"Suatu hari, sebuah kebenaran bukan berarti adalah hal yg sebenarnya."
~
Minta Voment & Follow!!
:
:
:
:
:
:
:
:
:
4 Tahun Kemudian.
Aurel, 15 tahun, 3 hari sebelum debutante ke-16 tahun.
Guyuran hujan menyelimuti setiap daerah di Northumbria. Aurel, gadis yg sebentar lagi berumur 16 tahun dan akan melaksanakan debutante nya masihlah bergulung dalam selimut yg hangat.
"Nona, bangunlah. Hari ini ada banyak hal yg harus dipersiapkan untuk debutante nona nanti." Ucap emily dengan girang.
Aurel menggeliat.
"Ehmm... sebentar lagi. Lagipula hari ini hujan, dan debutante ku masihlah lama..." rengek aurel.
Emily berkacak pinggang.
"Nona! Walau hujan tidak akan menghalangi apapun. Dan 3 hari bukanlah hal yg lama! Ada banyak persiapan yg harus dilakukan! Jadi ayo bangun nona!" Serunya.
Aurel berdecak kesal.
"Baik2! Aku bangun." Aurel pun bangun dari tidurnya dan segera bersiap2.
Kemudian dia pergi ke ruang makan dimana ayahnya sedang menunggunya.
"Selamat pagi ayah..." Riang aurel.
"Selamat pagi sayang..." Xavior mengelus kepala aurel pelan sambil tersenyum hangat.
Para pelayan pun segera menghidangkan semua makanannya.
"Hari ini cuacanya buruk sekali... uuh emily menyebalkan membangunkanku pagi2 sekali hanya untuk persiapan debutante ku." Adu aurel sambil merengut.
Xavior menggeleng pelan.
"Ini bukan hanya debutante mu sayang... acara ini sangat spesial karna itu berarti kau sudah melewati upacara kedewasaanmu. Oh iya, apa kau sudah mengundang teman2mu di menara Ferosha?" Tanya xavior.
"Sudah. Ayah tahu? Alisha bahkan langsung mengajakku untuk membeli gaun yg akan dipakainya sewaktu nanti akan datang ke pesta. Astaga, hal itu membuatku pusing mendadak melihat banyak gaun dan perhiasan yg dipilihnya." Jawab aurel.
Xavior terkekeh.
"Persiapan debutante mu sudah berjalan 99%, tinggal kau memilih gaun untuk pesta nanti juga perhiasan. Aahh... " xavior menatap aurel teduh sambil memegang tangan kanan aurel diatas meja.
"Tak terasa putriku sudah besar. Eleanor pasti senang melihatmu yg tumbuh menjadi gadis yg sempurna. Haahh... Putriku harus menjadi sorotan utama semua orang nanti. Kupastikan hari itu adalah hari sempurna yg kau miliki." Ucap xavior.
Aurel tersenyum manis.
"Bagiku, selama ada ayah disisiku, semua hari yg kulewati terasa sempurna."serunya.
Xavior pun membalasnya dengan senyuman. Kemudian mereka pun melanjutkan sarapan mereka diselingi gurauan.
Saat tengah hari tiba, dan hujan telah berhenti digantikan panas yg terik. Seorang desainer perempuan yg terkenal datang untuk membuat gaun terbaik bagi aurel.
"Salam nona Aurel Queen Stewart. Saya Adelaide Fretson, pemilik dari butik 'Heart Pearl'. Saya sangat berterimakasih atas kepercayaan nona pada saya untuk membuat gaun yg cantik saat debutante nona." Sapa adelaide.
Aurel tersenyum walau agak kesal melihat gaun yg dipakai wanita itu yg terlihat aneh.
"Senang bertemu dengan anda nyonya. Anda adalah seorang desainer terkenal di northumbria. Kehormatan bagi saya bisa memiliki gaun indah yang tidak pernah ada sebelumnya." Balas aurel dengan ramah.
Sesi memilih gaun pun dimulai. Adelaide pun menyuruh para pelayan membawa gaun2 yg sudah dipersiapkannya.
Aurel yg melihatnya dibuat kebingungan dan pusing seketika melihat banyaknya gaun yg dibawa. Aurel pikir tidak sampai 10 gaun tapi ini? Rasanya hampir 50 gaun.
Aurel pun mulai memilih, dan akhirnya tersisa 5 gaun yg menjadi pilihannya.
(Cherry Blossom Dress)
(Embroidered Gold Aurora Dress)
(Lady Snow's Elegant Dress)
(Red Rose Dress)
( Champagne Gold Dress)
Melihat kelima itu saja aurel masihlah pusing. Dia bingung harus memilih yg mana.
"Ehmm... nyonya adelaide? Bisakah kau simpan dulu ke 5 gaun ini? Aku akan memikirkan kembali gaun mana yg akan kupakai." Seru aurel.
Adelaide pun setuju dan setelahnya kita beralih pada aurel yg sekarang benar2 merasa mual dan bosan secara bersamaan. Saatnya memilih perhiasan yg pas untuknya.
Aurel jadi ingin berbaring dikasur saja. Setelahnya aurel pikir ini berakhir. Ternyata masih banyak lagi yg perlu dipilih.
Siall.... apa serumit ini? Dulu waktu aku bergabung dengan osborn tak sesulit ini. Pikir aurel.
Apalagi sekarang? Ah iya, mahkota yg telah dipesan oleh ayahanda tercinta aurel. Oke, mari kita lihat.
Aurel hanya tetap tersenyum manis pada semua orang yg mempersiapkan segala hal baginya untuk debutante. Walau dalam hati benar2 kesal karna merasa lelah untuk hari ini. Ayolah, ini sudah petang bahkan hampir gelap dan itu belum selesai?
Aurel bukan putri mahkota atau apapun itu. Apakah semua putri bangsawan memang serumit ini jika debutante? Rasanya aurel ingin menikah saja.
Helaan nafas ringan terdengar lirih membuat emily disampingnya agak khawatir.
"Nona baik2 saja? Jika merasa lelah maka kita tunda saja." Ucap emily.
Aurel tersenyum sambil menggeleng.
"Biar kuselesaikan hari ini. Besok masih ada yg harus dipersiapkan bukan? Sesuaikan dengan jadwal." Balas aurel.
Selanjutnya memilih sepatu berhak. Aurel harap dia tak muntah setelah melihat banyaknya barang yg akan dipakai.
Cukup.
Dia sudah muak untuk sekarang.
"Nona, setelah ini kita akan memilih model hiasan rambut an-"
"Cukup!" Potong aurel.
Dia menghela nafas panjang.
"Emily. Kepalaku mendadak pusing, kutarik ucapanku tadi... ayo kembali." Perintahnya.
Emily yg belum berkata apapun langsung saja ditinggal aurel. Dia pun panik dan tergopoh2 menyusul aurel.
Menyusahkan saja. Lain kali aku akan menyuruh orang lain untuk mempersiapkannya untukku. Jadi, aku tak perlu pusing lagi memilihnya. Batin aurel.
Sesampai dikamar, segera saja aurel pergi tidur dan melupakan persiapan apa saja yg nanti akan didebutante kannya. Memikirkan hari - H nya saja kepalanya terasa berat seakan diberi beban 5 kilo.
.
.
.
.
.
Disisi lain, terlihat seorang gadis dengan surai putihnya dan mata berwarna kuning sedang berada ditaman dengan bulan purnama yg melengkapi indahnya pemandangan.
Hingga seseorang laki2 paruh baya mendekatinya dari belakang.
"Illyana. Hari sudah sangat larut malam. Masuklah." Ucap laki2 itu.
Gadis itu berbalik dan menatap pria itu sambil menyeringai.
"Tentu paman. Lagipula aku tak sabar untuk segera menemui Ayahku yg hebat itu." Balasnya terkekeh.
Pria itu tersenyum miring.
"Tenang saja. Segera dan kau rebut posisi gadis itu."
Illyana berjalan dengan anggun melewati pria itu dengan seringai yg bertahan.
"Tentu.... Akan kuambil posisi Kakak tersayangku itu." Bisiknya menekan.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tbc.
Tahu kok cuman dikit tapi author usahain terus up walau sebentar.
Untuk cerita "kehidupan pribadi" aku g berniat buat menjadikannya karya. Paling enggk cuman buat selingan doang. Mungkin bakalan ada yg part 2 kalau ada waktu sih.
Yg minat mohon maaf banget. Aku bukan orang yg suka dengan novel bergenre angst atau apapun yg sedih dan menyiksa. Lihat ind*siar aja author males banget. Karna apa? Author itu punya jiwa gampang baper 😂.
Oh iya, pengumuman buat readers yg suka dengan ceritaku sebelumnya yaitu "Villain Bego". Author dah mutusin buat nge up cerita itu lagi diakun ini 😚. But, tungguin AOP selesai dulu yahh... jadi please sabar karna otak author cuman 1 😂😂.
Bayeeee 😁