KARENA sudah mendapatkan izin dari Jaehyun untuk bekerja di perusahaan lain, Taeyong akhirnya menginjakan kaki di gedung Rixxus, senyum manis terukir di wajah cantiknya. Jika di bandingkan dengan gedung perusahaan Jaehyun, Rixxus tentu lebih kecil, tapi tidak masalah, Taeyong mencintai pekerjaannya dan ia ingin segera menjadi model ternama agar bisa membuat orang-orang di sekitarnya merasa bangga!
Taeyong belum berkerja bersama Rixxus, ia perlu membicarakan tentang kontrak dan pakaian jenis apa saja yang harus ia kenakan untuk menjadi model di perusahaan Rixxus. Oh! Kemarin Taeyong baru mewarnai rambutnya menjadi merah muda, terlihat sangat cocok jika di sandingkan dengan kulit putih Taeyong; begitu kontras.
"Lee Taeyong-ssi?"
Seorang lelaki bersurai cokelat dengan bibir tipis dan hidung mancung berdiri di hadapan Taeyong, ia tersenyum kecil sebelum mengulurkan tangan. "Perkenalkan aku Byun Baekhyun, HRD di kantor ini."
Tanpa ragu Taeyong membalas senyuman lelaki bernama Baekhyun itu dan menjabat tangannya. "Senang bertemu denganmu Baekhyun-ssi."
"Terima kasih karena sudah mau bekerja sama dengan Rixxus!" ujar Baekhyun semangat, ia melepaskan jabatan tangan mereka, "karena Direktur ingin menemuimu, jadi aku akan menunjukan jalan menuju ruangan Direktur. Kau sudah mengenalnya bukan? Direktur Oh Sehun?" ia berjalan, membawa Taeyong untuk mengikutinya secara sopan.
Oh Sehun? Tentu Taeyong mengenal lelaki berkulit putih itu, mereka sempat bertukar sapa selama beberapa kali saat masih menjadi mahasiswa di universitas negeri Seoul. Tapi ia belum pernah berbincang dengan Oh Sehun, Taeyong rasa mereka tidak sedekat itu untuk sekedar menanyakan kabar satu sama lain.
"Aku mengenalnya." jawab Taeyong cepat, ia masuk ke dalam lift dan Baekhyun menekan tombol lantai lima, "apa memang seharusnya HRD yang menyambut? Kurasa itu menjadi pekerjaan sekertaris, aku tidak bermaksud menyinggung, hanya bertanya.."
Baekhyun terkekeh pelan. "Tidak masalah, sekertaris kami baru saja mengajukan resign jadi saat ini posisi sekertaris masih kosong. Direktur menyuruhku membantunya karena ia mempercayaiku." ujarnya tanpa ragu.
Taeyong mengangguk paham, pintu lift terbuka dan mereka mulai berjalan menelusuri lantai lima. Tidak terlalu padat, banyak ruang kosong yang di biarkan begitu saja. Baekhyun menuntun Taeyong menuju pintu berwarna putih tulang yang terletak di ujung. Lelaki bermarga Byun itu mengetuk sebelum membuka pintu, mempersilakan Taeyong untuk masuk ke dalam.
"Direktur, Lee Taeyong-ssi sudah datang." ujar Baekhyun seraya menundukkan tubuh; menyapa si pemilik perusahaan. Mau tidak mau Taeyong juga memberi salam kepada Oh Sehun, ia tidak menyangka bahwa Baekhyun ternyata sangat sopan, berbanding terbalik dengan Kim Doyoung.
Oh Sehun; Direktur sekaligus pemilik perusahaan Rixxus tersenyum ketika melihat Taeyong, ia mengangguk kepada Baekhyun. "Terima kasih Baekhyun, kau bisa pergi. Aku akan membicarakan kontrak kerja dan peraturan bersama Lee Taeyong."
Baekhyun mengangguk. "Baik, selamat siang Direktur." setelah itu ia keluar dari ruangan, meninggalkan Taeyong dan Sehun untuk berbicara tentang kontrak perkerjaan.
Ruangan Sehun di dominasi dengan warna putih yang terlihat begitu terang, sangat nyaman di pandang oleh mata.
"Selamat datang Lee Taeyong-ssi, bagaimana kabarmu?" ujar Sehun lembut, ia tersenyum dan mengulurkan tangan untuk sekedar menyapa Taeyong, "senang bertemu denganmu."
"Senang bertemu denganmu juga Sehun-ssi," Taeyong menjabat tangan Sehun sebelum kembali melepasnya lagi, sebenarnya ia ingin memanggil lelaki berkulit putih itu dengan sebutan Sunbae, tapi rasanya pasti sangat canggung. "Terima kasih sudah menawarkan pekerjaan ini."
Sehun mengangguk kecil, ia berdiri dari duduknya dan mempersilahkan Taeyong untuk duduk di sofa berwarna putih tulang yang terletak di tengah ruangan. Sehun juga mendudukkan diri di sana, mereka perlu membahas tentang pekerjaan dan Sehun tidak ingin membuat Taeyong merasa tidak nyaman.
"Kau sudah membaca proposal yang aku kirim ke agensimu?" tanya Sehun seraya menatap lurus pada iris hitam Taeyong, tentunya Sehun tidak bisa menyangkal bila visual Lee Taeyong memang sangat mematikan, "aku ingin mempertimbangkan kontrak selama tiga bulan terlebih dahulu. Kurasa kau baik-baik saja dengan hal tersebut."
Taeyong mengulum bibir dan mengangguk. Ia tidak keberatan, Sehun juga perlu mengetahui bagaimana ia berpose di depan kamera. Taeyong tidak boleh mengecewakan perusahaan yang mempekerjakannya seperti ini.
"Tidak masalah Oh Sehun-ssi." karena Taeyong hanya perlu bekerja selama lima jam sehari, jika memang sangat sibuk dan banyak pakaian yang harus ia coba, mungkin itu bisa memakan waktu hingga tujuh jam.
Sehun membuka amplop berwarna cokelat; mengeluarkan kontrak kerja yang perlu Taeyong tanda tangani. "Kuharap kau tidak keberatan berkerja di bawah naunganku. Karena perusahaan kami tidak begitu banyak memiliki model laki-laki, jadi terkadang aku harus turut serta berpose di hadapan kamera."
Taeyong mengambil kertas berisi peraturan yang perlu ia taati dan mengangguk kecil. Sehun memiliki wajah tampan yang sangat rupawan, tentu saja lelaki bermarga Oh itu bisa menjadi model. Taeyong juga sempat melihat Sehun di cover depan majalah ternama, visual si pemilik perusahaan Rixxus memang tidak bisa di ragukan.
Mengambil bolpoin dari meja, Taeyong menandatangani kontrak kerja itu di atas materai. "Tentu, aku tidak keberatan. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik!"
Sehun tertawa kecil. "Tentu," ia kembali memasukan kertas berisi kontrak ke dalam amplop cokelat. "Karena kita berkuliah di universitas yang sama, kenapa tidak mencoba untuk membuang kecanggungan yang ada? Kau akan bekerja di sini selama tiga bulan, tentunya kita pasti sering bertemu. Kau bisa memanggilku dengan panggilan yang lebih nyaman."
Taeyong menatap wajah tampan Sehun dan berdehem ketika lelaki bermarga Oh itu memberikan senyum lebar padanya. "Tentu, bagaimana dengan Sehun Sunbae?"
"Itu terdengar lebih baik." ujar Sehun santai, ia menyandarkan punggung di sofa, "tentang pemotretanㅡkau bisa memulai senin depan. Tapi masih ada banyak hal yang perlu aku bicarakan, kuharap aku tidak menganggu waktumu?"
"Tentu, tidak masalah, aku memiliki banyak waktu." tidak masalah bila Taeyong selesai hingga nanti malam, Jaehyun tidak mungkin keberatan, lelaki bermarga Jung itu memiliki banyak jalang untuk di setubuhi.
Dan satu lagi, Taeyong tidak terlalu membutuhkan Jaehyun. Ia akan berusaha merintis karirnya sendiri agar namanya bisa terkenal di dunia entertainment.
***
Pukul enam sore Jaehyun menginjakan kaki di apartemen Taeyong, pekerjaannya sudah selesai dan tidak ada meeting yang perlu di hadiri. Selama dua hari ini Jaehyun sibuk mengerjakan berkas, ia tidak ingin Doyoung terus mengejek kinerja nya, itu menyebalkan.
"Taeyong?" panggil Jaehyun seraya masuk ke dalam kamar si lelaki cantik yang tidak di kunci, namun ia tidak berhasil menemukan Taeyong. Bahkan kasurnya saja masih sangat rapih, belum tersentuh sama sekali.
Apa Taeyong belum pulang? Tapi lelaki bermarga Lee itu berangkat sejak jam sepuluh pagi! Apa membicarakan kontrak kerja memang selama ini?
"Oh, Jaehyun Hyung?" Mark baru saja keluar dari kamarnya dan sedikit terkejut melihat Jaehyun datang terlebih dahulu, "Taeyong Hyung belum pulang, aku menghubunginya tadi dan ia bilang akan makan malam di luar."
Kening Jaehyun berkerut dalam. Sungguh tidak adil, Jaehyun sudah mengirim pesan kepada Taeyong namun tidak ada satupun yang di balas! Bahkan lelaki cantik itu tidak mengangkat panggilan darinya.
Jaehyun mengulum bibir. "Makan malam bersama siapa?"
"Winwin Hyung." jawab Mark santai. Taeyong memang bilang jika dia akan makan malam bersama Winwin, tentunya tanpa Yuta.
"Winwin, siapa?"
"Kekasih Yuta Hyung."
"Oh.." entah kenapa namun kini perasaan Jaehyun jauh lebih lega, ia berjalan mengikuti Mark ke arah dapur, "kau sudah makan, Mark?"
Otomatis Mark menggeleng, tangannya meraih pintu lemari es, mengeluarkan pudding stroberi yang ia beli di swalayan saat pulang dari kampus tadi. "Aku tidak pintar memasak dan berencana memesan makanan cepat saji. Hyung menginap di sini?"
Jaehyun mengangguk, ia tidak ingin sendirian di apartemen, lebih baik ia menghabiskan waktu bersama Mark atau Taeyong. Walaupun sebenarnya Jaehyun ingin sekali pergi ke club untuk bersenang-senang, namun besok pagi ia memiliki rapat penting. Jadi Jaehyun tidak mau membuat Doyoung kembali memarahinya.
Mark mengeluarkan ponsel. "Hyung ingin makan apa?"
"Bagaimana dengan pizza?" saran Jaehyun seraya menuangkan air mineral di atas meja ke dalam gelas kosong, "aku yang akan membayar makan malam kita."
"Baiklah, pizza. Kurasa satu box besar cukup untuk kita berdua."
Jaehyun meminum air mineral hingga tandas, tenggorokannya terasa lebih baik. "Pesan dua box besar, cola, lasagna dan makaroni panggang. Taeyong mungkin akan pulang nanti." tidak ada salahnya memesan banyak makanan kan?
Mark terkekeh kecil. "Call!" siapa yang bisa menolak makanan lezat? Tentu saja bukan Mark.
Jaehyun tersenyum, sejujurnya ia senang berbincang dengan Mark karena lelaki yang lebih muda darinya itu tidak pernah menanyakan hal pribadi. Seolah Mark tidak ingin mengetahui hubungan Jaehyun dan Taeyong lebih jauh.
Semoga saja Taeyong cepat pulang, Jaehyun sedikit merindukan lelaki cantik itu.
Tbc
Dapet salam dari Oh Sehun, aw :3