SIR | Jaehyun

By ikangdoyi

85.7K 5.2K 460

kalau lagi sama saya nggak usah ingat pulang. More

Bagian 01 : hallo.
Bagian 02 : kesan
Bagian 03 : Black Card (18+)
Bagian 04 : Second time.
Bagian 05 : Take and give (18+)
Bagian 06 : Takdir Hari Hujan.
Bagian 07 : The Hidden Feelings
Bagian 09 : Dark Secret
Bagian 10 : Hated to Love
Bagian 11 : Since day one
Bagian 12 : Take Care of
Bagian 13 : psycho.

Bagian 08 : Chocolate

3.2K 309 43
By ikangdoyi

Lamanya sebulan berlalu, membawa Rachel pada sosok Jaehyun yang membiarkannya masuk pada circle kehidupan lelaki itu. Kini, dia tidak lagi tinggal bersama sang kakak, Gabriella tinggal bersama kekasihnya dirumahnya. Sementara itu rumah Rachel disita untuk membayar semua hutang yang orang tuanya tinggalkan untuknya.

Sementara Rachel harus menetap bersama Jaehyun di rumah tinggal bersamanya. Hal yang tak harus dia mengerti mungkin memang lebih baik disimpan saja, tentang Jaehyun dan asal usulnya, toh selama ini tak ada ancaman dari lelaki itu setelah mereka tinggal bersama. Hanya saja tubuh Rachel menyisakan sedikit bekas atas perlakuan Jaehyun padanya.

Bukan, Jaehyun bukan menyiksanya. Lebih kepada hal yang harus disalurkan sedemikian rupa kepada wanita itu. Kasarnya, Rachel menjadi pemuas nafsu Jaehyun untuk beberapa saat ini, entah sampai kapan dia harus bertahan tinggal bersama pria itu. Setidaknya Jaehyun memperlakukannya masih selayaknya pada seorang perempuan.

Rachel selesai masak, dia tau Jaehyun akan berangkat kerja dan dia juga akan berangkat kuliah. Tapi biasanya Jaehyun selalu minta ditemani makan bersamanya, dia menolak untuk makan sendirian

"Tok tok tok..."

Saat Rachel masih membasuh tubuhnya dengan sabun, Jaehyun mengetuk pintunya dengan keras.

"Apaan sih?!" Gerutu Rachel.

"Kenapa?" Rachel membuka setengah pintunya, membiarkan Jaehyun melihat dirinya dengan badan yang tertutup oleh setengah pintu yang menjadi batas.

"Kamu bawa laki laki? Saya udah pernah bilang Rachel sama kamu. Kamu boleh lakukan apapun di rumah saya, asal kamu nggak boleh bawa  laki laki masuk ke dalam rumah saya!"

Rachel buru buru menyadarkan kesadarannya akan semua yang Jaehyun ucapkan.

"Laki laki?"

Rachel merotasikan bola matanya bergerak ke atas sambil menatap sebal pada Jaehyun.

"Itu go-food, bukan LAKI - LAKI!" Pekik Rachel sebagai bentuk penegasan atas dirinya yang kelihatan murka. Sementara Jaehyun membalik suasana, air mukanya surut setelah tau bahwa dirinya salah.

"Jangan natap saya kayak gitu!"

"Mau ngapain? Kemeja kamu bisa basah!!"

Jaehyun merangkul tubuh Rachel dan membisikan sesuatu disana.

"Yang bisa kasar itu cuma saya. Kamu nggak boleh kasar sama saya, Rachel."

Merinding. Rachel hanya bisa mengencangkan tempo air shower yang mengarah kepadanya dan Jaehyun. Dengan sengaja, semua pakaian berangkat kerja untuk Jaehyun menjadi basah semua. Jaehyun menahan tangan Rachel yang tadinya memegang keran shower kemudian beralih memegang tengkuk lelaki itu. Atas dasar kehendak Jaehyun sendiri.

Kecupan hangat mengaliri seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah. Jaehyun memang segila itu, dia tidak perduli bahkan jika harus berangkat kerja. Sudah dua minggu lebih dia tidak mendapat jatah dari Rachel karena Rachel sedang haid.

"Udah selesai belum? Masa belum? Saya kangen."

Rachel memeluk kepala Jaehyun yang sejajar dengan posisi dadanya. Jaehyun mengulum di bagian sana dan membuat dirinya kehilangan akal sehat, tak menjawab pertanyaan lelaki itu. Rachel berusaha menahan agar tidak bersuara, sebab Jaehyun bisa menjadi gila akan suara Rachel yang nadanya tak beraturan.

"Sir.. please!"

Kelemahan Jaehyun saat dipanggil dengan lembut oleh Rachel, sesuai dengan apa yang dia inginkan. Rasanya dia nggak suka jika Rachel hanya memanggil namanya saja. Disaat seperti itu pun Jaehyun tetap ingin merasa dihormati sebagaimana layaknya.

"This nightt... hhhhh"

Jaehyun berhenti. Mengecup bibir Rachel sekilas dan keluar dari kamar mandi.

"I will coming"

Rachel kembali ke kelas. Dia telat lima belas menit. Pagi ini dia datang bersama Agatha dan Lia. Melihat bercak merah di leher Rachel membuat sahabat sahabatnya itu penasaran akan yang terjaid dengan Rachel. Tapi Rachel memang berkata sejujurnya.

"Gue punya pacar."

"... jadi kalian jangan mikir yang aneh aneh, ya?" Kelakar Rachel. Membicarakan hal itu dengan hati hati.

"Cowok lo siapa? Kenalin dong!" Bujuk Agatha. Bikin Rachel deg degan bukan main.

"Hari ini kan Valentine Days, pasti dia kasih surprise buat lo!" Seru Lia. Membuat Rachel berpikir ratusan kali. Bahkan bukan pacar, Jaehyun hanya orang asing untuknya, bahkan sampai sekarang.

Kelas dimulai, Rachel nggak menyangka Jaehyun masuk ke kelasnya di hari Senin. Padahal harusnya ini bukan jadwal miliknya.

"Happy Valentine Days All!"

Hampir semua mahasiswa mahasiswi membalas ucapan selamat itu kepada Jaehyun, terkecuali Rachel.

"Saya ada cokelat untuk seseorang."

Semua mahasiswa menyerukan suaranya di tempat mereka masing masing. Layaknya seorang laki laki yang akan mengungkapkan perasaanya kepada seorang wanita. Rachel menjadi takut, jika Jaehyun beranjak dan kemudian pergi ke tempat duduknya. Dan benar saja. Jaehyun mulai berdiri membawa sebatang cokelat berpitakan merah hati itu di genggamannya. Tangannya mulai dingin.

Yang ada di pikirannya sekarang adalah, bagaimana jika Jaehyun menunjuk dirinya? Dan teman teman yang lainnya akan berpikir yang tidak - tidak mengenai hubungan mereka. Jaehyun memang berjalan ke arahnya, satu langkah.. dua langkah.. jantungnya hampir lepas sudah. Dia menolak keras tatapan yang Jaehyun berikan. Tatapan lelaki itu seolah berkata Jaehyun akan mengarah pada Rachel. Dan saat itu juga..

"Rachel.."

Memberanikan diri untuk menatap mata dosen laki - lakinya itu. Dan semua mata memandanginya satu persatu. Sorakan kecil sudah terdengar di pendengarannya. Membuatnya gelisah nggak karuan.

"Tolong kasih cokelat ini buat Sharrel."

Bagaikan dijatuhkan dari atas dan terhempas ke lantai. Ada getaran aneh yang sedang tubuhnya rasakan saat ini. Rachel hening dalam beberapa detik. Seolah dia jelas dipermainkan di dalam sini. Padahal jelas Jaehyun tau, bahwa orang yang pernah melukai tangannya adalah Sharrel.

Bagai melepas sebuah bom untuk dirinya sendiri. Yang harus Rachel lakukan adalah memberikan cokelat itu kepada Sharrel, yang duduknya tepat di belakang Rachel.

Tanpa bicara, Rachel langsung memberikan inti dari apa yang Jaehyun maksudkan.

Entah itu sebuah makna tersembunyi didalamnya atau apapun, yang belum pasti diterka, dalam dugaan dan situasi.

Sebuah perasaan aneh menyesatkan Rachel dan isi pikirannya.

"Bajingan."

***

Rachel menghilang dari pandangan Jaehyun secepat mungkin sebelum Jaehyun menemukan dirinya lebih dulu. Telpon berbunyi sudah masuk yang ke delapan kalinya. Bahkan dia tidak perduli bagaimana cara berpikir Jaehyun tentangnya. Cemburu? Terabaikan? Atau merasa terbuang. Kendati Rachel merasa sakit terhadap sebuah penolakan.

Sebuah lengan besar menjangkau dirinya. Memegang pundaknya cukup keras hingga Rachel harus membalik badannya. Dia benci jika saat ini harus bertemu dengan Jaehyun.

"Rachel."

".... Dikta?"

Masih kesal atas kejadian sebulan yang lalu. Bahkan hal itu nggak pernah Rachel ceritakan kemanapun. Dia hanya menyimpannya seorang diri. Pertama kali, sahabatnya. Dikta, hampir meloloskan keinginannya dan melecehkannya. Sekarang dia menolam untuk berpandangan dengan Dikta, walau dia ingin bercerita tentang apa yang dia alami selama satu bulan penuh.

"Rachel maaf."

Rachel menolak tegas tatapan mata itu.

"Rachel lihat gue!" Dikta mencengkeram pergelangan tangan Rachel sambil menatap lagi.

"Gue salah, gue bodoh, gue bego, tolol, gue bajingan!"

Rachel mulai mengangkat dagunya, menarik raut wajahnya dan menangkap gelagat Dikta. Apa yang dia ingin sampaikan kepadanya.

"Please. Maafin gue. Gue khilaf." Seru Dikta, membuat Rachel mulai memberi sedikit atensinya.

"Sorry kalo gue hampir ngelakuin itu sama lo. Gue.. gue blank.. Rachel, gur hanya..."

Sebelum Dikta melanjutkan kalimatnya, Rachel sudah berhasil melepas cengkraman Dikta.

"Gue maafin. Sekarang lo bisa pergi."

Dikta dengan segala tatapan putus asanya lagi, dia tidak mengharapan cara berbaikan yang seperti ini. Rachel tetap keras pada dirinya, sedangkan Dikta mati matian mencoba mengalihkan semua perhatian Rachel untuknya. Dia tidak bisa tinggal diam jika Rachel terlalu lama menjauhinya.

"Jangan gini Chel,"

"Gue kangen lo."

Rachel melempar tatapan matanya yang tajam dan penuh kesal.

"Sebagai sahabat.. "

"Aka juga kangen lo Chel."

Memelan, perasaanya lemah. Dia juga betul betul merindukan kedua sahabatnya itu. Walaupun dia tau, baik Dikta maupun Jovanka tidak bisa mendukungnya, setidaknya mereka selalu menemani Rachel kala susah maupun senang.

"Aka dimana?"

Dikta mengusap wajahnya pelan "Aka dirumahnya, dia sakit."

"Sakit apa?"

"Tipes."

Rachel mulai mengambil hpnya untuk menghubungi Aka, tapi kemudian Dikta merebut semua atensinya.

"Lo bisa hubungin Aka nanti, ada hal yang lebih penting."

"Gak ada yang lebih penting dari sahabat gue!!!" Bentak Rachel pada Dikta.

Rachel mengacuhkan Dikta. Dikta diam di tempat. Tapi kemudian dia langsung saja menyampaikan inti dari informasi penting yang harus dia sampaikan dengan Rachel.

"Tian balik,"

"... dan Tian minta nomer lo ke gue, Chel."








****

Rachel sengaja pulang malam supaya bisa menghindari Jaehyun. Bahkan untuk semua yang sudah dia lakukan kepada pria itu. Jaehyun mengacuhkannya, Rachel merasa diabaikan. Padahal memang semestinya, hal itu yang dia harapkan. Jaehyun tidak pergi ke arahnya tapi ke pada orang lain.

Namun orang itu orang yang salah bagi Rachel. Dia nggak menyangka rupanya Jaehyun lebih memilih wanita yang penuh celaka itu untuknya daripada dirinya.

Mengingat dirinya bekerja penuh untuk Jaehyun, membantu mengurusi urusan kampus, menyerahkan semua pekerjaan rumah tangga hingga melepaskan tubuhnya untuk pria misterius itu. Jaehyun membuatnya sulit. Sulit untuk tetap tinggal atau pergi. Sementara dia bukan di antara pada salah satu pilihan yang aman.

Donelia dan Agatha tidak boleh mengetahui apa yang Rachel lakukan sekarang. Jovanka dan Dikta, meskipun dekat, Rachel tetap menjaga batas.. apalagi Dikta adalah orang yang licik. Yang nggak bisa dia tebak. Akhirnya dia harus kembali ke rumah Jaehyun. Satu satunya tempat yang bisa dia datangi.

Jaehyun memang nggak memberikannya uang sepeserpun, tapi Jaehyun memberikan semua fasilitas yang dibutuhkan Rachel. Jaehyun tidak mau Rachel pergi dari sisinya. Taktiknya saat ini adalah mengurung Rachel di istana megah yang mereka tinggali saat ini.

"Darimana kamu?"

Daun pintu itu tertahan saat Rachel hendak melepaskannya.

"Bilang sama saya, apa yang kamu butuhkan. Saya akan penuhi. Asal kamu nggak perlu keluar dari sini." Tegas Jaehyun, seolah memang dia memiliki kuasa penuh atas Rachel.

Rachel dengan wajah masamnya pergi dari hadapan Jaehyun. Saat menatap mata lelaki itu, tersirat kecemburuan yang jelas tertanam didalamnya. Sementara Jaehyun yang nggak menyadari itu langsung mengejar Rachel dan semua pergerakannya.

"RACHEL!"

Satu gelas kaca miliknya sengaja dia lemparkan kehadapan Rachel. Pecahan belingnya melukai sedikit mata kaki Rachel. Ada noda darah di bawah kakinya.

"Balas saya, kalau saya bertanya."

Rachel berani berlbalik tubuhnya dengan lantang.

"Gue belom bales ucapan lo kan?"

"Happy valentine Days, Sir Jaehyun!"

Rachel membuka bungkusan besar yang isinya terdiri dari beberapa macam cokelat dan varian rasanya yang berbeda.

Rachel sengaja membelikan semua banyak cokelat itu untuk dirinya, hanya sebagai ucapan kecil terima kasih untuk Jaehyun yang mau menampungnya. Tapi hari ini semua harapan itu dipatahkan. Saat Jaehyun memberikan satu batang cokelat miliknya kepada wanita yang sangat dia benci, Sharrel.

Rachel naik ke atas ke dalam kamarnya.  Suara langkah kaki Jaehyun mengikuti keberadaanya. Dia melangkah cepat daripada yang Rachel kira. Saat Rachel sampai di depan kamarnya..

Sebuah surprise besar mendapati dirinya. Boneka beruang besar yang didalamnya menampung sebuah keranjang yang berisikan banyak cokelat, belum lagi permen hati yang menghiasi didalamnya. Lampu kerlap kerlip menghiasi isi kamarnya. Dan saat dia berbalik pada sosok yang sudah berdiri di belakangnya. Jaehyun tepat ada disana, membawa bucket bunga mawar yang cukup besar dengan sebuah pita hitam terselip didalamnya.

"Happy Valentine Days, Rachel."

Tanpa aba aba Jaehyun langsung memberikan bunganya dan Rachel sudah mengambil miliknya. Jaehyun mendaratkan bibirnya pada milik Rachel. Melumatinya dengan lembut dan penuh sayang.

Saat wajah mereka saling berhadapan satu sama lain, Jaehyun menatap matanya.

"Masih banyak hal yang belum mau kamu tahu tentang saya? Fine. Saya yang akan menunjukannya sama kamu, Rachel."

Rachel melempar bunganya ke sembarang tempat saat Jaehyun memberikan tenaganya untuk menerkan semua pergerakan Rachel. Tapi kali ini dengan lembut dan bergairah. Seolah Jaehyun berkata dengan seluruh bagian tubuhnya, agar kedua pihak bisa saling merasakan satu sama lain, menikmati tanpa paksaan, dan tau sama tau secara sadar.

Dari bagian leher dia memulai. Kemudian Rachel membantunya untuk menurunkan boneka beruang besar itu ke lantai. Menurutnya benda itu mengganggu akan kenikmatan yang akan dia rasakan sebentar lagi. Wajah tampan Jaehyun selalu menghiasi fantasi pikirannya saat mereka memulai persetubuhan itu. Menyenangkan melakukannya bersama orang tampan, bathinnya.

Saat Jaehyun selesai melucuti pakaian Rachel, dia kaget bukan main karena baru kali ini Rachel mau memanjakanmya lebih dulu. Rachel berjongkok diantaranya. Kemudian Jaehyun dibuatnya mencapai awan atas sensasi yang Rachel lakukan untuknya. Rachel tau bagian sensitif Jaehyun. Karena itulah hal yang bisa dia kenali dari seorang Jaehyun. Seluruh ciri khas tubuhnya, namun belum mengenal jauh tentang wataknya lebih dalam.

Tak mau cepat selesai, Rachel melakukan itu untuk menyenangkan Jaehyun. Dengan senang hati Jaehyun melakukan untuknya. Dia tidak merasa terbebani sama sekali. Karena malam ini, Jaehyun adalah miliknya.











Happy Birthday our precious boy. Jung Jaehyun!

Aku nggak merayakan Valentine tapi aku merayakan birthdaynya JJH☺❤


Ayok! Kapan up lagi???








Continue Reading

You'll Also Like

728K 58.4K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
AZURA By Semesta

Fanfiction

219K 10.6K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
413K 30.6K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
564K 57.4K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...