BROTHER

By mgicboba

36.3K 4.2K 5.4K

ใ€”๐๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐›ร—๐›ใ€•/ completed โ”€ Aku memilih untuk tetap melanjutkan hidup untuk mewujudkan mimpi-nya yang bel... More

introduce
[i] New Life
[ii] I Hate You
[iii] A Warm Hug
[vi] Mistake
[v] Emotional
[vi] Meet
[vii] Sly Woman
[viii] No! Please..
[ix] Trauma
[x] Where Are You?
[xi] I'm (Not) Fine
[xii] Don't You Understand That I'm Tired?
[xiii] I Think You Understand The Most
[xiv] Do You Love Mom?
[xv] Diagnosa
[xiv] The Plan
[xviii] Lost Memory
[xix] Time To Say Goodbye
[xx] I Remember Everything
[xxi] See You In Another Life
[xxii] Was Revealed
[xxiii] Ruang Kosong
[xxiv] Who Says You're Not Worth It?
[xxv] Themis
[xxvi] Outro & Trailer
[xxvii] Extra : Teresa
[xxviii] Extra; Lawrence
[xxix] Extra ; Jansen

[xvii] Back To London

815 134 211
By mgicboba

I'm sorry
But i have to do this.
I have to kill you

· Marcell D . A Brown ·















Brother ─ started















**

Hal gila apa lagi yang amber lakukan selain membantu ibunya memisahkan Lawrence dengan Alice, menghancurkan keluarga kecilnya, membuat bekas luka yang amat dalam pada Jansen, membuat cowok itu memiliki trauma berat akan masa lalunya.

Mungkin hal paling gila yang ada di hidupnya, yang akan dia lakukan adalah─membunuh keponakannya sendiri, membunuh anak anak dari adiknya sendiri.

Kemarin mereka memutuskan untuk pulang ke London. Amber merubah lima puluh persen rencananya, dia tidak akan membunuh Darren, dia hanya akan menyingkirkan Jansen, toh Darren tak akan bertahan lama, dia ingin melihat nya tersiksa, dengan melihat sendiri bagaimana adik kecilnya pergi untuk selamanya sedangkan tak ada yang bisa di lakukan anak itu untuk menyelamatkan nyawa sang adik.

Namun sayangnya, wanita licik itu harus kembali memutar otak, merubah rencananya ke rencana yang lain karena Lawrence malah memaksa Alice untuk ikut ke London sementara. Amber tak peduli bagaimana reaksi Sophia yang seperti cacing kepanasan, saat ini ia hanya peduli pada dirinya sendiri.

Dengan uang kita bisa melakukan apa saja, bukan? Amber memblokir jalan di daerah Tower Bridge ─ London atas nama keluarga Brown untuk kepentingan pribadi guna melancarkan aksinya.

"Ini"

Marcell menelan ludahnya susah payah ketika ia melihat Barret M82 yang di berikan oleh Amber. Jenis senjata api yang sering di gunakan para sniper untuk menembak musuh dari jarak jauh.

"Kamu anak yang penurut kan?"

Marcell mengangguk terpatah, tangannya gemetar ketika ia memegang senjata itu.

**

"Terasa sedikit aneh tiba tiba kembali ke rumah.."

Darren hanya mengangguk seperlunya, tidak menghiraukan perkataan Alice. Berkutat dengan gadget nya entah apa yang sedang pemuda itu lakukan hingga wajahnya berubah menjadi serius hanya dalam beberapa detik.

Uncle Delbert.
its very important.

Darren
wdym?

Uncle Delbert
Tower brigde, twenty minutes
from now.

Darren
wht? i don't understand..

Uncle Delbert
Jansen dalam bahaya disana, waktu
terus berjalan. Kamu akan ke sini
secepatnya atau akan
menyesal seumur hidup.

"Ya.. memang aneh, mom i have to go right now" Darren memasukkan hp nya asal asalan ke dalam saku jaket, kemudian pergi begitu saja dengan tergesa gesa di iringi wajah cemas nya yang membuat Alice mengerutkan keningnya bertanya tanya.

"Darren mau kemana─darren !"

Terlambat.

Laki laki itu sudah lebih dulu melenggang pergi.

Saking tidak sabarnya, Darren berkali kali menyuruh supir taksinya untuk menaikkan kecepatan mobilnya, jarak rumahnya dengan tower brigde bisa di bilang sangat jauh, dua puluh menit saja sepertinya tidak cukup. Rasa cemas dicampur pening di kepala yang kembali menghampiri, membuat Darren tidak bisa merasa tenang.

"Fuck you─amber !" ia mengumpat dengan rahang mengeras.


**




"Ini hari apa? as I remember, tower bridge was never empty.." Jansen berucap lirih ketika matanya melihat jalanan jembatan yang terkenal di kota London itu nampak sangat sepi, bahkan tidak ada kendaraan lain selain yang di tumpanginya bersama amber.

"It's a bad day..." Amber menjawab, sambil menolehkan kepalanya ke samping.

"W─what?"

"yep, bad day─for you.."

Jansen semakin di buat bingung dengan ucapan amber.

"what's you say??hey watch out !!!"








CIIITTTTTT











BRAAKK!!!






Suara rem berdecit nyaring, kulit ban mobil bergesekan dengan aspal jalanan jembatan, Amber kehilangan kendali ketika menolehkan kepalanya beberapa saat, dengan kecepatan tinggi, mobil yang mereka kendarai menabrak pembatas antara kendaraan dan pejalan kaki yang berada di bahu jalan jembatan.

Jansen mendongakkan kepalanya perlahan, dengan tangan gemetar dan tubuh yang merasakan panas dingin─ia menyentuh pelipisnya. Melihat darah segar di tangannya, Jansen langsung memejamkan matanya. Berusaha menetralkan napasnya ketika ingatan ingatan masa lalu memicu kembali traumanya, napasnya kembali sesak ketika melihat dengan amat jelas amber di kursi kemudi tidak sadarkan diri. Wajahnya tertutupi oleh rambut lebatnya.

Remaja itu tidak tau apa yang harus ia lakukan, badannya gemetar hebat. Dia memutuskan keluar dari mobil dan berusaha mencari pertolongan, berkali kali terjatuh, telapak tangan dan lututnya mencium aspal hingga terluka karena badannya tidak seimbang.

"HELP!!! HELPPP!!!!"

Dia berteriak sekuat tenaga, namun percuma. Jalanan kosong, tidak ada siapapun di sana kecuali mereka.

"Hahhh..hahh... i can't breathe.." Tangannya berpegangan pada pembatas jembatan untuk menahan dirinya sendiri agar tetap berdiri. Oksigen di sana sangat banyak, namun rasanya tidak ada yang mau menyentuh paru paru remaja itu.

"one.."

"two.."

"three─shoot!"

"─Marcell come on.. shoot!!"













DORR!!

"good job dear.."















Jansen diam terpaku, badannya menegang. Suara detak jantungnya terdengar begitu jelas, suara air sungai yang mengalir di bawahnya seolah bisa ia dengar.

Ia jatuh berlutut, memegangi perutnya yang sekarang berlumur darah. Sesak di dadanya semakin menjadi jadi saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri─Amber keluar dari mobil yang barusan menabrak pembatas jalan dengan keadaan yang tidak lebih parah daripada Jansen.

Ini jebakan. Semuanya telah direncanakan.

Amber berdiri di hadapan pemuda yang sudah tak berdaya itu, mencengkram kerah bajunya, menarik laki laki itu dan memaksanya untuk berdiri tegak. Jansen menatapnya, menatap iris mata tajam milik amber dengan tatapan sayu, dia tidak bisa melakukan apapun bahkan jika hari ini amber benar benar merenggut nyawanya─Jansen hanya bisa pasrah.

"Lihatlah dirimu yang lemah.. tidak jauh berbeda dari saudaramu yang tidak akan bisa bertahan. Dengan aku membunuhmu hari ini─keluargamu tidak perlu mendengar tangisan pilu mu ketika pemakaman Darren tiba, keinginanku terwujud, and in the end─I won..."

"Hahhh.. hahhh no p─please.." Jansen semakin tak berdaya untuk melawan ketika amber mengangkatnya perlahan, berusaha membuatnya terjatuh.

"Good bye.. Jansen, go to hell !"








BYURRR!!!!











Amber mendorong Jansen dari atas jembatan, menyaksikan sendiri bagaimana air sungai berubah menjadi merah perlahan. Rasa puas menyelimuti, terlihat dari senyum lebarnya yang terukir di bibir ranumnya.

"NO!!! JANSEN!!!!"

Amber menoleh, tidak terkejut dengan kedatangan Darren di sana, ia malah tersenyum sambil bermonolog, "a backup plan begins, Darren falls into a trap"

**



Delbert tau semua rencana istrinya, oleh karena itu dia menyuruh Darren untuk secepatnya datang ke lokasi, meski pria itu juga tau betul─amber bergerak lebih cepat dari yang ia duga. Darren terlambat datang, Marcell tidak bisa mengulur waktu dan semuanya terjadi begitu saja.

Di sinilah kemudian Delbert berada. Berdiri sambil memandang sedih anak tunggalnya yang duduk memeluk kakinya begitu erat dengan bahu bergetar dan mulut yang terus merapalkan doa serta kalimat permohonan maaf.

Target nya ada di jantung jansen, namun karena perasaan ragu dan gugup─marcell meleset, mengenai perut sepupunya.

"Dad.. i'm so sorry.. aku melukainya.. aku melukai jansen.. hiks, aku melukainya, aku─" ucapnya sambil menatap tangannya sendiri yang gemetar.

"Shhh, don't cry.. listen to me. Jansen will be fine, and your mum will be punished for her actions, okay? I promise.."

Marcell mengangguk, segera memeluk ayahnya begitu erat sembari terus berharap agar sepupunya baik baik saja, sebab jika tidak─marcell tidak tau ia harus berbuat apa untuk menebus dosanya.

**

𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞𝐝

Brother, mgicboba
6/3/21

Continue Reading

You'll Also Like

43.8M 1.3M 37
"You are mine," He murmured across my skin. He inhaled my scent deeply and kissed the mark he gave me. I shuddered as he lightly nipped it. "Danny, y...
725K 26.8K 102
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ’œ my first fanfic...
1M 40.4K 93
๐—Ÿ๐—ผ๐˜ƒ๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ต๐—ฒ๐—ฟ ๐˜„๐—ฎ๐˜€ ๐—น๐—ถ๐—ธ๐—ฒ ๐—ฝ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ถ๐—ป๐—ด ๐˜„๐—ถ๐˜๐—ต ๐—ณ๐—ถ๐—ฟ๐—ฒ, ๐—น๐˜‚๐—ฐ๐—ธ๐—ถ๐—น๐˜† ๐—ณ๐—ผ๐—ฟ ๐—ต๐—ฒ๐—ฟ, ๐—”๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐—ฒ๐˜€ ๐—น๐—ผ๐˜ƒ๐—ฒ ๐—ฝ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ถ๐—ป๐—ด ๐˜„๐—ถ๐˜๐—ต ๏ฟฝ...
11.5K 540 26
1 in #bcci .... 19 Nov 2021 13 in #ict .... 21 Nov 2021 8 in #hidden marriage .... 8 Dec 2021 3 in #ipl ... 19 Jul 2022 3 in #cricketers ... 25 Aug...