๐“’๐“ช๐“ต๐“ต ๐“ž๐“พ๐“ฝ ๐“œ๐”‚ ๐“๐“ช๐“ถ๐“ฎ...

By seannelyze

137K 20.2K 5.8K

"Tidak masalah jika diriku tidak dibutuhkan di dunia," - Lim Yoon Ah Since, August 23th, 2018 More

main cast
blurb
โ€ข 1 โ€ข
โ€ข 2 โ€ข
โ€ข 3 โ€ข
โ€ข 4 โ€ข
โ€ข 5 โ€ข
โ€ข 6 โ€ข
โ€ข 7 โ€ข
โ€ข 8 โ€ข
โ€ข 9 โ€ข
โ€ข 10 โ€ข
โ€ข 11 โ€ข
โ€ข 12 โ€ข
โ€ข 13 โ€ข
โ€ข 14 โ€ข
โ€ข 15 โ€ข
โ€ข 16 โ€ข
โ€ข 17 โ€ข
โ€ข 18 โ€ข
โ€ข 19 โ€ข
โ€ข 20 โ€ข
โ€ข 21 โ€ข
โ€ข 22 โ€ข
โ€ข 23 โ€ข
โ€ข 24 โ€ข
โ€ข 25 โ€ข
โ€ข 26 โ€ข
โ€ข 27 โ€ข
โ€ข 28 โ€ข
โ€ข 29 โ€ข
โ€ข 30 โ€ข
โ€ข 31 โ€ข
โ€ข 32 โ€ข
โ€ข 33 โ€ข
โ€ข 34 โ€ข
โ€ข 35 โ€ข
โ€ข 36 โ€ข
โ€ข 37 โ€ข
โ€ข 38 โ€ข
โ€ข 38 โ€ข
โ€ข 39 โ€ข
โ€ข 40 โ€ข
โ€ข 41 โ€ข
โ€ข 42 โ€ข
โ€ข 43 โ€ข
โ€ข 44 โ€ข
โ€ข 45 โ€ข
โ€ข 46 โ€ข
โ€ข 47 โ€ข

โ€ข 48 โ€ข

1.7K 211 59
By seannelyze

"Segala sesuatu di dunia, manusia hanya bisa berencana, Tuhan lah yang menentukan. Tuhan menghancurkan rencanamu, agar kelak rencanamu tak menghancurkanmu,"

Yoona tahu hal paling dasar seperti itu. Tetapi ia masih sulit untuk tersenyum. Bahkan ketika sahabatnya menghibur, wajahnya hanya menampilkan ekspresi datar. Kesedihannya masih terasa, semua orang masih menyadarinya. Sehun memilih untuk mengurungkan niat untuk kembali ke Korea Selatan. Ia membiarkan Yoona berada di kediaman Sohee, tidur di ranjang Sohee hanya untuk menghirup aroma tubuh ibunya yang sudah tiada. Ia mengirim Ver kembali ke Korea Selatan dan mendapatkan libur.

Sehun menekan tuas pintu. Setelah pintu terbuka, ia melihat Yoona tertidur di ranjang milik Sohee. Sehun mendekatinya dan mengusap pelan pipi Yoona, "Little Deer, waktunya makan,"

"Mm,"

Tampaknya pria berumur matang itu harus mensyukuri satu hal, bahwa gadis kecilnya masih memiliki selera untuk makan. Sehun meraih tangan Yoona, ia menuntun gadisnya ke meja makan. Beberapa menu makanan sudah tersedia. Roti panggang, bacon, telur, segelas susu dan air mineral, "Kau yang menyiapkan ini, Dad?"

Sehun tersenyum bangga, "Bagaimana? Tidak terlalu buruk, bukan?" Yoona tersenyum. Biasanya, ia lah yang membuat sarapan. Terutama hidangan telur. Beberapa kali Sehun mencoba, dan mengikuti cara seperti yang Yoona ajarkan, Sehun masih saja membawa cangkang telur pada masakan.

"Terima kasih, dad,"

Yoona menarik kursinya, di bantu oleh Sehun. Setelah memastikan Yoona duduk dengan nyaman, "Kau tahu, kita sudah menikah. Tidakkah sebaiknya berhenti memanggilku 'dad'? Aku seperti menikahi puteri kandungku," Sehun mengecup pipi kanan Yoona sebelum ia memutar untuk menuju kursinya.

"Bisakah secara perlahan, dad? Eh.. Itu—Se.." Terlalu asing untuk Yoona mengucap nama Sehun. Kata yang menurutnya tidak formal. Apakah masih terdengar sopan jika Yoona memanggil hanya dengan nama saja? Yoona mengusap tengkuknya, "Aku belum terbiasa, dan tidak tahu harus memulainya seperti apa,"

Sehun tersenyum, "Kau tidak perlu terburu-buru. Lakukan apa yang membuatmu nyaman," Sehun memberikan roti panggang ke piring Yoona, "Tetapi kuharap, kau bisa mengubah panggilan itu,"

Yoona hanya mengangguk untuk menjawabnya. Mereka melewati sarapan pagi dengan sedikit perbincangan. Terutama mengenai kapan Yoona akan kembali ke Korea Selatan? Lay sudah beberapa kali mengabari jika koleganya ingin mengadakan pertemuan.

Sehun meletakkan roti panggangnya, membersihkan remahan di sudut-sudut bibirnya, "Yoona.." gadis yang sedang sibuk memakan bacon itu pun mengangkat wajahnya. Menunggu kata selanjutnya keluar dari bibir pria yang baru beberapa hari menjadi suaminya, "Besok, kita kembali ke Seoul," Yoona hanya menundukkan kepala tanpa menjawab, "Kau harus melanjutkan studimu. Dan aku.. Sudah banyak pekerjaan yang menunggu, yang tidak bisa Lay tangani,"

"Mm,"

Sehun meraih tangan Yoona, "Aku berjanji, setiap tanggal kematian Sohee, aku akan membawamu kemari," Yoona membalas genggaman tangan Sehun dan tersenyum.



Sehun menatap gadis kecil yang memejamkan matanya di lengan. Satu tangan yang bebas, ia gunakan untuk memeluk punggung Yoona, sekedar untuk berbagi kehangatan. Dahulu, Yoona sangatlah kecil ketika ia menemukannya. Memeluknya sangatlah mudah, dan tangannya masih menyisakan celah. Sudah berapa lama ia habiskan dengan Yoona, sehingga gadis itu terasa pas dalam pelukannya seperti saat ini.

Sehun mengecup kening Yoona, "Aku mencintaimu," ia merapatkan pelukannya, "Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu,"

"Aku juga mencintaimu, Oh Se-Hoon,"

Yoona tidak tertidur. Ia hanya memejamkan matanya. Merasakan setiap hembusan nafas yang hangat di keningnya, "Kau tidak tertidur?"

"Bagaimana aku bisa tertidur, jika kau terus mengecup wajahku,"

Sehun tersenyum, "Bisa kau katakan lagi?" Yoona hanya mengerutkan keningnya karena bingung atas pertanyaan dari Sehun, "Namaku. Bisa kau ulangi?"

Yoona terkekeh pelan. Tangannya ia gunakan untuk menangkup wajah Sehun. Memberikan kecupan ringan pada pipi Sehun. Ia masih malu untuk mengecup bibirnya, "Daddy Oh Se-Hoon,"

Sehun berguling, mengubah posisinya berada di atas Yoona, "Tidak. Bukan itu,"

"Lalu?"

Ia menggerutu, "Sebut namaku, Nyonya Oh!" Yoona tertawa melihat ekspresi Sehun saat ini, "Kau menertawakanku?"

Yoona mengusap air matanya karena tawa yang terlalu berlebihan. Ia melingkarkan tangannya pada leher Sehun, "Oh Se-Hoon," nama yang ia bisikkan di telinga pria yang ia cintai.

Sehun membalas pelukan Yoona dengan erat. Wajahnya ia benamkan di perpotongan leher gadis yang kini menjadi isterinya, "Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu," Yoona tersenyum lembut, "Aku menjadi pria yang paling bahagia karena telah memilikimu,"

"Apakah tidak apa jika kita terlalu bahagia?"

Sehun melepas pelukannya. Ia menatap Yoona sanksi, "Mengapa?"

Ia menautkan jari jemarinya pada jemari milik suaminya, "Seperti pernikahan kita kemarin. Aku sangaaat bahagia. Tetapi ketika malam tiba, semua berubah menjadi kesedihan dalam sekejap,"

Sehun membawa tangan Yoona ke posisi duduk, ia mengecup telapak tangannya, "Tidak apa merasa bahagia. Terkadang kita juga memerlukan rasa sedih. Hidup ini tidak berarti jika kita tidak memiliki emosi. Seperti sebuah jalan yang lurus, tanpa hambatan ataupun tikungan, bukankah itu terlalu mudah? Apakah hidup membosankan seperti itu yang kau inginkan?" Yoona menggeleng lemah, "Kita diciptakan memiliki emosi. Kesedihan, kemarahan, iri, dengki, saling membenci, mendendam, kesenangan, haru, bahagia, kita memiliki itu Yoona. Tuhan memberikan semua emosional itu. Kau juga berhak marah padaku, bersedih karenaku, menangis karenaku. Satu hal yang perlu kau camkan, jangan pernah membenciku. Karena aku tidak sanggup jika hidup di benci olehmu,"

Yoona memeluk Sehun, membuat pria itu limbung dan tak bisa menahannya, sehingga mereka berdua jatuh dalam keadaan Yoona berada di atas Sehun dan memberikan beban tubuhnya pada pria itu, "Bagaimana aku bisa membencimu, jika kau adalah orang yang memberiku banyak kebahagiaan? Bagaimana aku bisa membencimu jika kau adalah seorang yang memberikanku kesempatan dan arti hidup?" Yoona mengangkat wajahnya, ia menangkup wajah Sehun, "Dan bagaimana aku bisa membencimu, jika aku sangat... Sangat mencintaimu?" pandangannya mengabur karena air mata yang membendung.

Sehun membalas pelukan Yoona sama eratnya. Ia tersenyum, mengingat segala hal yang telah ia lalu. Membawa Yoona pulang adalah keputusan yang sangat tepat. Jika saja, ia tidak menghampiri gadis yang tubuhnya menggigil di depan sebuah toko, ia tidak akan bisa mengenal Yoona. Tidak akan bisa bersama dengannya seperti saat ini. Ia berharap, kebahagiaan akan terus menghampiri dirinya dan Yoona. Membangun kekuarga kecil yang harmonis, memiliki rumah luas yang dikelilingi taman, memiliki taman bermain yang kecil untuk anak-anaknya kelak. Harapan kecilnya, agar ia berumur panjang, dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya. Terutama, harapannya adalah, ia tidak lebih dulu meninggalkan Yoona. Mengingat umur mereka yang sangat berbeda jauh, ketakutan akan hal itu pasti ada.

Sehun menghirup dalam-dalam aroma tubuh Yoona, "Ada tiga hal yang ingin kusampaikan padamu,"

"Hm?"

Sehun mendekatkan bibirnya ke telinga Yoona, dan membisikkan sesuatu yang selamanya tidak akan Yoona lupakan, "Aku mencintaimu, tetaplah disisiku, dan menualah bersamaku,"

♪ TAMAT ♪




Kali ini beneran tamat ya.
Q : Kok gak ada adegan mantap²nya? Padahal udah nungguin.
A : Heh! Tidak bole baca mantap² trs, saya baper krena blm nikah.
Q : Beneran udah tamat kak? Gak sampai pnya anak gt?
A : Ceritaku udah bnyak bgt yg endingnya pnya anak, sekali² berbeda gt kan ya
Q : Kira² ada sequelnya gak kak?
A : Maybe yes, maybe no
Q : Jangan tamat pls
A : Oke, km yg lanjutin

WKWKWKWKWK
Big thanks yg udah support, terutama dari YoonHun Shipper. Walau kadang ada komen yg gak enakin 'author ini kmna ya, ceritanya gk di lanjut' di lapak orang, gakpapa kok. Karena aku lg keranjingan game + sibuk kerja jd susah bagi waktu. U know la, bnyak author lain juga pnya hobby baru, ceritanya psti terabaikan.

Kerja, kerja, kerja, tipes. Kerja terus iya, banyak cuan enggak.

Akhir kata, terima kasih buat pembaca yg kadang baca doang, gk vote gk komen. Komentator yg kadang malah ngarahin alurnya. Pemberi vote, yg kadang gk nongol di komen. Bermacam² lah spesies kalian, tp ku tetap sayang walau kdang jengkel.

Cerita baru? Stop dlu lah, gali ide buat hide and seek, udh lumutan bgt itu cerita. As soon as possible.

Goodbye.. Sampai ketemu di cerita berikutnya, mwach.

Continue Reading

You'll Also Like

32.8K 741 13
Get ready for one HELL of a time!.
71.5K 152 11
Just a horny girl with a normal life ๐Ÿ™„
194K 4.6K 54
โ i loved you so hard for a time, i've tried to ration it out all my life. โž kate martin x fem! oc
73.9K 2K 29
A little AU where Lucifer and Alastor secretly loves eachother and doesn't tell anyone about it, and also Alastor has a secret identity no one else k...