(ALMOST) PERFECT [Completed]

By haniiiifa

9.3K 4.9K 4.2K

Sebuah kisah perjalanan dua manusia yang memiliki perbedaan keyakinan. Sama-sama percaya jika Tuhan menakdirk... More

PROLOG
Bagian 1 : Alvaro Keenan Giordano
Bagian 2 : Permintaan Tanggung Jawab
Bagian 3 : Informasi Tentang Ara
Bagian 4 : Jadi Pacar Alvaro
Bagian 5 : Sindiran Pedas
Bagian 6 : Kantin Sekolah
Bagian 7 : Ketahuan Bolos
Bagian 8 : Warung Bu San
Bagian 9 : Makan di Restaurant Mewah
Bagian 10 : Kericuhan di Kelas XI IPA 3
Bagian 12 : Persyaratan Alvaro
Bagian 13 : Bertemu Mantan
Bagian 14 : Kemarahan Ara
Bagian 15 : Paksaan Orang Tua
Bagian 16 : Cemburu?
Bagian 17 : Ajakan Pulang Bersama
Bagian 18 : Perkelahian
Bagian 19 : Kejujuran Ara
Bagian 20 : Curhat dan Amarah
Bagian 21 : Sebuah Wejangan
Bagian 22 : Dandelion Café | Lantai 30
Bagian 23 : Tersebarnya Berita
CAST
Bagian 24 : Bolos
Bagian 25 : Ke Rumah Camer
Bagian 26 : Pengaduan Jane
Bagian 27 : Rencana Camping
Bagian 28 : Camping
Bagian 29 : Camping (2) - Malam Api Unggun
Bagian 30 : Camping (3) - Jelajah Malam
Bagian 31 : Camping (4) - Last Day
Bagian 32 : Dania Pindah?
Bagian 33 : Bad News
Bagian 34 : Titik Terang
Bagian 35 : Berdamai dengan Masa Lalu
Bagian 36 : Klarifikasi
Bagian 37 - Baikan
Bagian 38 - Keributan
Bagian 39 - Peringatan Kecil
Bagian 40 - Terbongkar
Bagian 41 - Hukuman Stella
Bagian 42 - Pengakuan
Bagian 43 - Kecerdikan Alvaro
Bagian 44 - Beach
Bagian 45 - Bertemu Stella
Bagian 46 - Rahasia Terkuak
Bagian 47 - Alvaro Nyebelin!
Bagian 48 - Birthday Girl
Bagian 49 - Nasihat Papa
Bagian 50 - Kegundahan
Bagian 51 - Break?
Bagian 52 : Alvaro dan Mauren
Bagian 53 : Keputusan?
Bagian 54 : Oxford?
Bagian 55 : Peri Cintaku
Bagian 56 : Sunset
Bagian 57 : Sunset Part 2
Bagian 58 : Menerima Kenyataan
Bagian 59 : Perpisahan (Akhir Sebuah Cerita)
EXTRA PART

Bagian 11 : Sebuah Paksaan

215 152 54
By haniiiifa

Haiii, aku balik lagii nih hihihi. Maaf ya lamaa ga update karena lagi sibuk banget sama kuliahh😭

Yuk langsung aja bacaa❤

Btw, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalan yaa❤❤

*****

"KAK ALVA, AWAS!!!"

Suara teriakan dari arah luar membuat Alvaro terkejut dan otomatis mengalihkan pandangannya ke suara itu. Gadis yang berteriak tadi adalah Ara. Tiba-tiba Ara berlari ke arah Alvaro. Alvaro sangat terkejut dibuatnya. Ara mendorong tubuh Alvaro hingga ambruk ke lantai. Bersamaan dengan itu, suara kursi jatuh menggema di gudang itu.

Kursi yang sudah Alvaro tumpuk tadi ada yang tak seimbang sehingga menyebabkan kursi itu roboh.

Tubuh Ara ikut jatuh-- tepat diatas Alvaro. Ara menindih tubuh Alvaro, namun ia belum sadar sepenuhnya karena matanya ia tutup. Ara cukup takut jika kursi tadi mengenai tubuhnya.

Tak lama kemudian, Ara mulai membuka matanya. Ara sangat terkejut karena wajahnya sangat dekat dengan Alvaro. Sementara Alvaro memamerkan senyum smirk nya pada Ara yang membuat Ara bergidik ngeri.

Ara langsung bangkit dari posisinya. Ia berdiri, namun Ara sama sekali tak mau menatap Alvaro. Ara malu karena kejadian ini. Sangat malu.

"Kenapa? Malu, hm?" tanya Alvaro yang membuat Ara semakin deg-degan karena mendengar suara cowok itu.

"Apaan sih kak? Gue cuma mau nolongin lo ya! Jangan ge-er!" balas Ara sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Lawan bicaranya tuh disini! Ngapain lihat ke arah lain?" sindir Alvaro karena Ara masih saja tak berani menatap ke arah cowok itu. "Gue tau lo pasti sambil cari kesempatan kan tadi? Peluk-peluk gue kaya gitu sampe nggak mau buka mata!" goda Alvaro sembari terkekeh geli.

Ara membulatkan matanya, tanpa sadar pun kini ia sudah berani menatap Alvaro. "Kakak kenapa ge-er banget sih! Coba tadi gue gak tolongin pasti udah puyeng tuh kepala!" ujar Ara sinis.

Alvaro menganggukkan kepalanya, "Iya iya. Makasih loh karena udah nolongin gue!" ujar Alvaro tulus. Ara kembali menatap Alvaro, baru kali ini ia mendengar ucapan terima kasih keluar dari mulut cowok itu. "Ya meskipun nolongnya sambil modus mau peluk gue!" lanjut Alvaro, tawanya kembali terdengar karena melihat ekspresi Ara yang sangat sebal dengan tingkah Alvaro.

"Nyesel gue nolongin kakak!" kata Ara. Kemudian ia melangkahkan kakinya menjauhi Alvaro dan hendak kembali ke kelasnya, namun pergelangan tangan Ara ditahan oleh Alvaro yang membuat Ara kembali menoleh pada cowok itu.

"Mau kemana sih? Buru-buru amat!" kata Alvaro.

"Balik kelas lah!"

"Temenin gue dulu disini!"

Ara memutar bola matanya malas, "Hellow!! Ini masih jam pelajaran ya kak! Nanti gue jadi ikutan kena hukuman kaya lo lagi!"

"Bagus dong kalo lo juga kena hukuman. Nanti jalanin hukumannya bareng sama gue."

Ara tertawa meremehkan, "Jalanin hukuman bareng sama lo? Lebih baik gue milih hukuman lain yang gak ada lo nya!"

"Gak usah sok gak suka gitu lah. Lo pasti juga suka kalo sama gue. Coba gak ada gue, hidup lo pasti masih datar-datar aja. Belajar terus kagak ada main-mainnya!"

"Maksud lo?"

Tiba-tiba suara dering ponsel membuat Alvaro merogoh ponsel yang ada di saku celana abu-abunya. Alvaro menatap Ara sebentar. "Lo disini dulu! Jangan kemana-mana atau gue kasih hukuman sama lo nanti!" peringat Alvaro.

Setelah mengucapkan itu, Alvaro memegang pergelangan tangan Ara untuk memastikan bahwa gadis itu tak berusaha lari darinya. Kemudian Alvaro menggeser tombol hijau di layar ponselnya dan segera menempelkan ponsel di telinganya.

"Iya, hallo, kenapa, Ma?" tanya Alvaro saat panggilan telah tersambung.

"Alva, kamu nggak lupa kan kalo besok malam ada acara dengan rekan bisnis Papa?"

"Iya nggak lupa, Ma. Kenapa emangnya?"

"Mama besok mau datangin seseorang yang spesial. Dijamin kamu pasti suka!"

Alvaro terdiam sebentar, kemudian ia melirik Ara, tetapi gadis itu malah melihat ke arah lain. "Siapa, Ma? Cewek?" tanya Alvaro.

"Iya cewek dong."

"Tapi Alvaro udah punya cewek tuh, Ma!" kata Alvaro sembari melirik ke arah Ara.

Tanpa sadar, pipi Ara memerah mendengar perkataan Alvaro. Ara tau jika Alvaro sedang telfon dengan mamanya. Namun bukannya mereka pacaran hanya pura-pura? Mengapa Alvaro mengakuinya di sepan mamanya?

"Kamu udah punya pacar? Serius? Coba deh besok bawa ke acaranya ya. Mama mau kenalan sama pacar kamu!"

"Hah? Eh. Tapi Ma--"

"Gak pake tapi-tapian. Mama mau kenalan pokoknya. Dah, Alva!"

Panggilan pun dimatikan sepihak oleh mamanya. Alvaro sedikit kesal dengan mamanya. Padahal ia hanya tak ingin jika mamanya terus-terusan mencarikan seorang wanita untuknya. Alvaro bisa memilih sendiri, mengapa harus mamanya yang ikut campur. Namun ternyata keputusannya untuk berkata pada mamanya jika ia sudah punya pacar salah besar. Mamanya malah meminta untuk mengenalkan pacarnya itu. Padahal Alvaro tidak pernah berniat mengenalkan Ara pada keluarga besarnya.

"Ra," panggil Alvaro.

"Apa?!" balas Ara ngegas yang membuat Alvaro terlonjak kaget.

"Biasa aja dong!" protes Alvaro.

Ara menahan tawanya melihat eskpresi Alvaro yang sungguh lucu baginya. "Ada apa sih?" tanya Ara.

"Nanti pulang sekolah ikut gue!"

"Kemana?" tanya Ara lagi. "Eh tapi gue nanti ada esktrakurikuler musik, kak!"

"Gak usah masuk. Ini lebih penting."

"Ta--tapi kak--"

"Gue samperin ke kelas lo nanti."

*****

Bel pulang sekolah telah dibunyikan. Ara bergegas merapikan alat tulisnya yang masih berserakan diatas meja. Ara harus cepat membereskan dan segera bersembunyi agar tak tertangkap oleh Alvaro. Lebih baik ia latihan musik daripada harus berjumpa dengan Alvaro.

"Ra, lo kenapa sih? Buru-buru banget gitu!" ujar Feli sedikit heran.

"Iya gue harus cepet balik nih!" balas Ara tanpa menoleh ke arah Feli dan memasukkan buku-bukunya asal tanpa menatanya.

"Kenapa sih, Ra? Ada apa? Apa ada masalah sama keluarga lo?" tanya Mauren yang ikut menyahuti karena sempat mendengarkan percakapan Feli dengan Ara.

"Nggak ada kok, Ren. Nanti aja ya gue cerita!" ujar Ara, lalu ia segera mencangklong tasnya dan bangkit dari duduknya. Ara menatap ke arah Feli dan Mauren secara bergantian. "Guys, gue balik duluan ya!!!" Ara langsung berlari keluar kelas. Sementara Mauren dan Feli hanya menatap Ara dengan tatapan penuh tanya.

Namun, saat Ara baru saja akan keluar dari kelas, tiba-tiba ia terkejut. Kemudian langkah Ara mundur karena jidatnya yang didorong pelan oleh Alvaro. Sial. Ara kecolongan! Alvaro lebih dulu sampai di kelasnya sebelum ia melarikan diri.

Alvaro mendorong jidat Ara menggunakan jari telunjuknya hingga tubuh gadis itu menabrak ke tembok kelasnya, tentunya hal ini membuat Ara terkunci dan tak bisa kabur kemana-mana lagi. Ara sempat melirik ke arah teman-teman yang masih ada di kelasnya. Sungguh, Ara sangat malu sekali saat ini. Pastinya ini menjadi pusat perhatian teman-teman di kelasnya.

"Mau kemana, hmm?" tanya Alvaro.

"Ngg--engg--anu kak, a--aku..." Ara sangat gugup sekarang. Tatapan Alvaro begitu mengintimidasinya.

"Mau kabur?" tebak Alvaro tepat sasaran.

"Engg--enggak kok," jawab Ara gugup.

"Kalo nggak, kenapa tadi buru-buru gitu?"

Skakmat! Ara tak bisa berkata apa-apa lagi. Kali ini nasib Ara memang buruk. Ini benar-benar diluar dugaannya. Padahal bel baru saja dibunyikan, tetapi ternyata Alvaro sudah stand by di depan kelasnya.

Alvaro menggamit pergelangan tangan Ara dan menggenggamnya erat. "Ayo berangkat sekarang! Kalo nanti kemaleman gue bisa diomelin sama ibu lo!" ujar Alvaro.

Ara berusaha melepaskan genggaman tangan Alvaro. Namun ia gagal karena ternyata genggaman Alvaro begitu kuat ditambah lagi tenaganya yang begitu kuat.

Alvaro segera menarik Ara agar mengikuti langkahnya. Ara hanya bisa menghela napas kasar karena lagi-lagi ia kalah dalam melawan Alvaro.

Saat ini, Ara sudah berada di dalam mobil bersama Alvaro.

"Kak, ini mau kemana sih?!" tanya Ara yang mulai tak sabar. Sedari tadi Alvaro tidak mengeluarkan suaranya yang membuat Ara bingung sendiri.

"Nanti juga tau!" balas Alvaro.

Kemudian Ara pun tak berminat untuk mengeluarkan suaranya lagi.

Tak lama kemudian, Alvaro menghentikan mobilnya di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Sebelumnya, Ara memang tau tentang tempat ini. Namun Ara belum pernah masuk ke tempat ini. Saat itu, Feli dan Mauren pernah mengajak Ara untuk pergi kesana, namun Ara menolak. Ara beralasan pada teman-temannya jika adiknya memerlukan bantuannya sehingga ia tak bisa ikut gabung dengan teman-temannya.

Ara mengikuti Alvaro yang turun dari mobil. Dari awal Alvaro masuk ke area parkir mall ini, Ara sudah terkagum-kagum melihat tempat ini. Bangunan yang tinggi menjulang nan megah ini begitu menghipnotis matanya.

Alvaro berjalan terlebih dahulu setelah ia mengunci mobilnya. Namun, ia baru sadar jika Ara belum mengikuti langkahnya. Alvaro menoleh ke belakang dan menatap Ara yang masih bingung di tempat.

"Kenapa lo? Ayo masuk!" kata Alvaro.

"Ngapain kesini?" tanya Ara ketus.

Alvaro berdecak, "Tinggal ikut aja susah banget!" ujarnya.

"Kalo gue gak mau gimana?"

"Gue gendong sekarang."

Ara membelalakkan matanya, "Gila lo, kak!"

Alvaro mengangkat kedua bahunya, "Gue gak peduli! Ayo masuk sekarang!"

Ara mendengus kesal, akhirnya ia pun harus mengikuti Alvaro untuk masuk ke dalam mall tersebut.

*****

TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBACA CERITA INI❤❤

JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA YA

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA👋👋❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1M 55.7K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
405K 21.9K 71
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
5.1M 381K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
6.6M 217K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...