dan takut ngecewain mama.

Prince Charming

|Sabar, ya. Kamu tenang aja siapa tahu nanti ada pertolongan dari pangeran tampan.

AwLala

|Aku nggak terlalu berharap. Arsha aja yang bikin masalah ini nggak mau tanggung jawab malah menghindar, apalagi orang lain.

|Pangeran tampan yang baik hati itu cuma ada di dunia halu, nggak ada di dunia nyata.

Prince Charming

|Berdoa aja.

AwLala

|Semoga aja, aku sudah pasrah. Besok aku mau disidang sama dekan.

Membaca pesan terakhir Yola, tiba-tiba Arsha tersenyum cerah. Sudah ia duga, jika hanya dirinya satu-satunya pria yang akan Yola harapkan di saat gadis itu terpuruk. Hanya dia yang bisa menyelamatkan Yola, bukan pria lain.

Tenang saja, Calon Istri. Besok kita akan membuat kejutan di kampus, batin Arsha.

Arsha kemudian bangkit dari kursi, ia menyenandungkan sebuah lagu dari Iwan Fals yang merupakan lagu favoritnya

"Namaku Arsha, rumah real estate. Mobilku banyak, harta berlimpah. Orang memanggilku, bos eksekutif. Tokoh papan atas, atas segalanya. Asik!"

"Wajahku ganteng banyak yang suka bahkan si Yola tergila-gila... asik asik...."

***

Pagi pun tiba, hari ini adalah hidup dan matinya. Yola sudah pasrah jika ia harus dikeluarkan karena perbuatan yang tidak pernah ia lakukan. Ia berangkat ke kampus naik motor bersama Vivi. Jantungnya berdebar ketika memasuki gerbang kampus. Sudah ia duga, banyak pasang mata yang melihatnya dengan kebencian. Jujur, Yola takut.

"Jangan takut La, aku bakal dukung kamu terus." Vivi menyemangati Yola. Mereka sudah memarkirkan kendaraan di tempat parkir khusus mahasiswa.

"Semoga aja aku nggak dikeluarin, Vi."

"Amin."

Namun, saat mereka akan ke kantor dekan, tiba-tiba Vivi dapat pesan dari dosen pembimbing untuk bimbingan tugas akhirnya di kantor. Vivi menatap Yola sedih.

"Maaf, La. Aku nggak bisa nganter. Padahal, aku minta bimbingannya jam satu, tapi ini dosen pembimbingku minta jam sepuluh, katanya ada rapat kalau jam satu."

Yola kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Ia tidak enak jika Vivi harus mengorbankan waktunya untuk dirinya. Vivi punya kehidupan sendiri, tidak terus untuk mengurusinya. "Nggak apa-apa, Vi. Kamu mendingan bimbingan aja. Aku yakin bisa, kok, ngehadapin semua ini."

"Makasih, La. Aku nanti bakal langsung ke graha setelah bimbingan."

"Siap. Makasih, Vi. Kamu temen aku yang paling baik."

"Sama-sama...."

Yola berjalan menuju kantor dekan sendirian, jaraknya agak jauh dari parkiran. Ia terdiam ketika muncul segerombolan orang. Mau apa mereka? Yola panik. Tubuhnya bergetar.

Sebuah telur dilempar ke arahnya. Yola berusaha melindungi tubuhnya, tapi percuma. Ia hanya bisa pasrah dilempari telur dan dihujat dengan sebutan yang sangat perih untuk didengar. Blus merah yang digunakannya kotor dan berbau amis.

Air mata Yola jatuh membasahi pipi. Ia menangis pasrah menerima perlakuan dari orang-orang ini. Kenapa ia harus di hukum sedemikian rupa? Padahal, ia tidak berbuat apa-apa. Kenapa ia harus menanggung kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya?

Klakson mobil membuat kerumunan itu berhenti menyiksa Yola. Mereka berbalik mencari suara yang telah menggangu keasyikan mereka. Mata mereka memelotot, melihat mobil Lamborghini merah mirip dengan mobil yang dikira adalah pelanggan Yola di berita. Namun, hal yang membuat mereka tambah terkejut adalah saat melihat siapa pemilik mobil tersebut.

Arshaka turun dari mobil sambil mengenakan kacamata hitam. Cowok itu terlihat elegan dengan kemeja biru tua dan setelan jakey hitam yang membalut tubuh tegapnya. Semua orang di sana terpesona, bahkan lupa dengan Yola yang meringkuk sambil menangis.

Arsha melangkah mendekat ke arah Yola. Setiap mata menatap bingung, apalagi ia tiba-tiba ikut berjongkok di sebelah Yola.

"Semua akan baik-baik saja."

Yola mendongak menatap Arsha. Ia tidak menyangka jika cowok itu akan datang. Ia kira Arsha sudah tidak mempedulikannya.

Arsha membuka jasnya memakaikannya di pundak Yola.

"Kita hadapi semua ini bersama." Arsha membantu Yola bangkit, merangkul gadis itu seakan-akan melindunginya. Mereka berjalan melewati kerumunan orang-orang itu.

Semua hanya terdiam, saling menebak di dalam pikiran.

***

GUYS KALAU KALIAN SUKA BAB INI BISA DI SS TRUS DIJADIKAN SG DAN TAG AKU YA ♥️♥️♥️

Follow RPnya

@awlala6

@arshaka.lovers

Ada yang mau GC?

Gimana part ini?

Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?

Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Banyakin komen ya biar aku semangat updateeee

Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla

Continue Reading

You'll Also Like

100K 7.1K 40
TAMAT sequel by Jingga di Samudra Jingga memilih pindah sekolah setelah kepeninggalan Samudra, ia memilih Bukittinggi sebagai tempat tujuannya. Disan...
17.1K 2.5K 32
𝐁𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐞𝐛𝐚𝐤 𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞. "𝐀𝐤𝐮 �...
3.1M 173K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
7.4M 882K 98
[already completed] - [dihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan] [ada di WEBTOON] Cantik sih, terkenal, hidupnya juga dikelilingi para cogan. Cu...