KIRANA (COMPLETED)

By bibibugu

12.1K 520 5

Kalo saja waktu itu Kirana tidak nembak ketua OSIS SMA Samudera. kalau saja waktu itu Kirana tidak mengiyakan... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
sekali lagi
halo guys

Bab 20

248 13 0
By bibibugu

Seluruh panitia sudah tau kalau Kirana menghilang dari grupnya, dan belum diketahui keberadaannya sampai sekarang.

"Kirana udah ketemu?" Tanya Adam.

"Belum ka," kata Dela.

"Kalian disini aja, biar panitia yang nyari," Adam lalu pergi.

"Aduh Kirana kemana ya?" Tanya Dela cemas.

"Udah tengah malem gini lagi," sahut Nadia.

"Semoga dia engga kenapa kenapa deh," kata Gilang.

Semoga. Seseorang datang.

"Kirana hilang Del?" Tanya Feli. Dela mengangguk melas.

"Ko bisa?"

"Gua juga engga tau,"

"Emang dia engga sama lu?" Tanya Feli lagi.

"Gua kira dia ngikutin dari belakang, ternyata dia engga ada," Dela menyesal kenapa tadi ia buru-buru ke pos lima.

"Cek, cek," Seluruh peserta menoleh ke sumber suara.

"Seluruh peserta diharap untuk duduk sesuai dengan kelompok," Feli meninggalkan dan bergabung dengan kelompok. Dela, Nadia dan Gilang pun menempati bangku.

"Para peserta tidak perlu kawatir, panitia yang akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu oleh Kirana," kata Exel.

Maksudnya apa bertanggung jawab? Apa Kirana ada kemungkinan tidak kembali? Adrian datang, mengangkat tangan.

"Tunggu," Adrian berteriak dibelakang. Semua mata tertuju.

"Gua yang menemukan Kirana didekat hutan," Dela, Nadia menganga.

"Sudah gua amankan,"

Ah.. leganya..

"Gua engga mau ada kejadian gini lagi," Setelah ini Adrian akan memberi penyuluhan bagi para panitia untuk lebih berhati-hati lagi. Adam Lega, yang terpenting Kirana baik baik saja. Seluruh panitia tau, akan kena ocehan dari ketua OSIS berarti.

"Bagi seluruh peserta tolong perhatikan teman sekelompoknya dengan lebih baik lagi, kalau ada salah satu yang menghilang atau sakit langsung lapor ke panitia, bagi para panitia tolong untuk lebih memperhatikan lagi adik-adiknya dan untuk semuanya tolong jaga keselamatan dan kesehatan kita bersama," Seluruh peserta dan panita memperhatikan ke laki-laki berjaket biru itu. "Eza, tolong untuk hari ini kegiatannya dipercepat," Eza mengangguk dan mengerti apa yang ketua inginkan. "Terima kasih semuanya,"

---

Kirana berdiri dan mendekati dispenser. Ia haus dan ingin minum air putih.

Krek..

Seseorang datang. Pasti Adrian. Mata Kirana menoleh. Raut wajahnya berubah. Bukan. Mereka saling bertatapan.

"Kirana?" Kirana menghentikan aktivitasnya.

"Ka Oliv?" kata Kirana gagap. Oliv mendekati.

"Kamu ngapain disini?" Kirana menaruh gelas.

"Oh, itu, aku,-" Kirana bingung mau menjawab apa.

Oliv melihat gelas yang Kirana letakan.

"Kamu ko sendirian?"

"Iya ka, aku sakit terus aku disuruh kesini," kata Kirana gagap.

"Siapa yang nyuruh kamu kesini?" Oliv melihat sekeliling, ia hanya melihat Kirana seorang diri sebelum ada dirinya datang.

Tiba-tiba terdengar pintu bergesek. Fokus mereka beralih.

Adrian?

Oliv menoleh kembali ke Kirana.

Adrian sama Kirana? Berdua?

Pandangan Adrian datar ke Oliv. Lelaki itu menghela napas. Kakinya melangkah melewati Oliv dan malah berjalan mendekati Kirana.

"Masih pusing kepalanya?" Mata Adrian lurus ke Kirana.

"Udah engga ka," Kirana menyadari sesuatu.

Oliv menatap tidak suka.

"Udah mau selesai, sebaiknya lu balik ke kamar aja, istirahat," Kirana mengangguk

"Gua anterin ke kamar ya?" Adrian kawatir takut Kirana jatuh, karena tadi wanita itu bilang pusing dan badannya sedikit demam.

"Engga usah engga papa, bisa sendiri ko, kamarnya juga deket," Kemudian Kirana berpamitan. Lelaki itu melihat sampai punggung Kirana menghilang.

"Kirana ngapain disini?" Adrian melirik dari ujung matanya. Ia sedang malas dengan kondisi ini.

"Sakit,"

Oliv tau, ia ingin Adrian yang menjelaskannya, tadi ia sudah mendengar kegaduhan yang disebabkan oleh Kirana yang seakan-akan akan menghilang dari muka bumi ini. Saat Oliv ingin kembali ke kamar, ia melihat Adrian keluar dari ruangan panitia dengan sedikit berlari, Oliv mengurungkan niat untuk ke kamar, dengan curiga kakinya melangkah, benar saja, ia mendapati ada seseorang yang tadi sedang berduaan dengan calon masa depannya.

"Ko kamu yang nemenin dia?" Adrian menatap datar mata Oliv.

"Kirana kepisah sama kelompoknya dan aku yang nemuin, terus aku bawa kesini,"

"Emang yang lain kemana? Kenapa pas banget kamu yang nemuin dia? Dan kenapa mesti kamu yang bawa kesini, berduaan lagi sama dia diruangan tertutup, kamu pikir orang lain engga akan salah paham antara kamu dan Kirana?"

Mulai lagi deh. Adrian sedang tidak ingin berdebat. Serius.

"Oliv, bisa engga si satu hari aja kamu engga bikin aku kesel?" Oliv mengerutkan alis. Ia bingung.

"Kamu engga suka aku tanya? Emang engga boleh kalau aku penasaran? Apa aku salah menanyakan apa yang pacar aku lakukan dengan cewek lain?" Oliv menaikan nada suara.

Adrian memejamkan matanya, menahan kesal.

"Oliv," Adrian menyipitkan matanya. "Aku ini ketua OSIS, aku berkewajiban mengawasi kegiatan dan bertanggungjawab segala sesuatu yang terjadi selama pelatihan ini, Kirana itu salah satu peserta yang harus aku jaga juga, apa itu salah?"

Suasana mulai panas. Adrian kesal saat Oliv selalu mengambil alih kehidupannya.

"Apa karena dia orang yang mem-spesialkan kamu, jadi kamu juga melakukan hal yang sama, begitu kan?" Kelopak mata Oliv melebar. Berulang kali Adrian bilang untuk tidak terlalu mengikut campuri urusannya karena ia tidak suka dikekang.

"Ngomong apaan si," Adrian kesal. "Makin lama omongan lu makin ngelantur, gua lagi males ribut ribut engga penting kaya gini, sekarang lagi di tempat pelatihan, banyak orang disini, engga enak kalo orang lain tau kita berantem," Adrian membalikkan badan, ia sudah malas berhadapan melihat wajah perempuan itu.

"Kalau kamu engga mau ngomong sama aku, biar aku yang ngomong sama anak baru itu, supaya engga perlu jadi orang ketiga diantara kita," Adrian berbalik, matanya mengercit, menunggu apa yang Oliv ucapkan selanjutnya.

"Aku akan lakukan apapun agar dia menjauh dari kamu," mata Oliv menajam. Perempuan ini memang sudah tidak bisa dinasihati. Adrian tahu betul bagaimana Oliv dan dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah sedikit pun, meskipun seluruh alam mengatakan wajahnya yang cantik, senyumnya manis, dan hidungnya mancung berkat papahnya yang keturunan Jerman, tetap saja, hatinya tidak secantik itu.

Langkah Adrian mendekat kembali. Pandangannya tidak lepas dari wanita itu, bibirnya berkerut menahan amarah. Wajah Adrian mendekat ke telinga Oliv.

"Kalau sampai aku dengar kamu ganggu Kirana, aku akan bilang ke orang tua kita untuk membatalkan pertunangan ini karena kamu sering merundung orang dan tidak pantas dijadikan pendamping yang baik untukku," dihadiahi tatapan mematikan dari Adrian.

Skak

Oliv tidak bisa berkutik, kalau sudah sangkut paut dengan pertunangan, Oliv akan diam. Adrian tau, dengan kata-kata ini selalu berhasil membuat wanita itu bungkam. Orang tua Oliv merupakan orang tua yang tegas, ia didik untuk menjadi keras dan harus selalu menjadi yang terbaik. Jika sampai orang tua Oliv mengetahui hal ini, bisa-bisa Oliv akan dihukum.

"Aku anggap urusan ini selesai, jadi engga perlu diperpanjang atau sampai orang lain tau,"

Krek...

Eza masuk disusul oleh beberapa panitia.

"Kalian disini?"

Oliv keluar. Eza menyadari sesuatu, yang sudah menjadi kebiasaan mereka.

"Berantem lagi?" Adrian hanya tersenyum kecil.

---

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 97.8K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
30.5K 3.3K 58
Dimohon dengan sangat untuk follow akun ini terlebih dahulu💛 Kenapa? Karena kalau up cerita biar ga ketinggalan dan juga demi kebaikan bersama. 16+ ...
22.6K 7.3K 39
DI PUTUSIN PACAR GARA-GARA CILOK? -ALVARO BILEK
6.8K 886 87
Siapa yang tak membenci pengkhianatan? Lima tahun yang berujung duka nyatanya mengundang dendam. Memilih 'terlahir kembali' sebagai playboy, Drian me...