SIR | Jaehyun

By ikangdoyi

85.1K 5.2K 460

kalau lagi sama saya nggak usah ingat pulang. More

Bagian 01 : hallo.
Bagian 02 : kesan
Bagian 03 : Black Card (18+)
Bagian 04 : Second time.
Bagian 05 : Take and give (18+)
Bagian 06 : Takdir Hari Hujan.
Bagian 07 : The Hidden Feelings
Bagian 08 : Chocolate
Bagian 10 : Hated to Love
Bagian 11 : Since day one
Bagian 12 : Take Care of
Bagian 13 : psycho.

Bagian 09 : Dark Secret

3.1K 323 40
By ikangdoyi

Jaehyun lupa membuka sepatunya hari ini. Dia terlihat kelelahan dan langsung ambruk di ranjang tidurnya. Sebetulnya mereka berbeda kamar. Kamar Rachel ada di lantai dua sedangkan Jaehyun ada di lantai satu.

Rachel melepaskan jas hitam pekat yang melekat pada tubuh Jaehyun
Menarik dasinya pelan sambil menggulung kerah tangan milik Jaehyun. Terasa mengetat kelihatannya. Rachel nggak memiliki niat apapun saat Jaehyun lemah dan nggak punya daya. Satu hal yang mampu membuat Rachel betah tinggal dengan Jaehyun adalah, Jaehyun berhasil merebut hati Gabriella, dengan mengatakan bahwa dia adalah calon suaminya Rachel.

Disaat Rachel sudah kehilangan rasa ketertarikannya pada laki - laki, tapi Jaehyun belum menyerah. Saat ini dia masih berusaha menggugah hati wanita itu agar tergila gila dengannya. Jaehyun bukannya nggak bisa, dia hanya butuh waktu.

Tujuh tahun bersama Tian bukan waktu yang sebentar. Rachel mampu berhasil lari dari kelam masa lalunya dan melepas dirinya dengan Tian. Bukannya Rachel gak pernah mencoba buat bangkit, Tian adalah orang yang patut di waspadai. Seperti seorang pesulap, Tian sendiri punya daya tarik yang membuat Rachel berkali kali bisa kembali padanya kemudian menghancurkan lagi hati gadis itu.

Dia hanya berharap, kalaupun Tian kembali, itu bukan karena Rachel.

"Rachel."

"Saya haus."

Jaehyun membalikan badannya. Rachel masih sedikit merenung sambil memeluk pakaian kotor Jaehyun. Dan melintasi netra Jaehyun yang sekilas terlihat sayu.

"Mau minum apa? Sir?"

Jaehyun mendudukan posisi tubuhnya. Seolah dia akan memangku Rachel sebentar lagi.

"Kapan kamu bakal cinta sama saya Chel?"

Jujur saja pikiran Rachel sedang kosong-kosongnya. Dia blank.

"Aku── m-maksudnya.. gue"

"Saya nggak suka kamu nggak nyaman gitu sama saya."

"Maksud aku ..."

Rachel menekukan semua jari - jarinya dan melepas semua baju kotor Jaehyun.

"Salah satu alasan gue masih hidup adalah karna lo Rachel! Gue nggak bisa berhenti buat cinta sama lo, dan lo nggak bisa menolak gue dengan alasan apapun!!!"

"Tujuh tahun nggak ada apa apanya. Gue bisa mencintai lo sampe akhir hayat hidup gue!"

"Walaupun lo tau semua kebusukan gue, jeleknya gue. Dan lo itu anugerah yang Tuhan kasih ke gue.. lo doang yang gue cinta dan Tuhan takdirin lo buat gue, buat jadi satu satunya cewek yang bertahan, untuk gue."

"Gue hanya punya nafsu buat cewek cewek lain, tapi buat lo gue kasih semuanya, Rachel.. "

Bisikan di kepala Rachel sangat mengganggunya. Dia tau bukan saat yang pas untuk memaksakan kehendak sendiri.

Jaehyun yang menatap air muka Rachel bertaut tak searah kemudian menggenggam pergelangan tangannya.

"Kalau kamu membawa selembar masa lalu kamu hari ini, saya yakin kamu nggak akan bisa menulis lembaran yang lain di kehidupan kamu kedepannya, Rachel."

Seperti telepati, Jaehyun dengan mudahnya memberikan sebuah nasihat tentang Rachel dan masa lalunya. Bersama seorang Natian Areska.

Sudut bibirnya tertarik sambul menarik kerut sebelah alis.

"Natian...."












****


"Dikta bajingan! Jangan bilang lo ngumpetin Rachel.. 15 tahun kita temenan. Lo sama Rachel nggak ada apa apanya kan? Lo lebih milih temen lo apa ceweknya? Pengkhianat lo biadab!!!!"

BRUK

Dikta terhuyung di parkiran ke belakang. Bibirnya sedikit mengeluarkan darah, bengkak dan terasa perih.

"Lo udah nyakitin Rachel! Gue nggak bakalan ngasih orang kayak lo ke Rachel. Gue sayang Rachel tapi Rachel lebih milih lo yang bajingan kayak gini. Natian lo cuma sampah anjing!"

Kini bergantian Tian yang tertubruk ke bagian belakang mobil yang ada di sebelahnya karena hantaman Dikta.

"Andai aja gue bisa dapetin Rachel. Gue nggak bakalan main cewek kayak gini. Lo yang bikin Rachel sakit tapi lo tetep hidup, gue pengen tanya keadilan Tuhan tuh dilihat darimananya sih?!"

Dikta langsung pergi menjauh dan menghilang dari pandangan Tian. Tian langsung beranjak bangun dan kembali ke mobilnya.

"Kenapa kamu?"

Tian disambut dengan ocehan wanita yang ada di kursi kemudinya. Sebenarnya dia lelah jika harus terus bersama Angel. Tapi apa boleh buat, saat ini Angel yang dia butuhkan. Keuangan sang pacar sedang bagus bagusnya dan ini adalah sebuah kesempatan bagus untuk Tian.

"Gapapa tadi nabrak orang doang."

"Nabrak orang apa pacarnya? Kayak abis dibikin babak belur begitu." Cerewet Angel.

"Udahlah Njel. Gue mau balik."

Setelah lama berdebat akhirnya Tian berhasil membuat pacarnya untuk mengantarnya pulang ke apartement mereka. Selepas ini Angel harus pergi ke kampus untuk mengurus keperluan KKN-nya. Hari ini dia mengajukan diri bersama Sharrel ke suatu tempat yang nggak jauh dari tempat tinggalnya. Tentu aja, mereka adalah cewek cewek manja yang nggak bisa jauh dari realita gemerlapnya kehidupan kota.

"Anjing! Pembimbingnya Sir Jaehyun?!" Teriak Sharrel saat dia mengetahui jika dospem yang akan menuntun kegiatan KKN-nya itu adalah Jaehyun.

"Ya kenapa bego? Lu kan jomblo nih. Lu gebet aja. Kemarin kemarin Pak Lucas ampe nggak bisa lepas dari si Rachel gatel itu loh. Jangan mau kalah lo Rel!" Celoteh Angel.

"Anjing anjing anjing!!!!!!"

"Lo nggak tau kan Bangsat!"

"Sir Jaehyun kasih gue cokelat kadaluarsa! Gue sampe masuk rumah sakit. Terus dia ancem gue .. akh sialan emang si Rachel."

Angel langsung membulatkan matanya penuh. Dia nggak percaya akan semua perkataan sahabatnya.

"Gue tuh orangnya nggak tenang kalau belum bales dendam. Lo liatin aja sih nanti." Seru Sharrel pada Angel. Namun Angel nggak terlalu memerhatikannya. Dia hanya melihat isi kontak yang ada di grup KKN mereka.

"HMM. UDAH LAH. PERANG DUNIA INI MAH"

"Kenapa lo?"

"Lihat sendiri lah." Jengkel Angel pada Sharrel.

Dengan mode zoom. Angel memperingati Sharrel bahwa Rachel berada satu grup bersamanya didalam sana.

***





Berkutik dengan mesin cuci yang rusak, Jaehyun kebingungan sendiri bagaimana dia mencuci semua pakaiannya. Karena memang dia sudah biasa mengerjakannya secara otomatis dan biasanya Rachel yang akan menggosok pakaian itu setelahnya.

"Gak mau di laundry aja?"

"──nggak!" Tolak Jaehyun.

"Ya biasa aja kali Pak. Gue kan nggak minta duit."

"Bukan masalah minta duit atau enggak. Itu pakaian mahal saya Rachel."

"Justru di laundry hasilnya bakal lebih bagus."

"Pokoknya nggak ada yang boleh sentuh pakaian saya satupun!"

"Gue sentuh semalem, nggak ngamuk?"

Jaehyun sedikit tercekat akibat ledekan Rachel.

"Karena kamu yang pegang. Jadi saya tolerir."

Jaehyun menetapkan netranya pada satu arah didepannya. "Karena kamu calon istri saya."

"Menikah itu bukan hal yang gampang kayak beli kacang. Menikah itu masalah prinsip, tanggung jawab, kebutuhan, kesetiaan, dan itu berlangsung seumur hidup. Lo cinta sama gue tapi gue belum punya perasaan apa apa buat lo Pak! Hati - hati, cinta bisa bikin sakit." Peringati Rachel, perempuan yang sudah sangat lelah dengan semua komitmen.

"Nggak. Gue gak sanggup buat cinta lagi sama orang." Gumam Rachel didalam kamarnya.

"Apa gue udah mati rasa ya? Gue jadi takut."

"Sialan. Emang semua gara gara Tian. Tian itu kayak mimpi buruk buat gue."

"Cinta bikin dunia lo gelap, Rachel. Lo bisa buta karena cinta. Makanya sekarang banyak bucin."

"Budak cinta haha. Sialan. Gue juga pernah jadi budak cintanya Tian."

Rachel mengambil wine yang ada di dalam kamar Jaehyun. Karena Jaehyun berkata, semua yang dia miliki, milik Rachel juga.

"Semua yang saya punya, kamu boleh punya. Saya cinta kamu Rachel, saya sayang sama kamu."

"Klise banget, nggak sih? Making love dengan orang asing bisa bikin dia tergila gila gitu sama gue. Punya gue enak kali ya." Rachel langsung menjedotkan dirinya ke kaca yang terdapat meja riasan dibawahnya.

"Aduh sakit juga. Kirain enak."

Pikirannya mulai melambung. Efek alkohol yang cukup kuat banyak dia teguk, dan rasanya menjadi lebih lega setelah dia bisa menyampaikan isi hatinya lewat tangisan, nyanyian ataupun teriakan.

Jaehyun menyelinap masuk ke dalam kamar Rachel dan melihat gadis itu sedang berbaring tak berdaya di atas kamarnya. Hanya menggunakan dalamam tipis yang menutupi bagian vital di area tubuhnya.

"Emang betul cantik itu luka. Bukan anugerah. Karena kalau itu anugerah pasti gue terima dengan lapang dada."

"Gue juga pengen punya banyak temen. Gue pengen punya geng kayak orang orang. Punya pacar yang baik. Tapi kenapa alur hidup gue selalu dalam zona merah sih. Alias gak pernah aman, hahaha." Rachel masih berceloteh demgan dirinya sendiri.

"Sir Jaehyun mau nampung gue juga kan karena gue cantik. Gak ada yang mau lihat kalau lo punya kelakuan baik,Chel" Air mata menetes di sudut kanan kelopak mata Rachel.

"Gue juga mau punya temen yang mandang gue baik.. gue loyal, nggak pelit, pinter atau apapun. Bukan malah dijauhi gara gara mereka minder sama gue.." Rachel berputus asa. Kadang diberi fisik yang sempurna juga bukan sebuah kelebihan yang baik buat beberapa orang.

"Rachel, ayok tidur sayang?" Ajak Jaehyun. Jaehyun mengenakan piyama tidurnya sementara Rachel hanya dengan beberapa helai benang bertengger di atas tubuhnya.

"Sir.."

Bagai anak kecil yang mengadu, Jaehyun memeluk kepala Rachel.

"Nurut sama saya. Ya?"

Rachel manggut manggut dengan gemas. Wajahnya memerah. Alkoholnya berhasil membuat dirinya mabuk kepayang bukan main.

Saat Jaehyun menyelimuti tubuhnya, rasa ingin menyentuh gadis itu sangat banyak. Tapi dia mengerti, Rachel tetaplah Rachel yang bisa lelah seperti manusia pada umumnya.

"Sshhhh."

"Hmmmhh..hhh"

"Hhhh... Sir..."

Tubuh Jaehyun tertarik oleh cengkraman Rachel. Seperti meminum obat perangsang yang tidak tau darimana adanya, Rachel langsung merebut ciuman malam Jaehyun saat itu juga. Jaehyun tanpa menolak langsung bersiaga memasang kuda kudanya takut takut Rachel kembali pada kesadarannya. Inilah yang ingin dia lakukan.

Rachel menaikan inci per inci pakaiannya. Tidak, dia memang melepas pakaian dalamnya setiap malam, yang membuat gairah Jaehyun selalu menggebu gebu saat ingin melihat Rachel di malam hari. Membuat libidonya maju tanpa gentar.

"Hhhh..chel."

"Jangan."

Karena Jaehyun mau mendominasi, bukan didominasi saat ini.

Tubuh Rachel dia kuasai sedemikian rupa. Rachel masuk dalam genggamannya. Saat ini Rachel tengah mengerang kesakitan. Sadis. Jaehyun tidak memberikan pemanasan untuk dirinya, membuat beberapa bagian vitalnya kemungkinan akan lecet dan luka.

"Moan my name, sayang."

Telinga Jaehyun dia permainkan dengan kata kata erotis yang penuh makna. Jaehyun mabuk dalam sentuhan hangat Rachel yang selalu di rindukan setiap malam. Baginya, tak apa jika cinta belum bisa membuatnya bahagia. Cinta hanya melabeli semua nafsu dan alih pikiran seorang manusia.

"Kamu suka sayang?"

"I love this.. ahhhhhh. I really love it.. and I love you.. Jaehyun."








"Katanya kalau orang itu dalam keadaan mabuk sembilan puluh persen, dia akan berkata jujur?"












Hai! Masih ada humannya nggak nih?

Ayok absen! Gimana part ini?








Kalo kurang mantul nanti kedepannya bakal diperbaiki lagi.

Selamat malam!

Continue Reading

You'll Also Like

69.9K 5.1K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
38K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
313K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
75.4K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...