See but Unseen

By Kyra_Myth

14.6K 1.5K 667

Sehun & Suzy, dua orang yang berusaha bertahan hidup di dunia ini More

Introduction - Cast
Information
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
BAB 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19

Bab 6

647 68 41
By Kyra_Myth

Saat Suzy sampai dirumah, rumah dalam keadaan gelap dan sunyi, kali ini dia tidak melihat Sehun sedang menunggu di depan pintu, saat ini hanya kesunyian yang menggema saat dia berjalan ke atas ke kamar tidur cadangan.

Setelah mandi dengan air hangat, Suzy menjatuhkan diri ke tempat tidur dan tidak bergerak dari sana sampai ke esokan hari nya, saat matahari masuk dari celah - celah tirai jendela kamar nya. Dia bangun dan mencoba untuk duduk, sesaat dia merasa sedikit kebingungan saat dia menyadari kalau dia tidak lagi berada di kamar tidur cadangan.

Hanya dengan melihat sekilas dia bisa memastikan kalau dia sudah kembali berada di kamar utama dan saat dia melihat tempat kosong di sebelah nya dia yakin kalau Sehun benar - benar tidur di sebelah nya. Dia mengintip sekilas badan nya yang berada di balik selimut dan mengambil nafas lega saat menyadari dia masih menggunakan kaos yang dia gunakan saat akan tidur semalam.

Suzy melihat jam dan dia sedikit menggeram saat menyadari kalau dia tertidur sampai jam 10 pagi. Dia mengangkat tangan nya mencoba merapikan rambutnya dari wajahnya, setelah itu dia mencoba berdiri dan merasa sedikit terkejut saat dia merasa seluruh ruangan seolah berputar. Suzy sedikit sulit mengendalikan tubuh nya sebelum akhirnya dia memegang kepala tempat tidur dan mencoba untuk menenangkan diri. Suzy mengernyit mencoba untuk mengingat kapan terakhir kali dia makan dengan benar... dan itu tentu saja bukan sarapan kemarin, saat dia kembali dari kolam renang dan mendengar percakapan di telepon itu, tidak juga saat makan siang yang digagalkan oleh Sehun di rumah Baekhyun dan Krystal dan juga tidak mungkin makan malam, karena seingatnya dia langsung tertidur semalam setelah sampai di rumah.

Meskipun sebenarnya Baekhyun dan Krystal memaksa nya untuk makan malam bersama mereka, Suzy tidak bisa memikirkan tentang makanan setelah apa yang terjadi hari itu! Dua hari sebelumnya yaitu hari sabtu keadaan nya kurang lebih sama; yang dimakan nya hanyalah popcorn di bioskop. Sekarang seperti nya dia sedang mendapatkan balasan nya karena melewatkan berbagai jam makan itu.

Setelah beberapa usaha untuk mengingat terakhir kali dia makan, Suzy memutuskan untuk mandi dan mungkin setelah nya memanjakkan dirinya dengan makan siang yang layak. Hari senin adalah hari libur para pelayan dan mereka tidak memiliki pelayan yang tinggal bersama dengan mereka, jadi Suzy hanya sendirian saat ini di rumah mereka. Suzy tidak sabar untuk menghabiskan waktu satu hari ini hanya untuk diri nya sendiri, sambil mungkin berpikir apa yang dia harus perbuat selanjutnya. Suzy tidak bisa pergi dari Sehun begitu pula sepertinya Sehun. Jadi apa yang harus dilakukan sekarang? Suzy menghembuskan nafas secara pelan, memutuskan untuk mengistirahatkan otak nya terlebih dahulu dan mengisi perut nya sebelum nafsu makan nya menghilang kembali.

Setelah selama 1 jam berada di kamar mandi dan sudah mengeringkan dirinya, Suzy mencoba untuk membuat bacon (daging babi)dan juga telur untuk dirinya sendiri, akan tetapi sepertinya hanya dengan mencium baunya saja membuat perutnya mual. Setelah perutnya merasa sedikit baik,kan, dia keluar dari dapur dan menuju teras, mencoba menjauh sejauh mungkin agar tidak bisa mencium makanan yang dia masak, dia akhirnya memilih untuk duduk di kursi panjang di samping kolam renang dan melamun sambil memandang kolam renang.

"Tidak..." Suzy berbisik pelan sambil tatapan nya tidak beralih dari tepi kolam, dimana air biru laut itu seperti menyatu dengan warna biru tua samudera dan warna biru langit. "Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak...Tidak... Kumohon Tuhan! Jangan..." ringis Suzy.

Suzy mengusap wajah nya sedikit kacau dengan tangan mungil nya. Tubuh hanya sedikit kacau karena apa yang terjadi selama 48 jam sebelumnya. Secara alami tubuhnya akan merasa mual setelah tidak makan untuk beberapa lama. Itu sebuah logika yang masuk akal... Suzy merasa dia hanya sedikit berpikir berlebihan.

Suzy tidak mungkin se sial ini, tidak setelah membuat beberapa kemajuan untuk mendapatkan kebebasan dari pernikahan ini. Dia mencoba mengingat kapan terakhir kali dia menstruasi tapi dia sedang berada di kondisi yang stress belakangan ini dan siklus haid nya mungkin akan sedikit terganggu jadi itu bukan cara yang paling efektif untuk mengetahui kondisi nya sekarang. Suzy memilih untuk pergi dari kursi itu dan dia mencoba untuk bangun dengan perlahan karena tidak ingin perut nya merasa mual kembali, dan dia merasa lega saat dia tidak merasakan mual serta pusing seperti tadi pagi. Suzy berjalan menuju dapur dan memutuskan untuk mengambil wajan yang dia gunakkan untuk memasak sarapan nya dari atas kompor, Suzy menyipitkan matanya saat dia pada akhirnya membuang makanan yang seharusnya menjadi sarapan dan makan siang nya ke tempat sampah. Pada akhirnya dia memilih untuk menyeduh the hitam dan membuat roti panggang, dia mencoba untuk menyingkirkan ketakutan nya yang tidak berdasar akan kehamilannya.

Setelah menyelesaikan makanan nya yang bisa dikategorikan mengugah selera, Suzy menuju ke loteng, tempat yang paling mendapatkan sinar matahari yang banyak dan juga indah, dia merubah loteng itu menjadi ruang kerja pribadinya, dan biasanya dia selalu memutar music dan dia akan langsung terhanyut dengan pekerjaan nya. Dia selalu lupa waktu jika berada disini, mencintai ketenangan yang timbul saat dia sedang berkonsentrasi, tapi hari ini dia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali. Padahal dia sudah memiliki ide dikepala nya, dia tau apa yang ingin dia buat tapi dia tidak bisa menggambar nya di kertas. Dia duduk di meja gambarnya, menatap 5 lembar kertas kosong di hadapan nya selama setengah jam, Suzy meletakkan siku nya untuk menopang dagu nya di atas meja gambarnya yang miring itu sembari memikirkan bagaimana ide di otak nya bisa berpindah ke kertas kosong di hadapan nya. Dia mengangkat tangan nya yang memegang pensil, meletakkan ujungnya di atas kertas, sebelum akhirnya dia menggelengkan kepalanya karena frustasi. Dia meletakkan pensil nya diatas meja dan beralih memijat matanya.

"Suzy," suara pelan dari belakang tubuhnya membuat nya waspada seketika, sedikit berbalik, dan sedikit merendahkan tubuh nya membuat nya dalam posisi waspada sebelum akhirnya menyadari kalau itu adalah suara Sehun. Tentu saja itu tidak membuat dia merasa lebih aman dari pada orang asing yang masuk ke rumahnya. Sehun mengangkat kedua tangan nya keatas, mencoba untuk menenangkan Suzy.

"Tenang... Aku minta maaf, aku tidak bermaksud mengagetkan mu," Sehun mencoba menenangkan.

"Tapi kau tetap mengagetkan ku," Suzy berkata marah. "Lagi pula apa yang kau lakukan di rumah jam segini? Biasanya kau tidak pulang kerumah sebelum jam 7 atau 8. Sehun selalu pergi bekerja sebelum jam 7 pagi dan biasanya pulang setelah jam 'normal' bagi para suami untuk pulang.

"Kurasa kita bisa menghabiskan sore ini bersama," gumamSehun, sedikit teralihkan dengan berbagai aspek di ruangan ini. Sekarang bahkan dia sudah berkeliling, hampir melupakan Suzy yang berada bersama nya, dia malah sibuk mengangkat barang - barang, menyetuh berbagai peralatan Suzy, sampai akhirnya Suzy tidak tahan dengan kelakuan Sehun.

"Jangan Sentuh itu!" Suzy sedikit membentak saat Sehun mengangkat sepasang pemotong yang menghabiskan banyak uang untuk mengimportnya.

"Kau membuat perhiasaan," Sehun berbisik dengan sedikit kekaguman dalam nada suaranya, mata nya akhir nya terangkat untuk melihat mata Suzy dan Suzy langsung mengalihkan pandangan nya untuk menghindari rona wajahnya yang memerah akibat pandangan Sehun padanya.

"Aku tau mereka tidak bagus," Suzy mencoba menjawab memberanikan diri meskipun dia gugup, saat melihat Sehun melihat beberapa karya nya dari meja kerja nya; Suzy memiliki meja gambar untuk membuat design nya, meja pengerjaan untuk membuat perhiasaan, meja kecil pemotong untuk memotong kabel dan membentuk batu semi mulia dan meja kantor yang dia gunakan untuk menaruh laptop, dokumen dokumen, dan penyesuaian akhir. "Dan aku tau seharusnya aku tidak menghabiskan waktu ku dengan melakukan itu. Tapi ini hanya sekedar hobi... jadi.." Suara suzy semakin kecil saat Sehun terus membolak balikkan portofolio nya dengan muka serius sesekali memperhatikan di satu kertas sebelum akhirnya meneruskan melihat portofolio selanjut nya.

Suzy berdiri di depan Sehun, gelisah dan gugup, menunggu serangan menyakitkan yang pasti akan dia dapatkan dari Sehun. Sehun tiba - tiba menyodorkan buku yang sedang terbuka itu pada Suzy.

"Ini satu set perhiasan yang di gunakkan di pertunangan sepupu mu," Sehun mengamati, sambil menunjuk gambar berlian dan anting anting emas putih, liontin dan cincin yang dibuatnya untuk Baekhyun beberapa tahun yang lalu.

"Iya, tapi itu design Baekhyun. Aku hanya membuatnya."

"Aku bisa tau itu bukan design mu. Barang - barang mu lebih..." Sehun berhenti dan Suzy mempersiapkan dirinya untuk apa yang akan dikatakan Sehun. "Kuat... alami... mengapa kau tidak mencoba menggunakan batu permata asli dari pada batu semi mulia ?" Sehun melanjutkan.

"Batu mulia yang belum dipotong sangat - sangat mahal. Sedangkan batu semi mulia lebih murah dan mudah ditemukan dan jika aku melakukan kesalahan dalam pembuatan nya itu bukan lah sebuah masalah besar." Suzy menjawab pertanyaan Sehun. Mendengar jawaban Suzy, Sehun menggerutu lagi, tentu saja dengan suara pelan sambil membolak balikkan portofolio Suzy,

"Jadi ini yang kau lakukan sepanjang hari ?" Tanya Sehun sambil melihat kearah Suzy untuk menantikan jawaban.

"Aku tidak mungkin hanya duduk selama itu dan hanya memutar mutar jariku bukan ?" Suzy membalas pertanyaan Sehun dan Sehun berkedip mendengar jawaban Suzy. Suzy medengus kesal saat dia menyadari kalau Sehun berpikir dia hanya duduk saja sepanjang hari. Mungkin saja Sehun juga berpikiran kalau Suzy akan menghabiskan hari nya hanya dengan berbelanja dan memanjakan diri di salon.

"Mengapa aku tidak mengetahui sisi dirimu yang ini ?" Sehun bertanya pelan dan Suzy hanya mengangkat bahunya.

"Hanya satu hal lain nya yang tidak pernah repot - repot kau cari tahu tentang ku," kata Suzy meremehkan.

"Hanya satu hal yang tidak kau beritahu padaku tentang dirimu," Sehun menjawab dengan galak dan Suzy membalas tatapan tajam Sehun yang diberikan padanya.

"Apa kau akan tertarik jika aku memberitahu mu?" Balas Suzy, Sehun tidak bisa menjawab pertanyaan itu karena pertanyaan itu adalah tidak, jadi dia memilih untuk mengalihkan matanya dari mata Suzy.

"Sudah berapa banyak yang sudah kau jual?" Sehun mengganti topic pembicaraan, mengarah kembali ke portofolio Suzy.

"Tidak ada," Suzy mengangkat bahu. "Satu - satu nya perhiasaan yang ada di portofolio itu yang sudah tidak bersama ku lagi adalah satu set yang ku buat untuk Baekhyun dan Krystal tapi itu hanya tidak dijual, aku hanya membantu mereka."

"Mengapa menyembunyikan karya mu?" Sehun kembali bertanya.

"Itu tidak terlalu bagus. Lagi pula itu hanya hobi yang konyol, membuang - buang waktu ku, aku juga tidak bisa bersaing dengan designer - designer perhiasan yang asli dan sudah berpengalaman."

"Ini Aneh, aku mendengar suaramu tapi mengapa aku seperti merasa mendengar ayahmu yang berbicara. Dia bilang padamu kalau kau tidak cukup bagus kan? Dan kau percaya padanya?" Sehun terdengar sangat marah saat mengatakan itu.

"Tidak...Ia... Tidak... Dengar, aku tau aku tidak cukup bagus; aku tidak pernah mengikuti pelatihan secara formal. Aku hanya mencari hal - hal tersebut di internet, sedikit membaca dan mencari tahu dan mulai bereksperimen. Hanya aku yang pernah menggunakan karyaku dan itu pun hanya di dalam rumah!"

"Kurasa kau harus memperlihatkan karyamu pada Harry Winston dan Pandora Jewellers" Sehun berkomentar, Sedangkan Suzy merasa sedikit terkaget, merasa tidak yakin apa yang membuat Sehun tiba - tiba merasa tertarik bahkan memberikan pujian.

"Aku tidak mau membuang - buang waktu mereka, mereka adalah perusahaan yang sibuk." Jawab Suzy karena Suzy mengenali nama yang di sebutkan Sehun, mereka adalah salah satu perusahaan perhiasan terbesar di dunia.

"Kurasa kau akan memyia - nyiakan..."

"Dengar Sehun... Hentikan saja, Kumohon," Suzy memotong perkataan Sehun tiba - tiba dan Sehun langsung menatap wajah Suzy yang tegang. Sedangkan ekspresi Sehun sendiri terlihat tanpa ekspresi dan dia mengangkat bahunya sebelum akhirnya menutup secara perlahan menutup portofolio Suzy dan mengembalikan nya ke meja Suzy.

"Terserah kau saja," kata Sehun, sebelum akhir nya dia kembali melanjutkan kegiatan nya mengelilingi ruangan. Suzy memperhatikan Sehun saat Sehun mengangkat barang nya dan melihat - lihat lalu mengembalikan kembali ke tempat nya seperti semula. Suzy hanya tetap diam, memutar - mutar kursi nya agar bisa tetap melihat apa yang dilakukan Sehun. Sehun akhirnya berhenti di depan Suzy. Suzy menurunkan pandangan nya ke sepatu mahal buatan Italia Sehun dan Suzy dengan gelisah memainkan pensil nya yang tadi di pegang nya.

Suzy hampir saja melompat kaget dan menjatuhkan pensilnya dengan jeritan teredam saat Sehun memegang dagunya dengan ibu jari dan telunjuk nya dan mengangkat dagu itu perlahan sampai Suzy bisa melihat mata cokelat Sehun yang selalu menyorotkan pandangan yang tidak terduga. Sehun melepaskan tangan nya dari dagu Suzy dan mulai menyentuh pipi lembut Suzy dengan punggung tangan nya dan Suzy mengeluarkan usaha terbaiknya agar tidak mengeluarkan reaksi ketakutan dari sentuhan Sehun tapi sepertinya Suzy gagal menyembunyikan ketakutan nya dan melihat itu pandangan Sehun berubah dingin dan dia menarik kembali tangan nya dari pipi Suzy.

"Aku penasaran, rahasia apalagi yang kau sembunyikan dari ku? Sehun mengeluarkan pertanyaan.

"Aku tidak mempunyai rahasia," Suzy menjawab.

"Terus hal ini kau sebut apa ?" Sehun mengacu pada ruangan ini dan Suzy tertawa tapi tawanya tidak menunjukkan ada hal lucu sama sekali untuk ditertawakan.

"Kau tidak bisa menyebut ini rahasia," Suzy menggelengkan kepala nya dengan rasa perih di dadanya. "Jika saja kau pernah kemari selama 1 setengah tahun ini, kau pasti akan tau tentang tempat ini. Aku tidak pernah mengunci pintu nya.. kau bebas untuk masuk kapan saja."

"Untuk apa aku naik ke atas sini ?" Sehun bertanya dengan gaya nya yang biasa mengeluarkan pertanyaan yang terkadang masuk akal. "Ini bukan tempat yang paling bagus untuk tempat bekerja."

"Aku juga menghabiskan sebagian besar waktu ku disini , jadi kurasa itu yang membuatmu tidak perlu repot - repot untuk naik kemari," Suzy menjawab sarkas. "Kau tidak pernah memikirkan diriku sebelumnya, Sehun... dan aku percaya kau melakukan semua ini karena sekarang semua tidak sesuai dengan apa pun yang sedang kau rencanakan pada apa yang kau bilang pernikahan kita. Berpura - pura tertarik dengan apa pun yang kulakukan adalah cara terbaru mu untuk membuatku tetap patuh pada rencana mu, bukan ?"

"Berhenti berpikiran yang tidak tidak tentangku, honey," tegur Sehun lembut. "Kau tidak tahu apa tujuanku atau apa yang ada di pikiran ku."

"Oh, Kurasa aku bisa berkata hal yang sama tentang mu. Kurasa aku mengenalmu lebih baik daripada kau mengenalku!"

"Aku tidak yakin tentang itu," Sehun mengelak, sambil memasukkan tangannya ke celana panjang yang dijahit oleh para penjahit ahli, yang sudah pasti harga nya sangat mahal, menyandarkan sebagian tubuhnya di meja kerja Suzy dan menyilangkan sebelah kakinya diantara kakinya yang lain berpose seperti model model di majalah - majalah casual.

"Baiklah..." Suzy mengalihkan pandangan nya saat Sehun memandangnya hina. "Aku minum kopi jenis apa ?" tanya Suzy, Sehun mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Suzy sebelum akhir nya mengangkat bahu tidak perduli.

"Kopi hitam..." Sehun menjawab dengan keyakinan penuh.

"Bukan, kau yang menyukai kopi hitam, aku tidak minum kopi."

"Ini tidak ada gunanya," Sehun berkilah. "dan kekanak kanakan..."

"Apapun tentangku, atau pun yang berhubungan denganku, itu tidak ada artinya bagimu," Suzy berkata dengan senyuman pahit..

"Itu hampir..." Sehun mulai menjawab tapi Suzy memotongnya kembali, dia harus memuji keberanian nya saat ini. Dia tidak pernah berdiri melawan Sehun sebelumnya, dia hanya menjadi seperti keset yang hanya akan dilewati begitu saja, dan bukan hanya karena dia terjebak di yang dinamakan pernikahan saat ini bukan berarti dia membiarkan mereka menginjak nginjaknya lagi.

"Ah tentu saja kecuali rahimku..." Suzy tertawa sedikit histeris. "Kau memiliki banyak tujuan untuk yan satu itu kan! Bagimu aku hanya dipandang seperti itu, Hanya Rahim yang memiliki kaki!"

"Kau menjadi sedikit konyol," dia mengejek.

"Bagaimana dengan ulang tahunku?" Suzy bertanya tiba - tiba, masih mengabaikan protes Sehun. "Kapan ulang tahun ku ?" Lanjut Suzy, Mendengar itu rahang Sehun mengeras dan dia tetap terdiam, akan tetapi pandangannya tidak pernah lepas dari mata pandangan Suzy.

"Kurasa aku tidak perlu membuktikan diri dengan cara ini..."

"Kau tidak bisa menjawabnya, kan ? Suzy menantangnya. "Ulang tahun mu tanggal 25 Februari. Kau memiliki 4 orang kakak perempuan, Jessica, Irene, Da Hee, Nana dan sebuah keluarga besar, kau tidak suka bayam dank au alergi lebah, kau suka.."

"Cukup!" Sehun mengangkat tangan nya di depan wajah nya, menghentikan perkataan Suzy. "Ini hampir sama seperti seorang penguntit dan itu tidak membuktikan apapun selain kau memiliki informasi informasi berlebihan mengenai diriku, yang harus kuakui, aku sedikit tidak nyaman dengan itu.

"Aku bukan penguntit," Suzy menggelengkan kepalanya. "Aku tinggal bersama mu selama kurang lebih 18 bulan dan aku mencintaimu saat kita menikah, aku tertarik untuk mengenal mu lebih dalam. Ini merupakan informasi atau kegiatan yang diketahui oleh pasangan yang sudah menikah. Semua hal tentangmu aku tau, aku mencari informasi nya agar aku tau, tidak ada yang ku ketahui berasal darimu. Sedangkan dirimu ? Kau tidak tau apa hobiku, atau kopi apa yang kuminum, atau ulang tahunku, itu bukan karena aku menyembunyikan rahasi... maksudku hal - hal seperti itu bahkan tidak termasuk rahasia, hanya saja kau tidak pernah sedikitpun tertarik untuk mengenal diriku. Itulah yang terjadi selama 18 bulan terakhir dan itu masih berlaku sampai sekarang, meskipun tiba - tiba kau berpura - pura tertarik padaku."

Sehun akan membalas perkataan Suzy tapi Suzy mengangkat tangan nya agar Sehun tidak bersuara dan itu cukup mengangetkan saat Sehun benar - benar tidak bersuara. "Aku tau kalau aku bukan lah seorang pengantin yang akan kau pilih untuk dirimu sendiri," Suzy akhir nya bisa mengeluarkan kata - kata itu, meskipun seperti ada sebuah gumpalan besar yang menghalangi tenggorokan nya, tapi tetap dia tidak bisa menatap mata Sehun saat dia mengakui fakta menyedihkan itu. "Kau bahkan membuat itu sangat jelas dia malam pernikahan kita dan hari hari berikutnya. Tapi menurut ku paling tidak, aku pantas untuk diberikan sedikit dihargai.." Suzy mengigit bibir bawahnya agar berhenti gemetar dan dia memeluk dirinya sendiri. Sedangkan Sehun, dia tidak berkata apa pun untuk membalas, hanya terus memandang Suzy dengan serius.

"Aku tidak tau apa yang ingin kau dengar dariku, " Sehun akhirnya menyadari dan Suzy tersenyum sedih.

"Aku tau," Suzy berkata dengan kepala yang menunduk. "Itu masalah utamanya."

Sehun tiba - tiba menjauh dari meja dan mengambil beberapa langkah agar bisa berada di depan Suzy. Sehun terlihat sangat mengintimidasi Suzy yang sedang duduk. Suzy berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat kecil di hadapan Sehun. Kemudian Sehun membuat nya semakin terkejut saat dia berjongkok, sejajar dengan paha Suzy dan Sehun meletakkan tangan nya di lengan kursi dan mengukung Suzy di kursinya.

"Aku mungkin tidak tau hal hal yang kau tanyakan padaku, Suzy," Suara sexy Sehun terdengar saat dia mengeluarkan suara nya yang rendah itu. "Tapi aku tau dirimu.." Suzy menggelengkan kepala nya tanpa mengeluarkan suara; merasa bingung dengan kedekatan mereka dan tatapan langsung dari Sehun. Kali ini Sehun tidak menghindari tatapan mata Suzy, tatapan Sehun kali ini terlihat jujur dan tak tergoyahkan. Suzy merasa dirinya seperti seekor rusa yang terpojok oleh sebuah mobil dan dia ingin mengalihkan pandangan nya ketempat lain, dia ingin kabur tapi apa daya bahkan bernafas pun sulit, apalagi mengalihkan pandangan nya.

Sehun mengangkat satu tangan nya dan Suzy memberanikan dirinya untuk sentuhan, yang diyakini Suzy sentuhan itu juga tidak diinginkan Sehun , Suzy mencoba untuk tidak gemetar. Tapi pada akhirnya, dia tetap sedikit terkejut saat jari Sehun menyentuh bibirnya.

"Aku tau apa yang membuatmu gemetar karena nafsu," Suara Sehun bahkan semakin rendah, dan itu terdengar tidak lebih seperti desahan yang menggoda dan bibir Suzy sedikit terbuka. "Aku tau dimana harus menyentuh, dimana harus mencium, dimana harus menghisap... Aku tau bagaimana membuat mu mendesah, berteriak dan menangis karena bersemangat.

"Itu hanya seks," Suzy akhirnya bisa mengeluarkan suara tapi itu sangat sulit untuk membuat yakin seseorang. Sehun hanya tertawa, mengangkat tangannya yang lain sampai akhirnya dia memegang pipinya dengan ibu jarinya, menyentuhnya sampai ke tulang pipinya dan jarinya menjelajah sampai ke alisnya.

"Itu tidak membuktikan apapun," Suzy melanjutkan protes nya, masih sama kurang meyakinkan seperti tadi.

"Mungkin tidak," Sehun mengangkat bahunya. "Tapi itu terasa luar biasa..."

"Tapi kita tidak melakukan nya dengan benar,"gumam Suzy, berpikir bahwa Sehun tidak pernah menciumnya, tidak di bibirnya, bahkan sekalipun... jari jari Sehun berhenti bergerak dan Suzy menyadari, sedikit terlambat, bahwa mungkin saja Sehun salah mengartikan apa yang dimaksudnya, yang sebenarnya itu tidak apa apa baginya, jika itu bisa membuat Sehun menghentikan rayuan terang - terangan Sehun pada tubuhnya.

"Apa maksudmu?" Sehun berkata, dan Suzy bisa mengetahui seberapa besar usaha Sehun agar tetap menjaga amarahnya agar tidak keluar.

"Aku selalu berpikir kalau suatu hari aku bisa bercinta denga suamiku," Suzy mengaku dengan suara pelan. "Tapi kita tidak melakukan itu, bukan ? Kita hanya melakukan seks... kita..." Suzy menggunakan kata kata yang bahkan seumur hidup nya tidak pernah dia gunakan dan Sehun sedikit tersentak mendengarnya, gerakan gerakan lembut dari jari Sehun berhenti secara kasar.

"Jangan pernah menggunakan kata - kata itu," Sehun menggeram. "Itu tidak cocok buatmu!"

"Sebenarnya, itu kata - kata yang pernah kau gunakan," Suzy membela dirnya.

"Aku tidak pernah..."

"Kau melakukannya... " Suzy menyela saat dia tau kalau Sehun akan menyangkalnya. "Saat malam pernikahan kita, setelah kita melakukan nya untuk pertama kali... aku mencoba untuk... untuk..." Suzy tersipu malu saat dia mengingat kenaifanya saat itu. Saat dia mengulurkan tangan nya mencoba untuk menggapai Sehun tapi Sehun bergerak menjauh dari nya sampai di ujung ranjang agar tidak berdekatan dengan nya. "Yah, bagaimana pun juga, kau berkata padaku agar tidak menyalah artikan apa yang kita lakukan atas dasar cinta. Bahwa itu semua lebih simple dari itu. Hanya seks , tidak lebih, kau berkata seperti itu, hanya... yah... kau tahu..."

Tangan Sehun menjauh dari wajah Suzy ke bahu Suzy dan Sehun menyipit kan matanya saat melihat wajah Suzy yang telah dipermulakan dengan menyedihkan. Pegangan Sehun di bahu Suzy menguat dan Suzy sedikit mengeliat sedikit dan Sehun meremas sedikit bahunya baru pergerakan Suzy berhenti.

"Suzy, aku sangat terpukul saat malam pernikahan kita," Sehun berkata dan Suzy hanya mengangguk dengan matanya yang mulai mengeluarkan air mata, saat dia mengingat berapa lama Sehun membuatnya menunggu. Betapa kepolosan Suzy dan semua semangatnya sirna saat suaminya yang bermatabat meninggalkannya sendiri di kamar hotel dan kembali 3 jam kemudian, dengan kondisi mabuk bahkan sampai tidak mampu berdiri tegak. Sehun terjatuh ke tempat tidur dan langsung tertidur, meninggalkan Suzy yang hancur. Dua jam kemudian, tangan tangan terampil Sehun di tubuhnya membuat nya jauh dari kata tidur yang nyenyak dan Sehun sudah menyentuh dan bermain dengan tubuhnya seperti tubuhnya adalah sebuah alat music yang telah disetel dengan baik, dan membuat Suzy menjadi budak yang bersedia untuk melakukan apa pun yang di perintahkan Sehun.

Begitu tersihir dengan Sehun sampai dia tidak menyadari kalau bibir Sehun tidak menyentuh bibirnya. Padahal Sehun sudah mencium hampir setiap anggota tubuhnya, sementara Suzy mencoba untuk mempertahankan kedekatan mereka, yang Sehun lakukan adalah menghancurkan jiwa rapuh wanita itu dengan bertindak seperti itu. Suzy tau Sehun mengingat kejadian malam itu dan pandangan Sehun jatuh kemana tangan Suzy yang masih dengan gelisah memegang pensil memindah mindahkan nya ke pangkuan Suzy. Sehun membawa satu tangan nya untuk menghentikan pergerakan gelisah tangan Suzy.

"Aku sangat membencimu saat itu," Sehun menggaku. "Karena aku merasa terjebak..."

"Kalimat yang salah Sehun," Suzy berbisik . "Kebencianmu masih ada sampai sekarang."

"Banyak hal berubah, Suzy."

"Beberapa hal tidak dapat dibenarkan, Sehun," Suzy berbisik kali ini dengan suara yang terdengar menyakitkan "dan tak bisa dimaafkan."

"Kita tidak akan menyelesaikan apa apa jika seperti ini," Sehun menggeram dengan frustasi dan Suzy menarik tangannya dari genggaman Sehun."

"Itu yang coba ku katakana padamu selama tiga hari terakhir ini," Suzy berkata dan Sehun sedikit mengumpat sebelum akhir nya berdiri tiba - tiba. Suzy juga berdiri, mencoba untuk menghindari terintimidasi oleh tinggi Sehun. Tapi sepertinya Suzy salah mengira, Sehun masih terlalu dekat dengan nya saat dirinya berdiri, payudaranya menyentuh selangkangan Sehun sampai ke dadanya. Mereka berdua segera terdiam saat kesadaran membara diantara mereka. Suzy membuat suara lembut dan mencoba untuk menciptakan jarak diantara mereka berdua tapi tangan Sehun melingkar menahan nya, tangan Sehun berakhir di punggung Suzy. Dan tangan Suzy berada di depan tubuh nya, mencoba untuk menahan dada kokoh Sehun, Suzy mencoba untuk mendorong Sehun tapi entah mengapa tangan nya malah mengelus dengan santai alih - alih mengerahkan kekuatan untuk mendorong nya menjauh,

Tangan besar Sehun turun kebawah untuk menangkup kedua bongkahan pantatnya dan Sehun mengangkat Suzy sedikit sampai Suzy bisa merasakan puncak gairah tiba - tiba di pusat tubuhnya. Dengan pelan dia mendorong tubuhnya mendekat pada tubuh Suzy, menundukkan kepala sampai bibirnya sampai di samping telinga Suzy.

"Terlepas dari segala yang terjadi, aku tau kau menginginkan ku, honey," Sehun berbisik, nafas nya panas dan lembab di telinga Suzy. "Dan Tuhan tau aku juga menginginkan dirimu..." Sehun melanjutkan

"Hanya seks, " protes Suzy lemah.

"Mungkin," Sehun mengigit daun telinga Suzy dengan lembut, sebelum akhirnya bibirnya turun ke bawah untuk menyentuh titik sensitive tepat di bawah telinga Suzy, sesuatu yang Sehun tahu bisa membuat Suzy menggila. Kali ini itu tidak gagal, saat Suzy tersentak dan melingkarkan lenganya ke leher Sehun dan mendorong dirinya lebih dekat ke tubuh keras Sehun. Lidah Sehun dengan lembut mengelilingi daerah daerah Senstif dan Suzy mendesah menginginkan lebih. Mulutnya yang nakal, dan panas turun ke tenggorokan Suzy, menjilat, menghisap dan mengigit semua bagian kulit Suzy yang terbuka. Suzy membenamkan wajahnya ke rambut pendek dan lembut milik Sehun dan meredam desahan nafsu dan mendesis.

Sedangkan tangan Sehun sibuk menarik blouse dari rok nya yang terikat dengan ikat pinggang, dan mereka berdua menggeram saat tangan Sehun akhirnya menyentuh kulit telanjang punggung Suzy. Sehun menggeram kan sesuatu dalam bahasa Jerman, sebelum akhirnya dia membawa tangannya untuk membuka kaitan bra Suzy, membukanya seperti seorang ahli dan membawa tangan keseluruh tubuh bagian atas Suzy dan sedikit dibawah payudara nya. Suzy meringgis dan melengkungkan tubugnya dengan kasar saat ibu jari Sehun menemukan putingnya yang sensitive dan Sehun setengah tertawa dan setengah menggeram melihat reaksi liar Suzy akibat sentuhan nya.

"Aku menginginkan mu," Sehun berbisik, nafasnya menyentuh kulit leher Suzy, tepat di tempat dia mengigit denga lembut tadi. "Betapa aku menginginkan mu!" Suzy menangis , berharap dia bisa lebih mahir untuk menolak Sehun tapi dirinya juga sangat menginginkan Sehun, terlepas dari segala kepahitan yang di berikan Sehun, semua amarah dan rasa frustasi nya. Suzy mengangguk perlahan, air mata perlahan mengalir dari antara matanya yang tertutup dan air mata itu mengalir jatuh ke pipinya.

"Tolong..." Suzy berkata, tidak tau apakah dia memohon agar Sehun berhenti atau malah melanjutkan nya, tapi Sehun menganggapnya sebagai sebuah persetujuan. Salah satu tangan Sehun yang berada di payudaranya turun dan menarik roknya sampai itu tersangkut di pinggulnya, celana dalam Suzy yang berenda dengan cepat disibakkan oleh tangan Sehun yang panas dan mendesak untuk menemukan inti Suzy yang sudah basah dengan cepat, membelai, memasukkan jari jarinya dan menyiapkan inti Suzy untuk milik nya. Tangan Suzy jatuh untuk membuka ikat pinggang Sehun dan dia meraba - raba untuk membuka celana panjang Sehun sampai akhirnya dia bisa memengang milik Sehun dengan tangan nya. Suzy membelai dan mengurut, dia menyukai panas tubuhnya, betapa kerasanya dan ukuran Sehun yang luar biasa....

Sehun mengeluarkan suara yang tidak biasa, dia mengangkat suzy dan menopang nya sedikit sampai Suzy bersandar dia meja kerja Suzy yang sebelumnya dia duduki dengan santai. Sehun mengangkat Suzy sampai Suzy bersandar sempurna di meja, dan Sehun bergerak masuk diantara paha Suzy yang terbuka. Sedikit menurun kan pinggulnya untuk mendapatkan sudut yang sempurna untuk memasuki Suzy, sampai akhirnya dia merasa sudah pas, dia bergerak masuk kedalam inti Suzy, dengan sebuah geraman kepuasan, tenggelam ke dalam hangatnya diri Suzy. Suzy sedikit tersentak saat dia sekali lagi, terkejut dengan panjang, ketebalan dan kekerasan milik Sehun yang luar biasa terasa pas baginya.

Suzy mengangkat sedikit kakinya dan menyatukan nya dipinggang Sehun, setelah hentakan lembut pertama, Sehun hanya bersandar, menempel pada tubuh Suzy. Dengan tangan Sehun yang memerangkap nya, dengan memengang kedua paha nya, Sehun mengangkat kepala nya untuk melihat Suzy tepat di kedua matanya. Suzy merasa tidak baik baik saja dengan tindakan Sehun, karena Sehun tidak pernah melakukan itu kepadanya, terutama saat mereka bercinta. Suzy membahasi bibir nya dengan gugup dan Sehun bisa melihat gerakan Suzy, dan pandangan nya kini terfokus pada bibir merah Suzy dan tidak tahu apa yang merasuki dirinya tiba - tiba saja ada kedua pupil matanya membesar dan pandangan nya seolah menggelap.

Nafas Suzy mulai terengah - engah saat dia mencoba untuk mengontrol keinginan nya untuk menggerakan tubuh nya pada tubuh Sehun. Tubuh bagian bawahnya bergerak sedikit dan dia bisa merasakan intinya berkedut di sekitar milik Sehun. Sehun mendesis saat merasakan pergerakan Suzy, Wajah Sehun mengepal saat dia menarik sedikit tubuhnya menjauh, tapi hanya untuk memberikan hujaman yang keras ke inti Suzy seakan akan dirinya tidak sanggup untuk pergi. Hanya itu yang saja bisa membuat Suzy jatuh ke belakang dan tidak lupa mulutnya yang terbuka meskipun tanpa suara, ekspresi yang akan dikeluarkan nya saat kenikmatan sedang melandanya. Bersamaan dengan itu Suzy dilanda orgasme, sungguh suatu rekor tercepat yang pernah mereka berdua dapati, bahkan itu membuat Sehun terkejut, dan juga memicu dirinya sendiri untuk datang menyusul Suzy. Dengan suara terpekik dan setengah dorongan dari inti nya, Sehun membenamkan miliknya sedalam mungkin yang bisa dia gapai, sedikit membungkuk kebelakang agar bisa menyentuh titik terdalam Suzy dan pada akhir nya dia menjemput orgasmenya yang luar biasa.

Bagi nya itu terasa seperti telah berlangsung selamanya yang pada akhir nya tubuhnya terasa lemas dan Sehun setengah roboh ke tubuh Suzy, menggubur wajahnya di leher Suzy yang berkeringat akibat kegiatan mereka.

Suzy pun tercengang dengan betapa cepat orgasme nya datang, itu bahkan tidak sampai tiga menit mereka melakukannya, bahkan Suzy sampai - sampai tidak mampu berkata apa - apa. Suzy merasa hidup nya mungkin saja berubah, mungkin saja mulai sekarang Suzy akan merindukan perkataan yang biasanya dikatakan Sehun selesai mereka bercinta jika saja dia tidak merasakan nafas berat sehun di bagian sensitif di lehernya. Tapi Sehun tetap lah Sehun, dia tetap mengatakan kalimat pedih yang selalu dia keluarkan. Meskipun dalam bentuk gumamaan tapi Suzy tahu dengan pasti apa yang dikatakan Sehun. Mantranya, Doa seorang oh Sehun...

"Berikan aku seorang putera Suzy..." dan hanya seperti itu, semua terasa telah berakhir bagi Suzy. Kakinya yang sebelumnya mengalung di pigngang Sehun terlepas dan Suzy mendorong dada Sehun dan Sehun mengalihkan pandangan nya pada Suzy dengan tatapan bertanya - tanya. Sehun mengeluarkan suara sedikit memprotes tetapi tetap lembut, saat melihat airmata jatuh di pipi Suzy dan Sehun mencoba untuk memeluk Suzy. tapi tindakan yang tidak bisa ditebak dari Suzy yaitu dia mendorong Sehun kembali sampai tercipta jarak diantara mereka.

"Mengapa kau menangis?" Sehun bertanya dengan suara serak selagi dia memperbaiki bajunya.

"Aku membencimu," Suzy menjawab dengan putus asa, dengan linangan air mata.

"Apa yang baru saja kita lakukan tidak terasa seperti kebencian bagiku," Sehun menjelaskan.

"Hanya satu lagi..." mulut Suzy akan mulai mengeluarkan kata - kata yang menyakitkan tapi di potong begitu saja oleh Sehun.

"Jangan di katakan," Sehun memotong. "Jangan berani - berani mengatakan nya!"

"Kenapa tidak?" Suzy protes. "Itu kenyataannya dan jangan coba - coba kau berpura - pura dengan bertindak sebaliknya di apa yang kita sebut pernikahan, Sehun. Kau pikir dengan Sex membuat segala sesuatu lebih baik ? itu malah membuat semua semakin buruk, seperti menambah minyak kedalam api yang sudah berkobar. Satu satu nya yang kau buktikan adalah betapa memalukannya diriku yang tidak bisa menolakmu!"

"Itu sama - sama menguntungkan," jawab Sehun dengan datar dan dia menjauh sedikit.

"Oh, Ayolah..." Suzy tersedak. "Tentu saja kau bisa menolak ku. Aku hanyalah wanita lain bagimu. Aku tidak memberikan pengaruh dalam kehidupan mu, jadi jangan berani - berani kau mempermainkan ku, Sehun! Aku lelah dengan kebohongan mu dan segala tipuan mu."

"Ya Tuhan," desis Sehun marah. "Kau bukan hanya wanita lain bagiku, kau Istriku! kau memegang peranan penting dalam hidup ku."

"Seorang istri yang membuatmu malu? Kurasa tidak!"

"Siapa yang memberitahu mu kalau aku malu dengan dirimu?" Sehun sepertinya marah dengan pemikiran itu.

"Kau yang melakukan nya..."

"Suzy, segala hal yang kau tuduhkan padaku sejauh ini mengandung kebenaran. tapi mengenai ini, sunguh - sunguh mengelikan ! aku tidak pernah, bahkan sekalipun, mengatakan kalau aku malu terhadap dirimu..."

"Kau tidak pernah mengatakan nya, kau tidak perlu melakukan itu.." bergerak berdiri dari meja, memastikan rok nya sudah tidak seberantakan tadi sebelum mentap Sehun kembali. "Kau telah menunjukkan padaku setiap harinya."

"APA?"

"Aku tidak pernah bertemu keluargamu, seluruh keluarga besarmu yang sangat berarti bagimu, aku tau kau memiliki 2 teman dekat, Kim Jongin dan Park Chanyeol, mereka adalah teman mu selama kau di universitas kalau aku tidak salah, kau bermain basket bersama mereka setiap minggu. Kau tidak berpikir kalau aku tau semua hal itu, benarkan? Aku tidak pernah bertemu orang - orang yang berarti dalam hidup mu," dan tentu saja ada Lisa, tapi Suzy belum yakin untuk membawa - bawa namanya jika belum memiliki informasi yang cukup mengenai dirinya. "Mereka adalah orang - orang yang berarti dalam hidupmu dan jika aku adalah istri yang kau inginkan, seorang istri yang kau tidak malu, aku sudah pasti sudah pernah bertemu dengan mereka!".

"Bukan seperti itu," Sehun membantah, hampir tersandung saat mencoba untuk meraih Suzy dengan tergesa - gesa, tapi sebelum dia bisa meraih Suzy, dengan cepat Suzy menghindar darinya.

"Tapi Seperti itu yang terjadi. Jangan menghina kepintaran ku dengan menyangkalnya.." dengan putus asa Suzy mencari - cari celana dalamnya dan akhirnya dia melihatnya disamping meja menggambarnya. Dengan cepat Suzy mengambilnya sebelum berbalik menghadap Sehun.

"Aku butuh mandi," Suzy berbisik dengan nada getir. "Kau tau bagaimana rasanya saat kau memiliki keinginan yang luar biasa untuk menghilangkan sentuhan, aroma atau jejak seseorang dari kulitmu, bukan ? Lagipula, itu yang biasanya kau lakukan setelah 30 detik pasca orgasme mu dan aku akhirnya bisa merasakan nya" Suzy kemudian berbalik dan meninggalkan ruangan itu sebelum Sehun bisa membalas apa yang dikatakan nya.

Continue Reading

You'll Also Like

16.4M 653K 38
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.2M 104K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.8M 144K 30
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
2.5M 272K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...