Married with my idol

By fourteenjae

159K 15.1K 1.7K

"Kalau menikah, sudah pasti berjodoh 'kan?" - [SEQUEL OF STORY "MY BOYFRIEND, JEONG JAEHYUN"] fourteenjae-202... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
Announcement
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
chapter 64
chapter 65
chapter 66
chapter 67
chapter 68
chapter 69
chapter 70
chapter 71
chapter 72
chapter 73
chapter 74
chapter 75
chapter 76
chapter 77a
chapter 77b
chapter 78
chapter 79a
chapter 79b
chapter 80
chapter 81
chapter 82
chapter 83
chapter 84
chapter 85
chapter 86
chapter 87
chapter 88
chapter 89
chapter 90
chapter 91
chapter 92
chapter 93
chapter 94
chapter 95

Chapter 7

2.5K 192 15
By fourteenjae

Apa kabar????

Sepi banget ya minggu tanpa Jaehyun, hehe.

Btw, Wajib follow biar makin akrab wkwk
vote ya, jangan cuma di baca😊
share dan komen yuk.

Happy reading.

-------------------------------------------------

"Selamat datang, Samonim."

Semua membungkuk kala Han GoEun memasuki ruang meeting. Hingga GoEun menggerakkan tangannya, berisyarat mengizinkan semua orang untuk kembali duduk.

"Silahkan dimulai," ucap Han GoEun setelah ia menempati kursinya.

Lelaki berparas tampan, dengan kulitnya yang putih terang membungkuk sopan, "Selamat siang. Perkenalkan nama saya Nam DaReum, sebagai Ketua Tim Project akan menjelaskan konsep yang akan kita gunakan untuk Seoul Fashion Week."

Nam Da Reum melanjutkan slide show presentasi, "Sebelumnya akan kembali di jelaskan mengenai bagian dari tema yang sudah di usung oleh tim ESteem, yaitu Fall Winter. ESteem mengajak perusahaan kita sebagai tim rias dan Perusahaan Hera Brand sebagai tim fashion."

GoEun membuka lembar kertas yang sudah di sediakan timnya. Menampilkan halaman yang isinya sama persis dengan yang ditampilkan.

Semua menoleh menatap layar proyektor kala slide show berganti, "Inilah 20 pakaian yang akan di pamerkan. Fall Winter sendiri adalah konsep untuk merayakan musim salju di Korea Selatan. Saya akan menjelaskan satu persatu, konsep rias apa yang akan kita pakai di setiap pakaian ini."

Han GoEun berpangku tangan, fokus mendengar penjelasan Tim Projectnya.

"Untuk pakaian ini, dengan menonjolkan bagian warna coklat akan membuat model terlihat lebih tegas dan elegan. Seperti layaknya wanita karir, silver pada eyeshadow juga akan membuat mata sang model tampak teliti dengan kesan tajam." jelas DaReum pada semua peserta meeting.

Sementara itu di tempat yang berbeda, "Bagaimana dengan drama?"

Jaehyun memasukkan ponselnya ke dalam saku, kala Shin Yoo Jin datang. Rautnya semakin kusut, karena sebelumnya sang istri tak kunjung juga membalas pesannya.

"Aku minta naskahnya,"

Senyum Shin Yoo Jin melebar, "Aku akan--"

"Bukan berarti aku menyetujuinya,"

Pudar. Shin Yoo Jin kembali merubah raut, dengan tangan di saku celana kirinya. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"

"Membaca naskahnya," sahut Jaehyun enteng. "Bukankah kau berkali-kali memintaku untuk membaca naskahnya terlebih dulu?"

Shin Yoo Jin mendecih, lalu keluar dari ruangan. Sedangkan Jaehyun kembali membaca lirik lagu comeback grupnya, melafalkannya beberapa kalimat. Mencoba acuh pada sikap sang manajer.

"Ini,"

Jaehyun reflek menangkap naskah tebal yang baru saja dilempar Shin Yoo Jin. Rupanya ia keluar hanya untuk mengambil naskah tersebut.

"Pahami!"

"Siapa pemain yang sudah konfirm?" tanya Jaehyun berusaha biasa saja. Ia berlaga membolak-balikkan beberapa halaman tanpa membaca.

"Ada No Jeong Ee, Lee Jin Hyuk, Bae Hyung Sung dan Kim Sae Ron. Kenapa? Kamu mengenal seseorang diantara orang-orang itu?"

"Tidak," jawab Jaehyun tegas. Keduanya bertatap dengan Shin Yoo Jin yang menatapnya penasaran.

"Baiklah, aku akan mengkonfirmasi bahwa kamu sedang dalam tahap membaca naskah untuk mempertimbangkannya."

"Harus?"

"Tentu saja. Setidaknya sutradara sudah mendapat jawabanmu," ujar Shin Yoo Jin menjelaskan.

Jaehyun kembali menatap naskah yang telah ia pegang.

"Ketahuilah bahwa naskah yang kamu pegang, masih bisa dirundingkan jika kamu merasa ada beberapa hal yang perlu diubah." jelas Shin Yoo Jin lagi.

Jaehyun mengangguk, ia mengeluarkan ponselnya. Menatap layar hening tanpa notifikasi.

"Jika kamu bergabung dengan drama ini, maka yang akan menjadi aktor adalah kamu dan Doyoung,"

Tatapan Jaehyun naik, "Itu bagus,"

Shin Yoo Jin mengangguk setuju, "Setidaknya grup akan menunggu dua orang. Jadi kamu tidak usah merasa bahwa hanya kamu yang membuat aktifitas grup tersendat untuk menunggu."

Jaehyun mengerjap, sebelum akhirnya ia menjawab, "Oke."

Shin Yoo Jin berlalu dari hadapan Jaehyun, tepat kala dering ponselnya berdering. Menampilkan nama yang sudah ditunggunya.

"Hallo?"

"Hai, suamiku. Maaf aku sedang meeting tadi."

Senyum Jaehyun terukir, "Membahas project yang sempat kamu bicarakan?"

"Betul sekali. Ada kemajuan dengan projectku."

Jaehyun bersandar, "Siapa klienmu?"

"Ah, apa aku belum menceritakannya lagi?"

Jaehyun menggeleng walau istrinya tak akan melihat. "Sepertinya belum,"

"ESteem."

Kening Jaehyun berkerut, "Anak agensi SM?"

"Ya, hahaha. Aneh ya? Mereka memintaku untuk bergabung dengan project amal mereka. Aku benar-benar sangat bersemangat."

Jaehyun diam. Ia sedang mencerna, apa yang sedang agensinya lakukan pada hidupnya. Terlebih lagi dengan kegiatan Han GoEun setelah menikah.

"Jaehyun? Jadi apa yang ingin kamu bicarakan? Kamu sampai mengirimiku pesan berkali-kali." tanya GoEun pada ujung ponsel yang masih terhubung.

Jaehyun meragu, tetapi kemudian, "Bagaimana kalau kita makan malam diluar?"

"Wah, apakah ada sesuatu yang harus kita rayakan malam ini?"

Senyum Jaehyun kembali mengembang kala didengarnya suara kegirangan Han GoEun. "Tidak terlalu spesial. Hanya ingin menikmati makan malam denganmu."

"Hahaha. Baiklah. Apakah kita akan bertemu di restoran?"

"Tidak. Sejak kapan kita berpergian terpisah? Aku akan menjemputmu jam 7 nanti."

"Oke, aku akan menunggumu."

"Akan kukabari lagi nanti, jangan lupa minum air putih."

"Iyaaa, kamu juga. Semangat latihannya."

Sambungan telepon diputus. Jaehyun mengusap air wajahnya yang tampak gelisah.

"Belum bicara yang sebenarnya?"

Lelaki yang sedikit tersentak itu menoleh, mendapati Johnny yang sudah berdiri di sisi dinding dengan kedua tangan tertekuk di depan dada.

"Hyung,"

"Treat her better, jujur padanya. Aku tau aku tidak berhak, tetapi menjadi diam saat adikku melakukan kekeliruan. Itu tidak bisa kulakukan."

Johnny mendekat, ia tetap berdiri. "Jangan sampai yang membuat GoEun sakit hati adalah kamu sendiri." Lalu ia tersenyum, tangannya terulur. "Come on, kita harus latihan supaya kamu bisa menjemput istrimu tepat waktu."

Jaehyun tak bersuara. Walau begitu ia tetap menerima uluran Johnny. Membiarkan kakak laki-lakinya itu merangkul dan terus memberinya nasihat panjang selama mereka menuju ruang latihan.

Sungguh. Jaehyun hanya tak ingin mengungkit masa lalu.


🍑🍑


"Astaga, lihat!"

"Demi Tuhan, dilihat secara langsung benar-benar tampan."

"Aku ingin seperti samonim,"

"Aku ingin memotret tetapi aku masih ingin bekerja disini,"

"Karena bos kitalah yang membuat banyak orang menjadi semakin berharap bisa menikah dengan idol,"

"Termasuk kita,"

Desas-desus silih berganti, mengiringi langkah Jaehyun yang sebenarnya sudah memakai topi balenciaga dan masker warna senada di wajahnya.

Tetapi tetap saja, siapa yang tidak mengenal sosok lelaki tampan itu?

"Sajangnim," panggil seorang laki-laki disamping Jaehyun. Dengan nametag bertuliskan bodyguard yang menggantung di lehernya.

Jaehyun mendecak gurau. "Karena sudah disini, kamu memanggilku begitu?"

"Shin Yoo Jinssi menitip pesan untuk tidak terlalu sering ke tempat ramai seperti ini, Sajangnim." ujar Ha Min Jun tanpa menyahuti pertanyaan Jaehyun.

Mata Jaehyun mendelik, "Sepertinya kau benar. Aku harus membuat GoEun untuk tidak usah datang ke kantor."

Mata Ha Min Jun membelalak mendengar kalimat Jaehyun yang terdengar santai. "Bukan seperti itu--"

"Ha Min Junssi," Langkah Jaehyun terhenti. Menatap tubuh tegap bodyguardnya yang ikut terhenti.

"Ne, sajangnim."

"Selamat malam, Sajangnim." sapa wanita muda yang Jaehyun yakini sebagai sekretaris istrinya. Mengintrupsi pembicaraan Jaehyun pada bodyguardnya.

"Ada apa?" tanya Jaehyun santai.

"Samonim masih di ruang meeting," ucap wanita itu.

"Oke,"

Wanita itu berlalu dan Jaehyun kembali menoleh pada bodyguardnya yang menundukkan kepala. Sedang menunggu kalimat yang akan diutarakan Jaehyun selanjutnya.

"Kamu tunggu di mobil saja,"

Perintah Jaehyun membuat Ha Min Jun mengangkat tatapannya. "Tidak bisa, Sajangnim."

"Turun. Dan tunggu dibawah."

"Sajangnim,"

"Ha Min Junssi!" Jaehyun menggertak. Ia tak suka di lawan.

Ha Min Jun mengangguk patuh. Ia bergegas turun walau enggan. Dibeberapa kesempatan, ia memang menemani Tuan mudanya untuk berpergian. Apalagi jika melakukan kegiatan pribadi seperti ini. Menjadi bodyguard untuk keluarga Jeong adalah loyalitas hidupnya. Tetapi bukan berarti ia merasa terbiasa dengan jawaban Jaehyun. Dan membuat Tuannya marah bukanlah ide yang bagus. Lebih baik menurutinya atau jabatanmu akan turun.

Selepas perginya Ha Min Jun, tanpa menoleh pada siapapun, Jaehyun memasuki ruang besar di hadapannya tanpa mengetuk.

Tentu saja sepi, seperti yang dikatakan sekretaris tadi. Pemilik ruangan sedang berada di ruang meeting.

Tatapannya berkeliling, jarang sekali ia mampir ke tempat istrinya. Justru Han GoEun yang sangat sering mengunjunginya. Senyum Jaehyun terukir kala menemukan bingkai foto pernikahan mereka terpajang di sudut meja.

Langkahnya mengitar, menatap satu persatu berkas yang tersusun rapih di atas meja. Lalu menatap layar komputer kerja milik istrinya. Menampilkan banyak sekali konsep yang sepertinya sedang Han GoEun kerjakan.

Alisnya mengerut, matanya menelisik lebih tajam pada new tab di layar. Tangannya tak berhenti, ia justru membuka semuanya hingga matanya membesar saat membaca keseluruhan isi. Dadanya naik turun menahan marah. Emosinya memuncak.

Klek!

"Aku suka konsep yang-- Eh?" ucapan Eunji terpotong kala menemukan sosok lain di ruang kerja atasannya.

Dan Han GoEun reflek menoleh, mengikuti arah pandang Eunji. Lalu tatapannya berubah riang, "Jaehyun!!" pekiknya senang.

Jaehyun yang sudah kembali pada posisinya setelah merubah layar komputer itu pun merentangkan tangannya. Membiarkan sang istri memeluknya erat.

Lelaki itu menyusupkan wajahnya pada ceruk tubuh Han GoEun. Mencoba bersikap biasa saja walau pikirannya sudah dipenuhi hal-hal lain. "Sudah selesai?"

Kepala Han GoEun yang terdekap di tubuh Jaehyun, mengangguk semangat. Mencium aroma tubuh suaminya sangat membuatnya betah berlama-lama.

Plak!!!!

Suara tepukan tangan berhasil mengintrupsi, keduanya serempak menoleh.

Eunji mengerjap lalu mengecek telapak tangannya, pura-pura fokus, "Ada nyamuk,"

"Dapat salam dari Johnny hyung," sahut Jaehyun tiba-tiba. Eunji yang sejak tadi hanya bergurau, wajahnya mendadak merah.

"Ya-yang benar saja!" pekik Eunji berlebihan. Matanya mengerjap tak mampu menatap pasangan didepannya. "Aku akan keluar, nikmati kencan malam kalian."

Bugh.

"Aw, sayang?" Jaehyun meringis, memegangi dadanya.

Mata GoEun memincing, "Itu benar?"

"Tentu saja, untuk apa aku bohong." jawab Jaehyun menarik tangan istrinya, berjaga-jaga dari pukulan mendadak.

"Kenapa kamu tau dia suka Johnnyssi?" tanya GoEun penasaran. Ia segera mengambil tas dengan tangan lainnya. Lalu keluar ruangan setelah bersapa dengan sang sekretaris yang sejak ia datang setelah meeting tadi tak lagi tampak wujudnya.

"Karena kamu suka seafood, aku sudah memesan dua kursi untuk kita berdua. Ada restoran enak untuk hidangan itu," tutur Jaehyun, kini ia merangkul istrinya. Dengan sesekali mencium pucuk kepala GoEun walau tertutup masker sekalipun.

"Oke. Tapi kamu belum menjawab pertanyaanku," GoEun mengadah, tangannya merangkul pinggang Jaehyun. Melangkah beriringan melewati para staf yang hanya diam membungkuk sopan.

Beberapa orang bahkan tak jadi masuk lift hanya karena tak kuasa menjadi saksi bisu tanpa pernah bisa merasakan hal yang sama.

"Dia selalu ikut menemanimu selama ini. Aku bukannya memperhatikan, tapi terlalu kentara. Sampai aku menyadarinya." jelas Jaehyun pelan. Menepikan anak rambut seraya berbicara pada seorang gadis kecil.

GoEun hanya mengangguk. Seakan paham dan percaya. "Apakah kita harus mengajak mereka berdua ke acara kita sekarang?" ide GoEun. Matanya sampai berbinar.

Lelaki di rangkulannya menggeleng. "Hari ini, tidak ada siapa-siapa. Bahkan pengunjung restoran pun tidak aku izinkan datang hari ini."

Mendengar hal itu, tawa GoEun meledak. Padahal lift telah terbuka, dengan para staf yang masih tercengang menatap pasangan serasi itu.

"Apakah restorannya sudah kamu booking?" tanya GoEun, masih dengan tawanya.

Jaehyun menggeleng. "Tidak."

"Oh? Lalu?"

"Membeli restorannya."

Sungguh. Han GoEun kira itu hanya gurauan.

Tetapi nyatanya, lihat sekarang. Restorannya benar-benar hanya ada mereka berdua dengan pegawai yang tidak tau ada berapa jumlahnya itu.

Duduk berdua. Berhadapan. Dengan dua lilin yang menyala. GoEun tau suaminya ini sangatlah bergelimang harta. Tetapi bukan berarti ia bisa membeli ini itu dengan seenaknya.

Bukannya tidak bersyukur, hanya saja yang terlalu berlebihan bukannya tidak baik?

"Hhhhh," Han GoEun mengela nafasnya perlahan, "Jaehyun?"

"Kamu suka dengan rasa kepitingnya?"

Bahkan GoEun bisa memakan semua hal ini tanpa sendok, garpu atau pisau makan.

Tetapi melihat bagaimana indahnya restoran ini, rasanya sangat tidak pantas. Apalagi di depannya terdapat seorang manusia sempurna.

"Sangat suka, tapi aku kurang setuju jika caramu seperti ini." protes GoEun berhati-hati.

Tanpa duga, Jaehyun hanya tertawa kecil. Matanya menyorot sendu menatap istrinya. "Akan aku kembalikan kepada pemiliknya setelah kita makan,"

GoEun tak menjawab. Ia juga tak mengangguk atau menggeleng. Hanya melanjutkan makan malamnya.

Ia bahkan tak tau, Bodyguard dan supir mereka sudah makan atau belum. Rasanya begitu gelisah.

"Sayang,"

Tangan GoEun terhenti. Tatapannya lurus dan membiarkan suaminya menggenggam tangannya. "Aku menerima tawaran untuk bergabung dalam drama," ucap Jaehyun lembut. Walau raut khawatir pada wajahnya begitu kentara.

GoEun diam. Ia menyesap wine, lalu bertopang dagu menggunakan tangan lainnya. "Jelaskan lebih detail, aku ingin tau."

Jaehyun menggeser piringnya, ikut menopang dagu. Menatap sang istri lamat-lamat, "Sebuah drama season dari sebelumnya. Sebenarnya masih dalam tahap membaca naskah, sih."

"Kenapa masih tahap?" sela GoEun penasaran.

"Hmm," Mata Jaehyun merotasi, menimbang kalimatnya. "Karena bisa saja aku tidak menyukai alurnya?"

GoEun mengangguk setuju, "Sejauh ini ada bagian yang tidak kamu sukai?"

"Membacanya saja belum sempat,"

"Kalau begitu boleh aku ikut membacanya bersamamu?"

Seulas senyum tercipta hingga dimple pada pipi Jaehyun pun muncul. "Nanti kita baca sama-sama di rumah,"

Kini GoEun mengangguk antusias, "Suamiku akan menjadi aktor hebat."

Jaehyun tertawa. Mengecup punggung tangan istrinya lama, lalu berucap, "Kamu tidak keberatan aku bergabung?"

"Sama sekali tidak,"

"Kamu mau menemaniku saat syuting?"

"Tentu saja,"

"Walau ada project di kantormu?"

GoEun mengangguk. "Ada Eunji yang bisa ku andalkan,"

"Aku ingin sedikit bicara mengenai sesuatu yang sangat serius,"

Wanita itu memiringkan kepalanya, menatap wajah suaminya lamat-lamat. Mencoba menelisik lebih jauh apa yang ingin dibicarakan Jaehyun padanya.

"Aku akan selalu mendengarkan,"

"Tapi tentu kamu juga harus mempercayaiku,"

GoEun mengiyakannya. Walau sebenarnya ada perasaan yang membuncah di dalam hatinya. Yang menggebu-gebu menjerit tak ingin dengar.

"Sebetulnya ini sudah lama sekali terjadi. Tapi aku takut kamu mendengarnya dari orang lain dibanding dari diriku," Jaehyun mengerat genggamannya.

Wanita di hadapannya masih diam. Mencoba rileks walaupun sebetulnya jantungnya pun berdegup cepat. 

Bibir Jaehyun terbuka, "Kim Sae Ron pernah mengajakku kencan."

Sebelum GoEun mereaksi, tiba-tiba suaminya kembali melanjutkan. "Dia menjadi pasanganku di drama."

Ah.
Harusnya Han GoEun tak usah terkejut dengan ini. Semua pembencinya sudah memberitahunya lebih dulu. Setiap hari, memenuhi rutinitasnya.

Jauh, sebelum mereka berada di restoran ini.

Tetapi tetap saja, rasanya seperti bom waktu yang akan meledak kapan saja.


🍑🍑🍑




See you.

Temukan aku di =
twitter : @fourteenjae
tiktok : @fourteenjae

Continue Reading

You'll Also Like

184K 1.4K 26
kalau gak BP yaaa gs minor dni udah pasti jorok jadi mending kalau gak sesuai jauh2 reupload karena di ban wp 😌☝️
81.4K 7.9K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
1.7M 65K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
80.5K 10.8K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...