Love Story Of Sharga & Ahra ✅...

By FatimahIdris3

1.9K 1.8K 312

Hujan mengguyur bumi pagi itu. Jalanan digenangi air yang terus berjatuhan dari subuh tadi. Tampak gadis bert... More

BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 14
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
BAGIAN 30
BAGIAN 31
BAGIAN 32
BAGIAN 33
BAGIAN 34
BAGIAN 35
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2

BAGIAN 25

43 35 14
By FatimahIdris3

Flashback on :

Seorang pria duduk dikursi kebesarannya sambil menatap seorang wanita yang ada didepannya jengah. Sudah beberapa kali wanita ini ditolak. Tapi dengan tidak tau dirinya dia terus mengejar pria itu. Sungguh tidak punya malu. Bahkan dia melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian pria yang tidak lain Sharga.

Jika saja orang tuanya tidak berbuat licik, mungkin Sharga bisa mempertimbangkan. Tapi karna kelicikan orang tua dari wanita inilah yang membuat Sharga enggan menanggapi wanita itu.

"Apa yang kau inginkan? Apa belum puas kau membuat keributan disini?" Tanya Sharga dingin.

"Sharga.... Aku tidak pernah membuat keributan, kau saja yang terlalu berlebihan padaku" Jawab wanita itu dengan nada manjanya.

"Dengar baik-baik, sudah berulang kali kukatakan kalau aku tidak suka dan tidak sudi berurusan denganmu" Kata Sharga tegas.

"Kenapa kau sangat membenciku? Apa salahku?" Wanita itu mulai menunjukkan muka melasnya.

"Apa kau lupa apa yang sudah diperbuat ayahmu?" Tanya Sharga masih mempertahankan wajah dinginnya.

"Apa maksudmu?"

"Biar kuingatkan, pertama ayahmu memanipulasi keuangan perusahaan milik keluarga Pradipta, kedua dia yang menyebabkan paman dan bibiku meninggal, ketiga tanpa rasa bersalah dia memintaku menikahimu dengan alasan yang tidak masuk akal"

"Kau salah besar Sharga, semua itu tidak pernah dilakukan oleh ayahku, tidak mungkin hal seperti itu dilakukan oleh ayahku, kau pasti hanya mencari alasan agar aku tidak mendekatimu lagi" Kata Wanita itu mulai emosi.

"Aku tidak pernah salah Disty, memang kenyataannya ayahmu melakukan itu, dia menyembunyikan semua darimu, bahkan hidupmu juga dimanipulasi oleh ayahmu sendiri, Disty"

"Tidak mungkin" Wanita bernama Disty itu berusaha mengelak semua perkataan Sharga.

Wanita itu bukan tidak mengetahui semua kejahatan yang ayahnya lakukan. Dia hanya berusaha menutup mata dan telinganya. Berpura-pura bahwa semua yang dia dengar dan dia lihat hanyalah kebohongan.

Bahkan dia mendengar sendiri percakapan antara ayahnya dan seseorang yang Disty tau anak buah sang ayah untuk merencanakan pembunuhan pada paman dan bibi Sharga. Ayahnya menyuap beberapa polisi agar dia tidak dimasukkan ke penjara meski terbukti bersalah. Sharga juga tidak memperpanjang masalah itu.

Alasannya karna dia merasa iba pada Disty yang hanya hidup berdua dengan sang ayah. Disty tau fakta itu. Tapi obsesinya terlalu tinggi untuk mendapatkan Sharga.
Tentang manipulasi keuangan perusahaan Pradipta, itu juga dilakukan ayahnya dengan membayar orang untuk menjadi mata-mata.

Lagi-lagi ayahnya lolos dari jeratan hukum karna kebaikan Sharga. Untuk hal yang terakhir, Disty sendiri tidak habis pikir apa yang ayahnya rencanakan.

Ayahnya ingin dia menikah dengan Sharga. Alasannya karna Disty mengalami depresi berat karna terus ditolak Sharga. Tapi alasan sebenarnya, Disty depresi karna ulah sang ayah sendiri.

Ayahnya terlalu memaksakan semua kehendaknya. Bahkan dengan teganya, Disty sering dijadikan pemuas nafsu para kolega ayahnya. Hal itulah sebenarnya yang membuat Disty depresi. Tapi hal itu justru dijadikan senjata oleh sang ayah untuk mengambil alih perusahaan milik keluarga Pradipta. Meminta Sharga bertanggung jawab dan menikahi Disty.

Awalnya Disty menolak keras keinginan ayahnya itu. Namun setelah melihat seperti apa sosok Sharga. Mendengar betapa baiknya pria itu. Akhirnya Disty tertarik dan berusaha mendapatkan hati Sharga. Penolakan demi penolakan Sharga semakin membuat Disty tertantang. Semakin hari Disty semakin gencar mendekati Sharga. Niatnya yang begitu ingin memiliki Sharga menjadikan dirinya buta akan semua kebenaran yang terjadi. Obsesinya pada Sharga terlalu tinggi.

"Pergilah Disty"

Suara berat milik Sharga mengembalikan Disty pada kenyataan.

"Suatu hari kau akan menyesal pernah menolakku Sharga" Ancam Disty seraya pergi meninggalkan ruangan Sharga.

Sharga mengusap wajahnya lelah. Entah dengan cara apalagi dia menyadarkan Disty bahwa dia tidak menyukai wanita itu.

Disty yang baru keluar dari ruangan Sharga menatap kesal pada Diaz dan Sikha yang berdiri disamping pintu. Jangan tanya apa yang keduanya lakukan disana. Menguping, menjadi kebiasaan keduanya saat wanita itu datang. Sikha yang sejak awal tidak menyukai wanita itu menatap remeh Disty.

Seolah mengatakan "dasar tidak tau malu" Sikha melirik kearah Disty. Dengan angkuhnya Disty meninggalkan Sikha dan Diaz.

"Dia pikir, dia cantik? Badan seperti papan itu apanya yang dibanggakan" Gerutu Sikha dengan muka meremehkannya.

"Kau sama saja dengannya", Kata Diaz pelan. Berharap Sikha tidak mendengar perkataannya.

Sayangnya, sekretaris andalan Sharga itu cukup jelas untuk mendengar perkataan Diaz.

"Apa katamu?" Sikha menatap tajam kearah Diaz.

"Heheheh sepertinya Sharga membutuhkanku" Dengan cepat Diaz masuk kedalam ruangan Sharga.

Wanita itu terlalu berbahaya jika sudah mengamuk.

"Ada apa?" Tanya Sharga yang heran mendapati Diaz masuk kedalam ruangannya seperti dikejar seseorang.

"Ekhem... Tidak apa-apa" Jawab Diaz kembali kesikap berwibawanya.

"Apa wanita itu sudah pergi?" Tanya Sharga lagi.

"Iya, baru saja, apa yang dia lakukan?"

"Seperti biasa, dia mencoba merayuku"

"Dia itu, apa tidak bosan selalu mendapat penolakan darimu?"

"Entahlah, dia terlalu percaya pada ayahnya, aku bahkan sudah mengatakan semua kejahatan yang ayahnya lakukan, tapi itu tidak berpengaruh"

"Dia hanya memiliki ayahnya, karna itu dia sangat mempercayai semua yang dikatakan ayahnya"

"Ya kau benar, tapi aku harap dia sadar bahwa dia salah mempercayai ayahnya" Kata Sharga menghembuskan nafas lelah.

🌸🌸🌸

Ditempat lain, ayah Disty yang bernama Dzaki kusuma itu tengah tersenyum senang. Sosok dihadapannya ini rupanya menjanjikan kerjasama yang bisa menjadikan perusahaannya setara dengan perusahaan milik keluarga Pradipta. Sebagai balasannya, tentu saja Disty yang menjadi korbannya.

Dzaki kusuma akan melakukan apapun bahkan memberikan anak gadisnya jika itu bisa membuatnya mendapatkan apa yang diinginkan.
Dia bahkan melupakan fakta bahwa Disty adalah anak kandungnya, darah dagingnya sendiri.

Entah sudah berapa pejabat dan rekan bisnisnya yang menikmati tubuh Disty.

"Dimana anakmu itu? Aku sudah tidak sabar" Kata pria berbadan gemuk itu.

"Tenanglah, dia sedang pergi untuk berbelanja, sebentar lagi pasti akan datang" Kata Dziki.

Tidak lama Disty datang. Dia melihat kearah dua pria yang duduk diruang tamu itu.

Disty tau bahwa dia akan menjadi pemuas nafsu pria dihadapan ayahnya itu. Sudah terlalu sering begini dan mau tidak mau, Disty hanya bisa pasrah.

"Kemarilah Disty, perkenalkan ini Jonathan, teman ayah" Kata Dziki memperkenalkan pria berbadan gemuk itu.

Disty mendekat dan menampilkan senyum yang dibuat semanja mungkin. Begitulah jika sudah ada pria yang menunggu dipuaskan olehnya.

Disty berdiri dihadapan pria bernama Jonathan itu. Lalu mengulurkan tangannya dengan sedikit sensual.

"Aku Disty, jadi mau kapan?" Disty to the poin.

Menurutnya tidak perlu terlalu lama berbasa-basi jika pada akhirnya hal itulah inti dari perkenalan ini.

"Wow, sepertinya kau sangat agresif baby" Kata Jonathan sambil menunjukkan seringainya.

"Sepertinya Disty langsung menyukaimu" Kata Dziki.

"Bukankah selalu seperti ini jika ayah mendapatkan apa yang ayah inginkan, mau tidak mau aku harus memuaskan mereka, tidak peduli aku suka atau tidak" Sindir Disty.

"Apa yang kau katakan, berhenti mengatakan hal yang tidak penting" Bisik Dziki agar Jonathan tidak mendengarnya.

"Kenapa, memang kenyataannya begitu" Kembali Disty berkata dengan nada menantang.

"Hmm... Sebaiknya kita pergi sekarang Disty, atau kau perlu mempersiapkan diri lebih dulu?" Tanya Jonathan mencoba mencairkan ketegangan antara ayah dan anak itu.

"Untuk apa, bukankah kau akan menikmati tubuhku, aku rasa tidak perlu mempersiapkan diri" Jawab Disty datar.

"Baiklah, ayo pergi" Kata Jonathan sambil mengulurkan tangannya. Disty menyambut uluran tangan Jonathan.

"Kami pergi" Ucap Jonathan pada Dziki.

"Bersenang-senanglah" Balas Dziki tersenyum senang.

🌸🌸🌸

"Bagaimana? Ada kabar dari Jonathan?" Tanya Sharga yang berdiri didekat meja dengan foto seorang gadis diatasnya.

"Mereka sedang diperjalanan, apa kau yakin ini akan berhasil?" Tanya Diaz ragu.

"Tentu, sudah ada bukti bukan jika Disty dijadikan alat untuk mendapatkan apa yang dia inginkan" Jawab Sharga.

"Selain itu, kita juga memiliki bukti yang lain, itu sudah cukup untuk menjebloskannya ke penjara" Lanjut Sharga.

"Kau benar"

Setelah 1 jam berlalu, akhirnya Jonathan datang membawa Disty. Wanita itu terkejut saat masuk kesalah satu kamar hotel.

Ada Sharga dan Diaz yang menatapnya tajam.

"Apa-apaan ini? Apa maksudnya"

Disty menatap satu persatu orang yang ada di kamar itu.

"Apa kalian sengaja menjebakku?"

"Ma'af Disty, kami terpaksa melakukan ini, kami ingin membuat ayahmu mengakui semua perbuatannya" Jawab Diaz.

"Memangnya kalian fikir dengan ini kalian bisa menjebloskan ayah kepenjara? Apa kalian lupa, ayahku bisa lolos dua kali dari jeratan hukum" Disty masih terlihat angkuh.

"Kami tau itu dan harus kau ingat bahwa tanpa belas kasihan Sharga ayahmu akan membusuk di bui" Kata Diaz tak kalah angkuhnya.

"Sekarang apa yang kalian inginkan dariku?" Tanya Disty pasrah.

"Cukup katakan pada polisi apa yang sudah kau tau, yang sudah kau alami karna ayahmu, termasuk menjadikanmu pemuas nafsu rekan bisnisnya, hanya itu" Jawab Sharga.

"Lalu aku akan menjadi anak durhaka karna menjerumuskan ayahku sendiri ke penjara?"

"Disty, sadarkah jika kau hanya diperbudak ayahmu, masa mudamu hancur karna keegoisan ayahmu, ketamakan ayahmu akan harta membuatmu kehilangan segalanya"

"Aku tau, aku sadari itu, tapi hanya dia yang kupunya, aku tidak memiliki siapapun selain dirinya"

Disty menangis. Untuk pertama kalinya dia meneteskan airmatanya didepan orang lain.

"Aku mengerti.."

"Tidak!!! Kalian semua tidak mengerti, sudah lama aku diperlakukan seperti ini oleh ayah, kalian hanya peduli tentang bisnis, perusahaan dan lainnya, kalian tidak akan pernah mengerti" Disty mulai emosi dan mulai kehilangan kontrol akan dirinya.

"Ma'af tuan sepertinya wanita ini tidak bisa diajak bicara baik-baik" Bisik Jonathan yang dari tadi hanya diam.

Namun pendengaran Disty menangkap jelas apa yang dikatakan Jonathan.

"Aku akan melakukan apa yang kau minta Sharga, dengan satu syarat" Disty kembali bersuara.

"Apa?" Tanya Sharga.

"Kau, menikahlah denganku" Jawab Disty sambil tersenyum.

"Bagian mana dari perkataanku yang tidak kau mengerti? Sudah kukatakan aku tidak akan menikahimu sampai kapanpun"

"Kau akan menyesal nanti" Kata Disty akan melangkah pergi saat
Diaz menghadangnya.

"Tidak semudah itu, kau menuruti permintaan kami atau dengan terpaksa semua aset keluargamu jatuh ditangan kami, ayahmu dipenjara dan kau akan jadi gelandangan, keputusan ada padamu" Kata Diaz sedikit mengancam.

Disty menatap tajam pada Diaz. Dia tau bukan saatnya dia melawan. Dia sudah kalah sebelum memulai.

"Baiklah akan kulakukan sesuai yang kalian mau" Akhirnya Disty menyerah.

"Anak pintar" Kata Diaz sambil mengusap kepala Disty sekilas.

Kedua tangan Disty mengepal. Hatinya tidak terima dengan apa yang terjadi hari ini. Dia pastikan suatu hari akan membalas perbuatan Sharga.

Akhirnya setelah Disty mengatakan semua yang dia ketahui pada pihak yang berwajib, Dziki dinyatakan bersalah.

Sesuai dengan hukum yang berlaku, Dziki harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dziki dihukum hingga 25 tahun. Namun lagi-lagi Sharga berbaik hati hingga meminta jaksa penuntut umum untuk meringankan hukumannya hanya 16 tahun penjara.

Setelah bebas, Sharga meminta Dziki untuk meninggalkan negara ini. Namun setelah beberapa tahun, rupanya Disty membebaskan ayahnya. Dia membawa ayahnya keluar negeri.

Membangun kembali perusahaannya yang sudah bangkrut. Masih menyimpan dendam pada Sharga, Disty kembali. Disty tidak rela saat mengetahui pria yang menjadi obsesinya itu telah bertunangan. Lebih tidak terima lagi karna hanya gadis dari kalangan biasa yang Sharga pilih menjadi tunangannya.

Disty menggunakan nama ayahnya untuk menyebarkan isu tidak baik tentang Sharga dan tunangannya. Apapun yang terjadi, Sharga harus menjadi miliknya begitulah tekad Disty.

Flasback off.

🌸🌸🌸

Ahra menyeka airmata yang mengalir dipipinya saat mendengar cerita Sharga.

"Hei, kenapa kau menangis?" Tanya Sharga sambil mengusap pipi halus milik tunangannya itu.

"Bagaimana aku tidak menangis, coba bayangkan bagaimana perasaan Disty, dia pasti sangat kecewa pada ayahnya" Jawab Ahra terus sesenggukan.

Sharga menarik nafas, lalu membawa Ahra kedalam pelukannya. Sungguh dari sekian banyak yang dia ceritakan, kenapa Ahra tersentuh pada kisah Disty yang dijadikan alat pemuas nafsu rekan kerja ayahnya. Benar-benar wanita berhati lembut.

"Disty tau tentang ayahnya, dia kecewa sudah pasti, tapi harus bagaimana lagi, dia sendiri yang memilih untuk tetap bertahan" Kata
Sharga masih memeluk erat Ahra.

"Tapi harusnya kau tidak menolaknya"

"Maksudmu? Aku harus menikahinya dan berakhir aku tidak bisa bersatu denganmu? Apa kau serius?" Sharga melepas pelukannya.

Tidak habis pikir dengan apa yang baru saja Ahra katakan.

"Setidaknya dia bisa menjadi lebih baik"

"Ahra..."

"Iya ma'af, tapi apa Disty masih menderita depresi?" Tanya Ahra penasaran.

"Entahlah, Diaz sudah mencari tau tapi belum mendapatkan hasil yang pasti" Jawab Sharga.

"Kasian sekali" Gumam Ahra.

"Ahra, maukah kau untuk sementara tinggal disini?"

"Tinggal disini? Kenapa?"

"Kau tau Disty sudah kembali dan berkeliaran, bukan tidak mungkin suatu saat dia akan menyakitimu, selama Disty belum ditangkap, tolong tinggallah disini, aku tidak akan tenang jika harus membiarkanmu jauh dari pengawasanku" Sharga menggenggam erat tangan Ahra.

Berharap wanita itu mau menuruti keinginannya. Ahra terdiam, bukan tidak mau. Hanya saja apa yang dikatakan orang-orang nanti jika tau mereka tinggal disatu atap tanpa ikatan pernikahan.

"Orang-orang akan mengerti Ahra, tidak perlu memikirkan apa yang orang katakan, percaya padaku, jika perlu akan kuminta Fai dan El juga ikut tinggal disini" Kata Sharga seolah bisa membaca apa yang tengah Ahra pikirkan.

"Aku akan tinggal disini" Kata Ahra akhirnya. Sharga tersenyum puas dan kembali memeluk Ahra. Sharga akan menepati janjinya.

Tidak akan membuat wanita dipelukannya ini terluka. Akan dia jaga bahkan dengan nyawanya sekalipun.

🌸🌸🌸

"Syukurlah kau baik-baik saja Aro, bagimana restoran?" Tanya Fai menyambut Aro yang baru tiba dikediaman Sharga bersama anak buah Diaz.

"Heh, kenapa kau malah mengkhawatirkan restoran, aku terjebak didalam, kau tau" Jawab Aro dengan nada sedikit meninggi.

"Tentu saja dia mengkhawatirkan restoran, memangnya kau ini siapa, sampai Fai harus mengkhawatirkanmu" Sahut El tidak terima.

"Kau..."

"Sudah hentikan, kalian jangan membuat kegaduhan disini, yang penting sekarang kalian aman" Kata Diaz menghentikan pertikaian Aro dan El.

"Lalu sekarang bagaimana?" Tanya Fai.

"Mungkin untuk beberapa waktu, restoranmu ditutup dulu, Disty masih berkeliaran, jika memaksakan untuk tetap buka, aku khawatir dia akan membuat masalah, belum lagi wartawan-wartawan itu pasti akan mengganggu aktifitas kalian" Jawab Diaz panjang lebar.

"Iya kau benar, oya siapa itu Disy?" Tanya El yang salah menyebutkan nama Disty.

"Disty, dia anak pemilik perusahaan saingan Sharga, dia terobsesi dengan Sharga dan menurut anak buahku, dialah yang sebenarnya menyebar isu tentang Ahra" Jawab Diaz.

"Jadi benar ya yang ditulis salah satu situs internet itu?" Tanya Fai.

"Iya" Jawab Diaz singkat.

"Kalo restoran ditutup, bagaimana dengan kita? Apa tidak masalah, maksudku apa dia tidak akan menyakiti kita?" Kali ini Aro yang bertanya.

"Itu yang aku takutkan, tapi kita tunggu Sharga dan Ahra, kita cari solusinya bersama-sama"

"Huft.... Apalagi ini, belum selesai dengan masalahku, aku malah masuk kemasalah orang lain" Gumam Aro didalam hati.

"Aku harap semua akan baik2 saja" Kata El.

Tentu saja, apa yang diucapkan El merupakan harapan semua orang saat ini. Terlebih Ahra, dia tidak menyangka bahwa masalah ini bukan hanya sekedar statusnya sebagai orang biasa. Tapi merambat kehal yang lebih serius.

🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komentnya.....
Salam hangat dari author ❤❤❤
Terima kasih

Continue Reading

You'll Also Like

184K 544 45
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
459K 39.2K 60
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
611K 5.1K 17
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
880K 3.5K 9
Kocok terus sampe muncrat!!..