ARGANTARA

By fafayy_

53.2M 3.1M 1.1M

SUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argan... More

01- Awal ( Dari segalanya)
02-Kehidupan Baru
03-Hukuman bersama.
04-Bukan Pilihan
07-Bolos Pertama Kali
15. I Love You, Syera
17. ARGA YANG BAPER
19- Tentang Siapa Arga
22- BUCIN
24-Surga Dibawah Telapak Kaki Arga
26-Kalau Bisa Dua kenapa Harus Satu
33-Kehilangan Separuh Hidup
34- MONYET BARU
36-Full Night With My Girl
38-Pertandingan Basket
39-Tujuan Hidup
41- Orang Cantik
43. Pewarna rambut
45- Awal yang buruk atau awal yang baik?
46- Mengikhlaskan
47-Perayaan Baby Janson
48- Santoso vs Ferguso
49-Tuyul Kembar
51- Rudi Oh Rudi
52- Musnahkan Janson
53- Hukuman berjamaah
54-Ujian Nasional
55- Dukun
56. Seblak Argasyera
57. Ada yang baru nih!
58- Dua Garis?
59-Mengungkapkan
60- Masalah susu Bumil
61-Tragedi Mangga Muda
62-Keti
64-Rujak Tengah Malam
65-Welcome Baby Kecebong
66-GIBRAN DIRGANTARA REYNAND
67- Arga Syera Gibran (Ending)
CERITA GIBRAN
SEGERA HADIR
COMING SOON PRE-ORDER IN JUNE-!
PENJELASAN!
H-5 PREE-ORDER ARGANTARA
PRE-ORDER ARGANTARA
SEGERA DI MULAI!!.
TYSM-!
INFORMASI BUAT KALIAN
Promo sale

44-Usulan nama

712K 69.2K 28.7K
By fafayy_

Halo-haloooo!!!

Fafay balik lagi, siapa tadi yang udah sempet baca part yang fafau baca terus fafay hapus. Maaf ya, hihi^^

Cus lah langsung baca...

Happy reading!!

"Semakin bertambah umurmu, semakin luas pengetahuanmu, semakin dikit circle pertemananmu."

-Andre Galaksa

Johan menghembuskan asap rokoknya diudara, kaki yang terbalut sneakers warna putih itu menendang kaki Elang kala cowok itu terlalu keras menyetel kartun 'Masha And the Bear'

"Pelanin volumenya, bego! Malu-maluin lo babi! Sekali-kali lo nonton film yang sedikit dewasa biar otak lo ikut dewasa," ujar Johan membuat ketiga temannya menatap horor manusia laknat ini.

"Kata mamah gue, film dewasa gak baik buat pertumbuhan, bang," sahut Elang.

"Gak gitu Elang ganteng. Gimana kalo lo punya istri nanti kalo kelakuan lo aja masih kayak bocah gini?"

"Cari bini yang lebih tua dari gue, biar bisa bimbing gue yang kayak bocah gini," ujar Elang tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

"Goblok maneh teh! Nyokap lo dulu ngidam apaan sih? Otak lo bisa sengklek gini," ujar Johan, kemudian meniup kencang ubun-ubun Elang.

"Mending otaknya sengklek, daripada bang Johan gak punya otak sama sekali," kata Elang memutar balikkan ejekan Johan.

Mati-matian Arga serta kedua temannya menahan tawanya, memang ada gunanya mempunyai teman seperti Elang. Bisa digunakan untuk menghujat orang kapanpun dan dimanapun.

"Gue rasa lo gak dateng pas pembagian otak, Lang. Lanjutkan, abang dukung," ucap Ziko. Cowok merangkul pundak Elang kemudian menatap Johan dengan tatapan mengejek.

"Lo juga, bang! Gue rasa nyokap lo salah ngambil bayi,"

Perlahan rangkulan Ziko pada pundak Elang memudar. "Maksud lo apa, Lang?"

"Gini, bang, gue itu kenal deket sama keluarga lo. Bokap lo itu kakak bokap gue, bokap nyokap lo itu waras semua, seluruh keluarga lo itu waras semua, kecuali lo," ujar Elang.

"Lo katain gue gak waras?" Tanyanya.

Elang mengangkat bahunya acuh, kemudian berceletuk, "Mikir aja, bang, monyet dikira anaknya sendiri itu kalo bukan gila apa namanya?"

"Babi lo!" Maki Ziko.

"Gue jadi pengen punya yang kayak gini dua," ucap Arga membuat atensi keempat temannya teralihkan.

"Apa, Ga? Lo pengen apa?" Tanya Johan.

Arga mendongak kemudian berkata, "Kepo ban

"Tega lo. Bayi? Bayi apaan, Ga? Sejak kapan lo doyan nontonin bayi? Oh, atau jangan-jangan lo ngebet pengen punya anak ya? Ngaku!" Tuding Johan.

"Sirik aja jomblo," saut Arga.

"Gue gak jomblo. Gue udah ada Ghea,"

"Yang jomblo bakal kalah sama yang udah nikah,"

Johan memutar bola matanya malas. "Ya, ya, ya. Beda lagi mah sama yang udah nikah. Udah senior bahkan udah pro,"

"Btw, Ga. Lo ada niatan punya anak kapan? Gak sabar gue anak lo nanti bakal mirip lo apa Syera," ucap Johan. Mengusap Janson yang duduk anteng diatas meja.

"Yang penting bukan mirip lo,"

"Kalo mirip gue nanti lo kaget lagi. Nikahnya sama lo punya anaknya sama gue," Arga memelototi Johan dengan tajam.

Johan berdeham singkat. "Lo kalo dikasih pilihan mau punya anak tunggal apa kembar, Ga?"

"Kalo bisa kembar kenapa harus tunggal?"

Ziko menepuk tangannya. "Cewek apa cowok, Ga?"

"Cewek cowok kalo bisa,"

Johan menjentikkan jarinya. "Gue ada usulan nama kalo lo mau. Bagus banget buat kembar cewek cowok, gak norak lagi."

Arga meletakkan ponselnya, menatap serius sahabatnya ini. "Siapa? Kalo sampe aneh-aneh gue sembelih lo,"

"Sans bro. Dijamin lo bakal suka, apalagi nyokap lo kan pecinta lokal, dijamin bakal suka sama nama yang gue usulin."

"Yaudah siapa?"

"Bentar-bentar gue ngopi dulu,"

Johan berdiri dari duduknya mengambil satu cup kopi kemudian mengambil ponselnya dan memasukkannya kedalam saku celana jogernya.

"Sugiono dan Sugianti, gimana? Bagus kan?"

Arga menyambar pisau yang tergeletak diatas meja. "SINI MAJU LO, ANJING!"

°°°°
Arga memasuki kamarnya dengan senyum mengembangnya, entah apa yang membuat cowok itu gila hari ini. Mata tajamnya mengeliling mencari Syera.

"SYERA!" Panggil Arga sedikit mengeraskan suaranya.

"APA? GUE DIKAMAR MANDI!" Teriak Syera dari dalam bilik kamar mandi.

Arga memilih merebahkan tubuhnya, dengan posisi tengkurap dan kepala yang menyamping.

Tak lama dari itu suara decitan pintu kamar mandi terdengar, yang artinya orang yang baru saja membersihkan badannya telah selesai.

Handuk berwarna abu-abu terlilit dibadannya, mengusap rambutnya yang basah akibat ia keramas tadi.

Arga membuka matanya, objek pertama yang ia lihat adalah Syera dengan handuk sebatas lututnya. Mengerjapkan matanya berkali-kali kemudian meneguk salivanya susah payah.

"Subhanallah," gumam Arga.

Begitu telinganya mendengar gumaman seseorang, gadis yang tadinya sibuk mengeringkan rambutnya kini menolehkan kepalanya.

"ARGA! SEJAK KAPAN LO DISINI GILA!!! KELUAR GAK LO!" Pekik Syera. Melilitkan handuk pada lehernya yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya tadi.

Arga memalingkan wajahnya. "Enggak kok enggak, gue gak liat lo pake handuk cuma sebatas lutut doang."

Syera membulatkan matanya, itu bukannya tidak lihat tapi malah memperjelas.

"ARGA, KELUAR!!"

BRAK!

Arga menutup pintu kamarnya dengan kencang setelah ia berada diluar. Jantungnya berdetak tidak karuan. Jujur saja selama ia menikah tidak pernah melihat Syera yang hanya memakai handuk seperti tadi.

"Mulus banget, ya Allah."

°°°°

Syera menuruni anak tangga, cowok berjakun itu reflek menolehkan kepalanya membuat gadis itu membuang wajahnya malu. Gara-gara insiden dikamar tadi.

Syera berjalan menuju dapur, berniat membuat mie instan untuk dimakan sore hari ini. Mumpung diluar sedang hujan deras-derasnya.

Cuaca diawal tahun memang dari dulu tidak pernah mendukung, hujan terus-menerus membuat para ibu rumah tangga kuwalahan bagaimana caranya mengeringkan baju cucian. Terutama Syera juga.

Tangan kekar yang berhias otot-otot kecil yang menonjol itu menyelinap disela-sela pinggang Syera. Menyingkap sedikit baju oversize yang digunakan gadis itu.

Syera memukul tangan Arga dengan sendok aluminium yang dipegangnya. "Tangannya! Gak usah aneh-aneh,"

"Udah liat juga tadi,"

"Gak!" Tentang Syera.

Apaan, lihat apaan? Orang dirinya tadi pakai handuk kok. Ngadi-ngadi nih Arga.

"Bikin dua ya, gue juga mau." Ucap Arga.

Syera menghentikan aktifitasnya yang sedang memanaskan air diatas kompor.

"Apanya? Lo jangan aneh-aneh ya hujan-hujan gini,"

"Aneh-aneh apaan sih? Gue cuma minta masak mie dua porsi doang, satu buat lo satu lagi buat gue."

"O-oh. Yaudah tunggu didepan sana biar gue bikinin," ucap Syera agar kaku. Dia jadi salah faham kan.

"Lo pasti mikir yang aneh-aneh kan?" Arga bersidekap dada kemudian mendudukkan dirinya di pantry. "Gue jadi curiga, yang mesum disini itu sebenernya lo,"

"Ini juga gara-gara lo tau! Lo-nya suka ngomong yang enggak-enggak, jadinya gue suka rada ambigu," ucap Syera dengan kesal.

"Halah, alesan."

Syera berdecak kesal, tangannya mendorong kuat badan Arga hingga membuat cowok itu turun dari atas pantry.

"Pergi ah, daripada rusuh mulu sama gue,"

"Gak mau. Gue mau liat istri gue masak, sekalian belajar juga. Biar bisa rawat lo kalo sakit," ucap Arga. Tangannya membuka bumbu-bumbu mie instan.

"Gue yakin lo bisa masak mie instan. Terus apa yang mau dibelajarin?"

"Gombalin lo," jawab Arga. Mengoleskan pipi Syera dengan kecap.

"Arga, lengket ih!" Gadis itu mengusap pipinya dengan serbet.

"Tadi Johan ngusulin nama buat anak kita,"

"Siapa emang?" Tanya Syera. Gadis itu fokus dengan mienya.

"Sugiono sama Sugianti, katanya."

Syera menghentikan aktifitasnya, meledakkan tawanya dan memukul lengan Arga dengan kencang.

"Sekarang gue tau, tujuan Allah menciptakan tangan kanan perempuan buat apa." Gumam Arga. Arga mah gapapa serius gapapa.

"Kenapa gak asep sama cecep sekalian aja, Ga? Bagus tuh perpaduan Jawa Sunda,"

"Gak lah! Gak setuju gue, nanti gue cariin nama yang bagus. Kasih marga pake marga gue diakhirnya," usul Arga. Tangannya menyelipkan anak rambut Syera.

"Anaknya belum lahir, belum diciptain juga. Gak usah repot-repot buat nama,"

"Buat persiapan, sayang. Kan bentar lagi coming soon,"

Arga mencubit perut sixpack Arga. "Dikira film apa. Duduk sana gue mau nuangin mienya,"

"Jangan lupa, Syer. Sekarang hujan,"

"Ya apa urusannya?" Tanya Syera jengah.

"Taulah apa maksudnya. Udah gue nodain beberapa kali masih polos aja," ujar Arga. Melangkahkan kakinya menuju meja makan.

"Iya apa, Arga?"

"Nonton film horor sampe subuh."

°°°°°

Malam-malam dengan cuaca dingin, pasangan suami istri itu membelah jalanan dengan mobil pribadinya. Berniat ingin pergi ke mall, memburu diskon besar-besaran, kata Syera.

"Dingin gak? Gue matiin ya ac-nya?" Syera mengangguk sebagai jawaban.

"Dipake jaketnya, sayang. Sakit nanti," suruh Arga. Tak tega melihat Syera yang terus-menerus menggsosok tangannya sendiri.

Mata tajam itu menatap luar jendela mobil, mencari celah untuknya parkir. Sangat ramai, benar kata Syera. Malam ini penuh dengan anak muda yang memborong belanjaan yang katanya sedang turun harga.

Arga turun dari mobilnya kemudian memutari mobilnya dan membuka pintu untuk Syera.

"Tambah dingin gini," gumam Syera.

"Rame banget gitu, mau masuk?"

Syera menganggukkan kepalanya. "Udah sampe sini juga masa mau pulang,"

Langkah kaki keduanya mulai memasuki area mall. Matanya seketika disuguhi oleh pemandangan orang-orang berlalu lalang.

"Mau beli apa? Emang ada duit?"

Syera merangkul lengan Arga, memamerkan deretan giginya. "Kan ada lo,"

Arga menyentil pelan dahi Syera. "Tujuan lo ajak gue kesini cuma suruh bayarin lo belanja? Tau gitu tidur aja gue,"

"Ngeselin banget sih. Pulang aja lah gue,"

Sebelum benar-benar Syera melangkahkan kakinya keluar, tangan kekar itu menarik pergelangan tangan Syera kemudian merangkul pinggang gadis itu.

"Becanda, sayang. Beli apa aja yang lo mau, mau borong juga gak jadi masalah buat gue,"

Senyum merekah serta deretan gigi yang dihiasi lesung pipi itu ia tunjukkan kepada Arga. "Gitu dong, jadi makin sayang."

"Sayang gue apa sayang sama duit gue?" Tanya Arga. Mulai melangkahkan kakinya menuju toko-toko didalamnya.

"Sayang Arga aja, deh,"

"Duitnya enggak?"

Gelengan kepala kuat ia tunjukkan kepada Arga. "Duit bisa dicari bareng-bareng dalam bentuk yang sama. Tapi kalo cari lo dalam bentuk dan karakter yang sama itu susah,"

"Sayang banget sama anaknya Rudi," ucap Arga. Tangan kekarnya mengusap kepala Syera.

Syera menatap Arga sinis. "Itu mertua lo, Arga!"

°°°°°°

To be continue..

Jangan lupa vote, udah?
Follow juga udah?

Spam next bisa lah ya pasti, bisaa....pasti bisaaa!!

Mau kasih pertanyaan apa sama Arga?

Pilih Arga apa Ziko?

Ziko apa Johan?

Johan apa Elang?

Elang apa Andre?

Mana kapal mu??

Argasyera
Johanghea
Zikojanson

Next lagi mau kapan?

Suka part ini gak?

Dimaklumi kalo ada typo ya, soalnya fafay ngetiknya sambil belajar awokawok.

Ajak temen-temen kalian buat mampir kesini biar tambah rame.

Screenshot bagian yang menurut kamu seru dan bagikan ke media sosial kamu.

Mau minta apa sama fafay?

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 83 21
Berisikan rakitan kata-kata biasa yang mewakili diri dan hati. #327 Puitis (3-5-20) #216 Gombal (3-5-20)
7.5K 1.3K 35
Akara dan Bagaskara tidak pernah AKSA mereka AMERTA.Bagaskara dan Akara bagaikan matahari dan bayangannya. Saling melengkapi dan tidak bisa dipisahka...
12.1K 4.8K 35
Kisah ini menceritakan tentang Rain dengan segala keputusasaannya, dan juga Petir dengan segala kekuatannya. Mereka berdua bertemu untuk saling mengu...
6.6M 278K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...