pencipta baik ya..

By Serlyariska_

63 31 57

Luka, di lukai, suka ,lara ,derita, bahagia kerap dirasa ketika kita berada di tahap tuju dewasa itulah yang... More

1.Di hukum.
3.Bertengkar.
4.cowok aneh

2.Hobi

14 8 18
By Serlyariska_

Kringggggggggggggg..

Bunyi bel pulang telah menggema di seluruh penjuru sekolah.

Bruk.

"Awww.." Ringis Ara yang telah terduduk di lantai akibat ada yang menabraknya di ambang pintu kelas dari dalam ruangan.

"Eh! Sorry sorry gue nggak sengaja Ra."

"Anggiiii! Lo bisa nggak sih jalan pake mata!!" Kesal Ara.

"Heh! Stres ya lo!! Dimana-mana orang jalan pake kaki nggak ada yang namanya jalan pake mata!!!" Balas Anggi.

"Lo!!. Dikasih tau malah nyolot ya!!" Ara mulai bangkit dari duduk yang menyakitkan baginya.

Ara dan Anggi saling berhadapan di ambang pintu kelas, alhasil mereka menyumbat teman-teman yang ingin keluar.

"Gue cuma ngasih tau apa yang--"

"Lo berdua kalau mau berantem jangan di pintu kita pada mau balik nih!!" Tukas salah satu teman di antara mereka.

***

"Ra! Lo pesen apa?" Tanya Nara.

"Gue mocca float aja deh," Jawab Ara.

"Kalau lo lis??" Tanya Nara.

"Samain aja deh," Balas Alis.

Kini mereka semua sudah ada di kafe yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Ara ditraktir oleh Nara yang mengajaknya. Untung saja keadaan kafe kini tengah sepi, perfect. Seperti yang mereka harapkan.

"Ra, hati-hati loh," Pancing Alis.

"Hati-hati kenapa?" Tanya Ara penasaran.

"Hati-hati nanti lo suka lagi sama Anggi!" Ucap Nara.

"Ih! ogah!! kaya nggak ada cowok selain dia aja deh, males banget!!" Jawabnya mentah-mentah.

"Jangan kaya gitu..nanti jodoh lagi.." Goda Alis.

"Ck."

"Aaa..jangan sok ngambek deh," Goda Nara.

"Udahlah! Habis ini kita mau kemana?" Tanya Alis.

"Gak ada," Ketus Ara.

"Ah gak asik lo Ra!" Kata Nara.

"Kita nyanyi yok," Ajak Ara.

"Kuy!!" Jawab Nara dan Alis serempak.

"Mas! Boleh pinjam gitarnya," Izin Ara pada pelayan kafe yang memang memiliki gitar.

"Gue bakal dengerin lo nyanyi," Ucap Nara.

"Sama gue juga," Susul Alis.

"Ok," Kata Ara.

Petikan gitar terdengar, rasa senang mulai menjalar, keduan temanya tersenyum lebar, kala suara indahnya keluar

Sulit bagiku..hadapi kamu..
Tapiku takkan menyerah..
Kaulah yang.. ku perjuangkan..

Perih bagiku..menahan marahku..
Tapiku akan lakukan..
Bahkan lebih dari itu..

Aku yang minta maaf walau kau yang salah..
Aku yang menahan walau kau ingin pisah..
Karna kamu penting..
Lebih penting..
Dari semua yang kupunya..

Jika kamu salah aku akan lupakan..
Walau belum tentu, kau lakukan yang sama..
Karna untukku..kamu lebih penting..
Dari egoku..

(Mawar de joungh_ lebih dari egoku).

"Azekk!" Ucap Nara

"Asli lo berbakat!" Kata Alis sambil menyuguhkan ibu jarinya membentuk sip.

"Gue saranin lo buka chanel youtube deh trus lo nyanyi! Gue yakin subcriber lo banyak!" Ujar Nara antusias.

Duuk..

"Gue setuju!!" Kata Alis setelah memukul meja.

"Eimm, nggak tau deh," Ucap Ara.

"Ra!" Panggil Nara.

"Apa?" Tanya Ara.

"Gue penasaran, kok bisa lo berantem mulu sama Anggi?! Trus cowok yang namanya Rasya athaya kelas 3 ipa 1 itu siapa sih?! Dari kelas satu sampai tiga sekarang gue perhatiin lo akrab banget sama dia walau dia itu cool, cuek, ganteng, pintar, ganteng--"

"Nar!! Lo nyebut gantengnya dua kali!" Ucap Alis.

"I know lis, karna emang dia tuh seganteng itu," Jujur Nara kegirangan.

"Anggi sama Rasya itu temen gue dari SMP."

"What!!!" Kejut Nara dan Alis secara bersamaan.

"Kok bisa!!" Tanya Alis.

"Ya bisalah," Ucap Ara santai.

"Tiga tahun kita temenan dan baru tahu sekarang! Kok lo nggak bilang!" Kata Nara sok merajuk.

"Lo nggak nanya Nara," Ujar Ara.

Rasya athaya, lelaki yang suka menolongnya belajar memahami pelajaran yang tidak ia fahami, ia juga suka melerai adu mulut ketika dengan Anggi. Benar apa yang di katakan Nara bahwa ia memang lelaki cool, tampan, memiliki IQ di atas rata-rata.

"Nar lo naksir dia ya?!" Tanya Alis sambil menatap Nara dengan tatapan yang sedikit mengintrogasi.

"siapa yang enggak," Ujar Nara sambil teesenyum geli.

"Ish gue--" Ucapan Alis tepotong  saat panggilan masuk ke ponselnya yang berlogokan buah apel tersebut.

"Wa'alaikummussalam mah."

"...."

"Iya-iya mah Alis on the way dadah mamah assalamu'alaikum," Kata Alis yang mengakhiri pembicaraanya secara tergesa-gesa.

"Kenapa lis?" Tanya Ara sedikit demi sedikit terbawa panik.

"Guys..gue balik ya nyokap gue sakit," Izin Alis.

"Sakit apa?" Tanya Nara khawatir.

"Gue nggak tau makanya gue buru-buru mau pulang nyokap sendirian di rumah," Jelas Alis.

"Gue titip salam ya lis," Ucap Ara.

"Gampang!" Jawab Alis.

Segera Nara pun mengatakan "Lis gue ik--"

"Teh Nara..eh ada teh Ara sama teh Alis juga," Cengir lala, Lala aneira merupakan adik dari Nara.

"Kenapa dek?" Tanya Nara to the point.

"Teteh di cariin mama," Jawab Lala.

"Ngapain?" Tanya Nara.

"I don't know," Balasnya sesantai mungkin, "Lagian kenapa sih teteh-teteh semua kaya orang khawatir gitu?!" Lanjutnya.

"Tante Ratna sakit," Kata Ara.

"Guys gue nggak ada waktu gue duluan," Pamit Alis dengan terburu-buru, ia bergegas meninggalkan teman-temanya tersebut.

"Teh! Titip salam sama tante Ratna dari Lala gitu," Pinta Lala sambil setengah berteriak kala Alis telah melangkahkan kakinya sampai di pintu keluar.

"Oghey!!" Balas Alis sambil mengacungkan jempolnya.

"Ra gue sama Lala balik yah," Izin Nara.

"Iya udah sana, ntar nyokap lo tambah nyariin lagi pas sadar anaknya belum dateng-dateng."

"Ok bye.." Ucap Nara.

"Bye," Balas Ara.

"Dadah teteh cantik!" Ujar Lala sambil melambaikan tanganya.

"Dadah," Balas Ara.

***

"Assalamu'alaikum bunda," Salam Ara sembari membuka pintu rumah.

"Wa'alaikummussalam, eh! Baru pulang, dari mana Ra?" Tanya Ayu.

"Maaf bun Ara tadi abis kumpul sama temen-temen mau kasih tahu bunda tapi, hp Ara lowbat," Jelas Ara.

"Ya udah nggak papa, lain kali kasih tahu bunda ya," Pinta Ayu.

"Sip."

"Oh iya bunda mau ke pasar dulu..mau belanja kebetulan sayur udah habis di kulkas, kamu ganti baju trus makan ya,bunda udah siapin nasi goreng di meja," Peringat Ayu.

"Ok, bunda kusayang," Jawab Ara dengan antusias.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikummussalam bun," Balas Ara.

Ara berjalan menuju kamar yang terbalut cat berwarna putih itu, membukanya dengan perlahan, tas terjatuh ke sembarang arah jiwanya mulai lelah tak lama azan berkumandang ,tapi rasa tergerak tuk sembahyangpun tak ia dapatkan. Memilih terlelap dari pada merapatkan saf untuk sholat.
Merasuki alam mimpi yang indah bila di rasa, mengistirahatkan raga, raga punya nyawa tapi, entah kemana dia punya jiwa saat rehat dirinya, menghilang tak tahu kemana! Rasa tuk cari tahu tak pernah ada dalam benaknya.

Sekitar satu jam ia mengistirahatkan jiwanya kini kembali seperti semula, mendudukan diri sampai terkumpul nyawa, lapar telah mendatangkan efeknya telah terasa pusing di bagian kepala, pergi ke daput itulah niatnya mengisi perut dangan makanan yang telah Ayu siapkan.

Sesuap nasi telah meluncur ke dalam perutnya, efek sakit kepala mulai tiada, sampai suara keras mengejutkanya.

Pringgggggg

"Kamu mending pergi!! Saya nggak sudi liat muka kamu di sini!!" Amarah seseorang terdengar menggebu pemilik suara tersebut ia yakini adalah milik Ayu

"Yu aku bisa menjelas--"

"Nggak ada yang perlu di jelaskan!!! Saya melihat semua!!"


Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 60.6K 27
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
4.9M 388K 37
[DIMOHON BUAT READER'S SEBELUM BACA CERITA INI UNTUK TAHU KALAU INI MENCERITAKAN TENTANG TRANSMIGRASI YANG CUKUP KLISE. JADI JIKA ADA KALIMAT YANG SA...
6.9M 292K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.2M 222K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...