ANTARA ALAN DAN JIHAN

By haniafida

1.3K 272 262

Alan Almahera Muhammad, salah satu murid dari SMA Pelita Utama. Salah satu badboy yang hobi bolos dan selalu... More

Prolog
AADJ - 1. Kelas Neraka
AADJ - 2. Pohon Mangga
AADJ - 3. Seribu Alasan Alan
AADJ - 4. Pacar Baru Jihan
AADJ - 5. Kerja Kelompok
AADJ - 6. Panggilan BK
AADJ - 7. Pulang Bareng?
AADJ - 8. Pertemuan Tak Sengaja
AADJ - 9. Sebuah Kebencian
AADJ - 10. Bolos Lagi?
AADJ - 11. Amanah
AADJ - 12. Jihan Murka?
AADJ - 13. Perasaan
AADJ - 14. Ancaman
AADJ - 15. Rusuh
-VISUAL-
AADJ - 16. Baper?
AADJ - 18. Clasmeet

AADJ - 17. Baper 2

45 5 4
By haniafida

Setelah melalui perjalanan kurang lebih dia puluh lima menit, Alan telah berada di depan gerbang rumah Jihan.

Jihan turun, melepas helm milik Alan. Lalu menyerahkannya.

"Lo nggak mau mampir dulu?" tawar Jihan namun Alan hanya menggeleng.

"Enggak deh, next time aja."

"Yaudah," Jihan sedikit binggung ingin mengatakan apa. Karena beberapa detik yang lalu dirinya sempat dibuat blushing oleh Alan.

Melihat tingkah Jihan yang sedikit aneh, Alan berniat menggodanya.

"Jihan, shampo lo rasa apa sih?" Entah mengapa pertanyaan dari Alan cukup aneh.

"Kenapa?" binggung Jihan.

"Yakin, gue dia bakalan jawab gitu," batin Alan.

"Kenapa lan? Aneh ya?" Jihan nampak binggung, ia menyampirkan rambutnya kedepan lalu menciumnya.

"Kayak bau jengkol," tutur Alan sedikit menahan tawa.

"Ih,mana ada?" Jihan kembali mencium rambutnya.

"Ngadi-ngadi lo. Rambut gue wangi kayak gini lo bilang kayak bau jengkol?!" geram Jihan sampai tak lepas untuk terus menciumi rambutnya.

"Kayak gimana?" tanya Alan.

"Kayak bau stoberi," jawab Jihan.

"Nggak percaya ?!"

"Enggak, kan nggak ada bukti," ucap Alan enteng.

"Nih, coba cium sendiri," reflek Jihan memberikan rambutnya pada Alan.

CUP

"Iya, wangi kayak stoberi." ucap Alan terkekeh kecil, namun yang pemilik rambut hanya diam dan melotot karena tiba-tiba Alan mencium rambutnya.

"Ck, kalau mau nyium bilang. Jangan ngode ngga jelas kayak gini. Udah ngatain rambut gue kayak bau jengkol, eh nyatanya cuma minta cium. Anjirrrrr!" Alan makin tertawa keras karena omelan-omelan yang keluar dari mulut Jihan.

"Yaudah, gue kalo mau nyium harus bilang dulu gitu?"

"Iyalah," sahut Jihan yang nampak mengerutkan mulutnya.

"Udah, jangan gitu mulutnya."

"Suka-suka gue," ketus Jihan.

"Emang kalau gue bilang, bakalan dikasih?" ucap Alan enteng sambil menarik turunkan alisnya.

"Bacott,"

"Dih,iya apa enggak. Kalo emang nggak di kasih gue milih yang tiba-tiba nyium,"

"Iya, iyaaa,"

"Iya apaaa Jihan Almaira?"

"Iya gue kasih, tapi jangan main tiba-tiba cium," ceplos Jihan yang membuat Alan semakin tertawa renyah.

"Udah woi ketawanya, udah sono lo pulang!" usir Jihan.

"Bentar, gue mau cium bibir lo," izin Alan dengan watadosnya.

"Dih, apaan?"

"Hm, katanya lo tadi mau ngasih," ucap Alan mengoda semakin menjadi-jadi sembari tertawa.

Jihan diam, tak mampu menjawab ucapan Alan.

"Kenapa diem, hm?" tanya Alan sembari memajukan wajahnya tepat di bawah dagu Jihan, sehingga ia bisa melihat muka Jihan yang sedang cemberut dari bawah.

Jihan sontak mendorong wajah Alan.

"Keras banget ibu negara,"

"Kiris bingit ibi nigiri," Jihan kembali mengulang ucapan Alan dengan tingkah menye-menye.

Alan terkekeh kembali.

"Udah Lan, lo pulang aja. Capek gue berdiri terus!"

Alan terkekeh sambil cengengesan, "iya, gue balik." ucapnya lalu memakai helm full face hitam miliknya.

CUP

"ALAN!" teriak Jihan karena Alan tiba - tiba mencium keningnya.

Alan hanya cengengesan tanpa dosa.

"Gue pulang," pamit Alan lalu Jihan mengangguk singkat.

"Besok gue jemput," Ucap Ala

"Nggak usah, besok gue bareng sam-"

Bruuuummmmm..

Belum selesai Jihan melanjutkan ucapanya, namun Alan langsung menancap gas motornya.

Jihan hanya melihat bayangan Alan yang nampak semakin menjauh. Sudah dipastikan ia kembali ke basecamp.

Tanpa sadar, Jihan mengukir senyum sambil menyentuh kepala dan keningnya. Tempat dimana yang Alan memberikan kecupan singkat.

Jihan kemudian melangkah memasuki gerbang rumahnya. Saat memasuki pintu rumah langsung di sambut oleh Luna Arshinta yang tak lain dan tak bukan adalah mamanya.

***

Alan sampai di basecamp, ia memilih untuk tetap di sini sampai Ayahnya Nugraha yang berstatus sebagai papanya itu pergi ke luar kota.

Iya, meski Alan terkenal badboy dan suka bolos. Tapi, untuk masalah perempuan ia sangat begitu tidak segan. Apalagi seorang ibunya, yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan Alan sampai sekarang.

Alan tengah berdiam diri di ruang tengah sambil bermain game.

"Bos, gimana acaranya?" sapa Chiko kemudian beralih duduk di samping Alan.

"Acara apanya?" binggung Alan, pasalnya ia tak menyelenggarakan sebuah acara apapun.

"Itunya sama Jihan," ceplos Chiko ambigu.

"Apa anjir?!" geram Alan yang pura-pura tidak tau. Padahal otaknya sudah travelling kemana-mana.

"Anunya, gedhe nggak bos?" sahut Chiko.

"GOBLOKK!" ucap Alan masih dengan gamenya tanpa berniat menoleh ke Chiko.

"Empuk ya bos?!" Senggol Chiko pada bahu Alan.

Alan masih tak menoleh ke Chiko. Tapi ia sebenarnya mendengar ucapan-ucpaan yang entah telah travelling kemana,"Lo diem, gue lagi-"

'I need somebody we can love me at my worst'

Alan mendesah kecewa, pasalnya dia sedang bermain game masih mode menyerang malah mendapati telfon dari seseorang.

"WOII ALAN!" teriak seorang gadis dari seberang telepon.

"Bisa santuy nggak, kenapa?" Alan seketika menjauhkan ponselnya dari telinga. Lebih tepatnya untuk menghindari penyakit budeg.

"Sepatu gue ada di situ?" tanya seorang gadis itu yang tak lain adalah Jihan Almaira.

"Sepatu lo warna apa?" tanya balik Alan lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang tengah di basecamp nya itu.

"Item, alasnya putih."

"Bentar gue cariin."

"Nanti kabarin balik!"

"Iya Jihan,"

TUT

Jihan mematikan sambungan teleponnya.

"Wih, langsung dapet telfon aja dari ayang beb." sindir Chiko yang masih berada di samping Alan. Karena semenjak tadi ia mendengar beberapa obrolan dua sejoli itu.

"Bantu gue cari sepatu."

"Iya gue bantu Bos." ucap Chiko.

Mereka melangkah menyusuri ruangan tengah untuk mencari sepatu Jihan yang katanya tertinggal.

Alan matanya berbinar, ketika ia melihat sepasang sepatu berwarna hitam dengan alas berwarna putih. Sepatu itu terletak di samping sofa. Sudah tentu itu milik Jihan.

Alan dengan sigap menelfon kontak Jihan. Tak lama telepon tersebut di angkat oleh Jihan.

"Han, sepatu lo udah gue temuin."

"Yaudah Lan, thanks."

"Nggak gratis,Jihan" Alan mengulang.

"Maksud lo?!"

"Ngga gratis,"

"Gue harus bayar?"

"Iyalah, ga peka bahasa manusia?"

"Oh lo manusia ya? Kirain makhluk astral."

"Nyenye, lo harus bayar. Ada hutang budi sama gue,"

"Lo mau berapa?cepe? "

"Bukan uang,Jihan."

"Terus apaan Alan Almahera?"

"Cium," ucap Alan kemudian dilanjut dengan tawa yang keras.

"Azeekkk, bos gue udah dewasa." sahut Chiko setelah mendengar ucapan dari Alan.

"BACOTT CHIK!" ngegas Alan.

"Nggak!" sahut Jihan di seberang telepon.

"Yaelah Han," Alan menghela nafas.

"Kasian nggak dapet jatah." sahut Chiko dengan nada mengejek.

"Bacottt anjing!" Chiko terdiam mendengar umpatan dari Alan.

"Udah gue matiin, bye!" Putus Jihan lalu mematikan sambungan teleponnya.

TUT

"Dimatiin kan gara-gara lo sih." Senggol Alan pada Chiko.

"Ya maap bos." Chiko cengengesan

***

Jihan yang kini tengah berada di kamar nampak senyum-senyum sendiri. Ia mengguling-gulingkan tubuhnya. Apakah dia baper?

'Drrttt...drttt..drttt'

Getaran ponsel milik Jihan berbunyi. Jihan langsung mengambil ponselnya dan ia mendapati pesan dari seseorang.

Alan Almahera
|Besok gue jemput! Ga ada penolakan! Besok ada event dan lo jangan begadang, buruan tidur!
20.48

Jihan membaca pesan dari Alan, ia mengukir senyum tipis. Jihan binggung harus menjawab apa. Ia mengetik pesan namun belum sempat di klik 'send' , Jihan sudah menghapusnya.

"Akhh, kenapa gue bingung harus jawab apa?!" ucap Jihan seakan frustasi. Lalu, Jihan meletakkan ponselnya asal.

'Drrttt..drttt..drttt'

Satu pesan mengejutkan Jihan.

"Kenapa gue deg-degan sih?" lirih Jihan lalu mengambil ponsel miliknya.

SPLASH! Pesan dari Alan kembali membuat hatinya terombang-ambing.

Alan Almahera
Gausah di balas, kalau lo bingung harus bales apa?
20.52

Jihan membaca pesan dengan lamat, "kok dia tau gue bingung jawab apa?" lirihnya.

Entahlah, Jihan kembali merebahkan tubuhnya. Kemudian, langsung memejamkan mata. Menjelajah alam mimpi.

***

-🥀🥀🥀-

Thanks udah mau baca❤
Tinggalkan vote⭐and coment⭐

~TO BE CONTINUE~

Continue Reading

You'll Also Like

34.2K 1.4K 34
Sequel TUAN MUDA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Kedekatan nya dengan seorang Kanagara Eliano Galaksa, cowok berandal yang sayangnya ternyata satu seko...
ALASKA By RIN

Teen Fiction

485K 10.6K 34
Kamu akan bertemu Samudra Alaska Reihanaldi, ketua kelas galak dengan sejuta gombalan recehnya (untuk Lana). Kamu pun akan bertemu Sivania Alana Rave...
2K 79 17
[ Biasakan follow sebelum membaca ] ***** Dipatahkan oleh keadaan, disembuhkan dengan cinta, dan kembali dihancurkan dengan luka ~~~ Seorang gadis m...
211K 12.3K 32
SEKUEL SAGARA Cowok berbadan atletis, berkulit putih dengan pandangan tajam. Kalau dahulu masih bisa tersentuh kini mustahil teraih. Sosok liar dan p...