Start!
"H-haru."
Haruto mengerjapkan matanya pelan, berusaha bangun dari tidur nyenyaknya.
"BANGUN ANJIR!"
"Eunghh, kenapa honey?" tanya Haruto menatap Clare yang tengah panik.
"HONEY HONEY NDASMU! KENAPA KITA BISA KETIDURAN DI SINIIII?! LIHAT GUE JADI BOLOS SEKOLAH. TEMEN-TEMEN GUE SAMPE BANG YUNSEONG NELPON SEMUA HUEEEEEE!" rengek Clare menangis kencang sambil menunjukkan layar handphone nya yang penuh akan missed call dari Wonyoung, Yunseong, bahkan Jeongwoo juga ikut menelpon. Bukan masalah sekolah, tapi dirinya takut Yunseong akan memisahkan dirinya dari Haruto.
"Yaudah sih, udah telat juga. Santai aja." respon Haruto sambil kembali memeluk guling yang ada dikamar itu. Clare semakin menangis dibuatnya.
Tadi malam, vampir-vampir disana memutuskan untuk menginap saja di kastil Choi, begitu juga dengan Clare dan Haruto. Clare sudah mengantuk dan Haruto terlalu malas untuk mengeluarkan sedikit sihirnya untuk membuat portal. Dan akhirnya mereka meminjam satu kamar di kastil Choi.
"HUEEEE HARU BADAK! KUDANIL! MUSANG! SEKARANG NASIB GUE GIMANAA!"
"Ada apa ribut-ribut?" secara tiba-tiba Ryujin membuka pintu kamar Haruto dan Clare. Menampakkan Haruto yang masih tertidur dan Clare yang menangis.
"Hiks. Kakak g-gak kesekolah?" tanya Clare kepada Ryujin yang tengah mendekati dirinya.
"Enggak. Saya juga ketiduran, hehe. Gapapa kok, lagian mau ke sekolah sekarang juga udah telat banget." jawab Ryujin yang dibalas anggukan dari Haruto.
"Tuh sayang, dengerin kata kak Ryujin. Santai aja dong---ADUH SAYANG!"
Haruto mengaduh kesakitan kala Clare memukul kepalanya keras.
"SAYANG INI KDRT NAMANYA."
"KDRT NDASMU TRAPESIUM! TAU AH MALES SAMA HARUTO!"
Ryujin hanya tertawa melihat kelakuan pasangan didepannya ini.
"Udah deh berantemnya, sarapan yuk? Semua kayaknya udah pada dibawah." ajak Ryujin.
Clare dan Haruto mengangguk. Lantas mengikuti Ryujin keluar dari kamar. Tentu saja Clare menjaga jaraknya dari Haruto. Membuat Haruto berfikiran 'gini rasanya diambekin pasangan'.
Ryujin terkekeh kecil melihat kelakuan Clare dan Haruto, lalu membisiki Clare. "Kamu gausah ngambek kayak gitu, kamu masa gatau, mate kamu itu hebat banget loh."
Clare mengernyitkan dahi. "Hebat apaan?"
"Nanti kamu juga tau."
🛸🛸🛸
"Bang tolongin gue. Gue lagi diantara pasutri yang lagi marahan." rengek Doyoung pelan.
Saat Clare, Haruto, dan Ryujin telah sampai di ruang makan, Clare langsung mengambil tempat duduk disebelah kanan Doyoung, sedangkan Haruto disebelah kiri Doyoung.
"Gue gak marah. Clare doang yang ngambek sama gue." ucap Haruto sambil mencelupkan roti tawarnya kedalam susu.
Hyunsuk tertawa mendengarnya. "Emangnya Haruto kenapa, Clare?" tanya Hyunsuk.
"Haruto kudanil."
"HAHAHAHA ANJING. KUDANIL CEUNAH." tawa Junkyu lepas begitu mendengar penuturan Clare.
"Sayang, kakanda memiliki paras rupawan, mengapa dirimu tega mengatakan kakanda adalah kudanil?"
Clare memutar bola matanya jengah. "Gausah ngomong sama gue."
"Lagian anak orang lo bawak kabur To."
"Tau yakan. Bego si Haruto mah."
🛸🛸🛸
"Jalan yuk."
Clare menoleh kearah Haruto. "Mau pulang."
"Hm, yaudah." ucap Haruto sambil menjentikkan jarinya, lalu kembali keluar portal untuk menuju apartment Clare.
"Loh? Udah mau pulang?" tanya Hyunsuk yang kebetulan lewat. Haruto mengangguk menanggapi.
"Iya. Tuan putri minta pulang. Makasih banyak ya bang."
"Santai."
"Dadaahh bang Hyunsuk."
Lalu setelahnya mereka berdua menghilang dibalik portal tersebut. Membuat Hyunsuk menggelengkan kepalanya gemas.
WUSHH
"Eh anjir." celetuk Clare begitu kini mereka berdua sampai ke kamar Clare.
"Kenapa gak begini aja tadi malem kudanil? Terus ini gimana? Diluar udah ada suara bang Yunseong sama Wonyoung lagi misuh-misuh." rengek Clare.
Pintu kamar Clare tertutup, namun Clare masih bisa mendengar jelas suara Wonyoung yang menangis dan Yunseong yang sepertinya mencoba menelpon polisi.
"Sini." ucap Haruto sambil memegang telapak tangan Clare, menjatuhkan serbuk oranye yang berkelip ke telapak tangan Clare.
"Hah? Apa ini?" tanya Clare.
"Waktu nanti buka pintu, langsung lempar serbuk ini ke mereka." suruh Haruto. Namun setelahnya Haruto menghilang dan meninggalkan debu hitam yang berhamburan di kamar Clare.
"Sialan gue ditinggal." umpat Clare. Lalu menarik nafas sedalam-dalamnya.
Cklek
Benar saja, Clare langsung melempar serbuk oranye tadi kepada Wonyoung dan Yunseong.
"Hatsyii--!" Wonyoung bersin dikarenakan serbuk oranye itu.
Clare sendiri sudah panas-dingin. Namun dirinya penasaran efek apa yang diberikan oleh serbuk itu.
Wonyoung mengerjapkan matanya. "Hai Clare. Lah? Napa gue di apart lo? ANJIR GUE KOK NANGIS?"
Yunseong juga tak jauh berbeda. "Lah gue ngapain di apartemen? EH JAM 3? BANGSAT ADA JADWAL JAGA." setelahnya Yunseong yang masih terbalutkan snelli itu berlari keluar apartemen.
"Kok gue bisa tiba-tiba disini?" tanya Wonyoung masih kebingungan.
"Ya gue mana tau. Gue juga kaget lo ada disini. Mana masih pakai seragam sekolah lagi." ucap Clare berbohong.
"Au ah anjir. Gue mau pulang aja."
Setelahnya Wonyoung menghilang dari balik pintu.
Clare menghela nafas sambil menghempaskan dirinya ke sofa.
Berfikiran, anjir beneran Haruto tukang guna-guna ini mah. Ia masih tidak bisa berfikir jelas bagaimana bisa serbuk tadi memberikan efek yang benar-benar tidak dapat diduga.
"Udah jangan heran, itu serbuk fungsinya buat orang ngelupain kejadian yang barusan."
Clare tidak lagi terkejut. Sudah terbiasa dengan kemunculan Haruto yang tiba-tiba.
"Lo buka praktek dukun ya?"
"Astaga fitnah betul."
Clare mendelikkan matanya. Beralih memeluk Haruto.
Haruto tentu kaget karena perlakuan tiba-tiba dari Clare, namun berusaha sekuat mungkin menetralkan nafasnya.
"Makasih. Gue ga jadi dimarahin."
Haruto tersenyum. Membalas pelukan Clare. Mengusap pelan rambut halus Clare.
"No problem baby. I'm sorry for your panic."
Clare mengangguk, menduselkan kepalanya ke dada Haruto. Sepertinya kali ini Clare yang diguna-guna oleh cinta Haruto.
Haruto merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, lantas menempelkan bibirnya pada leher Clare.
Baru saja Clare ingin menampar Haruto, Haruto lebih dahulu menancapkan taringnya kepada leher Clare. Membuat gadisnya sedikit berteriak.
"S-sakit!"
Haruto melepaskan taringnya. Menatap wajah sayu Clare. "Kuncinya, jangan tegang." ucapnya. Lalu kembali menancapkan taringnya ke sisi lain dari leher Clare. Sepertinya hormon Haruto sedang tidak stabil. Membuat Clare terus-terusan mengeluarkan air matanya.
Sialan Watanabe Haruto
🛸🛸🛸
Hai fellas!
Chap ini kurang memuaskan tapi yasudah lah ya.
Kalau chap ini tembus 80 votes, aku bakalan up besok malam minggu.
Enjoy mwehehehehe😚