Dear My Friend (On-Going)

By Yuryuuki14

264 11 4

Persahabatan antara si introvert dan ekstrovert yang telah dipertemukan di bangku SMA. Hubungan mereka berlan... More

Cast
1. Bareng yuk!
2. Teman?
3. Kalah Start
4. Kak Jef
5. Berjuang
6. Again
7. Terobos
8. Klub Sastra
9. Serhan & Mira
10. Maaf
12. Move On
13. Bulan Bahasa

11. Kencan Pertama

9 0 0
By Yuryuuki14

Semakin dewasa Mira berubah, ia bukanlah gadis introvert yang tertutup lagi. Sedikit demi sedikit ia mulai membuka diri. Bisa saja circle pertemanan yang mendorongnya untuk berubah. Walaupun cara Mira mendekati membuat salah paham, mengira ia gadis ketus dan sombong, namun lambat laun teman yang ia dekati tersebut mengerti karakter Mira justru menjadi akrab. Sosok Kak Jef yang hadir dikehidupannya pun mengubah hidupnya, ia tampak lebih berwarna. Laki-laki seperti Kak Jef mengajarkannya menghadapi dunia sosial yang dulu sangat ia hindari. Pertama kali bergabung Klub Sastra karena Mira suka membaca buku ditambah sosok Kak Jef sebagai ketua UKM yang baik. Bolehkan ia berharap tinggi untuk bersama Kak Jef sampai ke pelaminan?

Mira terlalu berpikir jauh, dia saja baru menginjak semester 4, sedangkan Kak Jef semester 6. Memang tak ada yang melarang mahasiswa untuk menikah, tetapi mereka belum siap menghadapi konsekuensi yang akan datang. Kak Jef pasti lebih mementingkan pendidikannya terlebih dahulu kemudian berkarir barulah menikah. Lagipula Ibu Mira juga melarang putrinya untuk menikah di usia muda, sang ibu ingin putrinya menitih karir terlebih dahulu.

"Mir kok melamun terus." Kak Jef menyadarkan Mira.

"Maaf. Gimana Kak?"

"Udah paham belum sama penjelasan say-"

"Kak pakai aku-kamu ajalah, kalau pakai saya berasa ngomong sama dosen," Saran Mira membuat Kak Jef menggaruk tengkuknya.

"Iya deh. Sampai sini udah jelas belum?"

"Jujur Kak- nggak paham hitung-hitungan model ginian." Mira meletakkan wajahnya di atas meja. Kak Jef menyentuh tangan Mira.

"Kamu kayaknya butu refreshing deh," Mira menyebikkan bibir mengiyakan kata Kak Jef.

"Mau ke Gramedia?" Seketika Mira menegakkan tubuhnya, "Ayo Kak!" Kak Jef tersenyum.

-

Mira lebih memilih pergi ke tempat menyewa buku gegara tidak membawa cukup uang. Gengsi memakai uang Kak Jef. Tempatnya tidak terlalu luas, tapi di dalamnya lautan buku. Aroma khas membangkitkan bibliofilia. Berbagai novel hingga komik tertata rapi di rak. Mira dan Kak Jef berpencar mencari buku masing-masing. Kak Jef yang sudah mendapatkan buku mencari keberadaan Mira. Melewati tiap rak, akhirnya ia menemukan sosok Mira yang jongkok di depan rak. Gadis itu nampak berpikir keras.

"Mir," Kak Jef memanggil Mira, yang dipanggil terperanjat. Gadis itu langsung berdiri.

"Udah dapet?" Mira menggeleng. Kak Jef menggandeng Mira, tapi gadis itu menyeret kakinya.

"Kamu kenapa Mir?" Mereka berhenti.

"Gapapa Kak," senyumnya terpaksa.

"Jujur aja Mir. Aku nggak akan marah kok." Mira menatap kebelakang di mana deretan komik berjajar. Kak Jef yang paham menarik Mira ke arah komik berada.

"Pilih mana saja yang kamu mau," suruh Kak Jef

"Aku nggak mau keliatan kekanakan di depan Kak Jef." Mira dengan pasrah mengambil komik yang ingin ia baca.

"Gak lah Mir... Orang yang punya hobi membaca gak boleh dijudge, semua punya genrenya masing-masing. Merdeka membaca berarti menyukai komik, dark romance, misteri atau apapun itu terserah mereka. Gak ada halangan untuk membaca," Kak Jef menasihati Mira sekaligus menenangkannya.

"Kalau kamu suka, aku bisa beliin komik yang kamu mau kok. Gak perlu rental."

"Nggak usah Kak. Lain kali aja,"

"lho kan beliin pacar gapapa."

"Malu Kak, udah terbiasa mandiri. Nabung dulu baru beli."

"Yaudah kalau begitu. Bangga deh punya pacar mandiri kayak kamu."

Dalam hati Kak Jef merasa sangat senang bisa mendapatkan Mira yang lugu dan polos. Bukan berarti ia ingin menodainya, tidak, Mira adalah kriteria gadis yang selalu ia panjatkan dalam doanya di sepertiga malam. Ia ingin lebih mengenal gadis itu. Muncul ide baru untuk mengado Mira komik favoritnya, mungkin ia bisa bertanya pada sahabat Mira, kalau tidak salah namanya Serhan. Sepertinya itu ide yang buruk mengingat Serhan nampak membencinya.

"Mir, aku antar pulang ya?" Tawar Kak Jef.

"Huh?" Mira terkejut membuat tukang parkir ikut terperanjat. Mereka ada di depan rental buku, Mira celingukan, 'Gue nggak pernah bawa cowok ke rumah, cuma Serhan doang.'

"Terus motor aku gimana?"
"Eh iya juga. Aku ikutin dari belakang aja deh... ini udah gelap Mir, nanti kalau ada apa-apa."

'Ya Allah semoga Ibu nggak tanya aneh-aneh.'

"Kita balik ke kampus dulu ambil motorku Kak." Tutur Mira. Kak Jef naik motornya diikuti Mira yang duduk menyamping berhubung ia mengenakan rok.

-

"Terimakasih Kak. Nggak mampir dulu Kak?" Mira membuka pagar besi rumahnya.
"Maaf menolak Mir, masih ada urusan lain yang harus diselesaikan."
"Hati-hati Kak."

Sang ibu yang mendengar pintu pagar tertutup membuka pintu ruang tamu.
"Kok malem banget pulangnya?"
"Khilaf cari buku Ma."
"Cepet masuk," tutur sang ibu dengan lembut.

Setelah Mira memasukkan motornya ke garasi, ia pun pergi menuju kamar, siap-siap mandi. Saat ke luar dari kamar, ibunya berdiri di depan pintunya.
"Itu tadi siapa?"
"Yang mana, Ma?"
"Cowok yang nganterin kamu,"
"Oh, Kak jef. Kenapa Ma?" Jawab Mira takut-taku.
"Kapan-kapan suruh mampir, kasian udah nganterin." Mira mengaguk paham. Bernapas lega tidak ditanyai macam-macam.

Sesudah menyelesaikan ritual mandi, badanya segar kembali. Mira merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Mira: Kak sudah sampai?

Kak Jef: Sudah Mir. Kamu lagi ngapain?

Mira: Tiduran di kasur, Kak Jef?

Kak Jef: Ngerjain makalah.

Mira: Semangat Kak. Aku mau tidur dulu.

Kak Jef: Oke. Met bobok.

Mira memainkan ponselnya, tanpa sadar ia merindukan sahabatnya. Hampir satu minggu Serhan tidak menghubungi, egoiskah ia menginginkan Serhan tetap bersamanya setelah apa yang telah terjadi di antara mereka? Mira bagai seorang penjahat, penyebab Serhan sakit hati. Ia ingin meminta maaf secara langsung pada Serhan, masalahnya Serhan menghindari Mira. Apa sebaiknya ia biarkan saja, bisa jadi Serhan dalam fase move on. Meskipun begitu ia merindukannya. Ketidak hadiran Serhan terasa ganjil, ia terbiasa saling berhubungan, entah itu bercanda, hunting makanan, bahkan membeli buku dan ke rentalan. Tidak mungkin ia menari di atas penderitaan sahabatnya. Kira-kira apa yang dilakukan Serhan sekarang ya?

Main game?

Futsal?

Nongkrong?

Entahlah. Ia harap bisa berbaikan secepat mungkin. Ia kangen masakan Ibu Serhan. Dulu setiap Serhan mengajaknya berkunjung, ibu Serhan selalu membuat matcha cookis, sejak itu matcha menjadi rasa favoritnya.

-

"Halo gue Serhan kali ini gue akan resensi salah satu buku terfavorit yang pernah gue baca,"

"Jadi buku ini bercerita tentang sosok gadis yang terkenal, dia punya segala hal yang nggak orang lain punya,"

"Cowok ganteng dia embat semua. Prestasi cewek ini juga cemerlang, hampir nggak ada minus dari cewek ini..." Serhan mengambil napas sejenak.

"Tapi lama kelamaan dia bosan. Seolah lagu Ariana Grande, I want it I got it membuatnya muak. Terdasar hatinya selama ini kosong, ia pun mencari kesenangan lain,"

"Tak ada yang berubah, lalu di sana ia tatap satu cowok penyendiri membaca buku, cewek itu mendekatinya. Memperkenalkan diri. Lambat laun mereka akrab, cewek ini bercerita banyak hal dan cowok ini sebagai pendengar. Inilah yang ia cari, sosok yang mau menerima dia, mendengarnya, bukan karena dia cantik, kaya, pintar, maupun apapun itu." Serhan berhenti merecording. Mengulang kembali membaca hingga merasa pas. Ia ingin menampilkan yang terbaik. Mungkin ia terlalu ambisius. Serhan mencoret-coret kertas bacaan, mengganti serta menambahi kata-kata yang dirasa kurang. Waktu tersisa 3 hari pengumpulan trailer dan naskah resensi.


TBC

A/N: Maaf kalau di chapter ini agak membosankan, di next chap akan aku usahakan lebih baik lagi. Aku gak ada pengalaman ngedate, ini pun cari2 referensi dari imajinasi. But thank to you all for reading this book. Leave a vote and a comment :) <3

Continue Reading

You'll Also Like

526K 19.7K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
3.4M 277K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2.6M 269K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
463K 50.3K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...