ARGANTARA

By fafayy_

53.2M 3.1M 1.1M

SUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argan... More

01- Awal ( Dari segalanya)
02-Kehidupan Baru
03-Hukuman bersama.
04-Bukan Pilihan
07-Bolos Pertama Kali
15. I Love You, Syera
17. ARGA YANG BAPER
19- Tentang Siapa Arga
22- BUCIN
24-Surga Dibawah Telapak Kaki Arga
26-Kalau Bisa Dua kenapa Harus Satu
33-Kehilangan Separuh Hidup
34- MONYET BARU
36-Full Night With My Girl
38-Pertandingan Basket
39-Tujuan Hidup
41- Orang Cantik
43. Pewarna rambut
44-Usulan nama
46- Mengikhlaskan
47-Perayaan Baby Janson
48- Santoso vs Ferguso
49-Tuyul Kembar
51- Rudi Oh Rudi
52- Musnahkan Janson
53- Hukuman berjamaah
54-Ujian Nasional
55- Dukun
56. Seblak Argasyera
57. Ada yang baru nih!
58- Dua Garis?
59-Mengungkapkan
60- Masalah susu Bumil
61-Tragedi Mangga Muda
62-Keti
64-Rujak Tengah Malam
65-Welcome Baby Kecebong
66-GIBRAN DIRGANTARA REYNAND
67- Arga Syera Gibran (Ending)
CERITA GIBRAN
SEGERA HADIR
COMING SOON PRE-ORDER IN JUNE-!
PENJELASAN!
H-5 PREE-ORDER ARGANTARA
PRE-ORDER ARGANTARA
SEGERA DI MULAI!!.
TYSM-!
INFORMASI BUAT KALIAN
Promo sale

45- Awal yang buruk atau awal yang baik?

893K 72.3K 22.9K
By fafayy_


Langsung baca aja yuk.


Sedikit unsur 17+

°°°°°


°°°°
Syera berjalan menyusuri koridor hendak menuju gerbang sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Sempat menolak tawaran Arga untuk mengantarkannya pulang, cowok itu masih berada di lapangan basket sebab ada latihan dan arahan dari coach tentang perlombaan basket se-provinsi. Itu alasan kenapa Syera menolak tawaran Arga dan memilih pulang sendiri.

Gadis itu tidak mau mengganggu dan memotong waktu Arga, tidak mau cowok itu ketinggalan arahan dan latihan.

Syera menghentikan langkahnya saat mendengar suara bariton yang memanggil namanya. Gadis itu menolehkan kepalanya, mendapati cowok yang berjalan kearahnya dengan nafas yang sedikit terengah-engah.

Syera mendengus sebal. "Ngapain? Sekiranya kalo gak penting gak usah buang-buang waktu gue,"

"Belum juga ngomong," ucap Aldi.

"Bisa ikut gue gak? Ada yang mau gue omongin," ucap Aldi

Syera menatap Aldi dengan tatapan memicing. "Gue tau itu gak penting, karena gue baik. Gue milih opsi pemilihan gue sendiri, gue mau pulang,"

Aldi menarik tali tas Syera hingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya. Syera menggeram tertahan, ia meniup poni yang menutupi matanya. Gak Arga, gak Aldi gak ada bedanya sama sekali.

"Gue beliin es boba, deh. Satu cup, mau?" Tawar Aldi.

Syera terdiam sejenak, tawaran Aldi nampak menggiurkan. Mumpung cuac hari ini cukup panas dan juga uang sakunya sudah habis.

Syera menatap Aldi dan berkata, "Oke. Tapi gue gak mau satu cup aja,"

"Ayo, mau beli segerobak juga gue ladenin."

°°°°°

Syera mengeruput es boba yang ada ditangannya, gadis itu sudah habis dua cup. Ini juga yang membelikan Aldi agar gadis itu mau ikut dengannya.

Bersendawa kecil kemudian menepuk perutnya. "Kembung, ya Allah. Oke makasih, Al. Gue pulang ya,"

Aldi berdecak. "Gue beliin lo itu biar lo mau dengerin gue ngomong. Susah amat sih jadi cewek, gue yakin Arga juga susah ngatur lo,"

"Siapa gue lo ngomongin keluarga gue? Buktinya sampe sekarang Arga betah-betah aja tuh sama gue," saut Syera dengan tampang tidak bersahabatnya.

"Buruan mau ngomong apa? Jangan sampe gue telat pulang. Yang ada dijadiin cincang sama Arga,"

Aldi menghela nafasnya perlahan. Menatap langit-langit yang mulai menunjukkan awan hitamnya, seolah-olah dunia paham dengan perasaan Aldi.

"Setelah lulus gue bakal ke Jerman,"

"H-hah?" Beo Syera. Menatap spontan kearah Aldi.

"Disini gue gak ada kehidupan sama sekali. Nenek gue minta buat kesana, sekalian kuliah juga. Jujur, gue pengen mati kalo tuhan izinin gue,"

"Ngomong lo dijaga. Kayak punya amal banyak aja," tukas Syera. Mencubit keras lengan milik Aldi.

Aldi terkekeh kecil. "Mamah gue ninggalin gue sejak gue kecil, setelah itu papah ketemu sama nyokap Arga yang sama-sama gak punya pasangan. Awalnya gue nerima semuanya, nerima Arga jadi adik tiri gue, ya walaupun jarak umur gue sama Arga cuma beda empat bulan doang," ujar Aldi.

"Semenjak itu gue dilupain sama bokap gue sendiri, semua kasih sayang sepenuhnya buat Arga,"

"Lo mau salahin Arga?" Potong Syera bertanya pada Arga.

"Apa karena Arga suami lo, lo belain dia?" Aldi tersenyum tipis.

"Bukan gitu, Al. Gue yakin juga Arga gak ada niatan buat rebut kasih sayang papah Ardi dari lo," ujarnya. "Itu karena lo gak mau tinggal sama mereka aja makanya papah jengah sama lo,"

Syera menghembuskan nafasnya. "Tapi seharusnya lo bersykur. Papah Ardi lo bukan berati lupa sama lo sebagai anaknya, buktinya setiap minggu sekali lo dijenguk beliau 'kan?"

Aldi menoleh, kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya, tapi gue belom bisa hidup dengan keluarga baru gue. Gue masih belom bisa lupain mamah gue,"

"Semenjak gue kelas sembilan SMP, gue udah biasa hidup sendiri. Di apartemen peninggalan almarhum mamah gue, gue sempet pengen bunuh diri waktu itu. Gak ada satupun orang yang peduli sama gue,"

"Terus lo lulus ini beneran mau ke Jerman?" Tanya Syera dibalas anggukan dari kepala Aldi.

"Kenapa lo gak pamitan sama papah dan juga mamah sendiri aja, Al? Kenapa lo malah buat semuanya seolah-olah gak peduli sama lo, papah peduli sama lo. Cuma lo-nya aja yang selalu nolak gini buat deket sama mamah Arga. Jangan bikin semuanya jadi runyam, perbaiki semuanya," ujar Syera mensehati Aldi.

Aldi menghela nafasnya. "Gue maunya juga gitu. Tapi itu susah buat gue, susah buat beradaptasi dengan keluarga baru,"

"Lo nyadar gak sih, Al?"

Aldi menoleh. "Apa?"

"Dengan cara lo yang gitu sama aja lo udah lupain papah Ardi sebagai orangtua lo," ucap Syera.

Aldi memalingkan wajahnya kemudian berkata, "Nanti gue bakal perbaiki semua. Tapi gak sekarang, nanti kalo gue udah siap," ucapnya.

"Sampein amanah gue ke papah dan juga mamah. Lo jangan ngomong sama Arga kalo lo habis pergi sama gue. Gue cuma takut lo berdua ribut gara-gara gue," ujarnya.

Syera mengangguk. "Iya, udah selesai 'kan? Soalnya gue mau pulang, gue belom ngomong sama Arga tadi kalo pulang telat,"

"Iya, mau gue anter pulang sekalian?"

"Lo mau gue ribut sama Arga? Mau liat gue cerai sama Arga?" Tanya Syera dengan sinis.

Aldi terkekeh. "Ya, gapapa. Kalo cerai nanti lo buat gue aja,"

"Sialan lo!"

Setelah itu, keduaya berpencar mencari transportasi untuk mereka pulang. Aldi pulang dengan naik taxi, sedangkan Syers tadi sempat menghubungi Ghea untuk menjemputnya.

Langkah kaki jenjangnya berjalan menuju halte bus dekat sini, katanya Ghea tadi mau menjemput di sana agar tidak susah mencari keberadaan Syera.

Langkah kaki Syera terhenti saat melihat badan tegap yang menghalangi jalannya. Gadis itu mendongakkan kepalanya, dan detik itu juga gadis bermata coklat tersebut melebarkan bola matanya.

"A-Arga?"

"Enak keluar sama Aldi, hm?"

°°°°°°

Syera mendesis ngilu saat tubuhnya menabrak dinding yang ada dibelakangnya. Gadis itu menatap sorot tajam dari mata Arga yang menghunus masuk kedalam indera penglihatan Syera.

Syera mencoba melepaskan cengkraman kuat yang mencengkram tangan mungilnya. "Lepasin, Ga, sakit," rintihnya.

"Kenapa lo bohong sama gue?" Tanya Arga lirih.

Syera menggeleng. "Gue gak bohong, Ga. Plis percaya sama gue, gue cuma---"

"Cuma pergi sama Aldi, iya? Gak mau gue anter gara-gara mau pergi sama Aldi?" Kata Arga, kemudian terkekeh pelan. "Pinter banget, gak mau dianter suaminya sendiri tapi maunya dianter cowok lain,"

"Aldi saudara lo sendiri, Ga!" Sentaknya reflek.

Arga menatap datar gadis cantik didepannya ini. "Lo ngapain aja sama Aldi?"

Ingin rasanya menjawab semuanya, namun lidah serta pita suaranya seperti terkunci rapat-rapat. Ia ingin menjelaskan semuanya jika Aldi hanya bilang jika cowok itu akan pergi ke Jerman setelah lulus nanti, namun lidahnya sangat kelu hanya untuk menjelaskan kebenaran.

"Jawab, Syer! Bisu lo?!" Syera tersentak pelan saat mendengar bentakan yang terdengar begitu nyaring di telinganya.

"Bisa gak, sih! Lo gak usah bentak gue?! G-gue takut," Sentak Syera diakhiri suara lirih dari bibirnya.

Jujur saja, baru kali ini ia lihat Arga yang membentaknya seperti ini. Syera menggeleng kuat saat Arga memajukan wajahnya tepat didepan wajahnya. Gadis itu memalingkan wajahnya dan terisak pelan.

"Kalo lo takut, kenapa buat gue marah gini, hm?"

"Lo tau gue gak suka liat lo deket-deket Aldi. Tapi lo tetep lakuin itu, siapa yang gak marah coba kalo gini," ujarnya.

"Sekarang gue tanya lagi, lo ngapain aja sama Aldi? Kalian ngomongin apa, hm?"

Melihat bibir Syera yang terkatup rapat tak kunjung membuka suara, lantas Arga dibuat gemas sendiri. Apa susahnya menjelaskan semuanya, apa gadis ini harus diperlakukan dengan lebih baru mau menjawab?

Tanpa memerlukan persetujuan dari Syera lantas cowok itu mecium kasar bibir mungil milik gadisnya. Bermain sebentar dengan benda kenyal yang sialnya sudah menjadi candunya.

Syera terisak pelan, Arga yang didepannya ini seperti bukan Arga yang dikenalnya. Arga yang jahil, serta sedikit cerewet mendadak menjadi orang asing didepannya

"A-Arga. P-pliss, lepasin gue," ucap Syera memohon. Gadis itu mengeluarkan isakan demi isakan, takut jika Arga melakukan hal lebih dengannya.

Arga tak menjawab, cowok itu mendorong tubuh Syera dengan kencang, hingga tubuh mungil itu terhempas diatas kasur. Tak mau kecolongan kali ini, cowok itu mengunci tubuh gadisnya yang berada dibawahnya.

Syera terisak. "Plis, Ga, jangan gini," lirihnya.

"Seharusnya lo ngomong sama gue. Jujur sama gue kalo mau pergi sama dia," kata Arga sembari mengusap pipi Syera yang terbanjiri air mata.

Gadis itu tak menjawab, ia masih memikirkan kedepannya gimana. Ia hanya takut Arga melakukan hal lebih kepadanya, selebihnya Arga masih diambang amarah, maka sangat mudah untuk cowok itu melakukan sesuatu dengan semaunya.

"G-gue m-minta maaf, gue cuma----"

"Maaf gak cukup buat semuanya. Sekali orang berbohong bakal ada kebohongan berikutnya," potong Arga

Syera memalingkan wajahnya, bagaimana bisa Syera menjelaskan semuanya, jika saat ia mau menjelaskan selalu saja terpotong dengan kalimat yang dilontarkan Arga. Syera diam menunggu apa yang dilakukan Arga berikutnya

Gadis itu memejamkan matanya saat merasakan pipi serta keningnya dikecup cukup lama oleh Arga.

"Gue gak marah sama lo, gue cuma gak mau apa yang seharusnya udah jadi milik gue, malah pergi dengan orang lain. Selebihnya itu kalian beda jenis.  Sedangkan posisinya lo udah ada suami disini. Apa itu pantes?" Ujar Arga dengan menatap penuh kasih sayang mata teduh dibawahnya ini.

"Jangan diulangi lagi, ya?" Syera menganggukkan kepalanya dengan pelan dengan sisa-sisa isakannya.

Tangan Arga bergerak pada kancing bagian atas pada kemeja seragam yang dikenakan Syera. Berhasil membuka satu kancing, kemudian beralih kekancing berikutnya.

Syera menahan tangan Arga. "A-Arga, plis gue gak----"

"Syer," potong Arga. Cowok itu menatap teduh mata sendu dibawahnya ini. "Mau, ya?"

Entah ini jalan terbaik atau bahkan menyerahkan dirinya kepada Arga, sebagai hukuman untuknya yang telah melakukan kesalahan hari ini, gadis itu menganggukkan kepalanya dengan perlahan.

Menepis pikiran buruk dihari kemudian, ia sangat tahu sekarang Arga sangat marah dengannya. Cowok itu sangat sensitif jika menyangkut pautkan dengan Aldi, bahkan dengan bodohnya tadi Syera tidak meminta izin terlebih dahulu dengan Arga.

Syera memejamkan matanya saat sensasi dingin menerpa lehernya, meneguk salivanya susah payah saat usapan lembut menyapa perutnya serta punggungnya. Gadis itu mendongak, kemudian menutup mulutnya mencegah suara yang menurutnya menggelikan ditelinganya.

"Jangan ditahan," kata Arga seraya menurunkan tangan gadis itu yang menutupi bibir ranumnya.

Syera mendongakkan kepalanya saat Arga tak menginzinkan dirinya untuk beristirahat sejenak dari sensasi menggelikan itu.

"A-Arga," ucapnya seraya mendongakkan kepalanya.

Siang itu, mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan sekarang. Rela melepaskan mahkota yang ia jaga baik-baik selama tujuh belas tahun, dengan ikhlas untuk cowok diatasnya ini yang sudah jadi pasangan sah-nya. Siang itu, kejadian yang tak bisa dilupakan di memori otak Arga serta otak Syera.

Momen manis sekaligus sedikit amarah menjadi satu. Gadis cantik itu hanya berharap, semoga dihari kemudian ia bisa menanggung semuanya, menanggung hasil dari ini.

°°°°°°


Tbc

Mohon maaf konten 17+ disensor. Ini bukan cerita dewasa, harap dimaklumi. Untuk menjaga otak kalian yang masih remaja atau mau beranjak remaja.

Jangan berharap lebih cerita ini ada konten 18+ / 21+, mimin bikin cerita ini untuk seru-seruan bukan untuk menambah beban dosa kalian.

Ya, walaupun part ini sudah mengandung dosa.

See you, semoga suka.

Continue Reading

You'll Also Like

596K 1.2K 1
[TAHAP REVISI] Rasanya kita sudah nggak heran lagi, kalau mempunyai teman yang langganan masuk ruang BP, atau dipanggil oleh guru konseling karena me...
2.8K 83 21
Berisikan rakitan kata-kata biasa yang mewakili diri dan hati. #327 Puitis (3-5-20) #216 Gombal (3-5-20)
17.2K 297 16
Ternyata orang kita anggap tidak akan pernah menyakiti kita, sebenarnya dialah yang paling menyakitkan buat diri kita sendiri. - Reina "udah gue bil...
511K 25.4K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...