That Day | Treasure ✓ [TELAH...

By ALO-EVERA

621K 108K 75.5K

Telah terbit dengan judul The Culprit of The Tragedy ❝ Sejak hari itu, impostor yang sesungguhnya beraksi. ❞ More

Prolog
ˋ1ˊ
ˋ2ˊ
ˋ4ˊ
ˋ5ˊ
ˋ6ˊ
ˋ7ˊ
ˋ8ˊ
ˋ9ˊ
ˋ10ˊ
ˋ11ˊ
ˋ12ˊ
ˋ13ˊ
ˋ14ˊ
ˋ15ˊ
ˋ16ˊ
COMING SOON!
Ganti Judul???
TELAH TERBIT!
PO 2 DIBUKA!

ˋ3ˊ

20.9K 6.4K 5.8K
By ALO-EVERA

"Loh, ini kok pada keluar? Udahan kumpulnya?" Tanya Junghwan cengo melihat teman-temannya keluar dari dalam rumah Hyunsuk, padahal dia dan Yoshi baru saja sampai.

"Gak ada yang perlu dibahas lagi," jawab Jihoon melewati Junghwan dengan dingin, tak menatapnya sedikitpun.

Junghwan dan Yoshi bingung, ini pada kenapa sih?

"Kalian jangan aneh-aneh ya," kata Yedam memperingati, lewat setelah Jihoon, sebelum pulang menaiki sepedanya.

"Kak Junkyu sama Kak Doyoung aja belum sampe, masa pulang?"

"Mereka udah gue kabarin," jawab Mashiho keluar dari dalam rumah bersama Hyunsuk.

"Bisa jelasin ini ada apa?" Tanya Yoshi tak paham, baru datang beban pikirannya bertambah.

"Tadi tuduh-tuduhan, ya udah pada marah," jawab Haruto. "Kak Mashi nuduh Kak Jihoon, Jeongwoo nuduh Kak Asahi."

"Habisnya dia mencurigakan," cibir Jeongwoo. "Dari gelagatnya, Kak Asahi itu tau sesuatu. Dia kan diam-diam menghanyutkan, tau banyak hal padahal gak ada yang bilang."

"Jangan tuduh-tuduhan gitu lah, Woo," tegur Jaehyuk. "Lo gak punya bukti, yang ada kita malah kepecah dan bikin pembunuhnya gampang jalanin aksinya."

Asahi tersenyum miring. "Tau dari mana? Kayaknya, lo tau banyak hal ya, Jaehyuk..."

Jaehyuk terkesiap. "K-kan cuma dugaan. Foto Kak Yoonbin dikirim ke Kak Hyunsuk, otomatis pembunuhnya incar kita juga."

"Emang lo yakin pembunuhnya ada di antara kita berdua belas?" Tanya Yoshi mulai curiga.

"Iya."

"Seyakin itu?"

"Iya, yakin."

Asahi terkekeh. "Secara gak langsung lo bakal ditargetin pertama, hati-hati aja."

Junghwan bingung, masa iya pembunuhnya ada di antara mereka? Masa iya terinspirasi dari film buatan mereka? Sepengelihatannya, mereka tidak memiliki gangguan mental apapun, sifat mereka wajar seperti orang pada umumnya.

"Udah lah, gue mau pulang," kata Jeongwoo final, berjalan keluar dari pekarangan rumah Hyunsuk, mencari transportasi umum.

"Udah gue duga bakal jadi begini," ucap Hyunsuk sendu. "Seharusnya kita percaya satu sama lain, gak tuduh-tuduhan begini. Bisa aja kan pelakunya orang lain?"

"Kita tunggu aja." Haruto memasukkan kedua tangannya ke kantung celana. "Kalau setelah ini ada yang mati di antara kita, berarti bener pelakunya memang salah satu dari kita."

"Haruto... lo gak berharap kita mati, kan?"

Haruto tertawa kecil. "Menurut lo gimana, Kak Hyunsuk?"

Yoshi tambah bingung. "Kenapa tanyanya gitu? Lo sembunyiin sesuatu?"

Apa yang dilakukan Haruto? Pemuda tinggi tersebut hanya tersenyum, lalu menaiki motornya dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.



























































"Gue gak salah kan? Gue yakin banyak yang curiga sama Kak Asahi karena sifatnya itu," dumel Jeongwoo di perjalanannya.

Dia menendang batu, melampiaskan kekesalannya. Kasian batu, diam saja padahal :(

"Tapi, Kak Asahi emang harus dicurigai sih," lanjutnya tersenyum aneh.

Jeongwoo mengeluarkan ponselnya, membuka chat terakhirnya dengan seseorang. Dia tersenyum lagi, walaupun was-was, kenapa ini terasa menyenangkan?

"Kira-kira... korban selanjutnya siapa ya?"

Dia menggulir hpnya, membuka galeri untuk melihat foto teman-temannya. Ia tekan satu foto, foto seseorang dengan hoodie pinknya.

"Mungkin dia? Tapi gak tau juga sih..."

Tin tin!

Klakson mobil dari arah depan terdengar. Jeongwoo mendongak, oh, bukankah itu mobil Junkyu?

"Butuh tumpangan?" Tawar Junkyu setelah kaca jendela turun sempurna.

"Tau aja lo," celetuk Jeongwoo menyetujui, kemudian masuk untuk duduk di kursi belakang.

Doyoung mendengus. "Dasar, katanya banyak uang, tapi kok numpang."

"Emang banyak, tapi uang mainan. Tuh, uang monopoli di rumah."

"Apa sih, Len." Junkyu kesal, menginjak gas, melanjutkan perjalanan. "Jeongwoo, gue sama Doyoung ke rumah Kak Hyunsuk bentar ya."

"Lah, gue baru aja dari sana..."

"Sebentar doang kok, cuma mau ngomong sesuatu."

Doyoung melirik Jeongwoo dari kaca. "Lo gak perlu tau, nanti tunggu di mobil aja."

"Gue kepo woi!"

Senyum Junkyu merekah. "Tau banyak itu gak baik loh."

"Lo impostornya ya?" Tanya Jeongwoo to the point.

Junkyu tak menjawab, memilih fokus menyetir agar cepat sampai tujuan. Doyoung juga diam saja mengabaikan Jeongwoo, kakak beradik ini kenapa sih?

"Eh, kalian ada curiga gitu gak?" Tanya Jeongwoo mengubah topik.

"Sejauh ini gak ada, Kak Ajun yang curiga," jawab Doyoung acuh.

"Lo curiga sama siapa, Kak Jun?"

"Sama lo, hehe," jawab Junkyu terkekeh geli. "Gak kok, bercanda. Gue curiga sama semuanya~"

Jeongwoo menghela nafas lega. "Bagus deh kalau gitu..."

"Jeongwoo."

"Apa?"

Doyoung menoleh ke belakang. "Lo gak curiga ke kita?"

"Kenapa emangnya?"

"Gimana ya, kita cuma bertiga. Apa lo gak kepikiran kalau gue dan Kak Ajun bakal bunuh lo disini?"

"H-hah?"

"Gak apa-apa, gak usah dipikirin. Gue cuma bercanda."

"Bercanda lo gak lucu."

"Yah Woo, padahal biar hati seneng loh," timpal Junkyu. "Oh ya, di samping lo ada kotak kan? Isinya snack, ambil aja kalau mau."

Jeongwoo diam, menatap kotak cokelat di sampingnya ragu-ragu. Dia tak berminat sama sekali. "Gak deh, makasih."

"Lo berpikir kalau di snacknya ada racun ya?" Doyoung menoleh lagi ke belakang. "Silahkan dimakan, lo mau ngebuktiin snacknya beracun atau enggak kan?"
























































Yedam turun dari sepedanya, berhenti di supermarket untuk membeli bahan-bahan membuat kue pesanan sang ibu. Sebagai anak yang baik, tentu saja permintaan ibunya harus dilaksanakan.

Tak disangka, Jihoon juga ada disini. Duduk di motornya sambil menyedot minuman bermerk cim ori berwarna ungu.

"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu?" Tanya Jihoon risih.

"Keliatan banget jomblonya."

"Anak setan."

"Mulut lo, kak."

Jihoon berdecak malas. "Gue balik, males gue ketemu orang-orang. Bikin pusing."

"Lo kesel gara-gara dituduh Kak Mashiho?" Yedam menahan motor Jihoon, mencegahnya pergi.

"Jelas lah! Gue dapet uang dari mana coba untuk tutupin kasus Yoonbin? Yang harusnya dicurigain itu Kak Hyunsuk, kan dia orang kaya."

"Keluarga Kak Junkyu sama Kak Doyoung juga kaya, lo gak curiga sama mereka?"

"Buat apa? Bukti aja gak ada."

"Bener juga sih... tapi gue curiga, apalagi ke Doyoung. Dia yang punya ide dan tulis naskah tentang Among Us. Ada kemungkinan dia salah satu impostornya, ini baru dugaan ya."

"Yedam." Jihoon menatap tajam orang di depannya tersebut. "Gue.curiga.sama.lo."

"Ke-kenapa?"

"Tuh, hp lo nyala, ada pesan masuk."

Ponsel di genggaman Yedam buru-buru dimasukkan ke dalam kantong. Apa Jihoon melihatnya?"

"Iya, gue liat." Jihoon turun dari motornya, tatapannya semakin tajam. "Lo ngerencanain apaan? Kenapa ada kata bunuh? Lo mau bunuh siapa?"









Bingung ya wkwk
Kalau menurut kalian,
siapa impostornya? :)

Continue Reading

You'll Also Like

375K 66.4K 33
[Sudah Terbit + Masih Lengkap] _______________________________________ "Dalam hitungan ketiga, kita lari." "Sat - "TIGA! LARI!" "WOI KAMPRET! TUNGGU...
3.4K 301 12
NOVEL TERJEMAHAN 我在末世開賓館 Pengarang: Little Bee Buzzing Jenis: Kelahiran Kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 23 Oktober 2021 Bab Terbaru: Bab...
698K 61.7K 45
Diterbitkan oleh Penerbit LovRinz (Pemesanan di Shopee Penerbit.LovRinzOfficial) *** "Jangan percaya kepada siapa pun. Semua bisa membahayakan nyawam...
804K 186K 26
❝Dead or Kill.❞ Dibaca setelah who dan 18.00