Hate or love ||Hyunjin&Ryujin...

By chinggu313

2.9K 1.9K 368

Terkadang cinta itu emeng buta. Gak terkadang sih tapi emeng kenyataan buktinya banyak orang yang saling memb... More

prolog
cast intro
{1} 💝
{2} 💝
{3} 💝
{4} 💝
{5} 💝
{7} 💝
{8} 💝
{9} 💝
{10} 💝
{11} 💝
{12} 💝
{13} 💝
{14} 💝
{15} 💝
{16} 💝
{17} 💝
{18} 💝
{19} 💝
{20} 💝
{21} 💝
{22} 💝
{23} 💝
{24} 💝
{25} 💝
{26} 💝
{27} 💝
{28} 💝
{29} 💝
{30} 💝
{31} 💝
{32} 💝
{33} 💝
{34} 💝
{35} 💝
{36} 💝
{37} 💝
{38} 💝
Epilog

{6} 💝

114 98 13
By chinggu313


"Woi bangun bro"

Pemuda yang mengajak Guanlin balapan tadi langsung panik dan kalang kabut turun dari motornya sambil berlari menghampiri Guanlin yang sudah terbaring di aspal dengan darah yang bercucuran dari kepalanya serta matanya yang tertutup rapat.

"Woi bangun woi!. Aduh gimana nih? Oh iya" Pemuda itu langsung merogoh saku nya dan mengambil benda pipih tersebut kemudian tak lama kemudian terdengar nada sambung dari panggilan yang dilalukannya. Setelah beberapa lama menunggu sambil terus menepuk-nepuk pipi Guanlin, terdengar bunyi deru motor dan ternyata teman-teman pemuda itu datang dan tentu saja langsung panik ketika melihat keadaan pemuda yang di lawan salah satu temannya tadi untuk balapan.

"Bawa kerumah sakit cepetan!" Salah satu dari mereka yang berdarah blasteran Australia-Korea menyaut dan langsung di iyain oleh pemuda tadi dan lainnya.

.

.

.

Setelah mereka sampai, mereka langsung membawa Guanlin masuk ke dalam rumah sakit dan bertemu dengan salah satu dokter beserta seorang perawat yang kebetulan juga baru keluar dari salah satu ruangan yang ada disana. Buru-buru mereka membawa Guanlin masuk ke salah satu ruang UGD yang ada disana. Dua jam telah berlalu namun sang dokter belum menujukkan tanda-tanda keluarnya dia dari ruangan Guanlin. Teman-teman pemuda itu sebagian sudah pulang, hanya tersisa 3 orang dan ditambah dengan dirinya.

Malam juga semakin larut bahkan jam sudah menujukkan pukul 01.11 dini hari. Ke tiga teman pemuda itu cuga ikut cemas, jangankan mereka, pemuda yang mengajak Guanlin untuk balapan juga tak kala cemasnya.

"Gimana nih?" Tanya salah satu teman pemuda itu. Yang lain langsung melihat orang yang bersuara tadi sedangkan pemuda itu cuma menggeleng pelan sambil terus mengusap wajahnya kasar. Dia bener-bener terlihat khawatir sekarang. Walupun dia belum kenal dengan Guanlin tapi tetap saja dia yang salah karna dia yang sudah mengajak dan bahkan memaksa Guanlin buat balapan.

Bunyi handphone yang berada di sakunya membuat pemuda itu yang tadinya melamun langsung tersadar. Pemuda itu mengambil benda pipih itu dan menjawab panggilannya. Tak bereselang lama kemudian pemuda itu berdiri sambil menatap ke tiga temannya secara bergantian.

"Kita pulang dulu sekarang, besok baru kita balik lagi kesini buat jengukin dia!" Teman-teman pemuda itu mengangguk karna sungguh wajah mereka sudah terlihat lelah.

Mereka langsung berdiri dan berjalan keluar dari rumah sakit. Sebelum pemuda itu bener-bener keluar dari rumah sakit, dia memyempatkan untuk melihat kembali ke dalam dan bergumam semoga Guanlin baik-baik saja.

.

.

.

"Nak Ryujin boleh tahan rasa sakitnya bentar ya!, bibi cuma urut sebentar kok" Ryujin dengan ragu mengangguk sambil memegang salah satu bantal sofa yang tergeletak di sampingnya dengan kuat.

Tap...tap...tap

Bunyi suara langkah kaki Hyunjin menuruni tangga mengalihkan atensi Ryujin dan bibi yang baru saja ingin mengurut kaki Ryujin.

Ryujin terus memerhatikan Hyunjin hingga Hyunjin sudah duduk di sofa sebrangnya sambil memijit pelipisnya.

Bibi menuangkan sedikit minyak dari sebuah botol yang sudah di persiapkan sebelumnya untuk memijit kaki Ryujin kemudian mengoleskannya ke kaki Ryujin terlebih dahulu.

"Nak Hyunjin kenapa?" Tanya bibi yang melihat gurat frustasi dari Hyunjin.

"Kunci motor Hyunjin di sita sama appa dan Hyunjin gak tau appa nyimpan di mana" jawab Hyunjin.

"Bandel sih" celetuk Ryujin membuat Hyunjin kesal dan mencebikkan bibirnya.

Krekk...kreek..

"AAAAA....AMPUN BIIIII KAKI RYUJIN SAKIT BANGET YA ALLAH!!"

"YA ALLAH DOSA RYUJIN MASIH BANYAK JANGAN AMBIL KAKI RYUJIN DULU. MAAAAAA SAKIT BIIII RASANYA KAKI RYUJIN PATAH!!"

"Beris-"

Ddugh

"Woi apa-apaan lo nimpuk gue pake bantal?"

Baru saja Ryujin melempar bantal sofa yang tadi di pegangnya ke arah muka Hyunjin dan mendarat dengan sempurna sehingga berhasil membuat sang pemilik wajah mengaduh kesakitan dan menatap kesal Ryujin.

Namun Ryujin tak mengubris perkataan Hyunji dan malah lebih memilih memegang kuat ujung sofa sementara kakinya lagi di urut sama bibi.

"Tahan bentar ya!" Ucap bibi sambil terus mengurut kakinya.

Krekkk...krekkk..

"MAMAAAAAA..... SAKIT...... RASANYA KAKI RYUJIN MAU COPOT INI!!"

"KAKI LO GAK BAKAL COPOT KALAU DI URUT GITU DOANG AELLAH LEBAY AMAT LO!!"

Hyunjin jadi ikutan teriak karna saking kesel nya liat Ryujin teriak-teriak kayak gitu. Hyunjin yang duduknya agak sedikit jauh dari Ryujin ajah kupingnya sampai pengang apa kabar dengan Bibi yang duduk pas di sebelahnya?, mungkin habis ini bibi bakal budek.

Krekkk.... kreekk..

Sekali lagi bunyi tulang kaki Ryujin membuat sang empu berteriak kesakitan. Hyunjin ajah sampai agak ngilu dengernya.

"HUAAAAA SAKIT......!!"

Sedetik setelah teriakan terakhir Ryujin terdengar, bibi kemudian menyelesaikan urutannya pada kaki Ryujin. Dengan pelan Ryujin menuruni kakinya kebawah lantai dan menggerak-gerakkannya sedikit.

"Gimana udah gak sakit kan?" Tanya bibi yang diangguki Ryujin.

"Udah agak mendingan bi" jawab Ryujin dengan suara serak mungkin efek habis teriak. Dalam hati Hyunjin tertawa melihat raut muka Ryujin saat ini. Suara serak, rambut acak-acakan, serta matanya yang berkaca-kaca dan bahkan masih tersisa sedikit lelehan air matanya di sudut matanya. Ya Ryujin tadi sempat nangis waktu dia teriak kesakitan.

"Makasi ya bi" bibi mengangguk kemudian tersenyum.

"Ryujin mau pulang dulu udah sore nanti dicariin bunda" ucap Ryujin sambil salim ke bibi lalu berdiri dari duduknya. Dia melihat Hyunjin yang masih diam duduk di tempatnya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Apaan?" Tanya Hyunjin bingung melihat Ryujin terus menatapnya

"Anterin pulang" lirih Ryujin masih menatap Hyunjin. Hyunjin sendiri agak sedikit terkejut melihat Ryujin yang nada bicaranya tumben agak memohon (?).

Biasanya kan kalu Ryujin ketemu Hyunjin pasti ngomongnya sindir-sindiran mulu atau gak ngomong pedas gitu lah ini kenapa tiba-tiba manja?.

"Yaudah kalau gak mau" Ryujin yang melihat Hyunjin masih diam di duduknya dan tak berniat beranjak pun mulai berjalan keluar dari rumah Hyunjin.

Didalam rumah Hyunjin...

"Nak Hyunjin anterin nak Ryujin balik dulu!. Kasian kakinya pasti masih sakit" suruh Bibi. Hyunjin menolehkan pandangannya ke bibi setelah sebelumnya terus melihat punggung Ryujin yang mulai menjauh.

"Hah... yaudah Hyunjin berangkat dulu" pamit Hyunjin kemudian menyusul Ryujin yang sudah keluar dan bahkan bunyi mesin motornya sudah terdengar.

"Minggir!" Begitu sampai di dekat Ryujin, Hyunjin langsung memegang helm yang ingin di pakai Ryujin mengundang raut bingung plus kesel oleh sang empu.

"Motor gue juga, ngapain lo nyuruh gue minggir?" Kesel Ryujin sambil merebut kembali helm nya dan ingin memekainya. Namun baru saja helm itu menyentuh kepalanya dan belum sepenuhnya masuk, Hyunjin lagi-lagi merebut helm itu.

"Mau gue anterin gak?" Tawar Hyunjin dengan nada kesal tentu membuat Ryujin langsung shock. Heol daebak, padahal tadi Ryujin cuma bercanda tapi diluar dugaan Hyunjin ternyata pengen nganterin Ryujin.

"Serius nih?, gak ada udang di balik batu kan?" Tanya Ryujin memastikan.

Hyunjin menatap datar Ryujin kemudian menghela nafas dan memakai helmnya.

"Adanya cuma gaja di balik batu. Ayok cepetan mau gue anterin gak?, sebelum gue berubah pikiran nih" Ryujin mengangguk dan langsung turun dari motornya membiarkan Hyunjin naik dan menyalakan kembali mesin motornya.

.

.

.

Setelah menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di depan rumah Jaemin. Kok rumah Jaemin?, biar ku ceritakan sedikit kisahnya.

Ryujin itu adalah sepupu Jaemin. Ryujin anak yatim piatu karna waktu dia masih berumur 11 tahun kedua orang tua nya meninggal dalam kecelakaan pesawat. Semenjak insiden itu Ryujin tinggal di rumah Jaemin dan orang tua Jaemin mengangkat Ryujin sebagai anaknya.

Dari kecil Ryujin emeng deket banget sama Jaemin. Karna Jaemin satu-satunya teman Ryujin sebelum mereka berdua bertemu dengan Samuel, Guanlin, dan juga Haechan di taman. Itu juga sebabnya Ryujin jadi sedikit tomboy karna dari kecil dia jarang deket dengan ibunya saking sibuknya. Gak ada yang mengajarkan dia bagaimana itu kehidupan wanita sesungguhnya. Ryujin lebih deket dengan bunda Rose dibanding dengan ibunya. Bunda Rose itu adalah kakak dari ayahnya Ryujin. Faktor lain yang menyebabkan Ryujin tomboy juga karna dia gak pernah bergaul dengan perempuan.

Sedangkan Hyunjin ceritanya sedikit berbeda dengan Ryujin. Hyunjin masih mempunyai orang tua walaupun cuma satu. Ibunya meninggal karna penyakit yang di deritanya sejak Hyunjin masih berumur dua tahun. Dan penyakit itu berhasil merenggut nyawa ibunya ketika dia berusia 14 tahun. Gak kebayang kan berapa lama ibunya Hyunjin menderita karna penyakitnya. Itupun ibunya Hyunjin bisa bertahan selama itu karna minum obat plus terapi kesehatan namun tuhan berkata lain. Wanita yang Hyunjin sayangi tetap meninggal.

Appanya Hyunjin sangat sibuk bekerja sejak kematian ibunya. Jarang pulang kerumah menyebabkan adanya sedikit jarak antara Hyunjin dan appanya. Selain itu appa Hyunjin juga sedikit bersikap keras pada Hyunjin. Seperti soal kepintaran, menurutnya Hyunjin harus bisa mewarisi kepintaran yang dimilikinya. Dan Hyunjin yang merasa selalu di tekan seperti itu bisa apa. Dia gak berani membantah perkataan appanya. Walaupun di setiap pertemuan mereka appanya selalu marah dan dia hanya bisa menghindar.

Terakhir kali Hyunjin dan appanya bertengkar karna appanya yang marah Hyunjin pulang kerumah pada sore hari sedangkan jam pulang sekolah sudah tiga jam yang lalu dan bertepatan dengan itu appanya sedang berada di rumah dan berakhir kunci motor Hyunjin yang di sita oleh appanya. Hyunjin sebenarnya masih bisa mengendarai mobil yang di belikannya oleh appanya tapi menurutnya akan lebih baik naik motor apalagi motor itu merupakan hadiah terakhir dari eommanya sebelum eommanya meninggal di saat hari ulang tahunnya. Karna itu dia sangat marah saat appanya menyita kunci motornya dan lebih parahnya appanya pergi dan belum mengembalikan kunci motor Hyunjin.

Ok back to story....

"Thanks" Ryujin berjalan masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Hyunjin yang sudah mendengus kesal.

"Gak disuruh masuk dulu gitu?" Ryujin berbalik dan menatap jengah Hyunjin.

"Balik ajah sono udah mau magrib" Ryujin berbalik dan melanjutkan langkahnya namun baru saja dia melewati pintu tiba-tiba bunda Rose datang dan melihat bingung Ryujin dan juga Hyunjin.

"Eoh, bunda" Ryujin menyalimi tangan bunda Rose namun tatapan bunda Rose masih terpaku pada Hyunjin yang masih setia berdiri di dekat motor Ryujin

"Kamu ngapain di situ?, sini masuk dulu!" Teriak bunda Rose.

Hyunjin berjalan menghampiri mereka kemudian ikut menyalimi tangan bunda Rose.

"Saya Hyunjin tante. Saya cuma sebentar kok karna mau nganterin Ryujin doang" ucap Hyunjin dengan senyumnya. Ryujin memutar bola matanya malas

"Temen kamu?" Tanya bunda kepada Ryujin yang di balas gelengan oleh Ryujin.

"Pulang aja sana. Thanks udah nganterin gue" Hyunjin menatap kesal Ryujin kemudian kembali tersenyum saat bertatapan sama Bunda.

"Saya pamit dulu tan assalamualaikum" Hyunjin kembali menyalimi tangan bunda Rose kemudian berjalan keluar pagar menghampiri seseorang yang menaiki motornya di depan rumah Ryujin. Ryujin sedikit bingung sejak kapan orang itu datang?,

Tak lama kemudian Hyunjin naik di bocengannya dan motor itu pun perlahan menjauh.

"Waalaikumsalam" bunda Rose baru menjawab salam Hyunjin ketika melihat Hyunjin sudah pergi. Beliau terlalu bingung dengan Hyunjin yang tumben-tumbenan datang nganterin Ryujin.

Baru saja Ryujin mau masuk tapi pertanyaan bunda langsung membuat langkahnya berhenti.

"Kalau bukan temen berarti dia pacar kamu ya?"

Ryujin langsung menggeleng cepat dan menarik tangan bunda Rose untuk masuk ke dalam meninggalkan tatapan bingung dari bunda Rose.



Tbc guys....
Ada yang gak ngerti sama jalan ceritanya?
Atau alurnya terlalu membosankan?
Setidaknya kalian bisa memberikan votenya serta sedikit dukungan berupa comentnya





Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 252 20
Adakalanya sesuatu, seseorang, atau apa pun itu tidak bisa tinggal dalam hidup kita, sekuat apa pun kita berusaha. Mungkin sudah saatnya melepaskan...
269 64 5
Ketos yang perintahnya gak pernah dibantah malah ketemu cewe yang hobinya bertolak belakang dengan aturan
1.3K 303 24
Apa yang di lihat belum tentu sama dengan kenyataan yang ada. Kehidupan setiap orang tidak bisa di tebak hanya dengan melihat luarnya saja. Sesuatu...
17.3K 1.9K 66
Ini tentang kosan milik Pak Jinyoung Park yang isinya anak-anak bernama Jisoo. Tentang keseharian anak-anak kosan, tentang persaudaraan mereka, dan t...