Dear My Friend (On-Going)

By Yuryuuki14

264 11 4

Persahabatan antara si introvert dan ekstrovert yang telah dipertemukan di bangku SMA. Hubungan mereka berlan... More

Cast
1. Bareng yuk!
2. Teman?
3. Kalah Start
4. Kak Jef
5. Berjuang
6. Again
7. Terobos
9. Serhan & Mira
10. Maaf
11. Kencan Pertama
12. Move On
13. Bulan Bahasa

8. Klub Sastra

16 0 0
By Yuryuuki14

Karma pepatah persahabatan antar lawan jenis akan berakhir salah satunya jatuh cinta telah mendatanginya. Sulit berada di posisi Serhan saat ini. Mari lupakan sejenak.  Serhan menunggu kedatangan Kak Jef. Berlatar belakang kampus yang sepi, hanya segelintir mahasiswa aktif yang tinggal.

"Maaf membuatmu menunggu lama,"
"Serhan kan?"
Mengagukkan kepala, "Kapan lomba resensi bukunya?" Tanya Serhan
"Di pamflet ada keterangan pada tanggal 5 Juni. Kamu nggak baca?"
"Gimana mau baca kalau bentuk pamfletnya aja nggak tau."

"Lho belum saya kirim ke kamukah kemarin malam?
"Belum."
"Hehehe saya share langsung."

Menggeser lock screen. Serhan cermati perlahan. Sebelum itu ia harus menentukan buku yang akan diresensi. Boleh dari penerbit manapun asalkan bertema self improvement. Mengirimkan dokumentasi serta trailer resensi berupa audio MP3, durasi minimal 3 menit maksimal 5 menit.

"Kak, ini daftar sendiri atau didaftarkan?"
"Oh... saya yang akan mendaftarkannya. Kamu tinggal list nama, NIM, dan prodi." Kak Jef memberikan kertas kepada Serhan.
"Thanks." Ucap Serhan mengembalikan kertas yang sudah ia isi. Kemudian pergi tanpa berbalik badan.

Siapa sangka Serhan yang terkenal sosok bersosial, mudah bergaul, penuh canda bertingkah dingin padanya. Perasaan Kak Jef tidak pernah sedikit pun mencari masalah dengan Serhan. Merapatkan jaket, sesekali menggesekkan kedua telapak tangan  udara malam yang dingin menusuk. 'Sialan Jef,' rutuk Serhan, mengecek jam tangan memunculkan angka pukul 20.00. Ibunya pasti marah ia telat pulang.

Serhan menghampiri Vario yang terparkir di basemant kampus. Menstater. Berkendara bersama angin malam, tanpa berhenti memikirkan rancangan resensi buku. Ia mempersiapkannya matang-matang. Ambisi besar meraih juara pertama demi perhatian Mira. Bolehlah ia memperjuangkan gadis impiannya, bonus mendapat pengalaman yang akan berguna di masa mendatang, menambah lembaran kosong di CV kelak. Untung jalanan tidak terlalu macet sehingga ia sampai ke rumah lebih cepat. Ketika ia hendak membuka gerbang, Serhan dikejutkan sosok sang ibu yang berkacak pinggang.

"Kamu nggak lihat jam apa?" Serhan membisu seribu bahasa.

"Kamu pikir bisa seenaknya kelayapan nggak jelas. MASUK!"

"Astagfirullah Bu, jangan su'udzon dulu. Serhan tadi masih nunggu kating bermaksud mewakili UKM di perlombaan."

"Oh, maafin Ibu ya," Menutup mulut agar tak kelepasan lagi. Mendengarkan penjelasan sang anak. Sang ibu mengelus punggung Serhan, "Yaudah masuk. Kamu pasti lelah, ibu siapkan teh hangat dulu." Serhan memutar bola mata. Menuntun motornya masuk. Hafal betul kelakuan ibu-ibu yang selalu menyerang terlebih dulu sebelum tahu permasalahannya. Tak mau mengalah.

-

Mira: Cit, gue suka Kak Jef.

Citra: Sudah kuduga pasti ada sesuatu di antara kalian.

Berpindah posisi tidur menyamping, Mira membalas.

Mira: Duh kasih gue pencerahan.

Citra: wkwkwk yang lagi kasmaran bingung ya. Tembak langsung dong!

Mira: Takut ditolak.

Citra: Dicoba dulu, ditolak urusan belakang.

Mira: Ok. Doain gue.

Citra: 👍

Dada Mira berbunga-bunga. Sesak akan kupu-kupu yang beterbangan. Nama Kak Jef mendominasi pikiran. Tidur pun sulit. Tengkurap, ia buka kontak  Kak Jef. Menatap lamat-lamat foto profil. Tiba-tiba ponsel berdering.
'Tumben Kak Jef telepon malam.' Paniknya.
"Ha, halo. Ada apa Kak?"

"Mir, tolong ketikkan nama anggota baru Klub Sastra– eh sekalian daftar judul yang diresensi minggu lalu untuk mengisi laporan agenda kita."

"Siap Kak. Besok sore done gak apa-apa kan?"

"Wah baguslah. Lebih cepat lebih baik... Thank you so much Mir."

"Urwel, sudah kewajibanku sebagai sekretaris."

"Hehehe maaf mendadak. Saya sudahi dulu ya, Mir. Selamat malam."

"Selamat malam– tunggu sebentar.." Mira teringat sesuatu.

"... Iya?"

"Enggak jadi deh. Besok saja saya tanyakan langsung ke Kak Jef sekalian print outnya." Tersenyum kikuk

"Eh kenapa nggak sekarang?"

"Gak enak Kak soalnya penting. Bye Kak." Mira menutup sambungan sepihak. Jantung serasa terpacu oleh adrenalin.

Bergelimpungan di atas kasur. Mira tidak bisa tidur. Bingung menyiapkan kata-kata apa untuk keesokan hari. Pertama kali akan menjalin hubungan dengan seorang laki-laki. Sampai terbayang kelak ia menikah dengan Kak Jef. Menggeleng kepala. Mengusir angan yang terlalu tinggi.

'Diterima saja belum, kok gue terlalu berimajinasi sih,'

'Ya Allah hambamu ini sudah jatuh pada pesona makhluk ciptaanmu bernama Jefferey Irsyad, kumohon apabila dia jodohku dekatkanlah... Jika bukan biarkan aku berhenti berharap terlalu tinggi padanya. Aamiin.

'Kok tetep gak bisa tidur sih?!'

Mira memutuskan bangun. Jari mengabsen deretan buku yang tertata. Menarik satu buku yang dirasa cukup menarik. Karya penulis favoritnya, Alvi Syahrin 'Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta'. Ia baca lembar tertandai sticky note. Ada satu kalimat menohok.

'Jangan barubah hanya karena laki-laki'

Seolah mengatakan kepada Mira untuk tidak khawatir akan jawaban yang keluar dari mulut Kak Jef. Meneguhkan hati menerima penolakan, dan tidak menjadikan alasan ditolak untuk berlarut-larut dalam kesedihan, bahkan sampai kehilangan jati diri. Biarpun penerimaan sebagai kabar bahagia, ia pun tak ingin alasan itu membuatnya lalai akan batas, cinta memang buta, tetapi perlu adanya pengendalian diri. Jangan sampai melewati batas. Ingat! Manusai tempat salah. Terkadang larut dimabuk cinta buat diri gila.

Don't lose yourself just for a man you barely know. So you won't regret it if he shows you his real face. The only one who can make you happy is youself. Change for your better version, not others.

-

Serhan menenggelamkan wajah di lengan. Beberapa kali menguap. Kepalanya ditutupi hoodie. Tidur sejenak sembari menunggu matkul berikutnya. Mahasiswa super sibuk seperti dirinya membutuhkan istirahat juga. Sore nanti ada jadwal futsal. Penyesalan menyelimuti, ternyata mengikuti terlalu banyak aktivitas di luar kampus melelahkan, sampai-sampai orangtuanya tidak tega menyuruh. Nilai positifnya ia terhindar dari omelan sang ibu.

Suara derap langkah kaki memenuhi ruangan. Derit kursi terdengar.

"Cerita sekarang Mir!" Paksa Natha

"Ish kepo deh kalian." Mira berujar

"Jangan pelit Mir, gue tikung mampus lo." Candanya

"Kalau nggak mau biar gue aja." Citra menawarkan diri

"Langsung Cit."

"NO!" Rengek Mira

"Hehe sabar Fir. Lo kayaknya ketinggalan banget deh, iyakan guys?" Dijawab agukan oleh mereka.

Sindi mengacungkan tangan, "Gue ada pertanyaan. Apa yang lo suka dari Kak Jef?"

Wajah Mira merona. Mereka belum menyadari keberadaan Serhan tepat beberapa kursi di belakangnya. Tangan Serhan mengepal erat. Masih di posisi semula. Tubuhnya terpaku.

"Kak Jef pinter terus santun, selain itu dia juga suka buku, actually bisa diajak diskusi karena sehobi..." Cerita Mira dengan mata berbinar, "... Dari dulu gue mengidamkan sosok yang bisa diajak menghabiskan waktu di perpustakaan. Mirip cowok wattpad yang pernah gue baca." Telinga Serha panas.

"Terus hari ini lo jadi nembak dia?" Tanya Citra dijawab agukan oleh Mira.

Tak kuat lagi Serhan bangkit, menimbulkan kursi yang ia duduki jatuh ke belakang. Para gadis tersebut terkejut. Mata Sindi melotot mengetahui sosok laki-laki yang melewati mereka merupakan Abrisam Serhan Fahmi. Natha, Firda, Citra mengigit bibir agar tak bersuara. Sedangkan Mira bengong menatap pungguh lebar Serhan hingga menghilang dari balik pintu.

Sia-siakah usahanya selama ini?

Cukupkah sampai di sini?

Kedua netra coklat Serhan kosong memandang langit biru. Langit pun tak memihak padanya, lihatlah warnanya cerah di saat hatinya tidak.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

555K 27K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.3M 98.7K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
1.4M 103K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
3.4M 277K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...